Disusun Oleh :
Stefany
11.2014.187
Pembimbing:
Dr. Fx Widiarso, Sp.OG
Page | 1
STATUS OBSTETRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat
SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS
Nama
: Stefany
Tanda tangan :
NIM
: 11.2014.187
Dr pembimbing / penguji
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny.KK
Umur : 22 tahun
Status perkawinan : Kawin (GIP0A0)
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Undaan Tengah RT 003 RW 001,
Undaan, Kudus
09.30
Nama suami
: Tn. MJK
Umur
: 36 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis tanggal 09 Februari 2016, jam 16.00
Keluhan utama :
Keluar air ketuban sejak jam 01.00 pagi hari
Riwayat Penyakit Sekarang
OS berumur 22 tahun mengaku hamil 41 minggu, datang dengan keluhan air ketuban pecah
dan perut terasa kenceng-kenceng sejak jam 01.00 pagi hari. Keluhan kencang kencang
dirasakan hilang timbul dan semakin lama semakin sering. Selain itu pasien juga mengatakan
keluar lendir beserta darah dari jalan lahir.
Pasien mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
sebelumnya. Usia kehamilan sudah memasuki 40 minggu. Pasien tidak pernah mengeluh
Page | 2
mual dan muntah berlebihan, pusing, mata berkunang atau penglihatan kabur. Buang air besar
dan buang air kecil lancar. Pasien mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya setiap 1
atau 2 bulan ke bidan. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya. Tidak
ada riwayat operasi sebelumnya. Riwayat menstruasi teratur.
Riwayat Kehamilan:
ANC rutin di bidan
Riwayat Haid:
Menarche
: 15 Tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 4 hari
HPHT
: 25 Mei 2015
HPL
: 02 Februari 2016
- Perkawinan
:1 kali
- Menikah usia
: 21 tahun
- Lama menikah
: 1 tahun
- Riwayat KB
: tidak ada
- ANC
: teratur ke bidan
Usia
ke
kehamilan persalinan
Hamil ini
1
2
Jenis
BB/TB
kelamin lahir
Umur
Masa
sekarang
Nifas
: sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis
Page | 3
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 89x/menit
Pernafasan
: 19x/menit
Suhu
: 36,3oC
Tinggi Badan
: 146 cm
Berat Badan
: 55 kg
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut/gigi
: Bibir tidak sianosis, bibir tidak kering, tonsil T1-T1 tenang, faring
hiperemis (-), pursed-lips breathing (-)
Leher
tidak
tampak
pembesaran
KGB
dan
tiroid,
hipertrofi
Anterior
Posterior
Bentuk thorax normal
Pergerakan dinding dada simetris saat
Pergerakan dinding dada simetris saat
statis dan dinamis.
statis
dan
dinamis,
pernafasan
torakoabdominal,
diameter
antero-
Perkusi
Auskultasi
Suara nafas dasar vesikuler normal , Suara nafas dasar vesikuler normal,
Palpasi
Page | 4
Cor
Inspeksi
Palpasi
Ekstremitas
: Edema -
, Sianosis -
Payudara
: pembesaran payudara (+), puting susu menonjol, cairan dari mammae (-)
Abdomen
Palpasi
Auskultasi
His
Auskultasi
His
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin
11.9
g/dl
11.7 15.5
Leukosit
8.33
10^3/uL
3,6 11.0
DIFF COUNT
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
0.40
0.20
70.40
24.40
4.60
%
%
%
%
%
13
01
50 70
25 40
28
Page | 6
Luc%
MCV
MCH
MCHC
Hematokrit
L
Trombosit
Eritrosit
RDW
PDW
MPV
Gol Darah + Rhesus
Golongan Darah
Rhesus
0.00
85
29
34
35.10
202
4.2
14.5
15.9
12.3
%
fL
Pg
g/dL
%
10^3/uL
10^6/uL
%
fL
fL
14
80 100
26 34
32 36
36 46
150 400
3.80 5.20
11.5 14.5
10 -18
6.8 - 10
menit
menit
3-6
1-3
B+
Positif
Hemostasis
W.Pembekuan/CT
W.Pendarahan/BT
5.00
1.00
Imunoserologi
HbsAg Stik
Negatif
Negatif
Ringkasan:
OS berumur 22 tahun GIP0A0 mengaku hamil 41 minggu, datang dengan keluhan air ketuban
pecah diserati perut terasa kenceng-kenceng sejak jam 01.00 pagi hari. Selain itu pasien juga
mengatakan keluar lendir beserta darah dari jalan lahir. Pasien mengatakan ini adalah
kehamilan yang pertama. Pasien tidak pernah mengeluh mual dan muntah berlebihan, pusing,
mata berkunang atau penglihatan kabur. Buang air besar dan buang air kecil lancar. Pasien
mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya setiap 1 atau 2 bulan ke bidan. Pasien tidak
memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya. Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
Riwayat menstruasi teratur.
Riwayat Haid:
Menarche
: 15 Tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 4 hari
HPHT
: 25 Mei 2015
HPL
: 02 Februari 2016
Page | 7
Abdomen
Palpasi:
Auskultasi
His
Diagnosa Kerja:
Rencana Pengelolaan:
IVFD D5
Amoksisilin 1 x 2 gram IV
Pengawasan 10
Gastrul tab/vagina
Prognosis:
Power
: bonam
Passage
: bonam
Passenger
: bonam
Tangan kanan penolong menahan perineum agar tidak terjadi robekan baru sedangkan
tangan kiri penolong menahan kepala janin
Berturut turut lahir UUB, dahi, mulut, dagu dan seluruh kepala
Kepala janin dipegang dengan kedua tangan, ditarik curam ke arah bawah untuk
melahirkan bahu depan, ditarik ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang
Kaitkan jari pada ketiak janin kemudian tarik ke bawah untuk melahirkan panggul
depan dan ke arah atas untuk melahirkan panggul belakang
Setelah seluruh badan janin dilahirkan, jalan nafas dibersihkan dengan menghisap
lendir
Dilakukan pemotongan tali pusat 5 cm dari badan janin, tali pusat diikat
Plasenta dilahirkan 5 menit setelah bayi lahir, kotiledon lengkap, perdarahan 300cc
Tindakan selesai
Page | 9
Keadaan Umum
: tampak kelelahan
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Frekuensi Nadi
: 90 x/menit
Frekuensi Nafas
: 24 x/menit
Suhu
: 36,5 oC
PIA0, 22 tahun
IVFD RL 20 tpm
Amoxicillin 3 x 500 mg
Ergometrin 2 x 1 tablet
Hemafort 1 x 1 tablet
FOLLOW UP
Tanggal 10 Februari, jam 07.45 WIB
S : BAK (+), BAB (-), pusing (-), demam (-), mual & muntah (-)
O : Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36.4 C
Thorax
Abdomen
Page | 10
PPV
Extremitas
: Lochea rubra
: edema (-/-), akral hangat
A : PIA0, 22 tahun
Post partus spontan dengan induksi
KPD
P : IVFD RL 20 tpm
Amoksisilin 3 x 500 gram
Ergometrin 2 x1 tablet
Hemafort 1 x 1 tablet
Tanggal 10 Februari Pasien pulang
TINJAUAN PUSTAKA
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
Anatomi dan Fisiologi Selaput Ketuban dan Cairan Ketuban
Selaput ketuban (selaput janin) terdiri dari amnion dan korion. Amnion (selaput
ketuban) merupakan membrane internal yang membungkus janin dan cairan ketuban. Selaput
ini licin, tipis, dan transparan. Selaput amnion melekat erat pada korion (sekalipun dapat
dikelupas dengan mudah). Selaput ini menutupi permukaan fetal plasenta sampai pada
insersio tali pusat dan kemudian berlanjut sebagai pembungkus tali pusat yang tegak lurus
hingga umbilicus janin. Sedangkan korion merupakan membrane eksternal yang berwarna
putih dan terbentuk vili vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis. Selaput
ini berlanjut dengan tepi plasenta dan melekat pada lapisan uterus1,2
Page | 11
Cairan amnion yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga amnion ini
akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai menjelang
aterm. Volume cairan amnion pada hamil aterm sekitar 1000 1500 ml, warna putih, agak
keruh serta mempunyai bau yang khas. Cairan ini mempunyai berat jenis 1.098 terdiri atas
98% air. Sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organic dan bila diteliti dengan
benar terdapat rambut lanugo, sel sel epitel dan verniks kaseosa. Protein ditemukan rata
rata 2.6% g per liter, sebagian besar sebagai albumin. Berikut adalah beberapa fungsi dari
cairan amnion :1,2
1. Proteksi melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi memungkinan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam basa dalam
rongga amnion untuk suasana yang optimal bagi janin
4. Mekanik menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterine
5. Pada persalinan membersihkan atau melicinkan jalan lahir dengan cairan steril
sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
PROM (prelabour rupturs of the membranes) Pecahnya selaput ketuban pada usia
kehamilan > 37 minggu sebelum waktu persalinan.
Page | 12
Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat daripada ibu
muda
Diagnosis
Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina. Jika tidak
ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien
Page | 14
batuk atau mengedan.2 Diagnosis ketuban pecah dini dapat dilakukan melalui anamnesis.
Berikut adalah hal-hal yang didapatkan melalui anamnesis:
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak secara
tiba-tiba dari jalan lahir, tidak dapat ditahan, terus menerus. Cairan berbau khas, dan
perlu juga diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut, his belum teratur atau belum
ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah. 1,2
Jika sudah terjadi infeksi intra partum (misalnya amnionitis) didapat keluhan demam
tinggi, nyeri abdomen dan keluar cairan pervaginam berbau.2
Riwayat haid
Ketuban pecah sebelum taksiran kelahiran.2,4
Memeriksa adanya cairan yang keluar pervaginam yang berisi meconium, verniks
kaseosa, rambut lanugo, dan tidak berbau.
Dengan inspekulo ;
lihat dan perhatikan apakah air ketuban memang keluar dari kanalis servikalis
dan apakah ada bagian yang pecah
keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari serviks,
adanya prolapse tali pusat atau tidak, ekstremitas bayi
Pemeriksaan laboratorium
1. Tes Lakmus (Tes Nitrazin).
Page | 15
Memeriksa kadar keasaman cairan vagina. Kertas mustard emas yang sensitive,
pH ini akan berubah menjadi biru tua pada keberadaan bahan basa. pH normal
vagina selama kehamilan adalah 4.5 - 5.5, pH cairan amniotik adalah 7 - 7,5.
Tempatkan sepotong kertas nitrazin pada mata pisau spekulum setelah menarik
spekulum dari vagina, jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat
menghasilkan tes yang positif palsu.1,2,5
2. Mikroskopik (Tes Pakis) meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.1,3
Pemeriksaan penunjang
o USG: untuk menilai jumlah air ketuban (Amniotic Fluid Index), menentukan umur
kehamilan, letak plasenta, letak janin dan berat janin.2
o Amniosenteses: Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi
kematangan paru janin {(rasio L/S: Fosfatidilgliserol, fosfatidi(kolin jenuh)}.
Pewarnaan gram dan hitung koloni kuantitatif membuktikan adanya infeksi
intrauterine.4,5
o Protein C-reaktif: peningkatan protein C-reaktif serum menunjukan peringatan
awal koriomnionitis.5
Komplikasi
Pengaruh ketuban pecah dini pada kehamilan:
1. Dimulainya proses persalinan Masa laten merupakan waktu dari ketuban pecah
sampai mulainya persalinan. Makin tua kehamilan maka masa latennya makin
pendek. Dan makin muda umur kehamilan maka makin panjang pula masa latennya.2
2. Lamanya persalinan memendek Pada primigravida 9 jam dan pada multigravida
6 jam.1,2
Page | 16
0
<1
>4
-3
3
>4
>4
+1/+2
Page | 18
Konsistensi
Posisi
Kaku
Posterior
Sedang
Mid
Lunak
Anterior
Bila < 5 lakukan pematangan serviks dengan misoprostol, kemudian induksi dengan
oxytocin. Jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
Bila > 5 lakukan induksi persalinan dengan oxytocin.2
Semakin kecil bishop score, semakin kecil kemungkinan keberhasilan induksi persalinan
pervaginam. Bila bishop score > 9 kemungkinan keberhasilannya tinggi, dimana contohnya
adalah seperti berikut. Perempuan hamil dengan serviks yang dilatasi 2 cm, effacement 80%,
konsistensi lunak, posisi di tengah (mid), dengan penurunan kepala Hodge -1 akan sukses
induksinya.6
Menurut College of Obstetricians and Gynaecologists, direkomendasikan monitoring
denyut jantung janin dan kontraksi (dengan palpasi atau elektonik) seperti halnya kehamilan
risiko tinggi. Dosis oxytocin biasanya 1 ampul berisi 10 unit dilarutkan dalam 1000 ml
larutan kristaloid dengan infus. Infus biasanya mengandung 10 atau 20 unit, dimana adalah
10.000atau 20.000 mU atau satu atau dua vial 1 ml yang dicampur ke 1000 ml larutan RL.
Pencampuran ini menghasilkan konsentrasi oxytocin 10 atau 20 mU/mL. Untuk menghindari
administrasi bolus, infusnya harus dimasukan ke jalur intravena yang dekat dengan tempat
masuknya jarum infus. Oxytocin biasanya sukses untuk induksi persalinan.6
Page | 19
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym,
2004.
High
Risk
Pregnancy-Premature
Rupture
of
Membrane
Rupture
of
Membranes.
Diunduh
dari:
Page | 20