Anda di halaman 1dari 19

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PROGRAM
PERENCANAAN PRASARANA WILAYAH
DAN SUMBER DAYA ALAM

KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

TAHUN ANGGARAN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
TAHUN 2017-2037

I. LATAR BELAKANG
Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang
berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi
permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan
secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang
bersifat multi sektor, Hasilnya langsung menyentuh salah satu kebutuhan
dasar masyarakat, juga pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sejak
awal, pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia telah
diselenggarakan berdasarkan prinsip :
a. Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak merupakan tugas
dan
tanggung jawab masyarakat sendiri.
b. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan
masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah layak.
Dukungan diberikan melalui penyediaan prasarana dan sarana,
perbaikan lingkungan permukiman, peraturan, perundangan yang
bersifat memayungi, layanan kemudahan dalam perijinan
bagi
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dll.
Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman
berjalan optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan
suatu skenario umum, yang dapat mengakomodasikan berbagai
kepentingan, rencana sektor terkait, peraturan serta berbagai hal yang
perlu diketahui, dipedomani, dan disepakati bersama. Skenario umum
terutama diperlukan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang
saat ini berkembang di kawasan permukiman perkotaan, bahkan yang
diprediksi bakal terjadi pada periode tertentu.
Jika mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman merupakan
suatu proses, maka RP3KP (Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu dasar pengatasan yang
bisa diandalkan. Untuk itu pemerintah kabupaten
sudah
harus
meletakkannya pada prioritas yang tinggi.
Kabupaten Kepulauan Mentawai telah mencoba melakukan berbagai
upaya dalam memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman bagi
warganya, baik dengan penataan kawasan permukiman, pengembangan

kawasan perumahan baru maupun berupa dukungan sarana dan


prasarana perumahan dan permukiman yang memadai. Untuk
mengoptimalkan capaian pemenuhan kebutuhan perumahan dan
permukiman yang layak bagi warganya, serta memberikan arah yang jelas
dalam pencapaian kebijakan perumahan dan permukiman sebagaimana
yang diamanahkan dalam RPJP, RPJM, dan RTRW Kabupaten, maka
diperlukan skenario pengembangan yang terarah dan terencana dalam
satu dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP).
Dalam tahapan penyusunan RP3KP diawali dengan kegiatan sosialisasi,
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan data dasar, penyusunan
dokumen RP3KP dan pembuatan naskah akademis. Untuk itu dalam rangka
menuju pada tersusunnya RP3KP, tahap awal yang dilakukan adalah
pembuatan data dasar sebagai bahan yang akan digunakan dalam
penyusunan RP3KP nantinya.
Berdasarkan Pedoman Penyusuan RP3KP sesuai Peraturan Menteri
Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 merupakan acuan/ payung bagi
seluruh pelaku pembangunan perumahan dan permukiman di daerah.
Muatan pokok RP3KP di tingkat Kabupaten/Kota merupakan acuan untuk
mengatur penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman
secara teratur, terencana, dan terorganisasi.
RP3KP merefleksikan akomodasi terhadap aspirasi masyarakat dalam
pembangunan perumahan dan permukiman. Sedangkan dalam konteks
penataan ruang, RP3KP merupakan penjabaran RTRW di sektor perumahan
dan permukiman.
RP3KP mencakup rencana penanganan sektor perumahan dan
permukiman, baik yang terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan,
revitalisasi/ optimalisasi kawasan, maupun pengembangan kawasan baru
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar, termasuk prioritas
implementasi dan rencana kebutuhan investasinya.
Penyusunan RP3KP selama ini belum terekam dengan baik, sehingga
kegiatan- kegiatan untuk penyempurnaannya belum dapat dirumuskan
secara pasti. Selain itu, penyelenggaraan penyusunan RP3KP di beberapa
daerah dirasakan masih memerlukan penyempurnaan proses maupun
kualitas RP3KP. Pada akhirnya, penggunaan RP3KP sebagai acuan
pembangunan juga memerlukan penguatan.
Dokumen RP3KP tersebut seyogyanya merupakan hasil perencanaan yang
mengacu pada kondisi daerah, disepakati oleh berbagai stake-holder
terkait dan dipergunakan sebagai acuan dalam pembangunan dan
pengembangan perumahan dan permukiman. Diharapkan visi yang
terkandung dalam RP3KP ini dapat diwujudkan. Proses ini memerlukan
penyempurnaan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penting untuk
memberikan bantuan dan penguatan kepada pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pembangunan agar maksud, fungsi dan peran RP3KP dapat
direalisasikan dan diwujudkan dengan mem- PERDA-kan dokumen RP3KP
tersebut.

Di masa mendatang, peranan RP3KP dalam pembangunan daerah perlu


untuk terus dipacu dan diperkuat. Permasalahan utama yang dirasakan
yaitu :
(1) Kurangnya pengertian dan pemahaman akan manfaat RP3KP;
(2) Lemahnya komitmen untuk menyelenggarakan pembangunan
perumahan dan permukiman;
(3) Rendahnya
kemampuan
mengelola
pengembangan
atau
pembangunan suatu kawasan perumahan dan permukiman.
Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan Penyusunan RP3KP
sebagai salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan
peran pelaku pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah
dalam rangka penyusunan skenario pembangunan perumahan dan
permukiman di daerah.
Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya
keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman
sehingga dapat menciptakan permukiman yang responsive yang
mendukung kehidupan dan penghidupan bagi penghuninya.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
a. Menyusun RP3KP sebagai pedoman dan scenario pemerintah daerah
dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang perumahan dan
permukiman.
b. RP3KP sebagai suatu alat untuk mewujudkan keterpaduan prasarana
dan sarana untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini
yaitu untuk melakukan proses penyusunan RP3KP, substansi serta
penggunaan RP3KP termasuk identifikasi penataan keterpaduan prasarana
dan sarana di bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu dokumen
yang mengikat pihak-pihak terkait.
III. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RP3KP Kabupaten
Kepulauan Mentawai ini adalah:
1. Terdokumentasikannya data dan informasi kinerja pihak-pihak terkait
dalam proses penyusunan, penggunaan serta pemantauan RP3KP, serta
persoalan-persoalan yang menyangkut pelaksanaan teknis penyusunan
RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan
dan permukiman di daerah.
2. Tersusunnya analisis masalah-masalah yang memerlukan penguatan
agar praktek penyusunan RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan
di bidang perumahan dan permukiman dapat mencapai hasil yang
optimal.

3. Tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan rekomendasi dan


masukan teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan teknis
penyusunan RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman.
4. Tersedianya data dasar perumahan dan permukiman yang
diperhitungkan sehingga masih dapat digunakan (valid) sampai 20
tahun mendatang;
5. Teridentifikasinya masalah perumahan dan permukiman (existing dan
prediksi) serta terindikasinya perkiraan arah perkembangan
perumahan dan permukiman;
6. Terakomodasikannya seluruh kebutuhan akan perumahan dah
permukiman yang dijamin oleh kepastian hukum, terutama bagi
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah;
7. Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan peningkatan
kawasan perumahan dan permukiman berikut pengembangan
prasarana dan sarana penunjangnya.
8. Tersedianya informasi pembangunan perumahan dan permukiman di
daerah, sebagai bahan masukan bagi : penyusunan kebajikan
pemerintah vertical, penyusunan rencana serta program oleh berbagai
pihak yang berkepentingan, berminat untuk ikut serta/ melibatkan
diri sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
IV. KELUARAN
Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari pekerjaan Rencana
Pembangunan, Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) Kabupaten Kepulauan Mentawai ini adalah berupa Naskah Akademis
RP3KP yang siap digunakan sebagai dasar acuan dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman di daerah
dilengkapi dengan peta kawasan dan backlog kebutuhan perumahan dalam
bentuk digitasi spasial berbasis web serta didukung dengan program
aplikasi sistim informasi data berbasis web dan gambaran pembiayaan serta
rekomendasi prioritas pertahunnya.
V. HASIL
Hasil atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah:
Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan
pengelolaan perumahan dan permukiman di daerah yang sesuai
dengan kebutuhan terkini (prioritas) maupun antisipasi perkembangan
wilayah;
Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan
dan permukiman daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar
bagi penyiapan program-program dan kegiatan terkait bidang
perumahan dan permukiman di daerah, baik yang berasal dari Pusat,
Provinsi, maupun Daerah;
Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman
daerah yang telah dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi
permasalahan perumahan dan permukiman daerahnya;

Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman


daerah berdasarkan data dan informasi terkini yang lengkap dari hasil
kegiatan inventarisasi dan penyusunan data;
Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras
dengan arahan penatan ruang wilayah;
Tersedianya
kebijakan
penanganan perumahan dan
permukiman bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah (MBR)
yang diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan yang ada maupun
potensi perkembangan kebutuhan di tahun-tahun mendatang sebagai
bentuk antisipasi permasalahan.

VI. DASAR HUKUM


1.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan


Pokok-Pokok Agraria;
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
3.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
5.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
6.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
7.
Pembangunan Nasional;
8.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
9.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);
10.
Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
12.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
13.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
14.
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2009
tentang
Perlindungan dan
15.
Pengelolaan Lingkungan;
16.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan
kawasan Permukiman;
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;
18.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuhanan;
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan;
20.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang
Penatagunaan Tanah;
21.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
22.
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

23.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang


Perubahan Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan
dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Hutan;
24.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan,
Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
25.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
26.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;
27.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
28. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2010
tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun
2015;
29.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan;
30.
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 /PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta
Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
31.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;
32.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2011
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota;
33.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 tahun 2014
tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Daerah Provinsi
dan Kabupaten/Kota
34.
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 3
tahun 2015 tentang RTRW kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 20152035.
VII. SUMBER DANA DAN PEMBIAYAAN
Biaya untuk Penyusunan RP3KP Kabupaten Kepulauan Mentawai ini
adalah sebesar Rp. 976.500.000,- (Sembilan Ratus Tujuh Puluh Enam
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun Anggaran 2016 dengan rincian anggaran terdiri dari :
Belanja Jasa Konsultasi
VIII. NAMA DAN ORGANISASI PENGADAAN BARANG/ JASA
Nama dan organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan kegiatan ini
adalah :
1) Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai
2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3) Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

4) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


5) Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK)
6) Staf Pengelola Kegiatan
IX. SISTEM PELAKSANAAN KEGIATAN
Secara teknis penyusunan RP3KP dilaksanakan dengan menggunakan
penyedia jasa konsultansi melalui sistim seleksi umum sebagai ahli
perencanaan bidang permukiman dengan output pekerjaan yaitu
tersusunnya naskah akademik RP3KP yang nantinya akan menjadi bahan
penyusunan raperda RP3KP oleh pokja PKP.
X. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 secara
umum penyusunan RP3KP terdiri dari :
A. TAHAP I Persiapan
Tahapan ini terdiri dari :
- Penyusunan KAK dan Rencana Anggaran Biaya
- Pembentukan Pokja Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)
yang di koordinir oleh Bappeda dan terdiri dari SKPD terkait yang
menangani pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
- Peyusunan Rencana Kerja Pokja PKP
B. TAHAP II - Sosialisasi Awal dan Pendataan
Tahapan ini terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data Dan Informasi
3. Analisa
4. Perumusan Pilihan Strategi
C. TAHAP III - Penyusunan dan Pemantapan Naskah RP3KP
Dalam tahap ini, hasil penyusunan RP3KP pada tahap sebelumnya
diperinci dan dimantapkan secara substansial. Tahapan ini juga
merupakan proses sosialisasi dan uji terap terhadap naskah RP3KP,
dan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pendetilan Rancangan
2. Penyiapan Perangkat Pelaksanaan
3. Penyepakatan
D. TAHAP III - Legalisasi
Naskah RP3KP yang telah dimantapkan kemudian diterapkan di
daerah tujuan rencana dengan landasan hukum yang jelas. Adapun
kegiatan dalam tahapan ini adalah:
1. Sosialisasi Keseluruhan Substansi RP3KP
2. Penyampaian Naskah RP3KP pada Lembaga Legislatif
3. Pemantapan Hukum / Legalisasi
E. TAHAP IV - Evaluasi dan Pelaporan

Tahapan ini terdiri dari kegiatan supervisi, pemantauan, serta


evaluasi akhir, dengan rincian sebagai berikut:
1. Supervisi.
2. Pemantauan, terdiri dari:

Review terhadap proses dan prosedur pemberian


perijinan
pengembangan
kawasan
perumahan
&
permukiman baru, upaya resetltlement, upaya konsolidasi,
pembangunan skala besar.

Review terhadap pemanfaataan ruang kawasan


perumahan dan permukiman yang pembangunanmnya
memberikan dampak besar terhadap berlangsungnya
kegiatan berkehidupan dan penhidupan masyarakat

Review tengah tahunan sebagai bahan masukan


untuk penyusunan program tahunan yang akan berjalan,
pengandalan arah dan sasaran target serta terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan lokal.
3. Evaluasi.
Berdasarkan metodologi penyusunan RP3KP di atas, dapat
dijelaskan bahwa Kegiatan Penyusunan RP3KP di Kabupaten
Kepulauan Mentawai merupakan pelaksanaan rangkaian
kegiatan pada Tahap I, Tahap II, dan sebagian Tahap III yang
merupakan
tahap
sosialisasi
program dan proses
pengumpulan data dan informasi, sampai dengan penyusunan
naskah akademis RP3KP.
a. Metode Analisis
Metode analisis yang minimal harus dipergunakan oleh
Konsultan Perencana adalah:
1. Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity).
2. Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman.
3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur
Permukiman.
4. Analisa Kelembagaan.
5. Analisa SWOT dalam pemilihan konsep dan strategi
pengembangan perumahan dan permukiman
XI. RUANG LINGKUP KEGIATAN
a. Lingkup Wilayah
Kegiatan Penyusunan RP3KP ini adalah di seluruh kawasan permukiman
yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten.
b. Lingkup Substansi Materi
Ruang lingkup substansi materi Pekerjaan Penyusunan RP3KP adalah
meliputi materi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
Nomor 12 Tahun 2014 yang sekurang-kurangnya memuat tentang :

1. Jabaran
kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman
daerah;
2. Arahan lokasi permbangunan perumahan dan permukiman;
3. Rincian program bidang perumahan dan permukiman di daerah;
4. Skala prioritas dan indikasi pentahapan kegiatan bidang
perumahan dan permukiman di daerah;
5. Pengaturan kelembagaan
dan
mekanisme penyelenggaraan
perumahan dan permukiman daerah;
6. Rincian pembiayaan dan sumber pendanaan program bidang
perumahan dan permukiman di daerah.
c. Kedalaman RP3KP Kabupaten Kepulauan Mentawai
Format dan kedalaman RP3KP Kabupaten lebih rinci yang diatur
sebagai berikut :

Memuat kebijaksanaan lokal dan pengaturan yang lebih


operasional di tingkat Kabupaten, arahan propinsi dan pusat yang
harus diakomodasikan dan dilaksanakan di tingkat kabupaten
Menjangkau target dan sasaran pembangunan perumahan dan
permukiman kabupaten yang akan dicapai dalam suatu kurun waktu
tertentu, dengan telah menyebutkan :
1. Nama lokasi secara
lebih spesifik
(kecamatan, desa,
lingkunganatau kawasan yang akan ditangani).
2. Rincian nama dan jenis program yang akan dilaksanakan pada
setiap lokasi.
3. Sumber, besaran, serta alokasi pendanaan (keseluruhan dan
tahunan apabila dilaksanakan sebagai kegiatan multi years), untuk
setiap program dan kegiatan yang tercantum dalam RP3KP.
4. Rencana pelaksanaan program dan kegiatan yang termuat dalam
RP3KP (pemerintah, masyarakat atau badan usaha swasta).

Memuat rencana pembangunan perumahan dan permukiman yang


akan dilaksanakan pada kawasan kumuh, kawasan pembangunan
baru, juga penanganan kawasan perumahan dan permukiman yang di
revitalisasi fungsinya sehingga dapat ikut memecahkan permasalahan
perumahan dan permukiman setempat, minimal memuat rencana
penanganan kawasan perumahan dan permukiman yang :
1. Apabila ditangani akan mendukung terbentuknya kawasan
perumahan dan permukiman yang layak, tertib dan terjangkau di
daerah perkotaan/ perdesaan.
2. Berlokasi pada kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pusat
kegiatan wilayah (PKW) dan pusat kegiatan lokal (PKL), atau
3. Pada kantong-kantong kegiatan fungsional (kawasan industri,
kawasan perdagangan, dan lain-lain).

Dalam hal dikembangkan pada kota-kota yang berfungsi


sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal), pengembangan kawasann
perumahan dan permukiman perlu ditetapkan melalui Surat
Keputusan Bupati dengan memperhatikan dan mempertimbangkan

hasil kajian kemungkinannya serta saran dan pendapat forum


pembangunan perkotaan/ kabupaten.

Mengakomodasikan
juga
informasi
tentang
pembangunan
perumahan dan permukiman berskala besar yang dilaksanakan
oleh masyarakat, koperasi atau oleh Badan Usaha Swasta. Untuk itu
sebaiknya dipersyaratkan untuk memiliki rencana tapak (site plan)
sebagai alat pengawasan dan penertiban perijinan dan pelaksanaan
pembangunan fisiknya.

Mengatur alokasi dana, program dan kegiatan yang didanai dari


sumber-sumber lokal (kabupaten/kota) dan atau yang disalurkan
pengaturannya
kepada
kabupaten. Apabila ada, dimuat juga
alokasi pendanaan dan sumber pembiayaan yang datang dari
masyarakat maupun Badan Usaha Swasta, atau bahkan bantuan luar
negeri.

Pengaturan jadwal pelaksanaan program/ kegiatan untuk


tahun berjalan terhadap berbagai event lokal, regional maupun
nasional di bidang perumahan dan permukiman. Dalam pengaturan
ini pemerintah kabupaten melalui BP4D atau forum tertentu apapun
nama dan bentuknya, dapat memberikan warna lokal yang dapat
mengangkat citra sosial budaya daerah, termasuk misalnya :
1. Berbagai event atau adat atau kebiasaan yang dapat mendukung
terwujudnya rumah layak dalam permukiman sehat, aman dan
produktif.
2. Pengembangan dan penerapan arsitektur lokal dalam kawasan
perumahan baru atau kawasan fungsional lain baik karena lokasi
maupun pertimbangan lainnya, secara langsung perlu
mencerminkan citra daerah.
3. Penunjukkan lembaga kemasyarakatan/lembaga adat sebagai
wadah partisipasi masyarakat dalam memelihara dan mengelola
lingkungan tempat tinggalnya.
4. Pembentukkan/
penguatan
sistem
dan
kelembagaan
permukiman lokal berskala kawasan, yang terkait dengan
pengembangan jaringan perekonomian lokal, diwujudkan dalam
bentuk :
a.

Forum kekerabatan lokal dalam mengelola lingkungan


perumahan dan permukiman yang dihuni kelompok tertentu.
b. Kerjasama ekonomi berskala kecil dengan
usaha bahan
bangunan lokal.
c. Memprakarsai tumbuh dan berkembangnya unit-unit produksi
dan pemanfaatan bahan bangunan lokal yang bernilai
ekonomi tinggi, dan lainnya.

Untuk penanganan kawasan perumahan dan permukiman


berskala kecil, seperti permukiman nelayan, kawasan wisata,
permukiman di perdesaan eks transmigrasi maupun desa perbatasan
antar negara yang telah menunjukkan gejala tumbuh sebagai kota

baru, permukiman di kawasan industri, dan lain-lain. RP3KP


seyogyanya juga membuat pengaturan setempat yang memuat
seperti misalnya :
1. Lokasi kawasan yang direncanakan akan ditangani dalam suatu
kurun waktu tertentu, yang disusun dalam suatu daftar. Terhadap
kawasan-kawasan termaksud, disyaratkan untuk memiliki rencana
yang lebih detail sebagai prasyarat pelaksanaanya (RTBL, Site
Plan, dan lain-lain), disertai dengan rencana dan pentahapan/
tahun pelaksanaanya.
2. Bagi kawasan perumahan dan permukiman andalan di daerah
perdesaan yang mempunyai potensi unggulan, pemuatannya
dalam RP3KP perlu disertai dengan penyiapan RPJM (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah), juga community action plan
bagi kawasan termaksud, bila belum ada Pemerintah Daerah
perlu mengupayakannya.
3. Bagi program penanganan lingkungan perkotaan dan perdesaan
yang tidak ditangani secara kawasan (berskala kecil), unit
penanganan serta programnya harus dicantumkan jelas, desa
(P2LDT, KTP2D, Pemugaran Rumah, Peremajaan Kumuh,
Penanganan Nelayan, dan lain-lain).
XII. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Agar menghasilkan produk yang optimal, pelaksanaan pekerjaan ini
diperlukan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang berpengalaman dan
memiliki keahlian yaitu sebagai berikut :
a. Tenaga Ahli
1) Ahli Planologi
Ketua tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 2 (S2) jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota / Teknik Planologi lulusan Universitas
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan Rencana Pembangunan, Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) atau sejenisnya dengan pengalaman
profesional 5 tahun dibuktikan surat pernyataan dari setiap pegguna
jasa yang pernah bekerjasama, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
dibidang sejenis dan atau dibidang perencanaan tata ruang kota dari
asosiasi terkait yang diakui oleh LPJK.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

Memberikan arahan dan mengkoordinasikan seluruh sumberdaya


tim untuk dapat memenuhi kewajiban pekerjaan sesuai kontrak,
Melakukan identifikasi sinergisitas RP3KP terkait dengan Perda
RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Mengkoordinasikan
penyusunan
kebijakan
dan
strategi
penyusunan Naskah Akademis RP3KP dengan Tim,
Mengkoordinasikan penyusunan RP3KP Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
Team Leader bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
mulai dari awal pekerjan sampai dengan selesai
Mengkoordinir hasil pekerjaan setiap tenaga ahli dan
menuangkannya
dalam
setiap
buku
laporan
(laporan
pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir dan laporan akhir
Dokumen Naskah Akadmis RP3KP)

2) Ahli Perumahan dan Permukiman


Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Arsitektur
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Arsitektur lulusan Universitas /
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan RP3KP atau sejenisnya dengan pengalaman
5 tahun dibuktikan surat pernyataan dari setiap pegguna jasa yang
pernah bekerjasama, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang
sejenis dan atau dibidang perumahan permukiman. Tenaga ahli ini
memiliki tugas mengolah data, menganalisis dan merumuskan
rencana yang terkait dengan RP3KP, perencanaan tata letak blok
peruntukan pada kawasan yang direncanakan.
3) Ahli Prasarana Wilayah
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) jurusan Teknik Planologi lulusan Universitas / Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan
pekerjaan
RP3KP
atau
sejenisnya
dengan
pengalaman 5 tahun dibuktikan surat pernyataan dari setiap
pegguna jasa yang pernah bekerjasama, memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) dibidang sejenis dan atau dibidang perencanaan tata ruang
kota. Tenaga ahli ini memiliki tugas yang terkait dengan mengolah
data, menganalisis, dan merencanakan sistem pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman, aspek sarana wilayah,
kependudukan, aspek transportasi, kebijakan pembangunan dan

rencana pembangunan dan pengembangan perumahan, ekonomi dan


lain-lain.
4) Ahli Lingkungan
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) jurusan Teknik Lingkungan lulusan Universitas/ Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan RP3KP dengan pengalaman 5 tahun
dibuktikan surat pernyataan dari setiap pegguna jasa yang pernah
bekerjasama, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dibidang sejenis dan
atau
dibidang
perumahan
permukiman.
Tenaga
ahli
ini
bertanggungjawab dalam mengolah data, menganalisis dan
merencanakan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan,
Analisa Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan.
5) Ahli Pemetaan/GIS
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Jurusan Teknik Geodesi/Geografi lulusan Universitas/ Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan Penyusunan RP3KP dengan pengalaman 5 tahun dibuktikan
surat pernyataan dari setiap pegguna jasa yang pernah bekerjasama.
Ahli ini antara lain memiliki tanggungjawab :
Mendigitasi peta/pengolahan dan penyajian informasi peta/data
spasial.
Melakukan overlay.
Melakukan perhitungan panjang dan luas.
Membuat simbol, warna dan legenda sesuai dengan Peraturan
Pemerintah tentang Perpetaan.
Menampilkan peta sesuai dengan prinsip GIS
6) Ahli Manajemen sistim informasi
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) jurusan Sistim informasi lulusan Universitas/ Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan
RP3KP dengan pengalaman 5 tahun dibuktikan surat pernyataan dari
setiap pegguna jasa yang pernah bekerjasama, memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) dibidang sejenis dan atau dibidang perumahan
permukiman. Tenaga ahli ini bertanggungjawab dalam mengolah
data, menganalisis data informasi pembangunan perumahan kawasan
permukiman.

7) Ahli ekonomi
Adalah seorang lulusan Sarjana (S1 pengalaman minimal 5 tahun)
Ekonomi Manajemen berpengalaman pada penelaahan faktor faktor
yang mempengaruhi pekerjaan penyusunan rencana pembangunan
dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman (RP3KP)
serta analisa pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- Menganalisa dampak ekonomi dan manfaat pekerjaan rencana
pembangunan, pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman (RP3KP).
- Penelaahan ekonomi masyarakat jangka menengah dan jangka
panjang
8) Ahli Studi Pembangunan
Adalah seorang lulusan Sarjana (S1 pengalaman minimal 5 tahun)
Ekonomi Pembangunan berpengalaman pada penelaahan faktor faktor
yang mempengaruhi pekerjaan penyusunan rencana pembangunan
dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman (RP3KP)
serta prosedur pembiayaan keuangan daerah khususnya perumahan
permukiman.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- Menghitung manfaat dan biaya pekerjaan rencana pembangunan,
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman (RP3KP).
- Merumuskan alternatif dan tahapan pembiayaan pekerjaan
RP3KP.
- Garis besar program jangka menengah dan jangka panjang.
- Penelaahan kondisi sumberdaya, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan
- Pengkajian kondisi eksisting perumahan permukiman dan
kebutuhan jangka panjang pembangunan pengembangan
perumahan permukiman.
9) Ahli Pemberdayaan masyarakat
Adalah seorang lulusan Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
(pengalaman minimal 3 tahun) dengan latar belakang pengalaman
dalam pengetahuan sosial, mempunyai kemampuan pekerjaan RP3KP
dan melakukan pekerjaan survei serta analisanya didalam jangkauan
waktu tertentu, memiliki tingkat ketelitian angka dan presisi data yang
wajar, dan mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan pejabat dan
instansi lain.
10) Ahli Kelembagaan
Adalah seorang lulusan Manajemen Kelembagaan (pengalaman
minimal 3 tahun) dengan latar belakang pengalaman dalam
pengetahuan organisasi, mempunyai kemampuan foaktor-faktor yang
mempengaruhi pekerjaan RP3KP.
11) Ahli Hukum

Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1)


Jurusan Hukum lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan
Penyusunan
Rencana
Pembangunan
dan
Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) atau sejenisnya
dengan pengalaman 3 tahun dibuktikan surat pernyataan dari setiap
pengguna jasa yang pernah bekerjasama. Ahli hukum memiliki
tugas dan tanggungjawab penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah RP3KP.
b. Tenaga Pendukung
Tim ahli ini dibantu oleh beberapa tenaga pendukung, seperti :
1.
2.
3.
4.

Asisten Perencanaan Wilayah dan Kota;


Operator komputer;
Surveyor
Sekretaris

XIII. PELAPORAN
Konsultan harus membuat laporan baik untuk kegiatan pekerjaan
maupun hasil pekerjaan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi:
a. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh.
b. Metodologi penyusunan RP3KP
c. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
d. Jadwal kegiatan penyedia jasa.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan .
2. Laporan Antara
Laporan Antara berisi:
b. Kemajuan pekerjaan penyedia jasa selama 3 bulan.
c. Kompilasi dan analisis data serta alternative pemecahan
masalah.
d. Jadwal kegiatan penyedia jasa selanjutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak
SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku.
3.

Konsep Laporan Akhir


Konsep Laporan Akhir berisi:
Rancangan Awal Penyusunan Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017 2037.
I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Visi, Misi, Maksud, Tujuan dan Sasaran
3. Ruang Lingkup
- Ruang Lingkup Lokasi
- Ruang Lingkup Materi
4. Landasan Hukum
5. Sistematika Pembahasan
II REVIEW KEBIJAKAN

Kebijakan dan Strategi Penataan


Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Ruang

Wilayah

Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah


Peraturan Perundang-Undangan
III GAMBARAN UMUM WILAYAH
IV

KONDISI, PERMASALAHAN DAN KARAKTER KAWASAN


PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR.

ANALISIS
KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN
DAN
PENGEMBANGAN
PERUMAHAN
DAN
KAWASAN
PERMUKIMAN

- Analisis Implikasi Kebijakan Tata Ruang Terhadap


Pengembangan Kawasan Permukiman
- Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah
- Analisa Proyeksi Kebutuhan Pembangunan
Pengembangan PEerumahan dan Permukiman

dan

- Analisa Peruntukan Lahan


VI RENCANA
PENGEMBANGAN
DAN
PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

- Strategi Pengembangan Permukiman


- Strategi Pengembangan Prasarana Permukiman
VII INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

b. Program Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman


c. Program Strategi Prasarana Kawasan Permukiman
d. Indikasi Program Utama 5 (lima) Tahunan
Jadwal kegiatan penyedia jasa selanjutnya, Laporan sebanyak 10
(lima belas) buku.

4. Laporan Akhir, Laporan Akhir berisi:


a. Rancangan Akhir RP3KP yang telah diperbaiki berdasarkan
rancangan awal, hasil konsultasi publik dan musyawarah
pembangunan jangka panjang dengan tim teknis dan/atau
pemangku kepantingan.
b. Print Out peta-peta A1 (album peta) Peta Rencana Pembangunan
Rumah Baru, Peta Kawasan Permukiman Baru, Peta Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun (KASIBA/LISIBA).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal akhir
kontrak sebanyak 30 (tiga puluh) buku laporan dengan ukuran A4
untuk narasi dan gambar serta softcopy dikemas dalam bentuk DVD.
Untuk softcopy Peta GIS, seluruh data dikumpulkan pada satu
project menurut tema peta masing-masing. Print Out peta-peta
(album peta) rencana RP3KP dalam kertas ukuran A1 sebanyak 5
eksemplar.
XIV. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 11
(sebelas) bulan dengan jadwal sebagai berikut :
No

Tahapan Kegiatan

Persiapan (penyusunan
KAK, HPS, Dan lain-lain)
Proses Lelang/tender

2
3
4
4

10

11

Pelaksanaan Kontrak
(konsultan)
Konsultasi publik naskah
akademik
Serah terima hasil
pekerjaan
Penyusunan Raperda
RP3KP
Pelaporan (pengelola
kegiatan)

Waktu untuk Pelaksanaan Kontrak (jasa konsultan) 5 (lima) bulan sejak


SPMK diterbitkan.
XV.

PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadi
pedoman minimal dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Tuapejat, 29 Januari 2016

Kuasa Penggunan Anggaran

ELVI NOVIRA, ST
NIP. 197311262002122003

Anda mungkin juga menyukai