Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Natrium silikat merupakan mineral silikat yang penggunaannya cukup luas
dalam dunia industri yakni sebagai bahan baku pembuatan tinta silika gel, bahan
aditif dalam pembuatan semen khusus, serta sebagai bahan campuran pada
pembuatan detergen dan sabun cair. Selain itu, natrium silikat juga dapat
dimanfaatkan sebagai inhibitor korosi, katalis dan koagulan dalam pengolahan air
limbah (Fauzan, 2013).
Natrium silikat biasanya dibuat melalui proses termal pada suhu 1400 oC
antara natrium karbonat dan pasir silika. Namun saat ini natrium silikat juga dapat
diproduksi melalui proses ekstraksi bahan-bahan yang mengandung silika dengan
senyawa alkali pada suhu yang relatif rendah yaitu 95-105C (Uhlmann dan
Kreidl, 1980).
Sekam padi yang merupakan limbah hasil pertanian selama ini banyak
dimannfaatkan sebagai pengganti bahan bakar fosil seperti pada pembuatan
bioetanol dan biobriket. Selebihnya, pemanfaatan limbah sekam padi hanya
digunakan sebagai pakan ternak dan dibakar manjadi abu gosok bagi keperluan
rumah tangga. Namun ternyata, abu hasil pembakaran sekam padi juga memiliki
kandungan silika yang cukup tinggi yakni mencapai 87-97% sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan natrium silikat yang lebih
ekonomis jika dibandingkan dengan penggunaan pasir silika. Natrium hidroksida
memiliki titik lebur yang lebih rendah daripada natrium karbonat sehingga rentang
temperatur operasi dalam proses pelarutan silika juga membutuhkan energi yang
lebih rendah (Subhanesa, 2013).
Pembuatan natrium silikat yang pernah dilakukan pada penelitian
sebelumnya oleh Fairus (2009) ialah melalui reaksi antara pasir silika dan natrium
hidroksida dengan variasi rasio massa NaOH dan ukuran partikel pasir silika di
dalam furnace dengan temperatur 500 oC sehingga dihasilkan natrium silikat
dalam bentuk gelas kaca dengan rasio massa terbaik yaitu 2,4 g/g NaOH/SiO 2 dan
ukuran pasir silika 50/60 mesh.
1

Oleh karena itu, penelitian dengan judul Pengaruh Temperatur, Waktu


Reaksi dan Rasio Reaktan NaOH pada Pembuatan Natrium Silikat dari Abu
Sekam Padi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum pada pembuatan
natrium silikat dengan memvariasikan temperatur, waktu reaksi dan rasio reaktan
NaOH terhadap yield produk yang dihasilkan.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1) Bagaimana pengaruh perbandingan rasio reaktan NaOH, temperatur dan waktu
reaksi terhadap yield produk yang dihasilkan?
2) Bagaimana kondisi operasi optimum untuk menghasilkan produk natrium
silikat dengan yield paling maksimal?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1) Mengetahui pengaruh rasio massa reaktan NaOH, temperatur dan waktu reaksi
terhadap yield produk natrium silikat yang dihasilkan.
2) Mengetahui kondisi optimum untuk menghasilkan yield natrium silikat paling
maksimal.
1.4. Hipotesa
1) Semakin lama waktu reaksi maka akan semakin besar pula yield produk
natrium silikat yang dihasilkan
2) Semakin besar perbandingan rasio reaktan NaOH yang digunakan untuk dalam
reaksi maka akan semakin tinggi pula yield produk yang dihasilkan
3) Semakin tinggi temperatur reaksi maka akan semakin banyak silika dalam abu
sekam padi yang terlarut sehingga produk natrium silikat yang dihasilkan akan
semakin banyak

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian pembuatan natrium silikat digunakan bahan baku berupa


limbah abu sekam padi dan senyawa alkali. Parameter yang digunakan pada
pembuatan natrium silikat ini yaitu variasi rasio reaktan NaOH (1; 1,5; 2; 2,5; 3),
waktu reaksi (30; 45; 60; 75; 90 menit) dan temperatur reaksi (150 oC; 200oC;
250oC) dengan variabel terikat yaitu massa abu sekam padi sebanyak 50 gram.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penilitian ini yaitu :
1) Sebagai sumbangan pengetahuan bagi dunia pendidikan sehingga dapat
mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.
2) Sebagai syarat kurikulum tingkat sarjana pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya
3) Sebagai alternatif untuk meningkatkan nilai guna limbah plastik.

Anda mungkin juga menyukai