Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus: Juli 2016
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
Nama
Nim

: Debbie Cinthia Dewi


: 112014194

Dr. Pembimbing / Penguji


NOMOR REKAM MEDIS
Nama Pasien
Nama Dokter yang merawat
Masuk RS pada tanggal
Rujukan/datang sendiri/keluarga
Riwayat perawatan

Tanda Tangan

: dr. Hj.Meutia Laksminingrum, Sp.KJ


: 062127
: Sdr. PAA
: dr Bhinekasari, sp. KJ
: 12 Juli 2016, Jam 10.00 WIB
: Diantar oleh keluarga
: Pasien dibawa oleh keluarganya pada tanggal 12 Juli 2016

Pk. 10.00 WIB. Ini merupakan pertama kali nya pasien di rawat di RSJ Cimahi.
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial)
Tempat & tanggal lahir
Jenis kelamin
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
Alamat

: Sdr. PAA
: Garut, 10 september 1995
: Laki-laki
: Sunda
: Islam
: Tamat SD
: Membantu usaha konveksi tas (kakaknya)
: Belum menikah
: Kp. Jangkurang RT/RW 003/004, Jangkurang, Leles,

Garut
Kode pos

: 44152

II.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari:
Autoanamnesis : 14 Juli 2016, jam 13.30
Alloanamnesis dengan :
1. Nama: Tn. E
Umur: 51 tahun
Status Keluarga: Ayah Kandung (dapat dipercaya)
Tanggal: 15 Juli, pukul 09.00
2. Nama: Ny. S
1

Umur : 47 tahun
Status Keluarga : Ibu kandung (dapat dipercaya)
Tanggal 15 Juli, pukul 09.00
A. KELUHAN UTAMA :
Marah marah dan mengamuk
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :
Pasien diantar oleh keluarga ke IGD RSJ Provinsi Jawa Barat dengan keluhan
marah marah sejak 1 bulan yang lalu. Menurut orang tua pasien, pasien sering
memarahi keluarga pasien tanpa sebab (agresivitas verbal), kadang bisa mengamuk
dan pernah memukul ayahnya 1x (agresivitas motorik), suka keluyuran, mondar
mandir dirumah (gelisah), sering berbicara, senyum-senyum sendiri, memukul kepala
sendiri, bahkan pernah memukul kepalanya menggunakan helm dan kadang pasien
suka tiba-tiba menangis. Kadang bila diajak bicara, pasien sering menjawab dengan
omongan yang tidak sesuai dengan arah pembicaraan, sering tidak nyambung bila
menjawab (assosiasi longgar).
Pasien mengaku sering mendengarkan bisikan (halusinasi auditorik) yang
tidak henti hentinya menyuruh pasien untuk marah dan memukul ayahnya. Pasien
juga mengaku memiliki kekuatan putih dan dapat membuat suatu pagar gaib (waham
kebesaran), selama 5 hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien juga mengaku
sulit tidur (insomnia). Menurut ibu pasien, pasien sudah sering berbicara sendiri dan
senyum senyum sendiri sejak akhir tahun 2015 yaitu sejak bulan november, karena
merasa ada kejanggalan ibu pasien sempat bertanya kepada pasien, dan sepengakuan
pasien, pasien sering mendengarkan suara bisikan yang membuatnya ingin marahmarah. Berjalan seiringnya waktu karena merasa khawatir ibu pasien mengajak pasien
pergi berobat ke alternatif tepat di bulan desember. Selama berobat kurang lebih 2
bulan tidak ada perubahan yang bermakna, malah terjadi perubahan perilaku yaitu jadi
sering gelisah, jalan bolak-balik ruang tamu sampai ke dapur berkali-kali, dalam
seminggu hal itu bisa terjadi 2-3x, kadang suka mengomel sendiri. Ada seorang
tetangga sebelah rumah memberikan saran kepada ibu pasien untuk coba pergi
menanyakan masalah anaknya tersebut keseorang perawat yang bekerja di RSUD dr
Slamet oleh perawat tersebut disarankan untuk membawa pasien ke RSJ Cimahi.
Keluarga pasien tidak langsung mengikuti saran dari perawat tersebut, pada
bulan maret keluarga pasien mencoba membawa pasien ke orang pintar. Kembali
selama 3 bulan sama sekali tidak ada perubahan yang bermakna. Tepat pada bulan Juni
2

ibu pasien mengatakan terjadi perubahan pada pasien hingga saat ini. Hal ini sudah
terjadi kurang lebih sudah 8 bulan.
Faktor presdisposisi dari kecil pasien memang di didik keras oleh ayah nya,
pasien sering dipukul dan dikurung oleh ayahnya dikamar mandi dan waktu mulai
dewasa pasien sering dibanding-banding kan dengan saudara-saudaranya terutama
kakaknya yang pertama terutama soal masalah pekerjaan, hubungan pasien dengan
ayahnya pun memang kurang baik.
Faktor pencetus presipitasi atau faktor yang mempengaruhi pasien adalah
masalah keluarga.
Pasien menyangkal sakit, dan mengatakan bahwa pasien sehat. Riwayat
penyakit fisik disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat kejang serta tidak ada riwayat
trauma kepala. Pasien tidak merokok, tetapi mengonsumsi minuman beralkohol.
Pasien mengaku 4 bulan yang lalu pernah diberikan obat dekstro oleh teman nya,
pasien mengaku hanya diberikan 1 kali. Keluarga pasien tidak ada yang pernah
menderita keluhan yang sama.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik :
Pasien sudah sering berbicara sendiri dan senyum senyum sendiri sejak akhir tahun
2015 yaitu sejak bulan november, pernah diajak pergi berobat ke alternatif tepat di
bulan desember. Selama berobat kurang lebih 2 bulan tidak ada perubahan yang
bermakna, malah terjadi perubahan perilaku yaitu jadi sering gelisah, jalan bolakbalik ruang tamu sampai ke dapur berkali-kali, dalam seminggu hal itu bisa terjadi 23x, kadang suka mengomel sendiri. Pada bulan maret keluarga pasien mencoba
membawa pasien ke orang pintar. Kembali selama 3 bulan sama sekali tidak ada
perubahan yang bermakna. Tepat pada bulan Juni ibu pasien mengatakan terjadi
perubahan pada pasien hingga saat ini, masalah pasien ini sudah berlangsung kurang
lebih sudah 8 bulan. Empat bulan yang lalu pasien sempat diberikan obat deksreo
oleh temannya, pasien mengaku hanya 1 kali.
2. Riwayat gangguan medik
Pasien sebelumnya dan saat ini tidak ada kelainan medis.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien minum alkohol sejak SMP karena dipengaruhi oleh teman- teman nya, pasien
juga pernah mengkonsumsi obat dekstro 4 bulan yang lalu.
3

4. Riwayat gangguan sebelumnya

2015 november

desember

2016 febuari/maret

juni

juli

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :


1. Riwayat perkembangan fisik :
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tidak ada riwayat trauma kepala,
kejang, operasi dan patah tulang.
2. Riwayat perkembangan kepribadian :
a. Masa kanak-kanak : proses tumbuh kembang seperti merangkak, berdiri,
berjalan dan berbicara sama seperti anak seusianya. Pasien bersekolah sampai
tamat SD. Tidak lama setelah tamat SD pasien dimasukan ke pesantren selama
kurang lebih 1 tahun. Dari kecil pasien sangat dekat dengan ibu daripada ayah
dan saudaranya. Dididik keras oleh sang ayahnya.
b. Masa remaja
: pasien tidak melanjutkan pendidikan ke bangku SMP,
SMA karena masalah biaya. Hubungan pertemanan dengan teman-temannya
tetap berjalan baik. Hubungan pasien dengan warga sekitar tempat tinggal juga
baik.
c. Masa dewasa

: pasien masih memiliki hubungan baik dengan warga

sekitar sebelum mulai sakit. Di usia 18 tahun pasien pernah belajar ilmu
dengan seorang Kyai, pasien mengaku belajar ilmu kurang lebih setahun
dengan Kyai tersebut. Tujuan pasien belajar ilmu mengatakan ingin menjadi
orang yang lebih kuat.
3. Riwayat pendidikan :
Pasien mulai memasuki sekolah dasar usia 6 tahun dan prestasi akademik baik.
Setamat SD Pasien masuk pesantren selama 1 tahun. Pasien tidak melanjutkan
pendidikan ke bangku sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas
(SMA). Hubungan pasien dengan para guru baik di SD maupun di pesantren.
4. Riwayat pekerjaan:
Tidak bekerja hanya kadang membantu usaha konveksi tas kakaknya.
5. Kehidupan beragama:
Pasien rajin beribadah atau membaca kitab suci (al-quran).
4

6. Kehidupan sosial dan perkawinan :


Pasien memiliki hubungan sosial yang baik, pasien belum menikah.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Pohon keluarga

Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
Pasien
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien belum menikah. Pasien tinggal
bersama orang. Menurut orang tua sebelum sakit pasien adalah anak yang baik dan
penurut tidak pernah marah-marah.
III.
STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
Postur tubuh normal. Perawatan diri tampak baik. Rambut hitam pendek dengan
kuku kurang bersih dan kurang terawat. Seorang laki-laki, penampilan sesuai usia,
memakai baju dan celana RSJ berwarna kuning, tampak rapi. Kontak mata ada,
adekuat. Saat wawancara pasien terlihat kooperatif ketika ditanya.
2. Kesadaran:
a. Kesadaran sensorium/neurologik: Compos mentis
b. Kesadaran Psikiatrik: Normal
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor:
Sebelum wawancara
: pasien terlihat bicara dan tersenyum sendiri.
Selama wawancara
: pasien ramah, tidak terlihat marah, saat diajukan
pertanyaan respon pasien baik, kadang bicara nyambung kadang tidak.
Sesudah wawancara
: saat berjalan kembali ke kamar pasien, pasien sempat
mengepalkan tangan sambil berbicara sendiri terlihat sedang marah dan mengomel
4.

sendiri.
Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif (pasien mendengarkan dan menjawab

petanyaan)
5. Pembicaraan:
5

A. Cara berbicara: spontan, intonasi datar, volume bicara sedang


B. Gangguan berbicara: tidak ada gangguan
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : euthimia
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus
: cepat
b. Stabilisasi
: labil
c. Kedalaman
: dangkal
d. Skala diferensisasi
: luas (pasien mengekspresikan emosi dengan sejumlah
variasi yang beragam)
e. Keserasian
: serasi (pasien dapat menjawab sesuai apa yang
ditanyakan)
f. Pengendalian impuls : kuat (pasien tidak marah, tidak mengamuk).
g. Ekspresi
: wajar
h. Dramatisasi
: melakukan gerakan silat saat menceritakan tentang
belajar ilmu, dan ada akting emosional ketika meminta ingin cepat pulang dari
RSJ.
i. Empati

: tidak dapat berempati

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi
: halusinasi auditorik
mendengar bisikan-bisikan yang tidak terdengar oleh
orang lain, menyuruh pasien marah-marah dan memukul
ayahnya.
b. Ilusi
c. Depersonalisasi
d. Derealisasi

: (-)
: (-)
: (-)

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan
: tamat SD
2. Pengetahuan umum
: cukup (mengetahui nama presiden sekarang)
3. Kecerdasan
: rata-rata
4. Konsentrasi
: baik ( tapi kadang menjawab pertanyaan nyambung
kadang tidak nyambung dengan maksud pertanyaan)
5. Orientasi
a. Waktu
: baik (pasien mengetahui sekarang siang)
b. Tempat: baik (pasien mengetahui tempat dia berada)
c. Orang
: baik (pasien tahu siapa pemeriksa dan nama teman lain)
d. Situasi
: baik (mengetahui ruangan sedang ramai)
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : baik (pasien dapat menceritakan masa kecilnya)
Jangka pendek
: baik (pasien dapat menceritakan makan apa untuk sarapan)
Segera
: baik (pasien menyebutkan tiga benda/obyek yang disebut)
b. Gangguan
: Tidak ditemukan adanya gangguan.
6

7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan apel dan pir)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan apel merah dengan apel hijau)
8. Visuospasial : Baik (mampu menirukan gambar yang bertumpang tindih)
9. Bakat kreatif : Bermain alat musik Gitar
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik ( mampu mandi, BAB dan BAK sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas
: pasien berbicara secara spontan
Kontinuitas
: asosiasi longgar
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
Waham : Waham kebesaran (merasa memiliki kekuatan yang mampu

membuat sebuah pagar gaib)


Obsesi : ingin keluar dari RSJ
Fobia : (-)
Gagasan rujukan : (-)
Gagasan pengaruh : (-)

F. PENGENDALIAN IMPULS
Kuat
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : Baik (pasien mengatakan tidak boleh memukul orang
walaupun saat marah)
b. Uji daya nilai
: Baik ( pasien akan menolong membawa korban kerumah sakit
jika terjadi kecelakaan)
c. Daya reabilitas : terganggu (pasien mempunyai gangguan perilaku, waham dan
halusinasi)
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1: dimana pasien tidak merasa bahwa ia sakit
I. RELIABILITAS
Baik

IV.

PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum
2. Kesadaran

: Baik
: Compos mentis
7

3. Tensi
4. Nadi
5. Suhu badan
6. Frekuensi pernafasan
7. Bentuk tubuh
8. Sistem kardiovaskuler
9. Sistem respiratorius
10. Sistem gastro-intestinal
11. Sistem musculo-sceletal
12. Sistem urogenital
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII)
2. Gejala rangsang meningeal
3. Mata
4. Pupil
5. Ofthalmoscopy
6. Motorik

: 130/80 mmHg
: 90x/menit
: 36,3C
: 21x/menit
: Tidak ada kelainan
: S1,S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
: suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
: bising usus (+) normal
: deformitas (-), simetris, eutropi
: Dalam batas normal
: Tidak ditemukan kelainan
: kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
: CA-/-, SI -/: isokor, refleks cahaya +/+
: Tidak ditemukan kelainan
: normotoni, normotrofi
kekuatan motorik

7. Sensibilitas

8. Sistim saraf vegetatif


9. Fungsi luhur

: Tidak ditemukan kelainan


: Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
: Tidak ditemukan gangguan

10. Gangguan khusus

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan darah rutin : H2TL (Hb, Hematokrit, Trombosit, Leukosit)
- Pemeriksaan Fungsi hati dan ginjal (SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin)
- Pemeriksaan urin
- Merencanakan ECT (Electroconvulsive Theraphy) : Sambil mengobservasi
perkembangan gejala pasien.

VI.

IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien usia 20 tahun diantar oleh keluarga ke IGD RSJ Provinsi Jawa Barat dengan

keluhan marah marah sejak 1 bulan yang lalu, sering memarahi keluarga pasien tanpa
sebab (agresivitas verbal), kadang bisa mengamuk dan pernah memukul ayahnya 1x
(agresivitas motorik), suka keluyuran, mondar mandir dirumah (gelisah), sering
berbicara, senyum-senyum sendiri, memukul kepala sendiri, bahkan pernah memukul
kepalanya menggunakan helm dan kadang pasien suka tiba-tiba menangis. Kadang bila

diajak bicara, pasien sering menjawab dengan omongan yang tidak sesuai dengan arah
pembicaraan, sering tidak nyambung bila menjawab (assosiasi longgar).
Pasien mengaku sering mendengarkan bisikan (halusinasi auditorik) yang tidak henti
hentinya menyuruh pasien untuk marah dan memukul ayahnya. Pasien juga mengaku
memiliki kekuatan putih dan dapat membuat suatu pagar gaib (waham kebesaran),
selama 5 hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien juga mengaku sulit tidur
(insomnia).
Sejak akhir tahun 2015 yaitu sejak bulan november, pasien sering mendengarkan suara
bisikan yang membuatnya ingin marah-marah. Pasien sempat berobat ke alternatif tepat di
bulan desember. Selama berobat kurang lebih 2 bulan tidak ada perubahan yang
bermakna, malah terjadi perubahan perilaku yaitu jadi sering gelisah, jalan bolak-balik
ruang tamu sampai ke dapur berkali-kali, dalam seminggu hal itu bisa terjadi 2-3x, kadang
suka mengomel sendiri. Pada bulan maret keluarga pasien mencoba membawa pasien ke
orang pintar. Kembali selama 3 bulan sama sekali tidak ada perubahan yang bermakna.
Tepat pada bulan Juni ibu pasien mengatakan terjadi perubahan pada pasien hingga saat
ini. Hal ini sudah terjadi kurang lebih sudah 8 bulan.
Pasien menyangkal sakit, dan mengatakan bahwa pasien sehat. Riwayat penyakit fisik
disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat kejang serta tidak ada riwayat trauma kepala.
Pasien tidak merokok, tetapi mengonsumsi minuman beralkohol. Pasien mengaku 4 bulan
yang lalu pernah diberikan obat dekstro oleh teman nya, pasien mengaku hanya diberikan
1 kali. Keluarga pasien tidak ada yang pernah menderita keluhan yang sama.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan seorang laki-laki, penampilan sesuai usia dan
berpakaian rapi. Perawatan diri tampak baik. Saat masuk pertama kali ke RSJ moodnya
labil, gaduh gelisah, marah-marah serta mengamuk, memiliki halusinasi dan waham.
Kecerdasan pasien rata-rata. Taraf pendidikan sampai tamat SD karena keterbatasan biaya.
Tilikan derajat 1 karena pasien menyangkal sakit. Dari pemeriksaan status internus dan
neurologikus tidak ditemukan kelainan.
VII.

FORMULASI DIAGNOSTIK

Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan
untuk evaluasi multiaksial, sebagai berikut:
Aksis 1:
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena
9

Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik


Tidak tampak ada retardasi mental
Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi

3. Gangguan kejiwaan ini akibat dari penggunaan zat psikoaktif tidak ada (-)
4. Gangguan psikotik, dibuktikan dengan adanya :

Halusinasi auditorik

Waham kebesaran

Gangguan fungsi (hendaya): Gangguan dalam fungsi kehidupan pribadi

5. GMNO ini termasuk golongan skizofrenia karena memnuhi kriteria umum dari
diagnosis skizofrenia yaitu berupa adanya halusinasi auditorik karena mendengar
adanya bisikan yang menyuruhnya untuk marah-marah. Selain itu juga adanya
waham kebesaran, assosiasi longgar. Dan adanya gejala tersebut berlangsung
dalam kurun waktu lebih dari 1 bulan.
6. Menurut PPDGJ, pasien ini mengalami skizofren paranoid (F20.0) karena:
Onset yang dimulai antara usia 15-25 tahun
Perilaku yang meresahkan orang sekitar dan tak dapat diramalkan seperti
berbicara dan senyum-senyum sendiri. Serta perubahan perilaku seperti

mondar-mandir, marah-marah tanpa sebab dan mengamuk.


Ditemukan adanya halusinasi dan waham.

Differential Diagnosis (Diagnosa Banding) Gangguan Waham (F22.0), karena:


Waham ciri khas yang paling menonjol, minimal ada selama 3 bulan.
Waham-waham menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif.
Tidak ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.
Halusinasi auditorik tidak boleh ada atau hanya kadang-kadang saja bersifat
sementara.
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : masalah keluarga
Aksis V :Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala sedang
(moderate), disabilitas sedang
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis 1 : F20.0 skizofrenia paranoid; DD: gangguan waham
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
IX.

: tidak ada ciri kepribadian dan retardasi mental


: tidak ditemukan gangguan medik
: masalah keluarga
: GAF 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang

PROGNOSIS
10

1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :


Faktor yang mempengaruhi prognosis baik:
- Faktor presipitasi jelas
- Riwayat sosial, kehidupan beragama baik.
-

Riwayat keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama


Gejala positif
Ada dukungan dan usaha dari keluarga

Faktor yang mempengaruhi prognosis buruk:


- Awitan usia muda
- Masalah keluarga
- Lajang
- Tidak memiliki pekerjaan
- Riwayat melakukan penyerangan 1 x
2. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam
: ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
X.

XI.

DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi/psikiatrik : Waham kebesaran, halusinasi dengar
Sosial/keluarga : Masalah keluarga

TERAPI
1. Psikofarmaka
R/ Risperidon 2 mg Tab No. X
S 2 dd tab 1
---------------------------------------------R/ Clozapin 25 mg tab No X
S 1 dd tab 1
----------------------------------------------Pro: Sdr.PAA
Umur: 20 tahun
2. Psikoterapi suportif

Memotivasi pasien supaya minum obat teratur


memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat penyakitnya akan
kambuh
mengajar memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia.
3. Edukasi keluarga
Edukasi mengenai penyakit
Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur
11

4. Terapi konseling keluarga


Membicarakan pokok permasalahan
Membicarakan dan memberikan konseling seputar bagaimana sikap keluarga terutama
keluarga dan saudara dalam memperlakukan dan meresponi kondisi pasien.

XII.

LAMPIRAN

Follow Up
15 Juli 2016 (Jumat), 14.30 WIB
D : Halo selamat siang dek, bagaimana perasaan nya hari ini?
P : Biasa aja normal
D : Bagaimana dengan tidurnya nyenyak tadi malam?
P : Nyenyak saja seperti hari sebelumnya, saya mau pulang bisa kasih tau keluarga saya ga,
untuk apa saya disini, masa saya dipenjarain segala saya kan sehat.
D : Iya dek kalau nanti kamu sudah membaik menurut perawatan, kamu akan segera pulang.
Hari ini apa ada mendengar suara bisikan lagi?
P : Arrrgghh keluar dari sini
P : Ada nyuruh marah
D : Iya dek
P : (pasien berjalan mondar mandir ke wc lalu kekamar)
16 Juli 2016 (Sabtu), 08.30 WIB
D : Halo selamat pagi, bagaimana kabarnya hari ini?
P : Pagi, makan, mau kamar
D: udah makan ya?
P : sudah, saya sudah makan
D : kekamar mau ngapain kamunya?
P : saya bosan ngantuk tidur
D : Iya kaka mau tanya lagi ya sebentar saja, adek ada kedengaran suara-suara atau bisikanbisikan?
P: marah-marah
D: Siapa yang marah dek ?
P : bisikin marah marah
P : mau minum (pasien meminta ijin untuk mengambil minum haus)
P : (setelah minum) pengen pulang, disini ga enak
D : apa nya yang ga enak dek?
P : suasana nya (kembali keluar kekamar mandi dan membasahi kepala, mondar mandir)
D : iya dek sabar ya, kalau sudah waktunya nanti pasti pulang.
17 Juli 2016 (Minggu) 16.00 WIB
D: halo dek, apa kabar?
P: Baik
D: Lagi makan ya?
P: (Mengangguk)
Pasien terlihat kesal sambil menonjok- nonjok kasur dan meremas bungkus makanan
D: adek kenapa?
P: iya ada yang bisik bikin saya kesal aja
12

D: siapa yang bisik dek?


P: bikin marah aja (pasien lalu berdiri dan melakukan gerakan silat)
D: adek kenapa ya?
P: membuat pagar gaib

13

Anda mungkin juga menyukai