Anda di halaman 1dari 12

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Jl. Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Presentasi Kasus: Selasa, 12 April 2016
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
Nama : Siti Nur Afiqah Binti Md Hanif
NIM : 112015194
Dr. Pembimbing/ Penguji : dr.Mutia, SpKJ

NOMOR REKAM MEDIS


Nama Pasien
Nama Dokter yang merawat
Masuk RS pada tanggal
Pasien diantar keluarga
Riwayat perawatan
I IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial)
Tempat & tanggal lahir
Jenis kelamin
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
Alamat

Tanda Tangan

: 034970
: Nn. TYR
: dr. Dhian Indriasari, SpKJ
: 31 Maret 2016
: Tahun 2005 di rawat di Hurip Waluya dan Nur
Ilahi selama 4 tahun
Tahun 2009 di RSJ Cimahi
: Nn. TYR
: Sari Jadi, 2 Juni 1980
: Perempuan
: Sunda
: Islam
: S1
: Tidak bekerja
: Belum menikah
: Komplek Sari Jadi Blok A, No.88, RT/RW 02/03
Sari Jadi, Suka Sari, Bandung

II RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari :

Autoanamnesis : 05 April 2016, pukul 11.00 WIB


Alloanamnesis : 08 April 2016, pukul 13.00 WIB dengan Ny.M, 68
tahun, pekerjaan pensiunan, ibu kandung pasien di bangsal

Cendrawasih.
Rekam Medik

A. KELUHAN UTAMA
Pasien gelisah
1

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sejak tahun 2009, pasien sering berbicara kasar (agresifitas
verbal), berbicara sendiri, mengurung diri di dalam kamar untuk
menyendiri, sering bersedih (depresi) dan mudah tersinggung
(irritable) apabila berbicara dengan orang lain. Pasien juga
menyangkal ayah kandung pasien sebagai orang tuanya. Setelah
dirawat di RSJ Cimahi, pasien dibenarkan pulang dengan ijin dokter.
Pasien juga dibawa oleh ibunya kontrol rutin secara teratur dengan
psikiater di RSJ Cimahi.
Pada Desember 2015, pasien kembali gelisah, berbicara terus dan
tidak nyambung (psikotik) karena sudah 2 bulan tidak kontrol secara
rutin dan telah dirawat 2 kali di RSJ Cimahi pada bulan tersebut.
Pasien dibenarkan pulang pada tanggal 29 Januari 2016 dengan ijin
dokter. Namun setelah pulang, pasien tidak datang kontrol secara rutin.
2 bulan SMRS, pasien menolak minum obat. Pasien merasa benci
pada ayahnya sehingga menyatakan ayahnya sudah meninggal. Pasien
juga mengumpul benda tajam, menggunting dan membuang baju
ayahnya (agresifitas motorik). Pasien berbicara terus dan bicaranya
tidak nyambung (psikotik) Pasien juga menyatakan bahawa ibu
kandung pasien adalah anaknya.
5 hari SMRS, pasien sering mondar-mandir (gelisah) dan
keluyuran. Pasien mulai berbicara kacau (psikotik), bicaranya sendiri,
terus menerus dan tidak nyambung. Pasien juga sering berbicara kasar,
mengamuk dan marah-marah (agresifitas verbal) sehingga pasien
membakar baju ayahnya (agresifitas motorik). Pasien juga yakin
bahwa demian telah membedah dirinya dan menggantikan dengan
tubuh yang baru (waham bizzare). Pasien mengatakan melihat
pacarnya di bangsal pada malam hari dan disuruh merahsiakan
pertemuan mereka (halusinasi visual). Untuk aktivitas sehari-harinya,
pasien masih dapat makan sendiri dan mandi di kamar kecil apabila
diperintah. Pasien BAB dan BAK di kamar kecil.
2

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan Psikiatrik
Pasien pernah sakit dengan berbicara menggunakan suara yang
keras, kasar dan marah-marah sejak tahun 2005 karena putus pacar.
Sejak itu, pasien mulai mengurung diri, sering bersedih dan mudah
tersinggung. Pasien mulai berpacaran pada usia 23 tahun namun
putus karena pasien dikhianati pacarnya (selingkuh). Pasien pernah
dibawa berobat jalan dan kontrol di Hurip Waluya dan Nur Ilahi
selama 4 tahun. Menurut ibu kandung pasien, gejala yang dialami
pasien semakin memburuk seiring dengan berjalannya waktu karena
pasien tidak mau minum obat sehingga pasien dirujuk dari Nur Ilahi
ke RSJ Cimahi atas indikasi terapi ECT.
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang dan riwayat konsumsi
alkohol disangkal.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya (Grafik)

2009

2016

Garis normal

Desember
2015

2005 KEHIDUPAN PRIBADI


D. RIWAYAT
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien lahir normal dan cukup bulan. Pasien juga tumbuh dan
berkembang sesuai dengan anak-anak seusianya. Pasien tidak pernah
mengalami kejang, kecelakaan, operasi, maupun dirawat di rumah
sakit atas indikasi medis tertentu.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa kanak-kanak : Pasien merupakan anak yang aktif, sering
bermain dengan anak-anak seusianya dan tidak suka berkelahi
b. Masa remaja
: Pasien memiliki banyak teman di
sekolahnya, tidak pernah berkelahi
c. Masa dewasa
: Pasien aktif ikut kegiatan saat kuliah,
pintar menyanyi dan menari
3. Riwayat Pendidikan
Sejak SLTP pasien bersekolah di Bandung. Di sekolah pasien
memiliki banyak teman dan dapat berteman dengan baik. Pasien juga
3

merupakan mahasiswa FK Unjani angkatan 1998, berkuliah sampai


S1 dan pasien berhenti kuliah sejak Nopember 2005.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Sebelum mengalami gangguan, pasien rajin
beribadah. Namun sejak mulai mengalami gangguan, pasien mulai
tidak beribadah.
6. Kehidupan Sosial dan Perkawinan
Pasien belum menikah tetapi pernah berpacaran ketika usia pasien 23
tahun.
E. RIWAYAT KELUARGA
Dalam keluarga pasien, paman dari ayah pasien pernah mengalami
gangguan jiwa
Gambar pohon keluarga

Pasien

Laki-lakiKEHIDUPAN
Perempuan
F. SITUASI
SOSIAL SEKARANG
Pasien tinggal serumah bersama ibu kandungnya.
III
STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 35 tahun berpakaian seragam RSJ
Cimahi berwarna hijau, kulit sawo matang, rambut dan kuku tampak
terawat dengan baik dan rapi, wajah dan penampilan fisik tampak
sesuai usia dan sehat. Postur tubuhnya gemuk. Kontak mata pasien
adekuat.
2. Kesadaran
4

a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos Mentis


b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang, cara berjalan normal,
kadang-kadang suka mondar-mandir
b. Selama wawancara : Pasien duduk tenang, menyambut salam dan
berjabat tangan dengan pemeriksa
c. Sesudah wawancara : Pasien kembali ke kasurnya dan berbaring
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Sedikit koperatif di mana pasien mahu diajak bekerja sama ketika
berbicara walaupun pasien tampak berhati-hati ketika menjawab
pertanyaan
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara

: Cepat, spontan dan suara


kadang-kadang seperti keanak-anakan
b. Gangguan berbicara : Tidak ada gangguan bicara
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana Perasaan (Mood): Eutimik
2. Afek Ekspresi Afektif
a. Arus
: Cepat
b. Stabilisasi
: Stabil
c. Kedalaman
: Dangkal
d. Skala diferensiasi
: Luas, respon emosi dengan variasi yang
e.
f.
g.
h.
i.

beragam dalam ekpresi wajah, irama suara dan gerakan tubuh


Keserasian
: Serasi, ekspresi emosi cocok dengan
suasana yang dihayati
Pengendalian Impuls : Cukup, pasien tahu untuk mengendalikan
rasa marah
Ekspresi
: Wajar
Dramatisasi
: Tidak ada acting emosional
Empati
: Tidak dapat berempati

C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
: Visual: Pasien mengatakan bertemu pacarnya di
ruang bangsal pada malam hari
2. Ilusi
: Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Menyatakan bahwa ibu kandung pasien sebagai
anaknya
4. Derealisasi
: Tidak ditemukan
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf Pendidikan
2. Pengetahuan Umum
3. Kecerdasan

: S1, sesuai dengan tingkat pendidikan


: Luas (Presiden sekarang Jokowi)
: Rata-rata (IQ Skor 93)

4. Konsentrasi dan kalkulasi : Baik, pasien dapat mengurangkan 7 dari


100 dan seterusnya dengan benar
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien tahu berapa lama dia telah berada di RSJ
Cimahi
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
RSJ Cimahi
c. Orang : Baik, pasien dapat mengenal siapa pemeriksa dan
perawat di sekitarnya
d. Situasi : Baik, pasien dapat menyesuaikan diri dengan aktivitas
di ruang rehab dan waktu makan siang dan sarapan
6. Daya Ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Baik, pasien dapat menyebutkan nama dan

usianya dengan benar.


Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu

makanan yang di makan beberapa jam sebelumnya


Segera
: Baik, pasien mampu menyebutkan
kembali benda secara berurutan segera setelah pemeriksa

menyebutkan
b. Gangguan: Tidak ditemukan gangguan daya ingat
7. Pikiran Abstraktif: Baik, pasien dapat mengerti peribahasa yang
sederhana (karena nila setitik, rusak susu sebelanga)
8. Visuospatial: Baik, pada follow up pasien dapat menggambarkan
pukul 11.00 WIB dengan tepat
9. Bakat Kreatif: Tidak diketahui
10. Kemampuan Menolong Diri Sendiri: Baik, pasien dapat makan,
minum, BAK-BAB, dan mandi sendiri
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
: Pikiran cepat, bicara spontan
b. Kontinuitas
: Asosiasi longgar, kadang jawaban pasien
sesuai dengan pertanyaan, terarah dan
relevan
c. Hendaya Bahasa : Tidak ditemukan
2. Isi Pikir
a. Preokupasi dalam pikiran: Sering menanyakan apakah dr.Dhian
sudah visite karena pasien ingin pulang
b. Waham : bizzare: Yakin bahwa demian telah membedah
dirinya dan diganti dengan tubuh yang baru
c. Obsesi
: Tidak ditemukan
d. Fobia
: Tidak ditemukan
e. Gagasan rujukan
: Tidak ditemukan
f. Gagasan pengaruh
: Tidak ditemukan
F. PENGENDALIAN IMPULS
6

Cukup, pasien tahu untuk mengendalikan rasa marah


G. DAYA NILAI
1. Daya Nilai Sosial : Cukup baik, pasien dapat menilai bahwa
marah-marah dan benci tanpa alasan yang benar itu adalah salah.
Pasien juga dapat memahami akibat dari perilaku dan tindakan
dirinya dengan baik.
2. Uji Daya Nilai
:

Cukup baik, pasien tahu apa yang akan

dilakukan ketika diri sedang marah yaitu tarik nafas dalam atau
menumbuk kasur
3. Daya Nilai Realitas : Agak terganggu, pada pasien ditemukan
halusinasi dan waham
H. TILIKAN
Tilikan derajat 3, dimana pasien mengaku dirinya sakit tetapi
menyalahkan pihak lain
I . RELIABILITAS
Baik, karena pasien mengatakan dia bertanggungjawab untuk membantu
ibu yang disangka pasien sebagai anaknya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
2. Kesadaran
: Compos mentis
3. Tensi
: 110/80 mmHg
4. Nadi
: 84 x/menit
5. Suhu Badan
: afebris
6. Frekuensi Pernafasan
: 20x/menit
7. Bentuk Tubuh
:
Kepala : Normocephali, rambut distribusi merata
Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Mulut : Hipersalivasi (-)
Leher : KGB tidak membesar
Thorax : Tidak tampak retraksi sela iga
Abdomen : Supel, datar, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba membesar
Ekstremitas : Normal, tremor (-), cog wheel (-)
8. Sistem Kardiovaskular : BJ I-II murni, regular, murmur (-), gallop
(-)
9. Sistem Respiratorius
: Vesikular, ronki -/-, wheezing -/10. Sistem Gastrointestinal : Bising usus (+) normal
11. Sistem Muskuloskeletal : Deformitas (-), nyeri gerak

(-),

krepitasi (-), bengkak (-)


12. Sistem Urogenital
: Nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan
suprapubik (-)
B. STATUS NEUROLOGIK
7

1. Saraf Kranial (I-XII)


: Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
3. Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/4. Pupil
: Isokor, diameter 3 mm, reflex cahaya +/+
5. Oftalmoskopi
: Tidak dilakukan
6. Motorik : Normotoni, normotrofi
kekuatan motorik
7. Sensibilitas

8. Sistem Saraf Vegetatif


9. Fungsi Luhur
10. Gangguan Khusus

:
Dalam batas normal
:
Dalam batas normal
: Tidak ditemukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 1 April 2016, Jam 07.55 WIB
Hematologi
Hb :13,3 g/dL
Leukosit : 7.000/L
Ht : 37,5%
Trombosit : 442.000/uL
Kimia Klinik
Glukosa Puasa : 94 mg/dl
SGOT : 21,1 U/L
SGPT : 18,8 U/L
Ureum : 40,4 mg/dl
Kreatinin : 0,80 mg/dl
VI . IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan berinisial T, usia 35 tahun, belum menikah, tidak bekerja,
dibawa ibunya ke RSJ Cimahi karena 2 bulan yang lalu, pasien menolak minum
obat. Pasien merasa benci pada ayahnya sehingga menyatakan ayahnya sudah
meninggal. Pasien juga mengumpul benda tajam, menggunting dan membuang
baju ayahnya (agresifitas motorik). Pasien berbicara terus dan bicaranya tidak
nyambung. Pasien juga menyatakan bahawa ibu kandung pasien adalah anaknya.
5 hari SMRS, pasien sering mondar-mandir (gelisah) dan keluyuran. Pasien mulai
berbicara kacau (psikotik), bicaranya sendiri, terus menerus, tidak nyambung dan
mudah tersinggung (irritable). Pasien juga sering berbicara kasar, mengamuk dan
marah-marah (agresifitas verbal) sehingga pasien membakar baju ayahnya
(agresifitas motorik). Pasien juga yakin bahwa demian telah membedah dirinya
dan menggantikan dengan tubuh yang baru (waham bizzare). Pasien mengatakan
8

melihat pacarnya di bangsal pada malam hari dan disuruh merahsiakan pertemuan
mereka (halusinasi visual). Untuk aktivitas sehari-harinya, pasien masih dapat
makan sendiri dan mandi di kamar kecil apabila diperintah. Pasien BAB dan
BAK di kamar kecil.
Dari anamnesa dengan pasien diperoleh bahwa pasien dapat mengingat
namanya dengan benar dan mampu mengingat usianya dengan baik (memori
jangka panjang baik). Pasien memiliki fungsi kognisi yang baik karena mampu
mengurangkan 7 dari 100 dan seterusnya dengan tepat dan mengulang semula
benda (jam tangan, biskut, teh kotak) yang disebut oleh pemeriksa (memori
jangka pendek baik), tilikan yang buruk karena pasien mengaku dirinya sakit
tetapi menyalahkan pihak lain. Di luar dari itu, pada pasien tidak ditemukan
gangguan orientasi tempat, waktu, orang maupun situasi dan tiada gangguan
dalam memori jangka pendek karena pasien dapat mengingat menu makanan yang
di makan beberapa jam sebelumnya. Uji daya nilai dan daya nilai sosial juga tidak
ditemukan adanya gangguan.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan umum pasien dalam batas
normal, hygiene baik. Kesadaran psikiatrik tampak terganggu, perilaku saat
wawancara tampak tenang, suasana perasaan (mood) pasien eutimik, keserasian
afek cukup serasi, pengendalian impuls pasien cukup karena pasien tahu untuk
mengendalikan rasa marah, preokupasi dalam pikiran ditemukan apabila pasien
sering menanyakan apakah dr.Dhian sudah visite. Terdapat gangguan persepsi
berupa halusinasi visual, daya nilai realitas agak terganggu ditemukan halusinasi,
tilikan derajat 3 karena pasien mengaku dirinya sakit tetapi menyalahkan orang
lain.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
80x/min, nafas 20x/min, suhu tubuh afebris dan pemeriksaan lainnya dalam batas
normal serta tidak ditemukan adanya kelainan. Hasil pemeriksaan penunjang pula
didapatkan Hb 13,3 g/dL, Leukosit 7.000/L, Ht 37,5%, Trombosit 442.000/uL,
Glukosa Puasa 94 mg/dl, SGOT 21,1 U/L, SGPT 18,8 U/L, Ureum 40,4 mg/dl,
Kreatinin 0,80 mg/dl.
VII FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I : Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat
9

dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran, perasaan
dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari (hendaya)
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO,
karena tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik, orientasi dan
daya ingat, maupun gangguan organik yang diduga bersangkutan
dengan gangguan jiwanya.
3. Menurut PPDGJ-III, pasien ini mengalami F20.1 Skizofrenia
Hebefrenik karena:
a) Waham bizzare berupa pasien yakin bahwa damien telah
membedah dirinya dan menggantikan dengan tubuh yang
baru
b) Halusinasi visual berupa pasien mengatakan pacarnya
datang ke bangsal pada malam hari
c) Didiagnosa pertama kali ketika usia pasien 25 tahun
(dewasa muda)
d) Perilaku pasien yang tidak bertanggungjawab dan tidak
dapat diramalkan berupa mengamuk lalu menggunting
dan membakar baju ayahnya
e) Adanya kecenderungan untuk selalu menyendiri, adanya
perilaku yang menunjukkan hampa tujuan karena sering
mondar-mandir
Aksis II : Tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
Aksis III : Tidak ditemukan gangguan pada kondisi medik umum
Aksis IV : Stressor psikososial : Putus obat, masalah keluarga
Aksis V : Skala GAF 50-41 gejala berat (serious), disabilitas berat
VIII EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan gejala klinis
yang bermakna berupa pasien yakin bahwa damien telah membedah dirinya dan
mengganti dengan tubuh yang baru. Pasien juga melihat pacarnya datang ke
bangsal pada malam hari. Pasien sering gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan yang
jelas. Pasien juga pernah berbicara kacau, mengamuk lalu membakar baju
ayahnya. Gejala sudah dialami sejak 2 bulan yang lalu. Hal ini menimbulkan
disabilitas dalam kehidupannya sehari-hari sehingga digolongkan dalam
gangguan jiwa. Pada pasien juga tidak ditemukan kelainan organik sehingga
10

digolongkan gangguan non-organik (fungsional). Namun pada pasien


didapatkan hendaya berat dalam menilai realita, disertai gangguan persepsi
(terdapat halusinasi visual dan depersonalisasi) sehingga dimasukkan dalam
gangguan jiwa psikotik non-organik. Adanya halusinasi visual dan waham
bizarre sehingga digolongkan ke dalam Skizofrenia. Gejala yang menonjol dari
pasien adalah halusinasi visual, waham bizarre, sering mondar-mandir tanpa
tujuan yang jelas disertai usia pasien yang masih dewasa muda sehingga
digolongkan Skizofrenia Hebefrenik (F 20.1)
Diagnosis Banding :
1. Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)
Gejala yang timbul antara lain: adanya gejala utama (afek depresif, hilang
kegembiraan, mudah lelah dan menurunnya aktivitas). Disertai waham, halusinasi
atau stupor depresif.
2. Gangguan Skizotipal (F21)
Gejalanya yang timbul kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik dan
tidak serasi dengan norma budaya setempat. Persepsi pancaindera yang tidak
lazim termasuk mengenai tubuh, depersonalisasi.
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV: Stressor psikososial : Putus obat, masalah keluarga
Aksis V : Berdasarkan skala GAF, kasus ini saat dievaluasi memiliki skala GAF
50-41 yaitu gejala berat (serious), disabilitas berat karena masih
terdapat waham bizzare dan halusinasi visual
IX. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam, selama pasien tidak melakukan perbuatan yang
mengarah ke tentamen suicidum
Ad functionam : dubia ad bonam, karena pasien ternyata dapat melakukan
fungsi hidup sehari-hari secara mandiri
Ad sanationam : dubia ad malam
Faktor yang mendukung prognosis:
Baik

Buruk

Presipitasi jelas (halusinasi visual, Putus minum obat


waham bizzare)
Masalah keluarga
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada
Psikiatrik : Adanya hendaya berat dalam menilai realita seperti
agresifitas verbal dan motorik, halusinasi visual, waham bizzare,
11

tilikan derajat 3 sehingga pasien memerlukan farmakoterapi dan

psikoterapi
Sosial/Keluarga : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial
dan pekerjaan sehingga pasien membutuhkan psikoterapi dan

farmakoterapi.
XI. TERAPI
A. Farmakoterapi
R/ Olanzapine tab 10 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
------------------------------------------------R/ Haloperidol tab 5 mg No. X
S 2 dd tab 1
------------------------------------------------Pro: Nn. T
Umur: 35 tahun
B. Psikoterapi
Psikoterapi suportif: Memotivasi pasien supaya minum obat teratur,
memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat
penyakitnya akan kambuh dan dia harus masuk ke rumah sakit, mengajar
memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia serta
cara melepaskan rasa marah dengan benar
C. Terapi sosial
Manipulasi lingkungan dengan tidak mengucilkan pasien, dukungan
keluarga yang baik dan komunitas terapeutik dengan mengikut sertakan
pasien dalam kegiatan rehab
D. Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien
- Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien dan tidak
-

mengucilkan pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur bila sudah lepas
rawat

12

Anda mungkin juga menyukai