Bangsal Cimahi
Bangsal Cimahi
Tanda Tangan
: 034970
: Nn. TYR
: dr. Dhian Indriasari, SpKJ
: 31 Maret 2016
: Tahun 2005 di rawat di Hurip Waluya dan Nur
Ilahi selama 4 tahun
Tahun 2009 di RSJ Cimahi
: Nn. TYR
: Sari Jadi, 2 Juni 1980
: Perempuan
: Sunda
: Islam
: S1
: Tidak bekerja
: Belum menikah
: Komplek Sari Jadi Blok A, No.88, RT/RW 02/03
Sari Jadi, Suka Sari, Bandung
II RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari :
Cendrawasih.
Rekam Medik
A. KELUHAN UTAMA
Pasien gelisah
1
2009
2016
Garis normal
Desember
2015
Pasien
Laki-lakiKEHIDUPAN
Perempuan
F. SITUASI
SOSIAL SEKARANG
Pasien tinggal serumah bersama ibu kandungnya.
III
STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 35 tahun berpakaian seragam RSJ
Cimahi berwarna hijau, kulit sawo matang, rambut dan kuku tampak
terawat dengan baik dan rapi, wajah dan penampilan fisik tampak
sesuai usia dan sehat. Postur tubuhnya gemuk. Kontak mata pasien
adekuat.
2. Kesadaran
4
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
: Visual: Pasien mengatakan bertemu pacarnya di
ruang bangsal pada malam hari
2. Ilusi
: Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Menyatakan bahwa ibu kandung pasien sebagai
anaknya
4. Derealisasi
: Tidak ditemukan
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf Pendidikan
2. Pengetahuan Umum
3. Kecerdasan
menyebutkan
b. Gangguan: Tidak ditemukan gangguan daya ingat
7. Pikiran Abstraktif: Baik, pasien dapat mengerti peribahasa yang
sederhana (karena nila setitik, rusak susu sebelanga)
8. Visuospatial: Baik, pada follow up pasien dapat menggambarkan
pukul 11.00 WIB dengan tepat
9. Bakat Kreatif: Tidak diketahui
10. Kemampuan Menolong Diri Sendiri: Baik, pasien dapat makan,
minum, BAK-BAB, dan mandi sendiri
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
: Pikiran cepat, bicara spontan
b. Kontinuitas
: Asosiasi longgar, kadang jawaban pasien
sesuai dengan pertanyaan, terarah dan
relevan
c. Hendaya Bahasa : Tidak ditemukan
2. Isi Pikir
a. Preokupasi dalam pikiran: Sering menanyakan apakah dr.Dhian
sudah visite karena pasien ingin pulang
b. Waham : bizzare: Yakin bahwa demian telah membedah
dirinya dan diganti dengan tubuh yang baru
c. Obsesi
: Tidak ditemukan
d. Fobia
: Tidak ditemukan
e. Gagasan rujukan
: Tidak ditemukan
f. Gagasan pengaruh
: Tidak ditemukan
F. PENGENDALIAN IMPULS
6
dilakukan ketika diri sedang marah yaitu tarik nafas dalam atau
menumbuk kasur
3. Daya Nilai Realitas : Agak terganggu, pada pasien ditemukan
halusinasi dan waham
H. TILIKAN
Tilikan derajat 3, dimana pasien mengaku dirinya sakit tetapi
menyalahkan pihak lain
I . RELIABILITAS
Baik, karena pasien mengatakan dia bertanggungjawab untuk membantu
ibu yang disangka pasien sebagai anaknya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
2. Kesadaran
: Compos mentis
3. Tensi
: 110/80 mmHg
4. Nadi
: 84 x/menit
5. Suhu Badan
: afebris
6. Frekuensi Pernafasan
: 20x/menit
7. Bentuk Tubuh
:
Kepala : Normocephali, rambut distribusi merata
Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Mulut : Hipersalivasi (-)
Leher : KGB tidak membesar
Thorax : Tidak tampak retraksi sela iga
Abdomen : Supel, datar, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba membesar
Ekstremitas : Normal, tremor (-), cog wheel (-)
8. Sistem Kardiovaskular : BJ I-II murni, regular, murmur (-), gallop
(-)
9. Sistem Respiratorius
: Vesikular, ronki -/-, wheezing -/10. Sistem Gastrointestinal : Bising usus (+) normal
11. Sistem Muskuloskeletal : Deformitas (-), nyeri gerak
(-),
:
Dalam batas normal
:
Dalam batas normal
: Tidak ditemukan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 1 April 2016, Jam 07.55 WIB
Hematologi
Hb :13,3 g/dL
Leukosit : 7.000/L
Ht : 37,5%
Trombosit : 442.000/uL
Kimia Klinik
Glukosa Puasa : 94 mg/dl
SGOT : 21,1 U/L
SGPT : 18,8 U/L
Ureum : 40,4 mg/dl
Kreatinin : 0,80 mg/dl
VI . IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan berinisial T, usia 35 tahun, belum menikah, tidak bekerja,
dibawa ibunya ke RSJ Cimahi karena 2 bulan yang lalu, pasien menolak minum
obat. Pasien merasa benci pada ayahnya sehingga menyatakan ayahnya sudah
meninggal. Pasien juga mengumpul benda tajam, menggunting dan membuang
baju ayahnya (agresifitas motorik). Pasien berbicara terus dan bicaranya tidak
nyambung. Pasien juga menyatakan bahawa ibu kandung pasien adalah anaknya.
5 hari SMRS, pasien sering mondar-mandir (gelisah) dan keluyuran. Pasien mulai
berbicara kacau (psikotik), bicaranya sendiri, terus menerus, tidak nyambung dan
mudah tersinggung (irritable). Pasien juga sering berbicara kasar, mengamuk dan
marah-marah (agresifitas verbal) sehingga pasien membakar baju ayahnya
(agresifitas motorik). Pasien juga yakin bahwa demian telah membedah dirinya
dan menggantikan dengan tubuh yang baru (waham bizzare). Pasien mengatakan
8
melihat pacarnya di bangsal pada malam hari dan disuruh merahsiakan pertemuan
mereka (halusinasi visual). Untuk aktivitas sehari-harinya, pasien masih dapat
makan sendiri dan mandi di kamar kecil apabila diperintah. Pasien BAB dan
BAK di kamar kecil.
Dari anamnesa dengan pasien diperoleh bahwa pasien dapat mengingat
namanya dengan benar dan mampu mengingat usianya dengan baik (memori
jangka panjang baik). Pasien memiliki fungsi kognisi yang baik karena mampu
mengurangkan 7 dari 100 dan seterusnya dengan tepat dan mengulang semula
benda (jam tangan, biskut, teh kotak) yang disebut oleh pemeriksa (memori
jangka pendek baik), tilikan yang buruk karena pasien mengaku dirinya sakit
tetapi menyalahkan pihak lain. Di luar dari itu, pada pasien tidak ditemukan
gangguan orientasi tempat, waktu, orang maupun situasi dan tiada gangguan
dalam memori jangka pendek karena pasien dapat mengingat menu makanan yang
di makan beberapa jam sebelumnya. Uji daya nilai dan daya nilai sosial juga tidak
ditemukan adanya gangguan.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan umum pasien dalam batas
normal, hygiene baik. Kesadaran psikiatrik tampak terganggu, perilaku saat
wawancara tampak tenang, suasana perasaan (mood) pasien eutimik, keserasian
afek cukup serasi, pengendalian impuls pasien cukup karena pasien tahu untuk
mengendalikan rasa marah, preokupasi dalam pikiran ditemukan apabila pasien
sering menanyakan apakah dr.Dhian sudah visite. Terdapat gangguan persepsi
berupa halusinasi visual, daya nilai realitas agak terganggu ditemukan halusinasi,
tilikan derajat 3 karena pasien mengaku dirinya sakit tetapi menyalahkan orang
lain.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
80x/min, nafas 20x/min, suhu tubuh afebris dan pemeriksaan lainnya dalam batas
normal serta tidak ditemukan adanya kelainan. Hasil pemeriksaan penunjang pula
didapatkan Hb 13,3 g/dL, Leukosit 7.000/L, Ht 37,5%, Trombosit 442.000/uL,
Glukosa Puasa 94 mg/dl, SGOT 21,1 U/L, SGPT 18,8 U/L, Ureum 40,4 mg/dl,
Kreatinin 0,80 mg/dl.
VII FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I : Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat
9
dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran, perasaan
dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari (hendaya)
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO,
karena tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik, orientasi dan
daya ingat, maupun gangguan organik yang diduga bersangkutan
dengan gangguan jiwanya.
3. Menurut PPDGJ-III, pasien ini mengalami F20.1 Skizofrenia
Hebefrenik karena:
a) Waham bizzare berupa pasien yakin bahwa damien telah
membedah dirinya dan menggantikan dengan tubuh yang
baru
b) Halusinasi visual berupa pasien mengatakan pacarnya
datang ke bangsal pada malam hari
c) Didiagnosa pertama kali ketika usia pasien 25 tahun
(dewasa muda)
d) Perilaku pasien yang tidak bertanggungjawab dan tidak
dapat diramalkan berupa mengamuk lalu menggunting
dan membakar baju ayahnya
e) Adanya kecenderungan untuk selalu menyendiri, adanya
perilaku yang menunjukkan hampa tujuan karena sering
mondar-mandir
Aksis II : Tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
Aksis III : Tidak ditemukan gangguan pada kondisi medik umum
Aksis IV : Stressor psikososial : Putus obat, masalah keluarga
Aksis V : Skala GAF 50-41 gejala berat (serious), disabilitas berat
VIII EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan gejala klinis
yang bermakna berupa pasien yakin bahwa damien telah membedah dirinya dan
mengganti dengan tubuh yang baru. Pasien juga melihat pacarnya datang ke
bangsal pada malam hari. Pasien sering gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan yang
jelas. Pasien juga pernah berbicara kacau, mengamuk lalu membakar baju
ayahnya. Gejala sudah dialami sejak 2 bulan yang lalu. Hal ini menimbulkan
disabilitas dalam kehidupannya sehari-hari sehingga digolongkan dalam
gangguan jiwa. Pada pasien juga tidak ditemukan kelainan organik sehingga
10
Buruk
psikoterapi
Sosial/Keluarga : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial
dan pekerjaan sehingga pasien membutuhkan psikoterapi dan
farmakoterapi.
XI. TERAPI
A. Farmakoterapi
R/ Olanzapine tab 10 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
------------------------------------------------R/ Haloperidol tab 5 mg No. X
S 2 dd tab 1
------------------------------------------------Pro: Nn. T
Umur: 35 tahun
B. Psikoterapi
Psikoterapi suportif: Memotivasi pasien supaya minum obat teratur,
memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat
penyakitnya akan kambuh dan dia harus masuk ke rumah sakit, mengajar
memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia serta
cara melepaskan rasa marah dengan benar
C. Terapi sosial
Manipulasi lingkungan dengan tidak mengucilkan pasien, dukungan
keluarga yang baik dan komunitas terapeutik dengan mengikut sertakan
pasien dalam kegiatan rehab
D. Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien
- Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien dan tidak
-
mengucilkan pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur bila sudah lepas
rawat
12