Puput Wahyuni LP Dan Askeb Imunisasi
Puput Wahyuni LP Dan Askeb Imunisasi
ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN IMUNISASI POLIO
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dokumentasi Kebidanan
Dosen Pembimbing :
DWI ESTUNING RAHAYU,SPd,S.Kep,Ns.
Disusun Oleh :
Puput wahyuni
080 22 000 68
Semester III B
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DFEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
2009/2010
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
DEFINISI
Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin polio (dalam bentuk oral )
atau dikenal dengan nama oral polio vaccine(OPV) yang bertujuan memberi
kekebalan dari polimelitis.
(Aziz Alimul Hidayat.2008.hal95)
Imunisasi polio merupakan imonisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit polimielitis yang dapat menyebabkan kelumpuhzn pada
anak.
( Aziz Alimul Hidayat.2005.hal:103)
Imunisasi polio adalah penyakit akibat virus yang dapat melumpuhkan otototot tubuh
(www.wikipedia.com)
II.
ETIOLOGI
Ada dua hal penting yang digunakan sebagai landasan atau dasar pemberian
imunisasi
polio:
1. Vaksinasi polio ini sangat penting agar anak-anak kita tidak tertular virus
polio. Virus ini cukup berbahaya. Jika anak terkena sulit untuk diobati. Anak
bangsa, khususnya Balita, perlu diupayakan agar terhindar dari penyakit
Polio,
antara
lain
melalui
pemberian
vaksin
imunisasi.
III.
KLASIFIKASI
Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai dengan rekomandasi WHO
adalah diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu.
Kemudian diulang usia 1 tahun, 5 tahun dan usia 15 tahun atau sebelum
meninggalkan sekolah. Dalam keadaan adanya Kejadian Luar biasa Polio,
maka dilakukan Mopping Up. Artinya, strategi untuk memberikan ulangan
Polio pada semua anak di bawah usia 5 tahun di daerah tersebut meskipun
imunisasi sebelumnya telah lengkap. Vaksin polio terdiri dari 2 jenis , yaitu
Vaksin Virus Polio Oral (Oral Polio Vaccine=OPV) dan Vaksin Polio
Inactivated (Inactived Poliomielitis Vaccine).
a) Oral Polio Vaccine (OPV)
Jenis vaksin Virus Polio Oral atau Oral Polio Vaccine (OPV) ini paling
sering dipakai di Indonesia. Vaksin OPV pemberiannya dengan cara
meneteskan cairan melalui mulut. Vaksin ini terbuat dari virus liar (wild)
hidup yang dilemahkan. OPV di Indonesia dibuat oleh PT Biofarma
Bandung. Komposisi vaksin tersebut terdiri dari virus Polio tipe 1, 2 dan 3
adalah suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated).
Vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dalam
sucrosa. Tiap dosis sebanyak 2 tetes mengandung virus tipe 1, tipe 2, dan
tipe 3 serta antibiotika eritromisin tidak lebih dari 2 mcg dan kanamisin
tidak lebih dari 10 mcg.
Virus dalam vaksin ini setelah diberikan 2 tetes akan menempatkan diri di
usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun dalam
dinding luar lapisan usus yang mengakibatkan pertahan lokal terhadap
virus polio liar yang akan masuk. Pemberian Air susu ibu tidak
berpengaruh pada respon antibodi terhadap OPV dan imunisasi tidak
bioleh ditunda karena hal ini. Setelah diberikan dosis pertama dapat
terlindungi secara cepat, sedangkan pada dosis berikutnya akan
memberikan perlindungan jangka panjang.
Virus polio ini dapat bertahan di tinja hingga 6 minggu setelah pemberian
vaksin melalui mulut. Anak yang telah mendapatkan imunisasi OPV dapat
memberikan pengeluaran virus vaksin selama 6 minggu dan akan
melakukan infeksi pada kontak yang belum diimunisasi. Untuk orang
yang berhubungan (kontak) dengan bayi yang baru di imunisasi harus
menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah mengganti popok
bayi.
Sehingga bila ada seorang kontak di rumah yang dalam keadaan kondisi
tubuh sedang turun, seperti pengobatan kortikosteroid (imunosupresan)
atau pengobatan radiasi umum, penyakit kanker atau keganasan yang
IV.
PATOFOSIOLOGI
Vaksin ini akan menempatkan diri di daerah usus dan memecu pembentukan
antibody baik dalam darah maupun pada epithelium usus yang menghasilkan
pertahanan local terhadap virus polio liar.
(www.google.com)
V.
PENATALAKSANAAN
Dalam pemberian imunisasi hal-hal yang harus di berikan
1. Memberitahukan secara rinci tentang resiko vaksinasi dan resiko apabila
tidak di imunisasi
2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila
terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan
3. Baca dengan teliti infornasi tentang produk (vaksin) yang akan di berikan
jangan mengenai persetujuan yang telah di berikan kepada orang tua
4. Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum
melakukan imunisasi
5. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan di
berikan
6. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antiperitik bila di perlukan
7. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin terrsebut telah di simpan
dengan baik
8. Periksa vaksin yang akan di berikan apakah tampak tanda-tanda
perubahan warna yang menunjukkan adanya kerusakan
9. Yakin bahwa vaksin yang akan di berikan sesuai dengan jadwal dan di
tawarkan pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (catch
up vaccination) bila di perlukan
10. Berikan vaksin dengan teknik yang benar
(www.google.com)
VI.
KOMPLIKASI
Pada umumnya reaksi terhadap vaksin dapat berupa reaksi simpang (adverse
events), atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung vaksin.
Reaksi simpang vaksin antara lain berupa efek farmakologi, efek samping,
interaksi obat, intoleransi, reaksi idiosinkrasi dan reaksi alergi. Kejadian yang
bukan disebabkan efek langsung vaksin dapat terjadi karena kesalahan tehnik
pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin, kesalahan prosedur, tehnik
pelaksanaan dan faktor kebetulan.
Kejadian ikutan paska imunisasi adalah semua kejadian sakit dan kematian
yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Kejadian ikutan paska
imunisasi Polio memang jarang ditemukan. Setelah pemberian vaksinasi OPV
sebagian kecil penerima akan mengalami gejala pusing-pusing, diare ringan
dan sakit pada otot. Lebih jarang lagi, diperkirakan setiap 2,5 dosis OPV yang
diberikan dapat mengalami kasus Paralitik Poliomielitis (Vaccine-Associated
Paralytic Poliomyelitis atau VAPP).
(http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=128296)
Efek Samping pada imunisasi polio hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja
yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnyapun sangat
jarang.
(http:/azayam multipli.com/tag/imunisasi)
VII.
PROGNOSI
Imunisasi
polio
dapat
mencekal
hingga
90%
((http:/azayam
multipli.com/tag/imunisasi)
Pemberian vaksin dengan dosis kurang dapat mengakibatkan tidak optimalnya
pembentukan antibody tubuh terhadap antigen. Sedang pemberian vaksin
dengan dosis berlebihan dapat menimbulkan kejadian (KIPI).
(www.google.com)
ASUHAN KEBIDANAN
I.
PENGKAJIAN
Data subyektif
Biodata
Umur
Keluhan utama
Anak belum mendapatkan imunisasi
II.
III.
KEBUTUHAN
1. Informasi tentang imunisasi polio
2. Dukungan dan perhatian keluarga serta pihak-pihak yang terkait
IV.
TUJUAN
Mendapatkan imunisasi polio
V.
KRITERIA HASIL
Pemberian imunisasi dilakukan sesuai jadwal.
Intervensi
1. Memberitahukan
secara
rinci sebagian
Rasional
kecil
penerima
akan
berikan.
menganmbil vaksin
4. Melakukan tanya jawab dengan
orang
tua
atau
yang
lalu
terhadap
vaksin,
sedang
dalam
riwayat alergi
merupakan
yang
kondisi
menjadi
tampak
perubahan
warna
tanda-tanda
yang
IMPLEMENTASI
1. Memberitahukan secara rinci tentang resiko vaksinasi dan resiko
apabila tidak di imunisasi
2. Meriksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya
bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan
3. Membaca dengan teliti infornasi tentang produk (vaksin) yang
akan di berikan jangan mengenai persetujuan yang telah di berikan
kepada orang tua
4. Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya
sebelum melakukan imunisasi
5. Meninjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin
yang akan di berikan
6. Melakukan periksa identitas penerima vaksin dan berikan
antiperitik bila di perlukan
7. Melakukan Periksaan jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin
terrsebut telah di simpan dengan baik
8. Meriksaan vaksin yang akan di berikan apakah tampak tanda-tanda
perubahan warna yang menunjukkan adanya kerusakan
9. Yakin bahwa vaksin yang akan di berikan sesuai dengan jadwal
dan di tawarkan pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang
tertinggal (catch up vaccination) bila di perlukan
10. Melakukan peberian vaksin dengan teknik yang benar
VII.
EVALUASI
Penilaian terhadap dosis yang di berikan
Penilai terhadap reaksi-reaksi yang muncul
(http:/id Wikipedia.org/wiki/imunisasi)
DAFTAR PUSTAKA
kesehatan.Jakarta:Salemba Medika
Supartini,Yupi.2004.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak/Penulis.
Jakarta : EGC
www.google.co.id
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=128296
http:/azayam multipli.com/tag/imunisasi
www.wikipedia.com
POHON MASALAH
Imunisasi Polio
Oral :Meneteskan
melalui mulut
Injeksi :pemberian
dengan
cara
suntikam
2 tetes
subkuta
0,5 ml
Etiologi :
Pemberian
untuk
terhadap
imunisasi
mendapatkan
penyakit
polio
ini
kekebalan
poliomyelitis
(polimeilitis).
Patofisiologi :
Vaksin ini akan menempatkan diri di daerah usus dan memecu pembentukan
antibody baik dalam darah maupun pada epithelium usus yang menghasilkan
pertahanan local terhadap virus polio liar.
Penatalaksanaan :
Memberitahukan informasi tentang imunisasi
Memeriksa adnya KIPI yamg tidak di harapkan
Meneliti informasi tentang vaksin
Melakukan tanya jawab sebelum imunisasi
Menunjau adanya indikasi kontra
Memeriksa identitas penerima vaksin
Memeriksa jenis vaksin
Memeriksa jadwal pemberian imunisasi
Memberikan vaksin dengan baik dan benar