Anda di halaman 1dari 22

7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI )


2.1.1 Pengertian
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah cara sederhana
menemukan

tumor

payudara

sedini

mungkin

(Widiastuti,

2009).

Pemeriksaan payudara yang di lakukan sendiri dengan belajar melihat dan


memeriksa perubahan payudaranya sendiri setiap bulan. Dengan melakukan
pemeriksaan secara teratur akan diketahui adanya benjolan atau masalah lain
sejak dini walaupun masih berukuran kecil sehingga lebih efektif untuk di
obati (Dep Kes RI 2009 ).
SADARI merupakan usaha untuk mendapatkan kanker payudara
pada stadium yang lebih dini (down staging). Diperlukan pelatihan yang
baik dan evaluasi yang regular. SADARI direkomendasikan dilakukan setiap
bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih (Manuaba, 2010).
2.1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya SADARI secara rutin adalah untuk merasakan
dan mengenal lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera
diketahui. Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari
setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak (Bustan,
2007).
Pemeriksaan pyudara berguna untuk memastikan bahwa payudara
seseorang masih normal. Bila ada kelainan seperti infeksi, tumor, atau

kanker dapat ditemukan lebih awal. Kanker payudara yang diobati pada
stadium dini kemungkinan sembuh mendekati 95% ( Dep Kes RI, 2009 ).
2.1.3 Tanda yang harus di waspadai
Menurut Dep Kes RI (2009) Tanda

yang terlihat dengan

memerhatikan payudara antara lain :

2.1.4

1.

penambahan ukuran atau besar yang tak biasa pada payudara

2.

salah satu payudara menggantung lebih rendah dari biasanya

3.

lekukan seperti lesung pipit pada kulit payudara

4.

cekungan atau lipatan pada putting

5.

perubahan penampilan putting payudara

6.

keluar cairan seperti susu atau darah dari salah satu putting

7.

adanya benjolan pada payudara

8.

pembesaran kelenjar getah bening pada lipatan ketiak atau leher

9.

pembengkakan pada lengan bagian atas


Waktu SADARI
Waktu pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan pada hari ke 7
sampai 10 yang di hitung sejak hari ke 1 mulai haid (saat payudara sudah
tidak mengeras dan nyeri) atau bagi yang telah menopause pemeriksaan
dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya [misalnya
setiap tanggal 1 atau tanggal lahirnya (Dep Kes RI, 2009)].

2.1.5

Cara melakukan tekhnik SADARI


Kaum perempuan harus mewaspadai setiap perubahan yang
terjadi pada payudaranya, untuk mengetahui perubahan tersebut ada cara
sederhana yang disebut dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara

Sendiri). 9 di antara 10 perempuan menemukan adanya benjolan di


payudara dengan melakukan tekhnik SADARI. Pemeriksaan payudara
sebaiknya dilakukan setelah masa menstruasi, karena sebelum menstruasi
payudara agak membengkak dan akan

menyulitkan pemeriksaan

(Kumalasari, 2012).
Menurut Kumalasari (2012) Beberapa tahapan yang dilakukan
dalam tekhnik SADARI adalah sebagai berikut :
1. Melihat perubahan di hadapan cermin
a. Tahap 1.
Perhatikan payudara melalui kaca sementara kedua lengan
lurus kebawah. Perhatikan secara teliti mengenai hal hal berikut :
1) Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris ?
2) Apakah bentuknya membesar atau mengeras ?
3) Apakah arah putingnya lurus ke depan ? atau berubah arah ?
4) Apakah ada dimpling ( putingnya tertarik kedalam) ?
5) Apakah putting atau kulitnya ada lecet ?
6) Apakah kulitnya tampak kemerahan ? kebiruan ? kehitaman ?
7) Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori melebar ( seperti
kulit jeruk ) ?
8) Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya
kerutan / cekungan atau puckering ?

10

Gambar 2.1 berdiri di depan cermin


b. Tahap 2.
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala.
Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor
terhadap otot atau fasia di bawahnya .

Gambar 2.2 mengangkat kedua lengan keatas


c. Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan di samping kanan
dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan ke kiri untuk melihat
perubahan pada payudara.

Gambar 2.3 mengangkat satu tangan

11

d. Tahap 4
1)

Menegangkan otot bagian dada dengan tangan menekan


pinggul di maksudkan untuk menegangkan otot di daerah
axila.

2)

Perhatikan secara khusus seper 4 bagian payudara sebelah luar


atas, baik yang kiri maupun kanan. Bagian tersebut paling
sering mengandung tumor.

2. Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring


a. Tahap 1
Persiapan
1)

Di mulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan


membengkokkan kedua lutut.

2)

Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah di lipat di bawah


bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan di
periksa.

3)

Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala. Gunakan


tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

4)

Gunakan telapak jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau


penebalan. Periksa payudara dengan menggunakan vertikal strip
dan sirkuler.

Gambar 2.4 berbaring meraba payudara

12

b. Tahap 2
Pemeriksaan payudara dengan vertikal strip
1)

Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.


Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

2)

Gerakkan tangan perlahan kebawah bra line dengan putaran


ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra
line , bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus kearah atas
menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan.

3)

Bergeraklah keatas dan kebawah mengikuti pijatan dan meliputi


seluruh bagian yang di tunjuk.

c. Tahap 3
Pemeriksaan payudara dengan cara memutar (sirkular)
1)

Berawal dari bagian atas payudara buat putaran yang besar.

2)

Bergeraklah

sekeliling

payudara

dengan

memperhatikan

benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurangnya tiga putaran kecil


sampai ke putting payudara.
3)

Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan


sekali dengan tekanan kuat.

4)

Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae

Gambar 2.5 memeriksa bagian bawah areola mammae

13

d. Tahap 4
Pemeriksaan cairan di putting payudara
Gunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk
melihat adanya cairan abnormal dari putting payudara.
e. Tahap 5
Memeriksa ketiak
Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak
dengan teliti, apakan teraba benjolan abnormal atau tidak ?

Gambar 2.6 berdiri meraba payudara

2.2 Remaja
2.2.1

Pengertian

1. Remaja atau adolescence ( inggris ), berasal dari bahasa latin


adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang
di maksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga
kematangan sosial dan psikologis (Widiastuti,2009 ).
2. Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti
puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (inggris),
berasal dari bahasa latin adolescence yang beararti tumbuh kearah
kematangan. Kematangan yang di maksud adalah bukan hanya

14

kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis


(Kumalasari, 2012).
3. Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak
menuju masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang
pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya
perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial
(Surjadi, dkk., 2002)
2.2.2

Batasan usia remaja


Batasan usia remaja berbeda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Di tinjau dari bidang kesehatan WHO, masalah yang dirasakan paling
mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan dini.
Terangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan batas usia 10 -20
tahun sebagai batasan usia remaja ( Surjadi, dkk., 2002 ).
Dengan demikian dari segi program pelayanan, definisi yang
digunakan oleh departemen kesehatan adalah mereka yang berusia 10 -19
tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN ( direktorat
remaja dan perlindungan hak reproduksi ) batasan usia remaja adalah 10
-21 tahun ( BKKBN, 2006 ).
Menurut Kumalasari ( 2012 ) tiga hal yang menjadi masa remaja
penting sekali bagi kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut:
1. Masa remaja ( usia 10 -19 tahun ) merupakan masa yang khusus dan
penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia dan sering di sebut masa pubertas

15

2. Masa remaja terjadi perubahan fisik ( organobiologis ) secara cepat


yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan ( mental
emosional ). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan
remaja

yang

mengalaminnya,

karena

itu

perlu

pengertian,

bimbingan, dan dukungan lingkungan di sekitarnya agar mereka


dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat,
baik jasmani, mental, maupun psikososial.
3. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan
terhadap remaja laki laki dan wanita. Bagi laki laki, masa remaja
merupakan saat diperolehnya kebebasan, sedangkan untuk remaja
wanita merupakan saat di mulainya segala bentuk pembatasan (pada
zaman dulu gadis mulai di pingit ketika mereka mulai menstruasi).
Walaupun dewasa ini praktik seperti telah jarang di lakukan,
namun perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan wanita ini
dapat menempatkan remaja wanita dalam posisi yang di rugikan.
Kesetaraan perlakuan terhadap remaja laki laki dan wanita
diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja
agar masalahnya dapat tertangani secara tuntas.
2.2.3

Perkembangan remaja dan tugasnya


Menurut

Kumalasi

(2012),

Seiring

dengan

tumbuh

dan

berkembangnya seorang individu, dari masa anak sampai dewasa, individu


memiliki tugas tersendiri pada setiap tahap perkembangannya. Tugas yang
dimaksud pada setiap tahap perkembangan adalah setiap tahapan usia,
individu tersebut memunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian,

16

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan fungsi tertentu sesuai dengan


kebutuhan pribadi. Kebutuhan pribadi itu sendiri muncul dari dalam diri
yang dirangsang oleh kondisi di sekitarnya atau masyarakat.
Tugas perkembangan remaja di fokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanakan serta berusaha untuk
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.
Adapun tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1991) adalah
sebagai berikut :
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubunngan baik dengan anggota kelompok
yang berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian ekonomi.
Remaja merasa sanggup untuk hidup berdasarkan usaha sendiri.
Ini terutama sangat penting bagi laki laki. Akan tetapi dewasa ini
bagi kaum wanitapun tugas ini berangsur

menjadi semakin

penting.
5. Mencapai kemandirian emosional.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai orang dewasa dan orang
tua

17

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan


untuk memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.
2.2.4

Perubahan fisik pada masa remaja


Menurut kumalasi (2012), Masa remaja terjadi ketika seseorang
mengalami perubahan struktur tubuh dari anak menjadi dewasa (pubertas).
Pada masa ini terjadi suatu perubahan fisik yang cepat disertai banyak
perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ reproduksi (organ
seksual) untuk mencapai kematangan yang di tunjukkan dengan
kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada
pertumbuhan tersebut di ikuti munculnya tanda sebagai berikut :

1. Tanda seks primer


Tanda seks primer yang di maksud adalah yang berhubungan
langsung dengan organ seks. Dalam modul kesehatan reproduksi remaja
(Dep Kes, 2002) disebutkan bahwa ciri seks primer pada remaja adalah
sebagai berikut :
a.

Remaja laki
Remaja laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila
telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada
remaja lakiusia antara 10-15 tahun. Mimpi basah sebetulnya
merupakan salah satu cara tubuh laki ejakulasi. Ejakulasi terjadi

18

karena sperma yang terus menerus diproduksi perlu dikeluarkan.


Ini adalah pengalaman yang normal bagi semua remaja laki.

b.

Remaja wanita
Pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ
reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi (
menarche ). Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau
endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari
uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang
masa menapouse yaitu ketika seorang berumur sekitar 40-50 tahun.

2.

Tanda seks sekunder


Menurut Kumalasari ( 2012 ), Ciri seks sekunder pada masa remaja
adalah sebagai berikut :
a. Remaja laki-laki
1). Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki
bertambah besar.
2). Bahu melebar, pundak serta dada bertambah besar dan membidang,
pinggul menyempit.
3). Pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan
dan kaki.
4). Tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak
kecil lagi.
5). Tumbuh jakun, suara menjadi besar.

19

6). Penis dan buah zakar membesar


7). Kulit menjadi lebih kasar dan tebal dan berminyak
8). Rambut menjadi lebih berminyak
9). Produksi keringat menjadi lebih banyak
b.

Remaja perempuan
1). Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki
bertambah besar.
2). Pinggul lebar, bulat dan membesar
3). Tumbuh bulu halus disekitar ketiak dan vagina
4). Tulang wajah mulai memanjang dan membesar
5). Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol, serta
kelenjar susu berkembang, payudara menjadi lebih besar dan lebih
bulat.
6). Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori
bertambah besar, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat menjadi
lebih aktif.
7). Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan
dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk
pada bahu, lengan, dan tungkai.
8). Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

2.2.5 Perubahan kejiwaan pada remaja


Menurut widyastuti (2009) Perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan
pada remaja adalah:
1. Perubahan emosi

20

Perubahan tersebut berupa kondisi :


a.

Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan


sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering
terjadi pada remaja puteri, terutama sebelum menstruasi.

b.

Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan


luar yang memengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi
perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berfikir
terlebih dahulu.

c.

Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang
pergi bersama dengan temannya daripada tinggal dirumah.

2. Perkembangan intelegensia
Pada perkembangan ini menyebabkan remaja :
a.

Cenderung

mengembangkan

cara

berpikir

abstrak,

suka

memberikan kritik.
b.

Cenderung ingin mengetahui hal baru, sehingga muncul perilaku


ingin mencoba.
Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut
berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.

2.3 Teori Perilaku


2.3.1

Pengertian perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Jadi yang dimaksud perilaku manusia pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang

21

memunyai bentangan sangat luas anatara lain, berjalan, berbicara,


menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2007).
Sedangkan menurut Sunaryo (2006), perilaku adalah aktivitas yang
timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung.Semua kegiatan atau aktifitas manusia,
baik dapat diamati langsung maupun tidak langsung yang diamati oleh
pihak luar.
2.3.2

Proses terbentuknya perilaku


Menurut Skinner (dikutip Notoatmodjo, 2007) proses pembentukan
perilaku terjadi dalam tingkatan tahapan, yaitu:
1. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat yang
akan dibentuk.
2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki.
3. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan
sementara, mengidentifikasi Reinforcer atau hadiah untuk masing
komponen tersebut.
4. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan
komponen yang telah tersusun
Menurut Sunaryo (2006), perilaku manusia terbentuk karena
adanya kebutuhan. Lebih lanjut dijelaskan berdasarkan pendapat
Maslow, bahwa manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu:

22

a.

Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok


utama. Yaitu oksigen, karbondioksida, cairan elektrolit, makanan,
dan seks.

b.

Kebutuhan rasa aman, misalnya:


1) Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan,
dan kejahatan lain.
2) Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan,
peperangan, dan lain-lain.
3) Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.
4) Rasa aman memperoleh perlindungan hukum.
5) Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya:
a) Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik
dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.
b) Ingin dicintai/mencintai orang lain.
c) Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
6) Kebutuhan harga diri, misalnya:
a) Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
b) Adanya respek atau perhatian dari orang lain.
c) Toleransi

atau

saling

menghargai

dalam

hidup

berdampingan.
7) Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya:
a) Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.
b) Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.hh

23

c) Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam


karier, usaha, kekayaan, dan lain.
2.3.3

Bentuk perilaku
Menurut Sunaryo (2006), bentuk perilaku ada dua macam, yaitu:
1. Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak

dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap, belum ada tindakan
yang nyata. Contoh
a. Berpikir
b. Berfantasi
c. Berangan
d. Mengetahui manfaat tentang SADARI
e. Memotivasi remaja agar mau melaksanakan SADARI secara
teratur sistematik untuk mencegah kanker payudara .
2. Perilaku Aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku
yang dapat diamati langsung dan berupa tindakan yang nyata,
contohnya:
a. Melakukan penyuluhan tentang SADARI agar remaja bisa
melakukan SADARI dengan benar dan teratur
b. Penerapan pelaksanaan SADARI sesuai jadwal dengan baik dan
benar.
c. Mengerjakan soal ulangan.
d. Membaca buku tentang pelaksanaan SADARI

24

2.3.4

Faktor yang memengaruhi perilaku menurut HBM (Health Belife Model)


meliputi:

Perceived

susceptibility

kerentanan

yang

dirasakan

yang

berarti

kemunknan seseorang dapat terkena suatu penyakit


2

Perceived seriousness keseriusan yang dirasakan yaitu orang mengevaluasi


keseriusan

penyakit

tersebut

bila

mereka

membiarkan

masalah

kesehatannya atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani.


3

Perceived benefits keyakinan akan keuntugan yang berarti keyakinan


sesorang akan keuntungan yang akan diproleh apabila dia melakukan apa
yang disarankan oleh petugas kesehatan

Perceived barriers keyakinan tentang halangan yaitu opini seseorang dari


sisi ekonomi dan sisi psikologi yang memberikan kesan negatif terhadap
apa yang akan dilakukan.
Ancaman, keseriusan, kerentanan dan pertimbangan keuntungan dan
kerugian, dipengruhi oleh ;
a.

Variabel demografi yaitu usia, jenis kelamin, latar belakang budaya

b.

Variabel sosioekonomi yaitu kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial

c.

Variabel struktural yaitu pengetahuan dan pengalaman tentang


masalah

25

2.4 Kajian Penelitian Terdahulu


No

Judul/penuli
s/ tahun

Design

Faktor
- cross
Faktor Yang sectional
Berhubungan
Dengan
Perilaku
Pemeriksaan
Payudara
Sendiri
(Sadari) Pada
Siswa
SMAN
62
Jakarta / Sari
Septiani
/
2012

Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang
periksa
payudara
sendiri
(SADARI) di
madrasah
aliyah negeri
( MAN ) 1
surakarta.
/karunia
hadphasa
putri /2012
Gambaran
cross
perilaku
sectional
mahasiswi

Populasi/sampel/
tekhnik
sampling

434/100/ simple
random sampling

/120/simple
random sampling

70/simple random
sampling

Hasil

Saran
untuk
penulis
berikutnya

Responden
dalam
penelitian
ini
dikategorikan
menjadi
dua kelompok, yaitu
kelompok di bawah 15
tahun dan di atas 15
tahun. Persentase kedua
kelompok
tersebut
hamper sama (51% vs
49%). Hampir seluruh
responden
memiliki
pengetahuan yang baik
tentang kanker payudara
(98%), namun hanya 58%
yang memiliki sikap
positif terhadap kanker
payudara. Delapan puluh
satu presen responden
mengakui bahwa mereka
tidak terpapar oleh media
tentang informasi terkait
kanker payudara. Selain
itu dukungan dari orang
tua juga dirasakan oleh
responden masih sangat
kurang. Karena sebagian
besar responden tidak
mendapatkan dukungan
yang baik dari orang tua.
Hasil tingkat pengetahuan
remaja putri di MAN I
Surakarta tentang sadari
dalam
kategori
baik
sebanyak 14 responden
(11,7%) sedangkan dalam
kategori cukup yaitu
sebanyak 87 responden
(72,5%),
dan
untuk
kategori kurang sebanyak
19 responden (15,8%).

Penelitian
menunjukkan
mahasiswi

ini
bahwa
Fakultas

26

FK
USU
angkatan
2005
Terhadap
pemeriksaan
payudara
sendiri
(sadari) /fuji
khairunnisa/2
006

Pengetahuan
dan
sikap
mahasiswi
terhadap
SADARI
dalam
deteksi dini
kanker
payudara/
ainul
musrifin/200
6

Risiko
terjadinya
kanker
payudara

Case
control

Kedokteran Universitas
Sumatera Utara angkatan
2005 memiliki tingkat
pengetahuan
dengan
kategori sedang (51,4%)
dan sisanya termasuk
kategori pengetahuan baik
(48,6%)., sikap mereka
termasuk dalam kategori
baik (97,1%) dan sisanya
termasuk dalam kategori
sedang(2,9%), tindakan
mereka termasuk dalam
kategori baik (58,6%) dan
sisanya termasuk kategori
sedang
(32,9%)
dan
kategori kurang (8,6%).
Perilaku mereka termasuk
dalam
kategori
baik
(57,1%) dan sisanya
termasuk dalam kategori
sedang (42,9%)
209/75/ purposive Hasil penelitian ini dapat
sampling
dideskripsikan
bahwa
pengetahuan Mahasiswi
terhadap SADARI dalam
deteksi
dini
kanker
payudara sebagian besar
(65,33%)
responden
berpengetahuan
cukup
dan sikap mahasiswi
terhadap SADARI
Dalam deteksi dini kanker
payudara
sebesar
(69,33%)
responden
dalam kategori
Sikap baik. Adapun saran
berdasarkan hasil analisis
tersebut diantaranya,
Mengembangkan
pengetahuan
SADARI
secara
teori
maupun
praktek,
melakukan
SADARI secara rutin
dalam kehidupan seharihari, memperluas populasi
sampel
penelitian
sehingga diharapkan hasil
yang lebih menyeluruh
Purposive
Hasil
penelitian
Ini
sampling
menunjukkan tidak ada
hubungan
antara
pengetahuan
(p=0,480)

27

ditinjau dari
Pengetahuan,
sikap
dan
perilaku
pencegahan
/irnasetyowati
/2007

dengan kejadian Kanker


payudara, dilain sisi ada
hubungan antara sikap
(p=0,003; or=4,208), dan
perilaku
Pencegahan
(p=0,000;
or=7,212)
dengan kejadian kanker
payudara.

28

2.5 Kerangka Konseptual


Input
Remaja
putri

Proses

Output

Pelaksanaan
SADARI

Deteksi dini
kanker
payudara
meningkat

Outcome
Kejadian
kanker
payudara
menurun

Faktor yang memengaruhi


Pelaksanaan SADARI
menurut HBM (health
belife model) :
Kerentanan yang dirasakan
Keseriusan yang dirasakan
Persepi tentang manfaat
Persepi tentang halangan
Persepi untuk bertindak
Keterangan :
: Tidakditeliti
: Diteliti
Gambar 2.7 Kerangka konseptual penelitian

Berdasarkan gambar diatas merupakan kerangka konseptual penelitian


faktor yang memengaruhi pelaksanaan SADARI pada remaja puteri. Dapat
dijelaskan bahwa input dari penelitian ini adalah remaja putri usia 10-21 tahun,
Sedangkan prosesnya adalah pelaksanaan SADARI yang disebabkan oleh faktor
Kerentanan yang dirasakan, Keseriusan yang dirasakan, Persepi tentang manfaat,
Persepi tentang halangan dan Persepi untuk bertindak. Deteksi dini kanker
payudara meningkat sebagai Output penelitian dan Outcome adalah angka
kejadian kanker payudara menurun.

Anda mungkin juga menyukai