Oleh
Felix rico suwandi
102012239/ Kelompok A7
flxrco@gmail.com
08195666250
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pola pikir masyarakat terhadap dunia kesehatan itulah yang menjadi landasan
pentingnya kesehatan bagi mereka itu seperti apa. Masyarakat sebenarnya sudah tahu
akan pentingnya kesehatan khususnya penduduk yang berada di kota tetapi yang ada
di desa mereka tidak tahu akan pentingnya kesehatan maka dari itu mereka bisa
terserang wabah penyakit dan itu sebenarnya bisa dicegah dan diobati . tetapi lebih
baik mencegah daripada mengobati .Penduduk yang khususnya di desa mereka berhak
tahu akan pentingnya kesehatan dan wabah apa yang sedang terjangkit khususnya di
desa mereka sendiri. Tidak hanya dari penduduk yang berada di desa namun juga
harus ada orang kesehatan atau dokter yang gencar untuk melakukan promosi
kesehatan melalui penyuluhan di desa , gotong royong dll. Hal ini digunakan untuk
meminimalisasikan wabah penyakit dan mencegah penyakit yang lainnya
berdatangan. Konsep sehat juga harus tertanam di masyarakat khususnya penduduk
desa . Agar penyakit yang sama tidak terjangkit kembali atau penyakit lainnya.
Penduduk desa haruslah mempunyai pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan
pencegahan dini agar penyakit lain juga tidak timbul.
2. Kasus
Di puskesmas telaga sari pada pagi hari ini terlihat sangat ramai oleh pengunjung .
Dokter mengatakan ada kenaikan kasus muntaber pada musim kemarau ini dan sudah
15 orang dirujuk ke rumah sakit seorang pasien bertanya kepada dokter
Mengapa ya dok setiap tahun selalu terjadi kejadian muntaber seperti ini? Apakah
mungkin dapat dicegah pada tahun mendatang? jawab dokternya
Ya begitu lah pak, tampaknya pola hidup bersih masyarakat masih rendah, dan
masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kesehatan
3. Mind Map
Konsep
Pelayanan kesehatan
Muntaber
Paradigma
sehat
Strategi
BAB II ISI
Sasaran
Teori-teori
1. Konsep Sehat
Menurut WHO (1947) definisi kesehatan secara luas tidak hanya meliputi
aspek medis, tetapi juga aspek mental dan sosial , dan bukan hanya suatu keadaan
yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan . pengertian yang komprehensif ini,
telah diterima secara umum meskipun telah mendapat kritikan dari beberapah ahli.
Para ahli menganggap pengertian tersebut tidak realistik , bersifat idealistik,
membawa arti yang statis atau kurang memandang kesehatan sebagai suatu proses
. Disisi lain , kita melihat bahwa orang mengartikan kesehatan dalam berbagai
cara yang berbeda . Meskipun demikian, pengertian WHO memandang kesehatan
secara positif dan menghargai peran sentral dari aspek mental dan sosial. 1
Dalam UU Kesehatan NO.23 tahun , kesehat didefinisikan secara lebih
kompleks sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tidak
hanya terbebas dari gangguan fisik mental dan sosial tetapi kesehatan dipandang
sebagai alat atau sarana hidup secara produktif . dengan demikian, upaya
kesehatan yang dilakukan , diarahkan pada upaya yang dapat mengarahkan
masyarakat mencapai kesehatan yang cukup agar dapat hidup proaktif. 1
Pandangan sehat produktif telah banyak diterima dan dianut oleh beberapa
negara maju. Optimasi pandangan sehat-produktif dapat dilakukan melalui
pemberian nilai dalam rentang sehat-sakit. Keadaan ini sering disebut sebagai
kesehatan prima. Konsep dasar kesehatan prima meliputi tanggung jawab
Individu, pencapaian tujuan,dinamis, pertumbuhan proses, dan pengambilan
keputusan sehari-hari dalam area nutrisi, pengelolaan stres, olahraga fisik,
pelaksanaan upaya pencegahan, kesehatan emosi , dan aspek kesehatan lain dalam
individu . 1
2. Konsep Sakit
Pembahasan konsep sehat harus diikuti dengan pembahasan konsep
sakit karena kedua konsep tersebut berkaitan satu dengan yang lain, bahkan pada
kondisi tertentu tidak mempunyai batas yang jelas konsep sakit merupakan proses
yang dinamis dan bersifat relatif . demikian pula dengan kesehatan seseorang, hari
ini sehat, mungkin besok sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai
meninggal . Sakit merupakan proses yang bersifat relatif dan dapat dijelaskan
sebagai berikut. 2
1. Seseorang A yang pada gambar EKG menunjukan adanya kelainan, tetapi
seumur hidupnya tidak ada keluhan dan tidak membutuhkan pengobatan tanpa
ada pembatasan aktivitas sehari-hari, sebaliknya B dengan gambae EKG yang
sama dengan A, tetapi menimbulkan gejala dan membutuhkan pengobatan
2. Dua orang mendapatkan infeksi yang sama, seseorang menjadi sakit dan
menimbulkan gejala serta membutuhkan pengobatan, tetapi yang seorang lagi
tidak menjadi sakit
Dari kedua contoh diatas timbul pertanyaan apakah orang yang
menunjukan kelainan EKG dan terinfeksi sudah dapat dianggap sakit walaupun tidak
menunjukan gejala ada dan tidak ada pembatas aktivitas sehari-hari atau harus timbul
gejala baru dianggap sakit? Sampai saat ini masih terjadi perbedaan pendapat dan
belum ada jawab baku.2
Kondisi diatas merupakan salah satu penyebab sulitnya menentukan
sehatatau sakitatau menentukan awal suatu penyakit.Dengan adanya perbedaan
pendapat ini mengakibatkan pencatatan insidensi dan prevalensi penyakit yang
berbeda beda tergantung batasan yang digunakan.2
Bila kita mengadakan perbandingan insidensi atau prevalensi penyakit
tanpa memperhatikan batasan atau kriteria yang digunakan akan menimbulkan bias.
Demikian pula dengan klasifikasi penyakit internasional yang dilakukan perubahan
setiap 10 tahun sekali.Hal ini disebabkan karena adanya kemajuan teknologi bidang
kedokteran hingga klasifikasi yang lama dianggap tidak sesuai lagi di samping
ditemukan berbagai penyakit baru.2
Proses terjadinya penyakit yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat
terjadi karena adanya faktor predisposisi,faktor penyebab,dan faktor lingkungan
1. Faktor Agen
Agen sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup
atau mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebihan atau
kekurangan
2. Faktor pejamu
Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga
menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit faktor ini disebut
faktor intrinsik .Faktor pejamu dan agen dapat diumpamakan sebagai
tanah dan benih tumbuhnya benih tergantung keadaan tanah yang
dianalogikan dengan timbulnya penyakit yang tergantung keadaan
pejamu faktor pejamu merupakan faktor resiko untuk timbulnya
penyakit adalah sebagai berikut .2
A. Genetik
B. Umur
C. Jenis kelamin
D. Keadaan fisiologi
E. Kekebalan
F. Penyakit yang diderita sebelumnya
G. Sifat-sifat manusia
3. Paradigma Sehat
6. Sasaran
Program promosi dikembangkan dalam tiga daerah utama yaitu sekolah,tempat kerja, dan
kelompok masyarakat .Dalam pelaksanaan program promosi kesehatan,telah terbukti bahwa
promosi kesehatan di masyarakat ,sekolah,tempat kerja, dan kelompok masyarakat.Dalam
pelaksanaan program promosi kesehatan di masyarakat , sekolah,dan tempat kerja cenderung
paling efektif menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan medis
dan media.2
Agar lebih spesifik sasaran dibagi lagi menjadi sasaran primer, sekunder,tersier
1. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau
berprilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat yang paling besar dari perubahan
perilaku tersebut
2. Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau
disegani oleh sasaran primer . sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung
pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer
3. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan,penyandang dana,pihak-pihak yang
berpengaruh di berbagai tingkatan
Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan ditujukan pada para pembuat keputusan (decision makers) atau penentu
kebijakan baik di bidang kesehatan maupun di luar sektor kesehatan yang berpengaruh
terhadap publik. Tujuannya agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakankebijakan antara lain dalam bentuk peraturan,undang-undang,instruksi, dan yang
menguntungkan kesehatan.dalam mengidentifikasi sasaran yang perlu ditetapkan siapa
saja yang menjadi sasaran.
maka kebanyakan dari orang itu tidak tahu bagaimana cara mencegah dan mengobati
suatu penyakit yang ada di suatu daerah. Mereka harus mendapatkan promosi kesehatan
dan berbagai penyuluhan dengan tujuan agar mereka tahu konesep kesehatan itu seperti
apa dan konsep sakit seperti apa. Pola pikir mereka juga akan berubah mengenai
pentingnya kesehatan . Mengubah paradigma juga butuh bantuan dari semua kalangan
yang ada termasuk dokter sebagai (decision maker), puskesmas(operator), manager ,
pemerintah (stage holder) semua komponen ini harus berperan aktif guna mewujudkan
paradigma sehat yang menjadi impian. Apabila penduduk mengetahui akan pentingnya
kesehatan maka mereka akan bisa mencegah dan penyakit itu tidak akan menjadi wabah
lagi. Pelayanan kesehatan puskesmas juga harus diperhatikan dalam aktivitas sehari-hari
agar apabila ada penyakit maka akan segera ditanggulangi. Sasaran dalam promosi
kesehatan juga harus diperhatikan karena itu sangat berperan besar dalam mengubah
paradigma penduduk khususnya yang berada di desa. Strategi kesehatan tentunya berbeda
beda maka dari itu kita harus juga memperhatikan apa saja yang cocok bagi penduduk
desa. Bagaimana pendidikan tentang kesehatan dapat dimengerti dan penerapannya bagi
kehidupan mereka sehari hari agar wabah penyakit baru dan penyakit lama dapat
terhindar itulah penting nya paradigma sehat secara mikro yaitu memperhatikan aspek
promotif dan preventif. Dan itu sangat penting bagi kesehatan penduduk di masa yang
akan datang.
Daftar pustaka
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.