PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernafas dengan insang. Ikan merupakan hewan vertebrata yang beraneka ragam dengan
jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan memiliki berbagai ukuran dari ikan
yang kecil sampai ikan yang besar.
Ikan bisa diolah menjadi produk makaan kaleng. Salah satu produk olahan ikan
kaleng adalah ikan serden. Ikan sarden merupakan ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies
dari famili Clupeidae. Ikan ini mampu bertahan hingga kedalaman lebih dari 1000 meter.
Ikan ini cocok digunakan sebagai makanan yang dihidangkan dengan saus cabe atau saus
tomat. Ikan sarden sangat digemari masyarakat karena ikan sarden rasanya yang enak dan
mudah didapatkan oleh masyarakat.
Produk ikan sarden terdiri dari sarden PALAPA, sarden MILI, sarden JITU, dan
sarden SUMO, dan lain-lain. Ikan sarden merupakan
1.2 Tujuan
1. Mengetahui penerapan HACCP dalam proses pengolahan ikan sarden
2. Mengetahu pengolahan yang baik dalam pengolahan ikan sarden
3. Mengetahui kandungan gizi dalam ikan sarden
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penerapan HACCP
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem kontrol dalam
upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik kritis di dalam
tahap penanganan dan proses produksi.
Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah
terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna mmenuhi
tuntutan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku
dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu
diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada
produk pangan.
2.2 Ikan Sarden
Ikan sarden adalah ikan kecil, dan tergolong kedalam kelompok ikan berminyak,
termuk kedalam keluarga ikan yang disebut Clupeidae. Sarden umumnya dikenal sebai ikan
kaleng, dan banyak dipasarkan sebagai ikan sarden kaleng.
Kandungan gizi ikan sarden adalah mengandung energi, protein, lipid atau lemak,
kalsium, magnesium, fosfor, kalium, natrium dan seng. Vitamin dalam sarden meliputi
thiamin, fiboflavin, niasin, vitamin B6, folat, vitamin B12, A, D, E dan vitamin K. Asam
lemak yang ditemukan dalam ikan sarden termasuk lemak total yang jenuh, lemak tek jenuh
tunggal, lemak tekjenuh gandadan kolestrol.
Ikan sarden dikenal memiliki kandungan Omega 3 lebih banyak dari jenis ikan laut
lainnya. Omega 3 dapat meningkatkan kecerdasan, mencegah penyakit, mencegah
penyumbatan pembuluh darah yang daat mengakibatkan penyakit jantung. Untuk janin dalam
kandungan, omega 3 sangat berperan dalam pembentukan sel-sel pembuluh darah dan
jantung bayi. Selain Omega 3, ikan sarden juga memiliki kandungan-kandungan lain yang
sangat bermanfaat bagi tubuh, diantaranya:
Protein baik untuk Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel dalam tubuh
Yodium berfungsi mencegah penyakit GONDOK (kalenjar Thyroid).
Calcium: sangat baik untuk kesehatan tulang dan gigi
zat besi mampu membantu mencegah penyakit anemia
vitamin (A, C, D, E, K) sangat baik untuk kesehatan tubuh.
Informsi pengetahuan produk dapat diperoleh melalui analisis kesadaran konsumen dan citra
dari merek.
a. Analisis Kesadaran
Hal yang lazim untuk menilai kesadaran merek adalah ukuran kesadaran puncak
pikiran. Merek yang akrab dengan konsumen merupakan perangkat kesadaran (awareness
net). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang tidak dikenal. Sebagai akibatnya, sasaran
pemasaran yang penting adalah memindahkan merek ke dalam perangkat kesadaran.
Peningkatan kesadaran adalah sasaran utama dari iklan yang muncul.
b. Citra Merek
Pemasar juga berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan
menentukan suatu citra merek. Pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek
dikenal sebagai analisis citra (image analysis).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskrifsi Produk
Tabel 1. Deskripsi Prodak
Kreteria
Nama Prodak
Nama Mark Dagang
Keterangan
Ikan Sarden
PALAPA
Komposisi
Cara Pengemasan
Konsumen
Pengalengan
Semua Lapisan Masyarakat Kecuali Balita
Bahan baku
Bahan
baku
1.
Ikan
pengendalia
n
Penyebab
bahaya
Mikroba
Penting tidaknya
keselamata
Mut
bahaya
Peluan
Keparaha
Penting
/ Tidak
(T/S/R)
(T/S/R)
(T//S/R)
Bakteri
Penanganan
yang menempe
harus berhati-
hati dan
dilakukan
l pada ikan
proses
pencucian
dan sortasi
2.
Thawing
Fisik
Air yang di
Perendaman
tambahkan
dilakukan
pada saat
tidak terlalu
perendaman
lama
Alat
pemotong,
3.
Pemotonga
Mikrobada
n kimia
Bakteri dan
karyawan,
dekomposisi
dan
senyawa kimia
lingkungan
harus bersih
dan higienis
Tertumpuknya
Pencucian
material,
4.
Pencucian
Fisik dan
mikroba
dilakukan
pertumbuhan
menggunakan
bakteri dari
mengalir
perut ikan
Ket : T = Tinggi
S = Sedang
R = Rendah
Tabel 3. Analisis Bahaya Pada Pengolahan Ikan Sarden
Bahaya terhadap
Kegiatan
N
o
Pengolaha
n Ikan
Bahaya
Sarden
keselamata
Mut
Penting tidaknya
Penyebab
Peluan
Keparaha
Penting
Tindakan
bahaya
/ Tidak
pengndalian
(T/S/R)
(T/S/R)
(T//S/R)
Pengisian
Mikrob
Kontaminasi
Kaleng disiram
ikan
a dan
silang dari
terlebih dahulu
kimia
pemotongan
sebelum pengisian
dan meja
ikan, meja
pengisian.
pengisian,karyawan
Kontaminasi
, dan lingkungan
logam dari
harus bersih.
1.
kaleng
Exhausting
Fisik
2.
Penghilanga
Exhausting
n udara
dilakukan harus
sesuai dengan
prosedur.
3.
Penirisan
Fisik
Cairan pada
Penirisan dilakukan
ikan
Mikrob
Kontaminasi
Higienis dan
saus
a dan
bakteri dari
sanitasi pada
kimia
pekerja dan
lingkungan dan
lingkungan,
karyawan ,
kontaminasi
menggunakan saus
dari bahan
yang tidak
kimia
mengandung bahan
pembuat
kimia
4.
saus
Penutupan
Mikrob
Bakteri yang
Lakukan penutupan
kaleng
dapat masuk
dalam
mesin macet
5.
kaleng karna
mesin yang
macet
Pencucian
kimia
Kontaminasi
Pencucian kaleng
kimia dari
dilakukan dengan
bahan
pencuci
menyisakan bahan
kaleng
kimia
Mikrob
Suhu ,
tekanan , dan
waktu
kaleng
6.
Sterilisasi
7.
lakukan
pengawasan.
Pendingina
8.
Fisik
n
Printing
Suhu
pendinginan
Fisik
Kerusakan
Memperbaiki alat
alat printing
9.
melakukan
pengawasan hasil
print
Pengepakan
10
Fisik
Kaleng yang
Lakukan pemisahan
penyok
Ket : T = Tinggi
S = Sedang
R = Rendah
Tahap
Bahan baku
No.
Jenis
CCP
bahaya
Kimia
Batas kritis
Bahan baku tidak
Monitoring
Metode
observasi
busuk,bau tengik,
frekuensi
Tindakan koreksi
Setiap
Sortasi ikan
proses
berdasarkan mutu
ikan
dankimia berbahaya
2.
Exhausting
Fisik
Setiap satu
Pengaturan kran
100-110c selama 30
waktu , cek
jam
menit
busuk setelah
body kaleng
3.
Pengisian
Fisik
saus
Cek head
Setiap satu
Penambahan atau
jam
pengurangan saus,
suhu saus
pemasukan kembali
saus
4.
Penutupan
kaleng
Kimia
Cek kaleng
Setiap satu
Operasi penutupan
jam
dihentikan, seamer
diperbaiki, operasi
ulang
5.
Sterilisasi
Suhu sterilisasi
Cek suhu
Setiap 15
Pengaturan suhu
herring 116C ,
waktu dan
menit
scomber 115C
tekanan, cek
sesuai standar,
salema 90 menit
kode ikan
penelusuran
no.batch, penulisan
kg/cm2
kode ikan.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
Secara internal oleh pihak manajemen perusahaan sendiri (plant manajer yang ditunjang oleh
uji laboratorium sebagai pendukung), secara eksternal oleh pihak pemerintah yang dilakukan
secara wajib dan rutin.
Verifikasi internal dilakukan oleh manager quality control setiap hari untuk memastikan
bahwa proses sesuai dengan HACCP plan. Sedangkan verifikasi eksternal dikenal juga
dengan audit verifikation biasanya dilakukan oleh petugas pemerintah terhadap keefisienan
perusahaan dalam melaksanakan rancangan HACCP yang telah diaudit.
Penerimaan bahan baku dan penyimpanan
Catatan mutu organoleptik
Catatan suhu cold strange
Thawing
Catatan jumlah ikan yang dithawing
Catatan suhu air, suhu ikan, dan waktu
Exhausting
Catatn suhu dan waktu exhausting
Pengisian sausins
Inspeksi medium saus
Penutupan kaleng
Inspeksi double seam secara visual
Sterilisasi
Catatan operasi retort
Recording chart
Penulisan kode ikan
BAB IV
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat di tarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
Penyebab bahaya dari setiap tahapan adalah adanya bahaya dalam kerusakan fisik, baik itu
dari bahan baku maupun dari kaleng. bahan baku yang terkontaminasi oleh alat, air, dan
pekerja yang kurang bersih dan steril. Bahaya kimia dan biologis dengan
terkontaminasi/tercemar oleh bakteri dan mikroba karena alat, suhu, waktu, dan proses yang
kurang baik sehingga memicu pertumbuhan bakteri ini. Bahaya kesalahan penimbangan,
penulisan kode, tanggal/bulan/tahun produksi, dan lain-lain. Bahaya penyimpanan produk
yang terkontaminasi panas, dingin, debu, kotoran, dan benda-benda lain yang mengakibatkan
kerusakan pada produk.
5.2 Saran
Ada beberapa hal yang menjadi saran dalam setiap proses pengolahanadalah bahaya
dari setiap proses terutama penggunaan suhu sesuai dengan mata rantai, hal ini dapat
menimbulkan pertumbuhan bakteri-bakteri pathogen. Selain itu konsep Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) perlu diterapkan.