Anda di halaman 1dari 3

Hepatitis E

1. Etiologi dan Epidemiologi


Hepatitis E disebabkan oleh Virus Hepatitis E (VHE). VHE tergolong
calcivirus, merupakan single stranded RNA-34 nm berbentuk spheris dan tidak
berkapsul. Masa inkubasi HEV rata-rata 40 hari, distribusi luas dalam bentuk
epidemi dan endemi, hepatitis seporadik sering terjadi pada dewasa muda di
negara yang sedang berkembang, penyakit epidemi dengan sumber penularan
melalui air, intrafamilial kasus sekunder jarang, dilaporkan adanya transmisi
maternal neonatal, di negara maju infeksi sering berasal dari orang yang kembali
pulang setelah melakukan perjalanan, atau imigran baru dari daerah endemik.
Viremia yang memanjang atau pengeluaran di tinja merupakan kondisi yang tidak
sering dijumpai. Zoonosi : babi dan binatang lain (Suwitraspd, 2006)
2. Patofisiologi
Pada saat terjadi kerusakan hati, yang bertanggung jawab adalah system
imun. Kejadian ini melibatkan respon CD8 dan CD4 sel T serta produksi sitokin
di hari dan sistemik. Selain itu, efek sitopatik langsung dari virus juga berperan
dalam patofisiologi hepatitis. Efek sitopatik ini berpengaruh pada pasien
imunosupresi dengan replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung.
Kelainan histopatologik pada hepatitis virus ini mendadak menunjukkan bahwa
kerusakan terutama mengenai sel hati yang disebabkan oleh sejenis virus yag
megakibakan terganggunya fungsi vital dan kontinuitas sel parenkim.
Kemungkinan kerusakan sel hati terjadi secara enzimatik (PAPDI, 2006)
3. Penularan dan Gejala Klinis
Adapun masa inkubasi infeksi VHE adalah 15-60 hari. VHE ditransmisikan
secara enterik melalui air minum yang terkontaminasi feses penderita pada daerah
endemik serta penularannya melalui oral-saliva.
Gejala kliniknya dapat dibagi dalam 2 fase yaitu :
a. Fase Prodromal
Keluhannya berupa mialgia, arthralgia, demam, anoreksia, nausea,
vomitus, penurunan berat badan 2-4 kg, dehidrasi, dan nyeri perut kanan
atas.
b. Fase Ikterik

Keluhannya berupa ikterik (bilirubin serum > 3 mg %), urine gelap,


feses berwarna terang, dan gatal-gatal.
Keluhan dan tanda lain berupa urtikaria, diare, peningkatan
serumaminotranferase (ALT), hepatomegali, malaise, dan eksresi virus pada feses
14 hari dari onset penyakit.
4. Pengaruh Terhadap Kehamilan
Infeksi VHE banyak ditemukan pada negara berkembang. Infeksi VHE
dalam kehamilan sangat serius dan sering menimbulkan akibat yang fatal. Angka
kematian ibu berkisar 10-20 % karena kerusakan hepar atau karena gejala
sekunder seperti dehidrasi atau malnutrisi. Wanita hamil yang mendapatkan
infeksi VHE pada trimester III sering berakibat fatal dengan angka mortalitas ibu
sekitar 30 %. Ibu hamil mempunyai resiko yang lebih tinggi menderita hepatitis E
dan biasanya dengan gejala yang berat karena berhubungan dengan status
imunnya yang rendah. Jika seorang ibu menderita infeksi akut VHE, janin
biasanya dipengaruhi dan tidak ada karier kronik untuk infeksi VHE. Virus
Hepatitis E dapat ditransmisi secara vertikel dari ibu kejanin dan bertanggung
jawab terhadap mortalitas dan morbiditas janin. Infeksi VHE pada neonatal
dihubungkan dengan komplikasi hepatitis anikterik, hipoglikemia, hipotermia,
dan kematian neonatal. Infeksi VHE yang dihubungkan dengan hepatitis fulminan
jarang terjadi kecuali infeksi terjadi pada waktu hamil dengan angka kematian
rata-rata 20 % dan sangat tinggi pada trimester III dengan angka kematian janin
sekitar 20 % (Family Medicine Resourse, ).
Hussaini,dkk (1997) melaporkan 2 kasus dengan IgM anti HEV positif
(ELISA) selama kehamilan. Kasus pertama dengan gejala gagal hati akut dengan
koagulopati dirawat secara intensif dengan ventilasi. Sedangkan kasus kedua
berupa hepatitis berat dengan koagulopati. Pada kedua kasus ini tidak terjadi
kematian janin (Hussaini, 1997). Sedangkan penelitian Human A,dkk (2004)
melaporkan tentang hepatitis E dalam kehamilan dan menghasilkan kesimpukan
bahwa 1/3 wanita hamil dengan infeksi VHE mengalami hepatitis berat pada
trimester III dan berhubungan dengan tingginya angka persalinan preterm dan
mortalitas (Family Medicine Resource, ).
5. Terapi

Sampai saat ini belum ada terapi yang khusus untuk VHE. Wanita hamil
yang menderita infeksi VHE harus berobat dan diawasi oleh tenaga ahli sesegera
mungkin disamping istirahat dan minum air yang lebih banyak untuk mencegah
dehidrasi (Family Medicine Resource, ).
6. Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk VHE.
Imunoprofilaksis untuk VHE belum tersedia tapi mungkin saja dengan
menggunakan darah donor dari penderita yang berasal dari negara dengan
prevalensi hepatitis E yang tinggi. Untuk itu pecegahan secara primer dengan
meningkatkan higiene dan memastikan bahwa air yang digunakan bersih sangat
penting.

Anda mungkin juga menyukai