Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali
mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam
sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi
reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena
perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang
terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara
mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa
organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan
lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi.
Pertama akanmengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa
mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus
beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas
lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 40 m akan menaik-kan temperatur 1C. Di kedalaman lebih dan 600 m
sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 150 C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis
akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi.
Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawasenyawa karakteristik
yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah
pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150C, maka bahanbahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil
molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi
yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau
selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini
(batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik.
Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan beberapa metoda analisis, sehingga dapat
menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi
dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
Komponen Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran yang kompleks, yang komponen terbesarnya adalah hidrokarbon.
Komponen-komponen minyak bumi sebagai berikut :
A. Golongan Alkana
Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak adalah n-oktana, sedang alkana bercabang terbanyak adalah
isooktana (2,2,4-trimetilpentana).
Isooktana
B. Golongan Sikloalkana
Golongan sikloalkana yang terdapat pada minyak bumi adalah siklopentana dan sikloheksana.
siklopentana
siklohexana
C. Golongan Hidrokarbon Aromatik
Golongan hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah benzena.
benzena
D. Senyawa Senyawa Lain
Senyawa-senyawa mikro yang lain, seperti senyawa belerang berkisar 0,01 7%, senyawa nitrogen berkisar
0,01 0,9%, senyawa oksigen berkisar 0,06 0,4%, dan mengandung sedikit senyawa organologam yang
mengandung logam vanadium dan nikel. Sementara itu sumber energi yang lain, yaitu gas alam memiliki komponen
alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Sebagai komponen terbesarnya adalah metana. Dalam
gas alam, selain mengandung alkana, terkandung juga di dalamnya berbagai gas lain, yaitu karbon dioksida (CO2)
dan hydrogen sulfida (H2S), meskipun beberapa sumur gas alam yang lain ada juga yang mengandung helium.
Dalam gas alam ini, metana digunakan sebagai bahan bakar, sumber hidrogen, dan untuk pembuatan metanol. Etana
yang ada dipisahkan untuk keperluan industri, sedangkan propana dan butana juga dipisahkan, dan kemudian
dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG (Liquid Petroleum Gas) yang biasa digunakan untuk
bahan bakar kompor gas rumah tangga.
Berdasarkan jumlah komponen yang terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi dibedakan menjadi 3
golongan :
1. Golongan Parafin
Komponennya yaitu senyawa hidrokarbon rantai terbuka.
Digunakan sebagai sumber dan penghasil gasolin atau bahan bakar.
2. Golongan Naftalena
Komponennya adalah senyawa hidrokarbon rantai tertutup (siklik).
Digunakan sebagai bahab pelumas (oli) dn aspalm(pengeras jalan).
3. Golongan Parafin Dan Naftalena
Pertamax '91-92
Bensin dengan oktan tinggi akan terbakar lambat apabila terkena tekanan shg irit BBM. Pemilihan bahan bakar
agar efisien dan ramah lingkungan terus diupayakan shg kandungan terbanyak nantinya adalah isooktana dan
menekan n-heptana, caranya akan saya jelaskan dibawah.
Di bidang teknik kimia kita seharusnya harus paham tentang pengolahan minyak bumi, bagaimana bahan bakar
diperoleh. Masih ingat dalam SMA dulu saya menghafalkan urutan fraksi minyak bumi dari yang teringan ke terberat
( L Be Na Ke So Min ) yaitu LPG, BEnsin, NAfta, KErosin, SOlar, MINyak pelumas. Prosesnya sebagai berikut :
1. Distilasi Bertingkat / Fraksinasi
Minyak bumi yg didapat dari pengeboran lepas pantai masih berupa cairan kental (crude oil) yang mengandung
komponen-komponen lain seperti logam, belerang, nitrogen, air, dan garam-garam. Maka perlu dilakukan
pembersihan yg disebut Desalting (menghilangkan garam-garam yg terikut dg mencampurkan minyak + air, shg
garam akan terlarut, selain itu juga mencucinya dengan asam basa shg komponen selain hidrokarbon akan hilang).
Setelah itu dilakukan pemasakan dgn furnace pada suhu 370 - 400 C , uap yang dihasilkan dimasukkan lewat
kolom feed (tempat masukan) menuju menara distilasi. Menara distilasi memisahkan komponen berdasarkan titik
didihnya. Menara distilasi didesain seperti yg sudah saya jelaskan di postingan lalu "desain kolom pemisah distilasi".
Uap yang masuk akan bergerak keatas, dan semakin keatas suhu menara semakin rendah, shg komponen yg
mempunyai titik didih rendah akan terus bergerak keatas dan masuk pada kolom distilat teratas dan komponen dg
titik didih tinggi akan mengisi kolom distilat bawah. Fase yg bukan uap akan tertampung pada kolom bagian bawah
sebagai residu. Selanjutnya setelah melewati kolom distilat dilakukan kondensasi menggunakan refrigerant.
Distilasi Fraksinasi
2. ProsesCracking/Pemecahan
Pada tahap ini fraksi minyak bumi bisa direkayasa untk menghasilkan jenis bahan bakar. Misalnya saja ingin bensin
yg
banyak
dg
jumlah
karbon
antara
5
-10.
Ada 3 cara cracking :
Thermal Cracking
Prosesnya dinamakan pyrolisis (menggunakan api) yaitu hidrokarbon jenis alkana dilewatkan pada kolom dg suhu
tinggi ( 700 - 900 C ) dan cepat-cepat didinginkan shg terjadi pemendekan rantai alkana (menjadi alkena +
hidrogen ). Juga bisa diartikan fraksi minyak bumi dengan jumlah atom C besar ingin dipecah ke jumlah atom C
kecil.
Catalytic Cracking
Hydro Cracking
Kombinasi antara keduanya dan menghasilkan senyawa jenuh, dilakukan pada tekanan tinggi
3. Reforming
Pengubahan struktur molekul dari yg semula lurus menjadi bercabang, utk memperbaiki kualitas dari bahan bakar
(bensin) karena isooktana (bercabang) lebih baik daripada n-heptana (lurus). Prosesnya dengan menggunakan katalis
dan pemanasan suhu tinggi.
4. Polimerisasi
Penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul komplek. Misalnya isooktana hasil penggabungan
antara isobutana dan isobutene.
5. Treating
Pemurnian minyak bumi dg penghilangan pengotor-pengotornya, misalnya penambahan soda kaustik (NaOH).
Tahap-tahap treating :
a. Cooper sweetening = proses penghilangan pengotor yang berbau tidak sedap.
b. Acid treatment = proses penghilangn lumpur.
c. Desulfurisasi (desulfuring) = proses menghilangkan unsur belerang.
6. Blending
Proses penambahan zat aditif, misal pada bensin ditambah TEL.
Kesimpulan :
Dari proses diatas akan didapatkan bahan bakar fosil yang telah bisa kita dapatkan di SPBU.
Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Pemisahan minyak mentah ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal) tidak mungkin
dilakukan dan juga tidak prakstis sebab terlalu banyak senyawa yang ada dalam minyak tersebut dan senyawa
hidrokarbon memiliki isomer-isomer dengan titik didih yang berdekatan. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilasi
minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu. Misalnya fraksi minyak tanah
(kerosin) tersusun dari campuran senyawa-senyawa yang mendidih antar 1800C-2500C. Proses destilasi dikerjakan
dengan menggunakan kolom atau menara destilasi (Gambar 19.5).
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari minyak mentah dengan
menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Sisa :
1. Minyak bisa menguap : minyak-minyak pelumas, lilin, parafin, dan vaselin.
2. Minyak tak bisa menguap : bahan aspal serta arang minyak bumi.
MTBE (metil tersier butil eter), yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak
melepaskan timbal di udara.
Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalamnya atau yang biasa
disebut sebagai bilangan oktan. Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh isooktana (2,2,4trimetilpentana), hal ini
terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan. Efisiensi energi yang tinggi
diperoleh dari bensin yang memiliki rantai karbon yang bercabang banyak. Adanya komponen bensin berantai lurus
menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja
mesin, dan hal ini menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin.
Ketukan pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak. Bensin premium memiliki bilangan oktan
82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98. Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan
satu zat yang disebut TEL (tetraetil lead) atau tetraetil timbal. Penambahan TEL dalam konsentrasi sampai 0,01% ke
dalam bensin dapat menaikkan bilangan oktan, sehingga ketukan pada mesin dapat dikurangi. Namun demikian
penggunaan TEL ini memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Hal ini disebabkan karena gas
buang kendaraan bermotor yang bahan bakarnya mengandung TEL, menghasilkan partikel-partikel timbal.
14CO2 + 13H2O
Bensin / gasoline
Bensin tersusun dari isooktana / 2,2,4_trimetil pentana dan n_heptana
Semakin banyak isooktana mutu bensin makin baik, kualitas bensin dapat dilihat dari bilangan oktannya.
Contoh :
Bensin dengan bilangan oktan 90 artinya 90% volum mengandung isooktana & 10% volume mengandung
n_heptana.
Untuk meningkatkan bilangan oktan / meningkatkan mutu bensin pada pengolahan bensin ditambahkan zat adiktif
TEL (tetra etil timbal / Lead ) (C2H5)4 Pb tetapi TEL merupakan polutan udara. Sebagai diganti zat aditif MTBE
(metil tersier butyl eter) (CH3)3COCH3
Reaksi pembakaran isooktana sbb :
C8H18 + 25/2 O2
8CO2 + 9H2O
Contoh soal :
10 liter senyawa CnH2n dibakar dengan 45 liter oksigen menghasilkan CO2 dan H2O. Tentukan CnH2n
Jwb :
10 CnH2n + 45 O2
10 n CO2 + 10 n H2O
10 n O2 + 10 n O = 45 O2
2On + 10 n = 90
30 n = 90
n = 3
maka Cn H2n = C3H6
Reaksi :
10 C3 H6 + 45 O2
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan
sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai
100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai
bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh
karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari
berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam
campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai
bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui
proses reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.
Dalam molekul penyusun bensin (selain heptana) oktan adalah yang memiliki sifat kompresi paling bagus.
Maksudnya, oktan dapat dikompres sampai volume terkecil tanpa mengalami pembakaran spontan. Tidak seperti
heptana yang mudah terbakar spontan walau ditekan sedikit. Jadi, semakin besar bilangan oktan, maka piston motor
dapat mengkompres bensin dan udara sampai volume terkecil. Sehingga tidak terjadi pembakaran secara spontan
yang mengakibatkan ketukan pada mesin. Dan ketukan ini berbahaya, dapat merusak mesin.
Untuk macam-macam bensin, Premium 88, Pertamax 92, Pertamax Plus 98. Maksud dari angka-angka itu
adalah menunjukkan bilangan oktan. 88 berarti bensin mengandung 88% oktana dan 12% heptana. Begitu juga 92
dan 98.
Contoh soal :
Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang
tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Karbon Dioksida
Karbon Monoksida
Oksida Belerang
Oksida Nitrogen
Partikel Timah Hitam
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh
zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pada umumnya
bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat. Gas-gas
beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari industri dan dari rumah tangga. Selain gasgas beracun di atas, pembakaran bahan bakar kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah
hitam yang berterbangan mencemari udara. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan
antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dan lainlain.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan
lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Salah satu bahan pencemar udara yang sangat
membahayakan makhluk hidup adalah gas karbon monoksida.
Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mudah larut dalam air,
beracun dan berbahaya. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh
darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada kasus darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70%
hingga 80% dapat menyebabkan kematian pada orang.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain:
Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida
dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang
atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak
sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan
pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya
oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara
metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 > O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO > COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak
30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO)
terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi
abnormal, gagal jantung dan kerusakan pembuluh darah perifal. Dampak keracunan gas CO sangat berbahaya bagi orang yang
telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah peripheral yang parah..
kota),
dan
tidak
melakukan
pembakaran
hutan
secara
sembarangan,
serta
melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan
pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.
Pemerintah telah menetapkan batas emisi yang dapat diterima bagi setiap kendaraan. Oleh karenanya para pemilik
kendaraan harus merawat kendaraan secara berkala agar kadar gas buang kendaraan memenuhi batas yang diijinkan
pemerintah. Atau menambah alat catalytic converter pada sistem pembakaran kendaraan sehingga akan menurunkan kadar CO
dari gas buang sampai 90 % , jangan lupa manusia juga tetap harus memperhatikan dan mengatur sistem ventilasi dalam
ruangan dengan baik, sehingga terhindar dari gangguan gas CO.
1. Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan
invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi
jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini
disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu
ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan
jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
2. Tanah
Pada tanah, deposisi asam akan menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan dari tanah. Deposisi asam juga dapat
membebaskan senyawa-senyawa beracun ditanah seperti almunium dan mercury, yang secara alamiah berada
di tanah. Senyawa beracun tersebut dapat mengkontaminasi aliran air sungai dan ait tanah sehingga meracuni
tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Akan tetapi sebagian besar tanah termasih jenis alkali dan dapat menetralisir
secara tidak langsung, tapi jenis tanah yang bukan alkali seperti di pegunungan yang bayak terkandung dari
granit, maka tanah hanya dapat bertahan sebentar saja dari asam.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan
menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar
terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan
tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa
spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini
terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut
Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang
rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium
disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan
pencucian magnesium di daun.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan tanah
yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat
spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan
terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada
hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan
spesies.
4. Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan
langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi
dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang
terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk
relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara
kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat
dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko
terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
5. Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasir besi,
marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta
monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium
karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak
akan merusak batuan.
6. Bangunan
Deposisi asam baik basah maupun kering dapat merusak bangunan, patung, kendaraan bermotor dan benda
yang terbuat dari batu, logam atau material lain bila diletekkan diarea terbuka untuk waktu yang lama.
Kerusakan akibat korosi ini terbilang mahal apalagi bila terjadi pada kota-kota bersejarah. Kuil-kuil di
Athena, Yunani dan Taj Majal di India kini mulai rusak akibat polusi asam.
7. Pertanian
Sebagian besar pertanian tidak terkena dampak yang signifikan dari deposisi asam. Bagian tanah pada lahan
pertanian bahkan mampu untuk menyerap dan menetralisir asam. Akan tetapi lahan pertanian pada dataran
tinggi dan pegunungan dapat terkena dampak deposisi asam. Lapisan tanah yang tipis kurang mampu
menetralisir asam. Petani dapat mencegah kerusakan tanaman dari asam dengan cara menambahkan serpihan
batu kapur (limestone) untuk menetralisir asam. Atau bila sejumlah besar nutrisi telah hilang karena deposisi
asam, petani dapat menambahkan pupuk yang kaya akan nutisi.
8. Kerusakan Hutan
Membebaskan ion alumunium yang merupakan racun bagi tumbuhan. Belerang dioksida dalam bentuk gas
dapat mematikan daun tumbuhan.