PENDAHULUAN
yang melekat pada orang perorangan atau individu. Semakin kuat hubungan individu dengan
tanah, makin memperdalam hubungannya dengan hukum perseorangan (terhadap tanah itu), dan
makin kecillah hak yang dimiliki masyarakat terhadap sebidang tanah itu.Apabila anggota
persekutuan melewati batas penggunaannya itu, misalnya melakukan penggarapan tanah untuk
kepentingan perdagangan (trading) dalam artian untuk memperkaya diri sendiri, maka mereka
akan diperlukan seberapa jauh sebagai orang-orang dari luar persekutuan, yang selanjutnya hakhak persekutuan yang bersifat ke luar akan diberlakukan terhadap mereka. Sekali laai di sini
dapat terlihat bahwa sifat tanah itu benar-benar adalah bersifat sosial adanya.Selanjutnya,
anggota
persekutuan
masyarakat
itu
juga
memiliki
hak
untuk
membuka
adanya.Ketika satu persekutuan hukum adat mengklaim batas tertentu tanahnya, bisa jadi itu
sudah dianggap melampaui batas yang telah diklaim oleh persekutuan hukum adat
tetangganya.Hal lain yang membuat aspek sedemikian itu rawan konflik, adalah adanya prinsip
bahwa
tanah
persekutuan
atau
pertuanan
tersebut
tidak
dapat
dipindah-
2.
3.
4.
5.
1.
2.
1.
2.
Transaksi-transaksi tanah
3.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana dasar hukum kepemilikan tanah adat dalamaspek
hukum benda
1.4 Manfaat
1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana dasar hukum kepemilikan tanah
adat berdasarkan hukum benda
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian benda secara hukum dapat kita lihat dalam Pasal 499 KUHPerdata yang
berbunyi sebagai berikut: Menurut paham Undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah
tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik. Didalam KUHPerdata
kita temukan dua istilah yaitu benda (zaak) dan barang (goed). Pada umumnya yang diartikan
dengan benda baik itu berupa benda yang berwujud, bagian kekyaan, ataupun yang berupa hak
ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai manusia dan dapat dijadikan obyek hukum. Jadi untuk
dapat menjadi obyek hukum ada syarat yang harus dipenuhi yaitu penguasaan manusia dan
mempunyai nilai ekonomi dan karena itu dapat dijadikan sebagai obyek hukum. Selain daripada
itu di dalam KUHPerdata terdapat istilah Zaak yang tidak berarti benda tetapi dipakai untuk arti
yang lain, yaitu misalnya:
1. 1. Pasal 1792 KUHPerdata: Lastgeving ialah suatu perjanjian yang disitu seseorang
memberikan kuasa kepada seorang lain danorang ini menerimanya untuk melakukan
suatu zaak lastgever itu (Zaak disini berarti perbuatan hukum)
2. 2. Pasal 1354 KUHperdata: apabila seseorang dengan sukarela tanpa mendapat
pesanan untuk itu untuk menyelenggarakan zaak seorang lain dengan atau tanpa
diketahui orang lain dan sebagainya (Zaak disini berarti kepentingan).
3. 3. Pasal 1263 KUHPerdata : perutangan dengan syarat menunda ialah perutangan yang
tergantung daripada suatu kejadian yang akan datang dan tidak pasti atau daripada suatu
zaak yang sudah terjadi tetapi belum diketahui oleh para pihak (Zaak disini mempunyai
arti kenyataan hokum)
Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak hak kebendaan yang
berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya. Dengan berlakunya
UUPA ini maka berlakunya pasal-pasal dalam Buku II KUHPerdata dapat dirinci sebagai
berikut :
a)
b)
Pasal-pasal yang tidak berlaku lagi, yaitu pasal-pasal yang mengatur tentang bumi, air dan
Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh, dalam arti bahwa ketentuan-
ketentuannya tidak berlaku sepanjang mengenai bumi,air an kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dan masih berlaku sepanjang mengenai benda-benda lainnya.
2)
Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas penggunaan
Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta sebagai
4)
Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur tentang hakatas tanah
UU No 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-benda yang ada di
atasnya
6)
MACAM-MACAM BENDA
1.
Benda berwujud dan benda tidak berwujud arti penting pembedaan ini
adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud, yaitu :
Kalau benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata
dari tangan ke tangan.
Kalau benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus
dilakukan dengan balik nama. Contohnya, jual beli rokok dan jual beli rumah.
Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk berbagai piutang dilakukan dengan:
a)
b)
Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang bersangkutan
Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan dokumen yang
2.
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan (Ps.509BWI). Benda
bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda bergerak
(Ps.511 BWI. Arti penting pembedaan benda sebagai bergerak dan tidak bergerak terletak pada :
o
Penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka orang yang menguasai
benda tersebut dianggap sebagai pemiliknya (Ps.1977 BWI); azas ini tidak berlaku bagi
benda tidak bergerak.
Penyerahannya (levering), yaitu terhadap benda bergerak harus dilakukan secara nyata,
sedangkan pada benda tidak bergerak dilakukandengan balik nama ;
Dadaluwarsa (verjaaring), yaitu pada benda bergerak tidak dikenal daluwarsa, sedangkan
pada benda tidak bergerak terdapat kadaluwarsa :
1)
2)
3)
Dalam hal pensitaan (beslag), dimana revindicatoir beslah (penyitaan untuk menuntut
kembali barangnya),hanya dapat dilakukan terhadap barang barang bergerak . Penyitaan untuk
melaksanakan putusan pengadilan (executoir beslah) harus dilakukan terlebih dahulu terhadap
barang barang bergerak, dan apabila masih belum mencukupi untuk pelunasan hutang tergugat,
baru dilakukan executoir terhadap barang tidak bergerak.
HAPUSNYA HAK KEBENDAAN
Hak kebendaan dapat hapus / lenyap karena hal hal :
1.
Bendanya Lenyap / musnah Karena musnahnya sesuatu benda, maka hak atas benda
tersebut ikut lenyap, misalnya hak sewa atas sebuah rumah yang habis/musnah ketimbun
longsoran tanah gunung, menjadi musnah juga. Atau, hak gadai atas sebuah sepeda motor, ikut
habis apabila barang tersebut musnah karena kebakara
2.
Karena dipindah-tangankan Hak milik, hak memungut hasil atau hak pakai menjadi
hapus bila benda yang bersangkutan dipindah tangankan kepada orang lain
3.
Karena Pelepasan Hak Dalam hal ini pada umumnya pelepasan yang bersangkutan
dilakukan secara sengaja oleh yang memiliki hak tersebut, seperti radio yang rusak dibuang
ketempat sampah. Dalam hal ini maka halk kepemilikan menjadi hapus dan bisa menjadi hak
milik orang lain yang menemukan radio tersebut.
4.
Karena Kadaluwarsa Daluwarsa untuk barang tidak bergerak pada umumnya 30 tahun
Karena Pencabutan Hak Penguasa publik dapat mencabut hak kepemilikan seseorang
CONTOH KASUS :
Kasus kontemporer yang mengemuka dalam pemberitaan di media massa
inonesia, khususnya di ibu kota Jakarta, yang terkenal dengan kasus tanah Meruya. Kasus
tersebut bermula dari rencana eksekusi oleh pemilik ha katas tanah yaitu PT Portanigra, yang
membeli tanah tersebut seluas 44 Ha sekitar tahun 1972 yang lalu juhri cs sebagai kordinator
penjualan tanah rencana eksekusi yang akan dilakukan PT Portanigra mendapatkan perlawanan
dari masyarakat yang menempati tanah yang telah memiliki tanda bukti kepemilikan atas tanah
dimaksud. Juhri Cs, ternyata setelah menjual tanah tersebut kepada PT Portanigra, menjual lagi
tanah itu kepada perorangan, Perusahaan , Pemda dan berbagai instansi. Masyarakat dan berbagai
instansi yang membeli dari Juhri Cs kemudian memiliki berbagai tanda bukti hak (sertifikat) atas
tanah itu. Atas tindakan Juhri Cs, pengadilan telah menetapkan bahwa tindakan Juhri Cs adalah
bertentangan dengan hukum, dan mereka telah dipidana pada tahun 1987 1989 atas perbuatan
penipuan.
Selengkapnya
http://www.kompasiana.com/tmr1/kepastian-hukum-atas-sertifikat-tanah-sebagai-
bukti-hak-kepemilikan-atas-tanah-studi-kasus-atas-sengketa-tanah-meruyaselatan_550d7473813311ae77b1e4ac
BAB III
KESIMPULAN
Dasar hukum kepemilikan tanah adat di Indonesia masih belum jelas, disebabkan tidak ada
nya