Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SEL
Dosen Pembimbing :
Evika Sandi Savitri, MP
Disusun Oleh :
Indah Setyo Rini
08620047
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi mengenai struktur tumbuhan melibatkan satuan fungsi organik
terkecil dalam tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding
sel yang didalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan tentang sel hanya dapat terlihat
menggunakan mikroskop. Dalam hal ini, mempelajari ukuran dan bentuk sel
merupakan hal penting, namun tanpa memahami isi dari sel (unit sel) serta
hubungannya dengan sel-sel lain yang melapisinya tidak akan didapat
pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri (Hidayat, 1995).
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang ada pada praktikum ini dapat dirumuskan sebagai
Berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk sel dan komponennya (dinding sel dan lumen
sel) ?
2. Apa isi dari sel terutama isi dari komponen protoplasmik (inti, kloroplas,
plastida lain, dan aliran sitoplasma) ?
3. Terdiri dari Apa sajakah komponen non protoplasmik penyusun sel
(vakuola, bentuk kristal kalsium oksalat, butir amilum, lendir minyak dan
butir aleuron) ?
4. Bagaimana cara ,membedakan sel hidup dan sel mati ?
1.3 Tujuan
Praktikum Anatomi tumbuhan tentang sel ini memiliki beberapa tujuan,
antara lain :
1. Mengamati bentuk-bentuk sel dan komponen sel seperti dinding sel dan
lumen sel.
2. mengamati isi sel terutama komponen protoplasmik seperti inti, kloroplas,
plastida lain dan aliran dari sitoplasmanya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Struktur Sel
Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua organisme
yang hidup terdiri atas sel, baik uniselular maupun multiselular. Setiap sel
merupakan
unit
fungsional
dan structural
terkecil
dari
bentuk
hidup
(Sumardi,1993).
Sel tumbuhan mempunyai bentuk,
ukuran dan struktur yang bervariasi dan
sangat rumit. Walaupun demikian, semua
mempunyai persamaan dalam beberapa
segi
dasar.
merupakan
Tumbuhan
organisme
dan
yang
hewan
tubuhnya
tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu
tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang
dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep
tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel
mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.
Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding selnya,
sel hewan hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel
tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata. Selain perbedaan tersebut, pada sel
tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar,
sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai
kemampuan memperbanyak diri (Sumardi,1993).
2.2 Protoplas
Protoplas merupakan bagian sel yang ada disebelah dalam dinding sel.
Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana, yang disebut
protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas komponen protoplasma dan
komponen non protoplasma (Sumardi,1993).
Bahan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan akan tetapi
jumlahnya hanya sedikit. Lilin, suberin dan kutin merupakan minyak yang
digunakan sebagai zat pelindung pada dinding sel (Sumardi,1993).
2.2.2.4 Kristal
Kristal ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam
sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim
floem dan parenkim xylem.
Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristalkristal itu memiliki berbagai bentuk, antara lain :
a. Kristal dengan bentuk prisma teratur, biasanya terdapat dalam sel-sel
dibawah epidermis dari daun jeruk.
b. Kristal dengan bentuk jarum, kristal ini banyak ditemukan pada sel-sel
daun bunga pukul empat.
c. Kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal
pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun ri bayam.
d. Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang
letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan
lunak, selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada
endocarp buah aren.
e. Kristal dengan bentuk kelenjar, kristal ini disebut juga kristal drus yang
hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur
(dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan
pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus (Kartasapoetra, 1991).
2.2.2.5 Tanin
Tanin merupakan sekelompok derivat fenol yang heterogen yang dapat
dijumpai terutama pada daun, xilem, floem, periderm akar dan batang, dan pada
buah yang belum masak. Letaknya didalam vakuola sel atau dalam bentuk tetestetes kecil pada sitoplasma yang melebur (Sumardi,1993).
2.3 Dinding Sel
Dinding sel pada tumbuhan merupakan struktur sel yang paling menyolok
dilihat dari bawah mikroskop. Adanya dinding sel yang nyata merupakan
perbedaan pokok antara sel tumbuhan dengan sel hewan karena pada sel hewan
tidak dijumpai adanya dinding sel, akan tetapi, sel hewan dan sel tumbuhan samasama memiliki membran plasma atau lapisan terluar sitoplasma yang berbeda
dengan dinding sel. Pada hewan lapisan ini terkadang dinamai dinding sel, tetapi
membran plasma merupakan bagian dari sel yang hidup dan bersifat fleksibel,
sedangkan dinding sel cenderung kaku dan tetap (Tjitrosomo, 1983).
Dinding sel pada tumbuhan mempunyai fungsi dalam mempertahankan
turgor tekanan dinding yang mempertahankan potensial air dan berfungsi dalam
mekanisme pengangkutan air mineral pada tumbuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum struktur pertumbuhan tumbuhan tentang anatomi tumbuhan
(sel) ini dilakukan pada hari Senin Tanggal 12 April 2010 di Laboratorium Biologi
dasar BUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Mikroskop majemuk
1 buah
2. Kaca preparat
8 buah
3. Deck glass
8 buah
4. Objek Glass
8 Buah
5. Pisau cutter
2 buah
6. Pipet tetes
1 buah
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Preparat akar wortel (Daucus carrota)
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
6. Air
Secukupnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
No
1.
Hasil Pengamatan
Gambar hasil
pengamatan
Kentang (Solanum
Gambar literature
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
tuberosum)
Dinding sel
Helium
Tunggal
Setengah majemuk
Warna kuning
(www.biosel.com)
2.
Hidrilla (Hydrilla
1. Dinding sel
2. Kloroplas hijau
3. Aliran plasma (kiri
verticillata)
ke kanan)
4. Warna hijau
(www.biosel.com)
3.
1.
2.
3.
4.
5.
Dinding sel
Kromoplas
Bentuk batang
Bentuk bulat
Warna orange
(www.biosel.com)
4.
Batang bayam
1. Kristal-kristal pasir
2. Dinding sel
3. Warna putih
(Amaranthus Sp)
kecoklatan
(www.biosel.com)
5.
1.
2.
3.
4.
Dinding sel
Kristal drus
Piramida kecil
Warna hijau
(www.biosel.com)
4.2 Pembahasan
4.2.1
sering terlihat memiliki arah radial dari hilum terjadi akibat dehidrasi butir pati
yang dianggap sebagai stratifikasi kadar air yang ada pada butir pati tersebut.
Posisi, bentuk dan ukuran butir pati ditentukan oleh jenis tumbuhan yang
bersangkutan.
4.2.3 Preparat daun kaktus (Opuntia sp)
Pada preparat daun kaktus yang kami amati ditemukan kristal oksalat yang
berbentuk tidak beraturan yang disebut dengan kristal drus. Kristal-kristal ini
letaknya tidak beraturan, terkadang berada dipinggiran dan terkadang berada
ditengah sel.
Hal ini sesuai dengan (Kartasapoetra, 1991) yang menyatakan bahwa
kristal merupakan bahan ergastik yang terdapat dalam sel berbagai tumbuhan.
Biasanya terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan
pada sel-sel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal dengan bentuk kelenjar
ini, disebut juga kristal drus yang hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan
bentuk yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini
biasanya ditemukan pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus.
4.2.4 Preparat daun Hydrilla verticillata
Pada preparat daun Hydrilla verticillata yang kami amati ditemukan aliran
plasma yang arahnya berlawanan dengan arah jarum jam. Dan mempunayai
dinding sel dan Kloroplas yang berwarna hijau.
Pada literatur (Tjitrosomo, 1983) menyatakan bahwa Sitoplasma pada
kebanyakan sel, beberapa saat pada kehidupannya memperlihatkan aliran
protoplasma. Dibawah mikroskop cairan ini tampak mengalir dalam sel dengan
gerakan yang terus menerus. Gerakan ini dapat berupa aliran setempat saja atau
berupa sirkulasi umum. Ketika protoplasma mengalir, plastida terbawa arus
karena plastida merupakan benda itu tidak memiliki daya gerak. Aliran
protoplasma ini dijadikan petunjuk adanya kehidupan didalam sel, karena adanya
aliran tersebut membutuhkan energi.
4.2.5
Pada pratikum ini dengan bahan batang bayam irisan melintang batang
bayam (Amaranthus Sp), maka dapat diamati adanya kristal-kristal pasir yang
jumlahnya banyak dan berwarna putih kecoklatan.
Hasi pengamatan ini sesuai dengan Kartasapoetra (1991) yang
menyatakan bahwa Kristal ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya
terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada selsel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal-kristal ini terdapat dalam
vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki berbagai bentuk, salah
satunya adalah kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut
kristal pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun bayam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum ini kita dapat menjawab tujuan dari
praktikum ini, yakni dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Sel merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup. Komponen sel
dibedakan menjadi dua :
1. Komponen protoplasmic
Yaitu seperti sitoplasma, inti sel, kloroplas, mitokondria, aliran
sitoplasma yang pada praktikum ini seperti pada tanaman hydrilla, dan
plastida, seperti amiloplas, leukoplas, kloroplas, kromoplas dan lainnya,
2. Komponen non protoplasmic
Yaitu seperti karbohidrat yang banyak mengandung butir-butir
tepung, contohnya pada kentang (Solanum tuberosum), protein, lemak,
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. Anatomi Tumbuhan edisi ke tiga. Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel
dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta
Soriah, Iis. 2006. Sifat Mikobiologi dan Organleptik salam Daging Domba Dan
Sapi Dengan Penambahan Wortel. Bogor: ITB
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta :
UGM Press
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. Prof. Dr. Ir. H. 1983. Botani Umum 1. Bandung :
Angkasa