Anda di halaman 1dari 19

KATA PEGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmatnya kepada penulis, karena berkat rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul Penegakkan Hak Asasi Manusia di Negara
Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan waktu yang telah ditentukkan.
Terimakasih penulis sampaikan kepada dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang
telah memberikan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam pengerjaan
makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Diponegoro. Dengan ditulisnya makalah
ini, penulis berharap kedepannya makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Mohon
maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.

Semarang, 31 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)..................................................................3
2.2 Macam-Macam Hak Asasi Manusia........................................................................4
2.3 Penegakkan HAM Pada Era Globalisasi.................................................................5
2.4 Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia..................................................6
2.4.1 Peristiwa Trisakti dan Semanggi.............................................................7
2.4.2 Aksi Bom Bali.........................................................................................8
2.4.3 Penembak Misterius (PETRUS)..............................................................9
2.4.4 Peristiwa Tanjung Priok.........................................................................10
2.5 Upaya Penegakkan HAM di Indonesia.................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................17
3.2 Saran.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hak merupakan suatu unsur normatif yang melekat pada diri setiap individu
itu sendiri. Pada penerapannya Hak Asasi Manusia itu sendiri berada pada ruang
lingkup hak persamaan dan hak kebebasan setiap individu yang terkait dengan
interaksi baik antara individu maupun dengan instansi pemerintahan. Dari generasi ke
generasi masalah HAM merupakan sesuatu hal yang sering sekali dibicarakan dan
dibahas terutama di era reformasi ini. Hal ini dikarenakan pengakkan HAM lebih
dijunjung tinggi pada saat era reformasi dibandingkan dengan era sebelum reformasi.
HAM merupakan sesuatu yang harus dipenuhi karena perlu diingat bahwa di dunia ini
kita sebagai makhluk ciptaan tuhan tidak dapat hidup sendiri, kita haruslah hidup
bersosialisasi dengan orang lain karena memang sudah seperti itulah hakekat manusia
diciptakan oleh Tuhan YME. Kemudian dalam usaha menjalankan kehidupan
bersosialisasi di masyarakat jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM yang
dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan teori, Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang
melekat pada diri manusia sejak manusia diciptakan sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa yang bersifat kodrati dan fundmental dan harus dihormati, dijaga dan
dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Maka dengan demikian
hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh dan seimbang. Maksud dari keseimbangan itu sendiri
adalah antara hak dan kewajiban antara kepentingan perseorangan dengan
kepentingan umum haruslah seimbang. Upaya menghormati, melindungi dan
menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara
individu, pemerintahan dan negara.
Penegakkan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu isu penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI. Namun masih banyak pelanggaran
HAM di indonesia yang belum juga terselesaikan dengan baik. Menurut Widodo, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penegakkan HAM yang mengakibatkan
pelanggaran HAM itu terjadi yaitu kurangnya pemahaman masyarakat indonesia
mengenai HAM itu sendiri baik dikalangan sipil maupun militer, masih belum adanya
kesepakatan pada tataran konsep HAM antara universalisme dan partikularisme,

adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme, kurang berfungsinya


lembaga-lembaga penegak hukum (polisi, jaksa, pengadilan), dan hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai penegakkan HAM di
NKRI.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan sebelumnya maka
dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
2. Macam-Macam Hak Asasi Manusia
3. Penegakkan HAM Pada Era Globalisasi
4. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
5. Upaya Penegakkan HAM di Indonesia
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1. Untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Membahas masalah HAM diindonesia sehingga dapat ditemukan solusi
yang tepat untuk menanganinya
3. Mengetahui bagaimana hakikatnya penegakkan HAM pada era globalisasi
di indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia atau biasa disingkat dengan HAM merupakan suatu hak hak dasar
yang melekat pada diri manusia dan tidak dapat diganggu gugat, tanpa HAM manusia tidak
akan dapat hidup sebagaimana kodrat manusia itu sendiri. Berikut merupakan beberapa
pengetian HAM baik menurut undang-undang maupun beberapa ahli :
1. Menurut Porf. Dardji Darmodihardjo, Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau
hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah tuhan yang maha
esa dan menjadi dasar dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
2. Menurut Prof. Padmo Wahyono, Hak asasi manusia adalah hak yang memungkinkan
orang hidup berdasarkan suatu harkat dan martabat tertentu.
3. Menurut Leah Kevin, Hak asasi manusia mempunyai 2 makna dasar. Yang pertama
adalah bahwa hak-hak hakiki dan tak terpisahkan menjadi hak seseorang hanya
karena ia merupakan manusia. Hak-hak itu merupakan hak-hak moral yang berasal
dari keberadaannya sebagai manusia dari setiap umat manusia. Makna kedua dari hakhak asasi manusia ialah hak-hak hukum, baik secara internasional atau nasional.
4. Menurut Oemar Seno Adji, Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap
martabat manusia sebagai insan dari ciptaan Tuhan YME yang memiliki sifat tidak
boleh dilanggar oleh siapapun (Manusia/Kelompok lain).
5. Menurut UU No.39 Tahun 1999, Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negaram hukum dan pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Maka dari pengertian Hak Asasi Manusia diatas sudah jelaslah bahwa semua manusia,
baik secara individu, warga masyarakat, maupun warga negara hendaknya menyadari,
mengakui, menghormati dan menjamin pelaksanaan HAM sebagai kewajiban terhadap
manusia lain. Sebagai individu tidaklah boleh hanya mengutamakan hak diri sendiri, tetapi
haruslah adanya keseimbangan dengan memperhatikan hak orang lain. Apabila hanya
mengutamakan hak sendiri, tanpa peduli dengan hak orang lain maka akan terjadilah
pelanggaran hak orang lain yang mengakibatkan ketidakharmonisan dalam hal bersosialisasi

di masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep HAM itu mengandung ciriciri sebagai berikut :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah sesuatu yang
dimiliki karena kemanusiaan kita, maka otomatis kita mempunyai hak asasi. Inilah
salah satu ciri HAM, yaitu HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis
b. Hak asasi berlaku untuk semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnisitas, pandangan politik atau asal usul sosial dan bangsa. Kita semua
lahir dengan hak dan martabat yang sama. HAM adalah universal, karena seluruh
orang di seluruh dunia memiliki hak asasi yang sama.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM, walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggarnya.
2.2 Macam-Macam Hak Asasi Manusia
Secara umum, HAM bisa dibedakkan menjadi 2 macam. Perbedaan HAM tersebut
didasarkan pada dua instrumen HAM Internasional. Kedua instrumen itu adalah Kovenan
Internasional tentang hak-hak sipil dan politik dan Kovanen Internasional tentang hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya.
1. HAM yang berkenaan dengan kehidupan sipil dan politik. Hak-hak ini pada umumnya
merupakan hak-hak yang mewajibkan suatu negara agar menahan diri dari tindakan
atau campuran tangan terhadap kehidupan individu-individu atau kelompokkelompok masyarakat.
2. HAM yang berkenaan dengan kehidupan di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak
ini merupakan hak yang mewajibkan negara menyediakan sarana-prasarana karena
individu tidak bisa menyediakkannya sendiri.
Sedangkan menurut Franz Magnis Suseno HAM dibedakkan menjadi empat macam,
yaitu sebagai berikut :
1. Hak-hak asasi negatif atau liberal adalah hak yang didasarkan pada hak individu
untuk mengurus diri sendiri (liberal) dengan prinsip kebebasan, yaitu bahwa
kehidupan saya (pribadi)tidak boleh diintervensi pihak luar. Macam-macam hak asasi
liberal antara lain :
(a) Hak atas hidup,
(b) Kebebasan untuk melanjutkan keturunan,
(c) Kebebasan dalam memilih pasangan,

(d) Kebebasan beragama


(e) Kebebasan berkumpul dan berserikat
2. Hak asasi aktif atau demokratis yaitu hak untuk ikut menentukan arah perkembangan
masyarakat/negaranya yang didasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat. Macammacam hak asasi ini antara lain :
(a) Hak untuk memilih dan dipilih,
(b) Hak untuk menyatakan pendapat,
(c) Kebebasan pers,
(d) Kebebasan membentuk perkumpulan politik.
3. Hak asasi positif adalah hak warga Negara untuk memperoleh pelayanan publik dari
Negara. Tidak boleh ada anggota masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan
hanya karena ia miskin dan tidak bias membayar biayanya. Hak asasi positif meliputi:
(a) Hak katas perlindungan hokum,
(b) Hak warga masyarakat atas kewarganegaraan.
4. Hak asasi sosial yaitu hak yang mencerminkan kesadaran bahwa setiap anggota
masyarakat berhak atas bagian yang adil dan wajar dalam bidang ekonomi. Hak asasi
sosial diantaranya yaitu :
(a) Hak atas jaminan sosial,
(b) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
(c) Hak atas pendidikan, dan
(d) Hak untuk ikut serta dalam kehidupan budaya masyarakatnya.
2.3 Penegakkan HAM Pada Era Globalisasi
Perkembangan HAM di indonesia selama ini lebih menekankan kepada penegakkan
hak sipil dan hak politik. Sedangkan hak ekonomi, sosial dan budaya kurang diperhatikan.
Oleh karena itu upaya penegakkan HAM di era globalisasi harus dilakukan berdasarkan
prinsip ketidakterpisahkan atau prinsip saling ketergantungan antara satu hak asasi dengan
hak asasi manusia lainnya. Penegakkan HAM harus dilakukan dalam seluruh proses
demokratisasi dan penegakkan hukum, oleh karena itu persoalan penegakkan HAM harus
dilakukan sesuai dengan jalur hukum dan terpenuhinya rasa keadilan, termasuk didalamnya
upaya penegakkan HAM lewat proses Transitional Justice dan pembentukkan Komisi
Rekonsilasi dan Kebenaran serta Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia).
Sebenarnya telah terdapat berbagai instrumen yang dapat dijadikan referensi sebagai
mekanisme untuk menyelesaikan masalah penyelanggaraan HAM baik bahan-bahan yang
bersifat nasional seperti UU mengenai pengadilan HAM atau bersifat internasional seperti
misalnya Statuta Roma.
Sebenarnya hubungan antara HAM dengan globalisasi dapat dilihat secara linier dan
saling berbenturan. Sebagai sebuah konsep yang universal, HAM merupakan kesepakatan

internasional yang telah diterima oleh masyarakat dunia. Disisi lain globalisasi juga telah
mendorong lahirnya nilai-nilai yang menjadi kesepakatan bersama. Akan tetapi tak dapat
dipungkiri bahwa globalisasi juga telah memberikan dampak pahit bagi masyarakat indonesia
khususnya di negara-negara yang menggunakkan sistem global untuk ekonomi dan
politiknya. Globalisasi dapat dilihat sebagai suatu sistem yang ingin membawa dunia
kedalam ekonomi yang berhasil, membuat sebuah politik dan kebudayaan yang dapat
diterima di semua kalangan masyarakat. Sebagaimana konsep HAM, globalisasi bukanlah
merupakan sesuatu yang baru tetapi sudah ada sejak zaman dahulu kala. Yang terjadi saat ini
merupakan suatu proses pengulangan dari beratus-ratus tahun lamanya. Indonesia saat ini
sudah mengambil posisi yang tepat, dengan dibuatnya UU no.39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia merupakan suatu konstribusi indonesia terhadap penegakkan HAM dalam era
globalisasi ini. Karena dengan adanya UU No.39 tahun 1999, HAM bukanlah sesuatu hal
yang kasat mata, apalagi di era globalisasi seperti saat ini seluruhnya haruslah transparan,
tidak mengada-ada dan pasti agar tidak terjadi kekeliruan, dan masalah di masa yang akan
mendatang. Sedangkan dengan dibuatnya KOMNAS HAM juga merupakan salah satu bentuk
dari penegakkan HAM di era globalisasi karena dengan adanya KOMNAS HAM UU no.39
tahun 1999 dapat dipantau pelaksanannya apakah sesuai atau tidak dalam hal penegakkan
HAM di masyarakat. Dalam era globalisasi ini, penegakkan HAM dituntuntut untuk dapat
menyesuaikan dengan faktor perkembangan teknologi terutama dalam hal yang menyangkut
proses dan alat pembuktian dalam pengadilan HAM. Contohnya adalah dengan keberadaan
lembaga Pre-Trial akan dapat mendukung proses peradilan yang tidak menyita banyak waktu,
tenaga, pikiran dan biaya tapi tentu saja haruslah sesuai dengan bagaimana penegakkan HAM
di negara itu sendiri.
Dengan demikian baik sekarang maupun dimasa depan penegakkan HAM haruslah
sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Karena belum tentu sesuai pada dahulu kala
tapi tidak dimasa yang mendatang, karena dari itu perlu adanya perbaharuan mengenai
penegakkan HAM di indonesia misalnya dengan secara berkala melakukan revisi UU
mengenai HAM agar dapat mengikuti arus globalisasi tetapi tentu saja hal inipun perlu
ditinjau kembali jangan hanya karena harus mengikuti era globalisasi maka nilai dasar dari
HAM itu sendiri terlupakan dan tidak sesuai dengan hakikat HAM yang seharusnya.
2.4 Permasalahan dan Penegakkan HAM di Indonesia

Banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi di indonesia baik itu


merupakan masalah politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Dan tak luput juga
HAM merupakan suatu permasalahan yang cukup sering terjadi di indonesia karena
menyangkut hak dan kewajiban negara dan masyarakat dalam melakukan tugas masingmasing agar negara dengan warga negaranya dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
adanya konflik.
Suatu permasalahan mengenai HAM yang terjadi pasti diawali dengan adanya
pelanggaran-pelanggaran HAM baik dari warga negara maupun negara itu sendiri.
Pelanggaran itu sendiri dapat terjadi akibat 2 faktor baik yang disengaja aupun tidak
disengaja. Pengertian dari pelanggaran HAM itu sendiri menurut UU No.39 Pasal 1 angka 6
menjelaskan bahawa pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Kasus

pelanggaran

HAM

dapat

dikategorikan

menjadi

dua

jenis,

yaitu

a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :


1.
2.
3.
4.
5.

Pembunuhan masal (genosida)


Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan
Penyiksaan
Penghilangan orang secara paksa
Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

b. Kasus pelanggaran HAM yang ringan, meliputi :


1. Pencemaran lingkungan dengan sengaja
2. Diskriminasi terselubung
3. Tidak tertib berlalulintas
Maka berdasarkan uraian diatas berikut merupakan salah satu contoh bentuk permasalahan
HAM yang pernah terjadi di indonesia antara lain sebagai berikut :
2.4.1 Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)

Gambar diatas merupakan salah satu contoh kasus permasalahan HAM yang
sudah berlalu bertahun-tahun lamanya tetapi hingga saat ini kasus tersebut belum juga
tuntas. Terbukti dengan adanya peristiwa Menolak Lupa yang dilakukan setiap
tanggal 12 mei oleh mahasiswa trisakti bahkan hal ini sempat menjadi booming di
media sosial beberapa waktu yang lalu. Peristiwa ini berkaitan dengan gerakkan di era
reformasi yang gencar disuarakkan di tahun 1998. Gerakkan tersebut dipicu oleh
krisis moneter dan tindakkan KKN presiden Soeharto, sehingga para mahasiswa
kemudian melakukan demo besar-besaran di berbagai wilayah yang kemudian
berujung dengan bentrok antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Tragedi ini
mengakibatkan (4 Mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka) sedangkan
tragedi semanggi I terjadi pada tanggal 11-13 November 1998 (17 Orang warga sipil
Meninggal) dan tragedi semanggi II pada tanggal 24 November 1999 ( 1 orang
mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).

2.4.2 Aksi Bom Bali

Aksi
Bom bali merupakan salah satu contoh pelanggaran HAM berat. Apalagi tidak
hanya WNI (Warga Negara Indonesia) yang menjadi korban tetapi juga para tourist
asing yang sedang berkunjung ke bali turut menjadi korban tentu saja hal ini sangat
menarik perhatian dunia. Periatiwa ini terjadi pada tahun 2002. Dimana sebuah bom
diledakkan di kawasan legian Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris. Kepanikan
sempat melanda penjuru nusantara akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak
memicu tindakan terorisme di kemudian hari. Peristiwa bom bali menjadi salah satu
aksi terorisme terbesar di indonesia apalagi sebanyak ratusan orang meninggal dunia
akibat peristiwa mengejutkan ini.

2.4.3 Penembak Misterius (PETRUS)

Salah satu contoh pelanggaran HAM lainnya adalah Penembak Misterius


(Petrus). Kasus ini merupakan kasus yang terjadi pada tahun 80-an (1982-1985), pada

awalnya aksi kriminalisme semakin marak dan merajalela. Kehadiran kriminalisme


inilah yang kemudian menyebabkan tragedi ini terjadi. Petrus adalah suatu tindakan
penculikkan, penganiayaan dan penembakkan terhadap para penjahat (preman) yang
sering mengganggu ketertiban masyarakat. Kasus ini tentu saja merupakan salah satu
pelanggaran HAM, dimana orang-orang dibunuh dengan cara yang semena-mena
tanpa memikirkan terlebih dahulu hukuman apa yang setimpal atas kejahatan yang
mereka perbuat. Belakangan ini kembali terdengar petrus yang kembali muncul,
peristiwa ini terjadi di daerah magelang.

2.4.4 Peristiwa Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar
yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis.Peristiwa ini dipicu oleh warga
sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang hendak
melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak dan
marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan

anggota polisi dan TNI. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana
terdapat ratusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.

Maka berdasarakan beberapa permasalahan yang telah dijabarkan diatas diperlukan


adanya penegakkan HAM yang jelas agar hal-hal diatas tidak kembali terulang dimasa yang
akan datang. Penegakkan HAM merupakan suatu syarat absolut bagi upaya-upaya penciptaan
indonesia yang damai dan sejahtera. Apabila HAM ditegakkan maka kesejahteraan
masyarakatpun akan terwujudkan dan keharmonisan negarapun akan terlaksana, maka
kepastian akan rasa aman, tentram ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud
dengan diadakannya penegakkan HAM. Namun apabila tidak ada penegakkan HAM maka
akan menghambat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menunjukkan adanya keterkaitan erta antara
damai, adil dan sejahtera. Untuk itu dengan adanya perbaikkan pada aspek keadilan akan
memudahkan pencapaian kesejahteraan dan kedamaian yang merupakkan tujuan dari
diadakkannya penegakkan HAM di indonesia.
Kemudian dalam rangka memberikkan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM) selain dibentuknya aturan-aturan hukum seperti UU dan lain sebagainya,
dibentuklah kelembagaan yang menangani masalah penegakkan HAM di indonesia, berikut
inilah lembaga-lembaga penegakkan HAM di Indonesia :

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)


Komnas HAM dbentuk melalui Keppres No.5 tahun 1993 pada tanggal 7 juni
1993, yang kemudian dikukuhkan lagi melaui UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia. UU ini dibentuk sebagai penguat keppres No. 5 tahun 1993 agar
komnas HAM bersifat independen dan tidak hanya terkesan sebagai alat pemerintahan
saja. Pengertian dari Komnas HAM itu sendiri adalah lembaga mandiri yang
kedudukannya setingkat lembaga negara lainnya dan berfungsi melaksanakan
pengkajian, penelitian, penyuluhan dan mediasi hak asasi manusia. Adapun tujuan
dari dibentuknya Komnas HAM ini adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan Hak
Asasi Manusia (HAM) sesuai dengan pancasila, UUD 1945 dan

piagam pereserikatan bangsa-bangsa (PBB), serta deklarasi


universal Hak Asasi Manusia
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia
guna perkembangan pribadi manusia indonesia seutuhnya dan

kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.


Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM)
Berdasarkan ketentuan yang ditentukkan dalam UU No.26 Tahun 2000,
dinyatakan bahwa pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan khusus yang
berada di lingkungan pengadilan umum dan kedudukan di daerah kabupaten atau
kota. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang dalam memeriksa dan memutuskan
suatu perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan diluar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia selama dilakukan oleh warga negara Indonesia.

Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Ad Hoc


Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Ad Hoc dibentuk atas usulan dari DPR
berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan presiden. Pengadilan HAM Ad Hoc
dibentuk untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia
berat yang terjadi sebelum diundang-undangkannya UU No.26 Tahun 2000 tentang
pengadilan Hak Asasi Manusia. Seperti misalnya untuk kasus Trisakti tahun 1998
dibentuk pengadilan HAM Ad Hoc Trisakti.

Komisi Kebenaran dan Rekonsilasi


UU No.26 Tahun 2000 memberikan alternatif bahwa penyelesaian
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dilakukan di luar pengadilan hak
asasi manusia, yaitu melalui komisi kebenaran dan rekonsilasi yang dibentuk
berdasarkan undang-undang.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia disamping
memuat hukum formil/hukum acara juga memuat hukum materiil berupa ketentuan
mengenai pidana yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat.
Selanjutnya juga dinyatakan dalam UU No. 26 Tahun 2000 bahwa bagi pelanggaran
hak asasi manusia yang berat tidak berlaku ketentuan mengenai kadaluarsa.

2.5 Upaya Penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM


a

Upaya Pencegahan (Preventif)


Upaya preventif dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran HAM.
Upaya preventif dilakukan untuk menciptakan suasana kondusif bagi penegak
dan penghormatan HAM. Upaya preventif yang dilakukan pemerintah sebagai
berikut:
1

Pembentukan peraturan undang-undang tentang HAM dan meratifikasi


instrumen internasional HAM.

Pembentukan lembaga HAM seperti Komnas HAM

Memberikan penyuluhan dan pendidikan HAM kepada masyarakat

Pemerintah menunjukkan perannya sebagai pelayan masyarakat bukan


sebagai penguasa.

Peningkatan

kualitas

layanan

publik

untuk

mencegah

terhadinya

pelanggaran HAM dari pemerintah.

Upaya Penindakan (Represif)


Upaya represif atau penindakan pemerintah setelah pelanggaran HAM terjadi
dilakukan dengan cara-cara berikut:
1

Pemberian layanan dan konsultasi serta pendampingan dan pembelaan


kepada masyarakat yang menghadapi perkara HAM.

Menerima pengaduan dari korban pelanggaran HAM

Menangani kasus pelanggaran HAM

Melakukan pencarian data, informasi, dan fakta atas peristiwa

Menyelesaikan perkara melalui perdamaian, negosisasi, mediasi, konsiliasi,


dan pandangan atau penilaian para ahli.

Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran HAM di Pengadilan


Penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Indonesia dapat diupayakan
melalui dua skema utama, Pertama, melalui pengadilan hak asasi manusia. Kedua,

melalui komisi kebenaran dan rekonsiliasi (KRR). Prosedur pemeriksaan dan


tahapan pemeriksaan diawali dengan proses penyelidikan dan penyedikan serta
penuntukan dan pemeriksaan di muka pengadilan.
3

Perilaku yang Mendukung Upaya Penegakan HAM di Indonesia


Berikut beberapa perilaku yang dapat dilakukan dalam rangka mendukung
upaya penegakan HAM di Indonesia.
a

Lingkungan Keluarga
1

Mendengarkan ketika ayah atau ibu sedang berbicara

Mematuhi peraturan dalam keluarga

Menghormati dan menyayangi adik atau kakak

Salig membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah

Lingkungan sekolah
1

Mematuhi tata tertib sekolah

Tidak memaksakan kehendak kepada teman

Menghormati Bapak/Ibu Guru

Menghormati teman yang sedang mengemukakan pendapat

Lingkungan Masyarakat
1

Mematuhi peraturan dan tata tertib dalam masyarakat

Mengembangka sikap saling menghormati antar tetangga

Mengikuti kegiatan kemasyarakatan

Menjenguk dan mendoakan tetangga yang sedang sakit

Lingkungan Berbangsa dan Bernegara


1

Mematuhi hukum positif di indonesia

Berpartisipasi dalam pemelihan umum

Melakukan monitoring terhadap kinerja pemerintah

Mengikuti seminar-seminar tentang penegakan HAM.

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah suatu hak hak dasar yang melekat pada diri
manusia dan tidak dapat diganggu gugat, tanpa HAM manusia tidak akan dapat hidup
sebagaimana kodrat manusia itu sendiri. HAM bisa dibedakkan menjadi 2 macam
berdasarkan sumbernya yaitu kovenan Internasional tentang hak-hak sipil dan politik
dan kovanen internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Hubungan
antara HAM dengan globalisasi dapat dilihat secara linier dan saling berbenturan.
Dalam era globalisasi ini, penegakkan HAM dituntuntut untuk dapat menyesuaikan
dengan faktor perkembangan teknologi terutama dalam hal yang menyangkut proses
dan alat pembuktian dalam pengadilan HAM.
Beberapa contoh kasus pelanggaran HAM antara lain peristiwa trisakti dan
semanggi, aksi bom bali, penembak misterius (PETRUS) dan peristiwa tanjung priok.
Maka berdasarkan beberapa contoh pelanggaran diatas didapatkan beberapa upaya
yang dapat mengurangi/mencegah pelanggaran tersebut yang dibagi berdasarkan 3
kategori antara lain upaya pemerintah dalam menegakkan HAM, upaya penanganan
kasus pelanggaran HAM di pengadilan dan perilaku yang mendukung upaya
penegakan HAM di indonesia.
4.2 Saran
Sebagai

makhluk

sosial

kita

harus

mampu

mempertahankan

dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam
menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Samin, Cah. 2015. 11 Contoh Kasus Pelanggaran HAM di
Indonesia.http://artikelmateri.blogspot.co.id Diakses Pada 31 Mei 2016 Pukul 10.52 WIB
Setijo, Pandji.2005.Pendidikan Pancasila. Jakarta :Grasindo
Widodo, Wahyu dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogakarta : Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai