(beraneka
ragam)
dalam
faktor-faktor
Pengertian Disintegrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi berarti penyatuan supaya menjadi suatu
kebulatan atau menjadi utuh. Disintegrasi berarti kebalikan dari kata integrasi, yaitu pemisahan.
Ancaman Disintegrasi Bangsa berarti ancaman akan cerai berainya suatu bangsa. Di Indonesia
sendiri, pada awal-awal kemerdekaanya, masih banyak ancaman-ancaman disintegrasi bangsa
Kita tahu saat ini yang namanya persoalan integrasi bangsa mengancam dimana-mana
mulai dari Sabang sampai Marauke. Hal itu terlihat dari munculnya gerakan-gerakan separatis
diberbagai wilayah serta banyaknya konflik baik itu antara agama maupun budaya.
Banyak diantaranya yang merasa tak percaya dengan kepemimpinan negaranya sendiri,
kebanyakan mereka ingin membebaskan diri dari belengu ketidak adilan dari pemerintah saat ini.
Sejumlah elit politik hanya berdiam diri mementingkan kelompoknya sendiri. Bahkan,
tak jarang mereka juga mementingkan pribadinya sendiri.
Jadi dapat disimpulkan Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari
kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah.
Negara Islam Indonesia bukanlah sebuah solusi atas kondisi carut-marut bangsa ini.
Lebih dari itu, negara agama di Indonesia hanya akan menghasilkan ancaman disintegrasi bangsa
sehingga bangsa Indonesia akan terpecah-belah. Kita bisa menyaksikan saat ini Papua sedang
bergejolak. Konflik sosial di Poso juga belum sepenuhnya mereda. Penggunaan atribut tunggal
agama Islam dalam dasar negara akan meniadakan keberagaman budaya Indonesia yang sejak
lama berkembang di Nusantara.
Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Indonesia bisa mewujudkan kemerdekaannya. Sila pertama Pancasila pun berisi Ketuhanan Yang
Maha Esa, bukan Tuhan pemeluk Islam semata. Dua tertib hukum di Indonesia tersebut menjadi
Sebab
Pemimpin
: Muso
Cara Penumpasan: Pemerintah mengajak Rakyat untuk menentukan sikap untuk memilih
Sukarno-Hatta atau Mus gerakan operasi Militer I dan melakukan pembridelan terhadap
beberapa surat kabar berhaluan komunis
Hasil
: Seluruh kekuatan pemberontak dapat ditumpas dan kota Madiun dapat direbut
Munculnya PKI merupakan perpecahan pada tubuh SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat
B. DI/TII
1. JAWA BARAT
Waktu
: 14 Agustus 1947
Latar belakang
Cara penumpasan: Melakukan Operasi Militer taktik pagar besi menggunakan ratusan ribu
tenaga rakyat untuk mempersempit ruang gerak
Hasil
siliwangi
Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo karena tidak setuj terhadap isi perjanjian
Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan
tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar
negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul
Islam ( DI )
2. JAWA TENGAH
Waktu
: 23 Agustus 19
Latar belakang
Pemimpin
: Amir Fatah
Cara penumpasan : Pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut dengan bintang raiders
Hasil
dicerai Beraikan
Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II
Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah
banyak anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.
3. SULAWESI SELATAN
Waktu
: 30 April 1950
Latar belakang
: Kahar Muzakar
pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut aga45r
Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama
Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang
memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.
4. ACEH
Waktu
Latar belakang
: 20 September 1953
: Setelah proklamasi Kemerdekaan RI , di aceh terjadi pertentangan antara
: Tengku Daud
Cara penumpasan : Antar prakarsa panglima kadam iskandar muda , colonel M. jann maka
dilaksanakan musyawarah kerukunan rakyat aceh
Hasil
: Oktober 1950
Latar belakang
Pemimpin
: Ibnu Hajar
Cara mengatasi
Hasil
: Pada tahun 1954 ibnu hajar di tangkap dan di hukum mati pada 22 maret
1955Dipimpin oleh
Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok
rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan
tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.
D. ANDI AZIS
Waktu
: 5 Januari 1950
Latar
Pemimpin
Cara penumpasan : Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4x24
jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Hasil
: 25 April 1950
Latar belakang
Pemimpin
Cara penumpasan : diselesaikan secara damai dengan mengirimlkan misi dipimpin Leimena
gagal sehingga kemudian dikrimkan pasukan ekspedisi militer pimpinan Kawilarang.
Hasil
: Sisa sisa kekuatan RMS banyak yang melarikan diri ke pulau seram dan
membuat kekacauan akhirnya Soumokil dapat di tangkap dan jatuhi hukuman mati
Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa
agung NIT ( Negara Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan
memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah dibayar
mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.
F. PRRI/PERMESTA
Waktu
: 15 Februari 1958
Latar belakang
Pemimpin
daerah
PERMESTA
Waktu
: 7 Februari 1958
Latar belakang
Pemimpin
G. G 30 S/PKI
Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang
dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin
menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis. Setelah jelas terungkap
bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :
1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari
RPKAD
3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang
mendalanginya.
Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh
wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen
Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.