Anda di halaman 1dari 13

.

Pengertian (Manusia Sebagai Fokus Sentral)


Human care is the heart of nursing (Watson: 1985)
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi
bahwa human science and human care merupakan domain utama dan
menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan
berupaya

mengintegrasikan

pengetahuan

empiris

dengan

estetika,

humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).


Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh.
Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain.
Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang
berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan
berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.

Sebagai

pengetahuan

tentang

human

care

fokusnya

untuk

mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti


yang dinyatakan oleh Watson (1985) human care is the heart of nursing.
Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care
adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai
basis dalam area:
Pengkajian terhadap kondisi manusia.
Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat
sakit.
Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
2.2. Latar Belakang Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di


West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962.
Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan
psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan
terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling.
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan
keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado,
Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di
Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of

Nursing

yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah


menerbitkan

berbagai

karya

yang

menjelaskan

filsafat

dan

teori

kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan


dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun
1979 di keperawatan yaitu The Philosphy and Science of Caring. Pada
tahun 1988, teorinya diumumkan dalam nursing: Human Science and
Human Care. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and
Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson
berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor
carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat
humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni
yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang
kokoh bagi science of caring.
2.3. Konsep sehat sakit
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai
person as a whole, as a fully functional integrated self.

Jean Watson

mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan,
pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit
di atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:

Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya


multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada
titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk
berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
2.4. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan
kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan)
yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam
ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah
human science and human care. Watson percaya bahwa fokus utama
dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari
perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah.

Oleh

karena

itu,

perawat

perlu

mengembangkan

filososfi

humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan
system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi
mereka

serta

nilai-nilai

dunia

dan

keterampilan

berpikir

kritis.

Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan


keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.
2.5. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
Asuhan

keperawatan

dapat

dilakukan

dan

diperaktikkan

secara

interpersonal.
Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang
menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
Respons

asuhan

keperawatan

tidak

ahanya

menerima

seseorang

sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi


padanya nantinya.
Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi
seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu
yang telah ditentukan.

Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada


curing (mengobati).
Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih

dari

sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual,


baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan
eksistensi

bila

dimensi

spritualnya

meningkat

ditunjukkan

dengan

penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam
diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Theory of Human Caring (Watson), mempertegas jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan

dan

melindungi

pasien

sebagai

manusia

yang

mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.


Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan.
Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang
digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien.
Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam
melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai
klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah
kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat
harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap
penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan
terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan
interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada
klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk

memberikan

pelayanan

keperawatan

yang

didasarkan

pada

ilmu

pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu


dalam

menggunakan

pengetahuan

yang

dimilikinya

dalam

praktik

keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan
Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995)
membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan

kebutuhan

yang

tingkatnya

lebih

rendah

tidak

selalu

membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap


kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan
semuanya

dianggap

penting.

Kebutuhan

manusia

yang

saling

berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk


hidup

yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan

eliminasi,

kebutuhan

ventilasi,

kebutuhan

psikofisikal

(kebutuhan

fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan


seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi
diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan,

sehingga

dalam

upaya

mencapai

kesehatan,

manusia

seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual


karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

2.6. Grand theory menurut Jean Watson


a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam
pengambilan keputusan.
Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
Menyediakan

lingkungan

yang

mendukung,

melindungi,

dan

memeperbaiki mental, sosialkultural, dan spiritual.


Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan.
Watson

menganggap

istilah

factors

terlalu

standart

terhadap

sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep


yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan.
Konsep tersebut adalah clinical caritas dan caritas processes, yang
dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya
(Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.
Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan
sistem kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif
dirinya dan orang dirawat.

dari

Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal


diri orang lain, melebihi ego dirinya.
Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan
negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri
sendiri dan orang yang dirawat.
Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan
caring-healing yang artistic.
Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut
pandang orang lain.
Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik
maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran,
yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan
kedamaian.
Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh,

memberikan

human

care

essentials,

yang

memunculkan

penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual.
Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, soul care bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.
b. Transpersonal Caring Relationship
Menurut

Watson

(1999),

Transpersonal

caring

relationship

berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada


moral

perawat

yang

berkomitmen,

melindungi,

dan

meningkatkan

martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat
merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan

dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang


sebagai sebuah objek.
Perawat

sadar

bahwa

mempunyai

hubungan

dan

potensi

untuk

menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah


melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri
mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk
berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan
ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien,
dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan
yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,
dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal
berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai
kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan
pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship
adalah

berkaitan

dengan

melindungi,

meningkatkan

dan

mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan


batin.
c. Caring Occation Moment
Caring

Occation

menurut

Watson

(1988,1999)

adalah

kesempatan

(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang
pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama
datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988,
1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi
tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan
pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya
berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau

masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat


dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan
kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari
kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh
perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan
menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa
menjadi

transpersonal

jika

memungkinkan

adanya

semangat

dari

keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang


memungkinkan

keterbukaan

dan

kemampuankemampuan

untuk

berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).


2.7. Paradigma Keperawatan Menurut Watson
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan
pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, selfcare, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran,

jiwa

pengambilan

dan

raga,

keputusan

yang
tentang

membutuhkan
kondisi

bantuan

terhadap

sehat-sakitnya

untuk

meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.


3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan
raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan

Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara


klien dan perawat.
2.8. Asumsi Dasar Science of Caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat
dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang
science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :

Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya


secara interpersonal.
Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.
Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia dikemudian.
Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari
potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk
memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
Caring lebih healthogenic daripada curing.
Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.
2.9. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkahlangkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses
tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi
yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut
sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang
terdapat dalam proses keperawatan):

1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan
pengetahuan

dari

literature

pengetahuan

konseptual

yang

untuk

dapat

diterapkan,

pembentukan

dan

melibatkan

konseptualisasi

kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah.


(Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :
147-150)
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus
dikaji oleh perawat yaitu:
Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk
berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel
akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau
design

untuk

memecahan

masalah

yang

mengacu

pada

asuhan

keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan


dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
3. Implementasi

Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta


meliputi pengumpulan data.
4. Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk
meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi
hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil
tersebut dapat digeneralisasikan

Referensi:
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses & Praktik. Jakarta: EGC.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Soewandi,J. 1991. Ringkasan Sejarah Keperawatan.Jakarta: Batara
http://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teorikeperawatan-menurut-jean-watson.html
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatanjean-watson/
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsepcaring-menurut-jean-watson
http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/02/konsep-dasarkeperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai