Anda di halaman 1dari 14

PERJANJIAN PEMBORONGAN (P2)

Nomor : HK. 0502 /

/ TMS - 2016

TENTANG
PEKERJAAN : PENGADAAN DAN PEMASANGAN GENSET 500 KVA
UNTUK TERMINAL PENUMPANG DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
Pada hari ini, _________ tanggal _______________ bulan Juli tahun dua ribu enam belas
(___________), yang bertanda tangan di bawah ini :
1.

Nama
Jabatan

:
:

Alamat

TRI SUHARDI
General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang, berdasarkan Keputusan Direksi
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor KEP.338 / KP.0403 /
P.III-2012 tanggal 27 Juni 2012.
Jl. Coaster No. 10 Semarang.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero),
yang berkedudukan di Jl. Perak Timur Nomor 610 Surabaya. Untuk selanjutnya disebut :
PIHAK PERTAMA
2.

Nama
Jabatan

:
:

Ir. HARTANTO TJAHJONO


Pimpinan Cabang PT. Altrak 1978

Berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan yang dimuat dalam Akta Notaris


Kartini Mulyadi, SH Nomor 107 tanggal 12 Juni 1978, sebagaimana telah diubah dengan
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Nomor 38 tanggal 20 Nopember 2012
yang dibuat dihadapan Notaris Sri Rahayuningsih, SH sebagaimana telah mendapatkan
penerimaan perubahan data perseroan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Nomor AHU-AH.01.10-01346 tanggal 22 Januari 2013 beserta Surat Kuasa yang
ditandatangani dibawah tangan tanggal , dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama PT. Altrak 1978, berkedudukan di Jalan RC. Veteran No 4 Bintaro, Jakarta Selatan.
Untuk selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian
Pemborongan untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Genset 500 KVA untuk Terminal
Penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sesuai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1
MAKSUD
PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA sebagaimana PIHAK KEDUA mengakui
dan menerima tugas dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan Pengadaan dan
Pemasangan Genset 500 KVA untuk Terminal Penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,
dengan persyaratan-persyaratan dan ruang lingkup pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam
Perjanjian Pemborongan ini.
Pasal 2
DASAR - DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1)

Pelaksanaan pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Genset 500 KVA untuk Terminal
Penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1
Perjanjian Pemborongan ini, berdasarkan pada :
a. Pengumuman Pelelangan Nomor : TR.0101/400/TMS-2016 tanggal 24 Mei 2016 di
Pengumuman Resmi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan Surat Kabar Nasional
TEMPO terbit hari Selasa tanggal 24 Mei 2016;
b. Pendaftaran secara langsung atau online pada tanggal 24 Mei 2016 sampai dengan 27
Mei ;
c. Berita Acara Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Nomor 3/ BA.Aanw.Genset/VI/2016
tanggal 7 Juni 2016;
d. Surat PT. Altrak 1978 Nomor 029/DE/SBY/HT/VI/2016 tanggal 16 Juni 2016 perihal
Penawaran Pekerjaan;
e. Berita Acara Pemasukan dan Pembukaan Penawaran Nomor 3/Buka.Genset/
PANPEL/VI-2016 tanggal 16 Juni 2016;
f. Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran Nomor 3/BA.Eval.Genset/PANPEL/VI-2016
tanggal 20 Juni 2016;
g. Surat Ketua Panitia Pelelangan Pengadaan Barang dan atau Jasa Nomor 3 / UND.
NEGO / VI / 2016 tanggal 22 Juni 2016 perihal Undangan Negosiasi dan Klarifikasi;
h. Berita Acara Klasifikasi dan Negosiasi Nomor 3/BA.Nego.Genset/PANPEL/VI-2016
tanggal 24 Juni 2016;
i. Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor 3 /BA.HP.Genset/PANPEL/VI-2016 tanggal 27
Juni 2016;
j. Penetapan Pemenang Lelang/Pelaksana Pekerjaan Nomor 3/PENETAPAN.GENSET/
PANPEL/VI-2016 tanggal 28 Juni 2016;
k. Pengumuman Pemenang Lelang/Pelaksana Pekerjaan Nomor 3/Umum.Genset/
PANPEL/VI-2016 tanggal 28 Juni 2016;
l. Nota Dinas Ketua Panitia Pelelangan Pengadaan Barang dan atau Jasa Nomor : ND.
8/PANPEL/VII-2016 tanggal 12 Juli 2016 perihal Pembuatan Surat Penunjukan
Pelaksana Pekerjaan (SP3) dan Surat Perjanjian Pemborongan (SP2);
m. Surat Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Genset 500
KVA untuk Terminal Penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Nomor :
HK.0502 / 14 / TMS - 2016 tanggal 15 Juli 2016.

n. Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan / Bank Garansi dari PT Bank .. Nomor


.. tanggal ..
(2)

Dasar-dasar pelaksanaan pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Genset 500 KVA untuk
Terminal Penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tersebut dalam ayat (1) pasal
ini merupakan bagian yang tak terpisahkan satu sama lainnya serta merupakan lampiran dari
Perjanjian Pemborongan ini.
Pasal 3
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
(1)

Ruang lingkup pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian ini adalah
Pengadaan dan Pemasangan Genset 500 KVA untuk Terminal Penumpang di Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang;

(2)

PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas
dengan lingkup pekerjaan secara garis besar meliputi :
a.
Pengadaan dan pemasangan Genset 500 KVA dan perlengkapannya;
b.
Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel power output Genset ke LVMDP di
rumah trafo eksisting terminal penumpang;
c.
Testing dan Commisioning;
d.
Pengurusan sertifikat Genset dari Depnaker dan Surat Ijin Operasi dari ESDM.

(3)

Pekerjaan tersebut ayat (1) dan (2) diatas telah diatur dalam dokumen Rencana Kerja

Ruang lingkup pekerjaan tersebut Pasal 1 Perjanjian ini, yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA adalah melaksanakan pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Genset 500 KVA untuk
Terminal Penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan lingkup pekerjaan
sebagaimana Rencana Kerja dan Syarat pelaksanaan pekerjaan dalam Dokumen Pelelangan
terlampir dan menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian ini.------------------------------------------1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Pekerjaan pembongkaran;
Pekerjaan tanah;
Pekerjaan urugan;
Pekerjaan tiang pancang;
Pekerjaan pondasi batu kali belah;
Pekerjaan struktur beton;
Pekerjaan struktur baja;
Pekerjaan dinding batu bata;
Pekerjaan plesteran dan acian;
Pengecatan;
Pekerjaan penutup atap;
Pekerjaan instlasi listrik.

Tahapan pekerjaan tersebut angka 1 s.d 12 diatas telah diatur lebih lanjut dalam dokumen kontrak
yang menjadi satu kesatuan dan tidak terpisahkan dengan Perjanjian Pemborongan ini.
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1)

(2)

(3)

(4)

PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan hal-hal sebagai berikut :


a.

Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan Pemasangan Genset Tanjung Emas


Semarang sesuai rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan dokumen pendukung
lainnya.

b.

Melaporkan kepada PIHAK PERTAMA prestasi pekerjaan dengan disertai foto - foto
kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA.

c.

Melaporkan kepada PIHAK PERTAMA jika timbul permasalahan atau terjadi


sesuatu keadaan yang mungkin dapat mengakibatkan keterlambatan dalam
penyelesaian pekerjaan.

d.

Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi


teknis, serta Perjanjian Pemborongan ini beserta dokumen pendukung lainnya.

e.

Melaksanakan perbaikan atas hasil pekerjaan dimaksud apabila oleh PIHAK


PERTAMA dinyatakan tidak sesuai dengan dokumen lelang,
Perjanjian
Pemborongan ini serta dokumen pendukung lainnya.

PIHAK KEDUA berhak :


a.

Menerima pembayaran atas hasil pekerjaan yang dimaksud dalam Perjanjian


Pemborongan ini dengan besaran harga borongan dan cara pembayaran yang telah
disepakati sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pemborongan ini.

b.

Menerima rekomendasi dari PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan ijin yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud dalam perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA berkewajiban :


a.

Menyediakan dan membayar biaya pelaksanaan pekerjaan dengan besaran harga


borongan dan cara pembayaran sebagaimana diatur dalam Perjanjian
Pemborongan ini.

b.

Membantu PIHAK KEDUA memberikan rekomendasi untuk mendapatkan segala ijin


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud dalam perjanjian ini.

c.

Membantu PIHAK KEDUA dalam rangka koordinasi kegiatan antar berbagai unit
kerja terkait dalam rangka memperlancar pelaksanaan pekerjaan dimaksud dalam
perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA berhak :

a.

Memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis, Perjanjian


Pemborongan ini serta dokumen pendukung lainnya.

b.

Memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tenaga ahli dan tenaga kerja


PIHAK KEDUA.

c.

Menegur PIHAK KEDUA bila dalam pelaksana pekerjaan melakukan penyimpangan


dari spesifikasi teknis dan tidak memperhatikan arahan - arahan dari PIHAK
PERTAMA.

d.

Menolak hasil pekerjaan yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA apabila tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis, Perjanjian Pemborongan serta dokumen lain yang
merupakan bagian tak terpisahkan dengan perjanjian pemborongan ini.
Pasal 5
HARGA BORONGAN

(1)

Harga borongan dari seluruh pekerjaan tersebut pasal 1, ditetapkan sebesar


Rp.1.144.825.000,- (satu milyar seratus empat puluh empat juta delapan ratus dua puluh
lima ribu rupiah) sudah termasuk PPN 10 % dan pajak - pajak lainnya yang berlaku.

(2)

Harga borongan sebagaimana tersebut ayat (1) di atas, merupakan kontrak gabungan
lumpsum dan harga satuan.
Pasal 6
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran Harga Borongan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) Perjanjian
ini, akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara 4 (empat) kali tahapan
berdasarkan prestasi pekerjaan yang harus dan telah dikerjakan oleh PIHAK KEDUA dengan rincian
sebagai berikut :
(1)

Pembayaran Pinjaman Uang Muka


Sebesar 20% dari Rp. 1.144.825.000,- atau sebesar Rp. 228.965.000,- ( dua ratus dua
puluh delapan juta sembilan ratus enam puluh lima ribu rupiah ) dibayarkan PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Perjanjian Pemborongan ini ditandatangani dan
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Jaminan Uang Muka berupa Bank Garansi yang
terbitkan oleh BANK ................... sebesar 20% (dua puluh persen ) dari nilai pekerjaan dan
pengembalian Uang Muka tersebut akan diperhitungkan dengan cara pemotongan langsung
dari setiap tahapan pembayaran Pekerjaan secara proporsional.
Prestasi
0%
35 %
70 %

Tahapan Pembayaran
Uang Muka 20 %
I = 30 %
II = 35 %

Pembayaran
20 %
30 % - 8%
35 % - 6%

= 20 %
= 22 %
= 29 %

100 %
Pemeliharaan

(2)

III = 30 %
IV = 5 %

30 % - 6%
5%

= 24 %
= 5%
= 100 %

Pembayaran Tahap Pertama


Sebesar 22 % x Rp. 1.144.825.000,- = Rp. 251.861.500,- (dua ratus lima puluh satu juta
delapan ratus enam puluh satu ribu lima ratus rupiah) dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA setelah Pekerjaan mencapai Prestasi Fisik 35 % yang dibuktikan dalam
Berita Acara kemajuan Pekerjaan dan ditanda tangani oleh PARA PIHAK.

(3)

Pembayaran Tahap Kedua


Sebesar 29 % x Rp. 1.144.825.000,- = Rp. 331.999.250,- (tiga ratus tiga puluh satu juta
sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu dua ratus lima puluh rupiah) dibayarkan PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Pekerjaan mencapai Prestasi Fisik 70 % yang
dibuktikan dalam Berita Acara kemajuan Pekerjaan dan ditanda tangani oleh PARA PIHAK.

(4)

Pembayaran Tahap Ketiga


Sebesar 24 % x Rp. 1.144.825.000,- = Rp. 434.537.950,00 (empat ratus tiga puluh empat
juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) dibayarkan PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Pekerjaan mencapai Prestasi Fisik 100 % yang
dibuktikan dalam Berita Acara kemajuan Pekerjaan dan ditanda tangani oleh PARA PIHAK.

(5)

Pembayaran Tahap Keempat


Sebesar 5 % x Rp. 1.144.825.000,- = Rp. 57.241.250,- (lima puluh tujuh juta dua ratus
empat puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah) dibayarkan setelah :
a)

Selesainya masa pemeliharaan selama 165 (seratus enam puluh lima) hari kalender,
yang dinyatakan dalam berita acara; atau

b)

PIHAK KEDUA menyerahkan jaminan pemeliharaan (maintenance bond) sebesar 5%


dari harga borongan dengan masa berlaku selam masa pemeliharaan

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN MASA PEMELIHARAAN
(1)

Jangka waktu pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan tersebut pada pasal 3, adalah 105


(seratus lima hari ) hari kalender termasuk hari raya dan hari libur, terhitung sejak
ditandatanganinya Berita Acara Mulai Pekerjaan.

(2)

Masa pemeliharaan pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas meliputi :


a) Masa pemeliharaan pekerjaan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender
terhitung sejak Berita Acara yang meneyebutkan pekerjaan fisik selesai 100%
ditandatangani PARA PIHAK.
b) Masa Garansi Pekerjaan selama 365 atau 2000 jam (mana yang terlebih dahulu
tercapai) terhitung sejak Berita Acara yang meneyebutkan pekerjaan fisik selesai
100% ditandatangani PARA PIHAK.

(3)

Selama masa pemeliharaan PIHAK KEDUA wajib melakukan inspeksi minimal satu kali.
Apabila selama masa pemeliharaan ditemukan kekurangan/cacat atau kerusakan terhadap
pekerjaan ini yang disebabkan bukan karena kesalahan pIHAK PERTAMA dan atau karena
sebab-sebab lain (eksternal dan alam) yang tidak diperhitungkan sebelumnya, maka PIHAK
KEDUA wajib memperbaiki dan menyempurnakannya dengan biayaa ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.

Pasal 8
DENDA
(1)

Apabila jangka waktu pelaksanaan sebagaimana tersebut dalam pasal 7 ayat (1) dilampaui,
maka kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1 (satu perseribu) dari
harga borongan untuk tiap hari keterlambatan dan diperhitungkan pada tahapan
pembayarab dan denda maksimum 5 % (lima persen)) dari harga borongan sudah termasuk
PPN 10 %

(2)

Setiap denda keterlambatan akan diperhitungkan dengan pembayaran.

(3)

Kelambatan penyelesaian pekerjaan akibat Force Majeure tidak dikenakan denda.


Pasal 9
JAMINAN PELAKSANAAN

(1)

PIHAK KEDUA telah menyerahkan Bank Garansi Nomor : ................ tanggal ............yang
dikeluarkan oleh PT. Bank .......... dengan nilai Rp. 57.241.250,- (lima puluh tujuh juta dua
ratus empat puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah) yang mempunyai masa berlaku
165 hari kalender .

(2)

Apabila pekerjaan sesuai Pasal (1) Perjanjian Pemborongan ini terdapat adendum yang
berakibat penambahan biaya dan perpanjangan waktu maka PIHAK KEDUA harus segera
menambah jumlah dan memperpanjang jaminan pelaksanaan tersebut sesuai dengan nilai

akhir pekerjaan setelah addendum dan batas waktu perpanjangan yang telah disetujui
PIHAK PERTAMA.
(3)

Apabila PIHAK KEDUA gagal melaksanakan Perjanjian Pemborongan ini, maka jaminan
pelaksanaan menjadi milik PIHAK PERTAMA.

(4)

Jaminan Pelaksanaan (Bank Garansi) tersebut ayat (1) Pasal ini, akan dikembalikan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah berakhirnya pelaksanaan pekerjaan yang
dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Pasal 10
LARANGAN PENGALIHAN

(1)

PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan (mensubkontrakan) seluruh atau sebagian


pekerjaan kepada pihak lain.

(2)

Pengalihan (mensubkontrakan) seluruh atau sebagian pekerjaan hanya dapat dilakukan


setelah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA dan pengalihan
tersebut tidak mengurangi tanggung jawab atau kewajiban PIHAK KEDUA atas pelaksanaan
seluruh atau sebagian pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 11
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(1)

Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memberikan perlindungan


keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi seluruh tenaga kerja yang bekerja di lokasi
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

(2)

PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan tenaga kerjanya


termasuk berurusan dengan pihak yang berwajib jika terjadi kecelakaan kerja.
Pasal 12
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PIHAK KEDUA wajib mengikutsertakan semua tenaga kerja yang dipekerjakan dalam program
Jaminan Sosial tenaga kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dengan ketentuan dan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 13
PENGAWAS DAN PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN
(1)

Untuk kelancaran pelaksanaan dan tercapainya sasaran pekerjaan secara optimal, PIHAK
PERTAMA menunjuk Manajer Teknik sebagai koordinator atas pelaksanaan pekerjaan

Pembangunan Rumah Dinas di Bukit Sari Semarang dan dapat menempatkan wakil atau
wakil-wakilnya untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilapangan
berdasarkan Perjanjian ini.
(2)

Wakil atau wakil-wakil PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk memeriksa laporan kemajuan
pekerjaan yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA dan mensahkannya apabila telah sesuai
dengan Perjanjian ini.

(3)

Dalam pelaksanaan teknis pekerjaan, PIHAK KEDUA harus selalu berkonsultasi dan
berkoordinasi dengan penanggung jawab dimaksud ayat (1) Pasal ini.

(4)

Pengawas pekerjaan tersebut ayat (1) Pasal ini mempunyai kewenangan dan berkewajiban
untuk memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA serta mempunyai
kewenangan menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Pasal 14
LAPORAN DAN DOKUMENTASI PEKERJAAN

(1)

PIHAK KEDUA diharuskan membuat, menandatangani dan menyerahkan buku harian


tentang pekerjaan yang dilaksanakan kepada PIHAK PERTAMA secara terus menerus
sehingga selesainya pekerjaan.

(2)

Semua perintah - perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA, adanya kelalaian - kelalaian dan
sebagainya di dalam pelaksanaan harus dicatat dan dicantumkan oleh PIHAK KEDUA pada
formulir laporan yang bentuknya ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

(3)

Untuk setiap tahapan angsuran pembayaran yang ada pada perjanjian ini, PIHAK KEDUA
diwajibkan membuat dan menyerahkan laporan prestasi pekerjaan disertai photo - photo
berwarna berukuran post card dari bagian - bagian pekerjaan yang dilaksanakan, PIHAK
KEDUA diwajibkan meminta saran dan petunjuk - petunjuk dari PIHAK PERTAMA
mengenai bagian - bagian pekerjaan yang dijadikan obyek pembuatan photo tersebut.

(4)

Biaya - biaya untuk pembuatan photo - photo dimaksud menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
Pasal 15
FORCE MAJEURE

(1)

Yang dimaksud dengan force majeure ialah hal - hal yang menghambat jalannya
pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya oleh siapapun juga.
Yang termasuk dalam force majeure adalah pemogokan, gempa bumi, banjir, perang,
sabotage, huru hara akibat politik, tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter,
yang menyebabkan PIHAK KEDUA tidak mampu melanjutkan pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan dan syarat - syarat perjanjian ini.

10

(2)

Bila terjadi force majeure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA, disertai dengan bukti-bukti yang nyata dan sah dari pemerintah daerah
setempat atau instansi yang berwenang mengenai terjadinya dan berakhirnya force majeure
tersebut dan harus diajukan kepada PIHAK PERTAMA dalam batas waktu selambat lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah peristiwa tersebut terjadi dan berakhir dan PIHAK
PERTAMA memberikan jawaban mengenai force majeure tersebut dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah diterimanya pengajuan dari PIHAK KEDUA.

(3)

Jika batas waktu pengajuan 10 (sepuluh) hari dilampaui, maka PIHAK PERTAMA berhak
menolak pengajuan force majeure dan bila PIHAK PERTAMA dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender belum memberikan jawaban, maka PIHAK KEDUA dapat beranggapan bahwa
force majeure tersebut disetujui.

(4)

Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dapat diberikan dengan adanya force
majeure adalah sesuai dengan jangka waktu yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA yang
dituangkan dalam Perjanjian Addendum (Tambahan).
Pasal 16
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

(1)

Selama pelaksanaan pekerjaan apabila secara teknis diperlukan pekerjaan tambah, harus
ada perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA harus melaksanakannya
dengan tambahan biaya maksimum 10 % (sepuluh persen) dari jumlah harga borongan
sesuai Perjanjian ini.

(2)

Perhitungan atau penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga satuan


yang sama sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian ini.

(3)

Jika harga satuan tersebut ayat (2) Pasal ini tidak tercantum dalam daftar harga satuan
pekerjaan, maka perhitungan tersebut akan didasarkan atas persetujuan / musyawarah
antara kedua belah pihak.

(4)

Untuk maksud tersebut ayat (1) sampai dengan (3) Pasal ini dapat dibuat perjanjian
tambahan (Addendum) yang merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan serta
menjadi satu dengan Perjanjian ini.
Pasal 17
BEA METERAI DAN PAJAK-PAJAK

(1)

Bea meterai untuk perjanjian ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

(2)

Pajak-pajak yang mungkin ada/timbul sehubungan dengan perjanjian ini menjadi beban
PIHAK KEDUA sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

11

Pasal 18
KLAIM DAN RESIKO
PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA atas segala kerugian akibat dari kerusakan dan
kehilangan barang, bahan, peralatan-peralatan maupun kerusakan lain dari PIHAK KEDUA yang
timbul selama pelaksanaan pekerjaan dan menjadi tanggung jawab / resiko PIHAK KEDUA
termasuk akibat adanya kecelakaan kerja.
Pasal 19
WAN PR E S TAS I
Timbulnya satu dari hal-hal di bawah ini adalah merupakan wanprestasi :
(1)
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya
yang terdapat dalam perjanjian ini.
(2)

Apabila dinyatakan pailit baik secara sukarela maupun tidak oleh Pengadilan atau
melakukan likuidasi dan tindakan-tindakan hukum lainnya yang bermaksud menghentikan
jalannya usaha.
Pasal 20
PEMUTUSAN PERJANJIAN

(1)

Secara sepihak PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Perjanjian Pemborongan ini bila
PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan - peringatan tertulis yang telah diberikan 3
(tiga) kali secara berturut - turut dengan tenggang waktu masing - masing 7 (tujuh) hari
almanak, untuk segera mengembalikan keadaan sesuai dengan isi perjanjian, dalam hal ini
:
a.
b.
c.
d.

(2)

PIHAK KEDUA dengan nyata dalam melaksanakan pekerjaan telah menyerahkan,


menjual atau memborongkan seluruh atau sebagian pekerjaan kepada PIHAK
KETIGA tanpa ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
PIHAK KEDUA telah wanprestasi sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Surat
Perjanjian Pemborongan ini.
PIHAK PERTAMA berkeyakinan bahwa PIHAK KEDUA tidak mampu untuk
meneruskan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
perjanjian ini.
PIHAK KEDUA dengan nyata menyerahkan dokumen-dokumen yang tidak sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam kontrak.

Dalam hal pemutusan Perjanjian Pemborongan tersebut pada ayat (1) pasal ini PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan tegas menyatakan melepas ketentuan - ketentuan
yang tercantum pada pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata

12

(3)

Pemutusan perjanjian ini cukup dengan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA tanpa melalui prosedur peradilan.

(4)

Pemutusan perjanjian ini tidak akan menyebabkan kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA


dalam perjanjian ini yang belum dilakukan oleh PIHAK KEDUA menjadi terhenti.

(5)

Dengan adanya pemutusan secara sepihak menurut ketentuan - ketentuan ayat (1) Pasal ini
kedua belah pihak akan mengadakan perhitungan prestasi fisik yang telah dicapai oleh
PIHAK KEDUA dan semua biaya maupun kerugian - kerugian PIHAK PERTAMA yang timbul
akibat pemutusan Perjanjian Pemborongan ini akan diperhitungkan / dipotongkan dari
pembayaran prestasi fisik tersebut oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

(6)

Akibat lebih lanjut pemutusan sepihak tersebut ayat (1) Pasal ini, PIHAK KEDUA tidak dapat
menuntut ganti kerugian dalam bentuk apapun kepada PIHAK PERTAMA.

(7)

Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian Pemborongan ini atau PIHAK KEDUA
mengundurkan diri, maka Jaminan Pelaksanaan menjadi milik PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA dikeluarkan dari Daftar Rekanan Terseleksi Perusahaan (DRTP) dan tidak
diikutsertakan dalam pelelangan di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Emas sesuai kualifikasinya selama 2 (dua) tahun.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
(1)

Apabila terjadi perselisihan dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA akan menyelesaikan melalui musyawarah.

(2)

Apabila tidak diperoleh penyelesaian secara musyawarah, maka perselisihan tersebut akan
diselesaikan di Pengadilan Negeri Semarang.
Pasal 22
LAIN - LAIN

(1)

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Pemborongan ini, dan dipandang perlu
oleh kedua belah pihak, serta perubahan - perubahannya akan diatur dalam perjanjian
tambahan (Adendum) yang merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari
Perjanjian Pemborongan ini.

(2)

Perjanjian Pemborongan ini dibuat dalam rangkap 3, 2 (dua) diantaranya dibuat dan
ditandatangani di atas meterai yang cukup yang mempunyai kekuatan hukum yang sama
sebagai asli yang masing - masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta dapat
digandakan untuk pihak - pihak yang berkepentingan dengan Perjanjian Pemborongan ini.

13

Pasal 23
PENUTUP
Perjanjian Pemborongan ini dibuat dan ditandatangani di Semarang, pada tanggal tersebut di atas.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

TRI SUHARDI

Ir. SADIKIN SUGIARTO

14

Anda mungkin juga menyukai