Anda di halaman 1dari 23

kata sulit

1. Community assessment
Community assessment adalah Serangkaian proses yang
dilakukan untuk mengenal masyarakat dengan mengidentifikasi
berbagai faktor baik positif maupun negatif yang ada di masyarakat
tersebut yang berpengaruh terhadap status kesehatanya, dalam
rangka mengembangkan srategi promosi kesehatan (Elizabeth T.A.
&J. Mc Farlane, 2011)
2. Community as a patner
Community as a Partner
Memandang komunitas sebagai suatu mitra. Fokus dalam Community
as a
Partner menggambarkan 2 prinsip pendekatan utama yaitu lingkaran
pengkajian
masyarakat pada puncak model yang menekankan anggota
masyarakat sebagai
pelaku utama pembangunan kesehatan dan proses keperawatan
(Efendi, 2009).
3. Core dan sub system komunity
4. Early and periodic screening
Early and Periodic Screening
Salah satu program perawatan kesehatan anak dengan melakukan
pengkajian
secara dini dan pemeriksaan secara berkala bertujuan untuk
memastikan
masalah kesehatan secara dini sebelum dilakukan diagnosa dan
tindakan lanjut.
Beberapa komponen yang diperlukan saat screening antara lain:
1. Riwayat perkembangan dan kesehatan yang komprehensif,
termasuk
pengkajian kesehatan fisik dan mental
2. Pemeriksaan fisik yang komprehensif
3. Imunisasi
4. Tes laboratorium
5. Edukasi kesehatan (Silkworth, 2005).
5. Kelainan refleksi
6. Bimbingan konseling (BK)
Bimbingan konseling (BK) adalah: guru yang bertugas dan berupaya
dalam membimbing sikap perilaku siswa terutama dalam menghadapi
perubahan dirinya menuju jenjang usia yang lebih lanjut. (Prayitno,

dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta:


Depdiknas)
7. Bullying
8. PHBS
Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat
yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara,
dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun
sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat
bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur
komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan
pimpinan
(advocacy),
bina
suasana
(social
support),
dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri
terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
9. UKS
Arti Lambang UKS :
SEGITIGA artinya Trias UKS adalah Pendidikan Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan dan Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Lingkaran artinya dilakukan terus menerus.
Tulisan UKS adalah pelaksanaannya harus didukung secara vertikal dan
horizontal (pembina maupun pelaksana)
Delapan Goal UKS:
Generasi muda terbebas dari;
1. Kenakalan remaja
2. Bahaya Rokok
3. Narkoba
4. Kehamilan pranikah/pergaulan bebas
5. Cacingan

6. Anemia
7. Hepatitis B
UKS (Usaha Kesehatan di Sekolah)
UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolahsekolah
dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran
utama (Effindy,
1998).
UKS (Usaha Kesehatan di Sekolah)
UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya
sebagai sasaran utama (Effindy, 1998).
Merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan
oleh Puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama (Efendi, 2009).
Adapun kegiatan utama UKS (trias UKS) yang terdiri dari
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
1. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras,
seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial, maupun
lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa
yang mendatang.
2. Pelayanan kesehatan
Pelayanan utama adalah upaya peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap
peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup
pembinaan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat,
dan unsur-unsur penunjang (Efendi, 2009).

Dasar Kebijaksanaan UKS


Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Pembinaan anak
sekolah (Effendy, 1998).
Landasan Hukum UKS, antara lain:
1.
2.
3.
4.

UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah
UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003, NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003,
NO MA/230 A/2003, NO.26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS
5. SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO 1068/MENKES/SKB/VII/2003,
NO 4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat
Peran Perawat Kesehatan Sekolah
Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat
mempunyai peran:
1. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, serta
perumusan masalah dan prioritas masalah;
2. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina
Usaha Kesehatan di Sekolah (TPUKS);
3. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang disusun;
4. Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS;
5. Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang
bertugas di Puskesmas menjadi salah seorang anggota dalam
TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai koordinator UKS di
tingkat Puskesmas.
Sebagai penyulih dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung sewaktu
melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan (Efendi, 2009).

10.

Trias UKS
Trias UKS
Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan
pengembangan UKS, meliputi;
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
Pendukung Trias UKS meliputi;
1. Ketenagaan
2. Pendanaan
3. sarana Prasaran

Penelitian dan Pengembangan


11.
Program Health Promoting School
12.
Promotif
Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan
latihan keterampilan. (Panduan Teknis
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)2009)
Promotif
Peningkatan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan dan latihan
keterampilan
memberikan pelayanan kesehatan. Contohnya kegiatan penyuluhan
gizi,
kesehatan pribadi, penyakit menular.
(Efendi, 2009).
13.

Preventif
Pencegahan
(preventif)
dilaksanakan melalui kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada
tahap dini sebelu m timbul penyakit

Kegiatan pencegahan berupa kegiatan peningkatan daya tahan


tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan
penghentian proses
penyakit sedini mungkin. Contohnya imunisasi, pengobatan
sederhana dokter,
kegiatan screening siswa. (Efendi, 2009).
14.
Kuratif dan Rehabilitative
Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan
melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal
Kuratif dan Rehabilitatif
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan berupa kegiatan mencegah
cedera atau
kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta
didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal (Efendi,
2009).

Pertanyaan
1. Bagaimana pengkajian komunitas disekolah yang tepat?

Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu area


dalam keperawatan komunitas yang lebih di fokuskan dalam upaya
pencegahan
dan penatalaksanaan penyakit menular dengan
menekankan pada upay preventif dan kuratif. Persfektif dalam
kesehatan sekolah adalah bagaimana mengintegrasikan konsep
kesehatan dalam kurikulum sekolah melalui berbagai usaha dalam
penemuan dini gangguan kesehatan (case finding), upaya
pemeliharaan kesehatan, dan pemeliharaan lingkungan sekolah.
Perawat kesehatan sekolah berperan dalam melaksanakan EPSDT,
yaitu early and periodic screening, diagnosis, and treatment health
problem. Program kesehatan sekolah sangat penting untuk di
aplikasikan, karena siswa sekolah merupakan kelompok khusus
yang membutuhkan perlindungan diri berbagai lingkungan yang
berbahaya
(hazard
environment
).
Siswa
sekolah
juga
membutuhkan kesehatan agar dapat belajar secara efektif,
sehingga di hasilkan sumber daya manusia yang bermutu. Tujuan
kesehatan sekolah di fokuskan pada:
1. Upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Mengidentifikasikan masalah kesehatan dan mencari upaya
pemecahan masaalah kesehatan
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup yang lebih
sehat kepada mahasiswa dan keluarga.
Untuk mencapai tujuan di atas di perlukan program kesehatan
sekolah yang komprehensif yang meliputi:
1.

Pelayanan kesehatan

2.

Pendidikan kesehatan

3.

Peningkatan kesehatan lingkungan

4.

Aktifitas latihan fisik

5.

Pelayanan bimbingan dan konseling fisiologis

6.

Pelayanan makanan yang sehat untuk aktifitas sekolah

7.

Pelayanan pekerja social

8.

Tenaga promkes

9.
Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan
kesehatan sekolah.
Upaya pelayanan untuk meningkatkan kesehatan sekolah
dapat dapat berupa pengkajian dan skirining siswa sekolah secara
periodic,case finding, pelayanan konseling pada siswa sekolah,
kegiatan promosi kesehatan, upaya pencegahan penyakit,
manajemen kasus, pelayanan rehabilitasi, serta pelayanan
keperwatan dan emergency. Sebagai area keperawatan yang lebih
menekankan pada upaya prefentif dan promotif,maka
upaya
pendidikan kesehatan lebih menekankan pada upaya peningkatan
perilaku hidup sehat baik kognitif maupun efektif yang meliputi :
1. Pemenuhan nutrisi atau gizi
2. Pemeliharaan dan peningkatan kebersihan diri.
3. Aktifitas dan latihan.
4. Safety dan security.
5. Pengenalan kesehatan reproduksi remaja dan seksualitas.
6. Pengenalan kehidupan berkeluarga.
7. Upaya meningkatkan hubungan interpersonal.
8. Pencegahan prilaku kekerasan.
9. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan komunitas.
10. Pemeliharaan peningkatan kesehatan lingkungan.
11. Pertumbuhan dan perkembangan.
12. Penyakit menular dan aspek pencegahannya
13. Pencegahan dan control penyakit kronis, kesehatan mental, dan
emosional.
14. Upaya penecegahan penyalahgunaan obat dan narkotika
(NAPZA)
15. Pengenalan proses menua dan kematian.
Dalam
melaksanakan
upaya
peningkatan
kesehatan
sekolah,di perlukan kerja sama multidisiplin yang terdiri atas
perawat komunitas, guru, orang tua, pihak administrasi, konseling,
tenaga medis, pekerja social, dokter gigi, dan ahli gizi.
Sumber:
Efendi, Feri.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta :
salemba Medika
Pickett, George. 2008. Kesehatan Masyarakat: Administrasi dan
Praktik edisi 9. Jakarta. EGC

Metode dan Pendekatan Pengkajian Komunitas


Windshield Survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai
dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat.
Beberapa aspek yang dikaji adalah sebagai berikut:

2. Sebutkan macam-macam
pendekatan pada kasus?

pendekatan

dalam

komunitas

dan

a. Community as Partner Model


Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam
pengkajian komunitas;, analisa, dan diagnosa;, perencanaan;
implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock,
Schubert, Thomas, 1999). Fokus pada model ini komunitas sebagai
partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan.
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan
lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman,
untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu
keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line
of defense, normal line of defense, dan resistance defense (lihat
gambar 1).

Gambar 1. Community as Patner Model

Sumber : Anderson Elizabeth & McFarlane Judith. (2000). Community as


partner: theory and practice in nursing. Third edition oleh Lippincott
Williams & Wilkins hal: 158Advanced practice nursing in the community
oleh Helvie.1998. California: Sage Publications Inc; Community as partner:
theory and practice in nursing. Third edition oleh Anderson Elizabeth &
McFarlane Judith. 2000. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia;
Advanced community health nursing practice: population focused care
oleh Ervin Naomi 2002 Pearson education Inc. New Jersey; Community

health nursing caring in action oleh Hitchcock J.E., Schubert P.E., dan
Thomas S.A.,2003. New York: Delmar Publishers; Community & public
health nursing. Sixth edition oleh Stanhope and Lancaster.2004. Mosby:
New Jersey; Community health nursing: promoting and protecting the
publics health (6th edition) oleh Allender, Judith Ann & Barbara W
Spradley. 2005. Lippincott Eilliams & Wilkins. Philadelphia.
Agregat klien dalam komunitas dalam model community as
partner ini meliputi intrasistem dan ekstrasistim. Intrasistem terkait
dengan model ini adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu
atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat
ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi, transportasi
dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan,
layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998;
Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas,
20031999; Stanhope & Lancaster, 2004; Allender & Spradley, 2005).
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem
satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada
lines of resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertahan dari
stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung jawab
terhadap kesehatan anak-anak adalah contoh dari line of resistance
Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan
menggunakan model community as partner terdapat dua komponen
utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda
pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan
subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian
keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan
evaluasi.

b. Model promosi kesehatan Tannahill


Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan penduduk mengontrol faktor penentu kesehatan dan
meningkatkan kesehatan (Nutbeam, 1998; Jo, Lee, Ahn & Jung, 2003).
Pender, Murdauch, dan Parsons (2002) mendefinisikan promosi kesehatan
adalah perilaku yang dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan
kesehatan, kesejahteraan dan aktualisasi untuk lebih sehat. Promosi
kesehatan meliputi semua usaha yang ditujukan untuk menggerakkan

masyarakat mencapai kondisi sehat yang optimal atau kondisi sejahtera


yang lebih tinggi (Allender & Spradley, 2005).
Tujuan dari promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan
tingkat kesejahteraan dari individu, keluarga, populasi, dan masyarakat.
Upaya meningkatkan kondisi sehat pada individu, keluarga, populasi, dan
masyarakat dapat menggunakan salah satu model promosi kesehatan
yaitu Tannahill model. Tannahill (1990) mengatakan bahwa promosi
kesehatan dibentuk dari tiga area aktivitas yang saling terkait yaitu
pendidikan kesehatan (health education), perlindungan kesehatan (health
protection), dan pencegahan (prevention).
Tannahill (1990) menghasilkan model promosi yang didasarkan
hubungan antara pendidikan, perlindungan, dan pencegahan kesehatan.
Dasar dari model ini digambarkan oleh tiga lingkaran yang saling terkait
(gambar 2). Model ini menghasilkan tujuh domain yang dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan
luasnya cakupan promosi kesehatan dan
memberikan dasar yang baik untuk mengklasifikasikan dalam
menganalisa kebijakan.
Beberapa domain secara bersama-sama bertujuan untuk
mencegah kondisi sakit dan melakukan peningkatan kesehatan dan
kondisi sejahtera. Domain 5, 6, dan 7 secara khusus memiliki fokus untuk
mengukur pada tujuan kondisi sejahtera dan domain 1, 2, 3, dan 4
memiliki fokus untuk mengukur tindakan pencegahan terdepan. Dari
beberapa domain terlihat pendidikan kesehatan bertujuan untuk
memberikan pendidikan pada kelompok profesional, dan pembuat
kebijakan di masyarakat (seperti domain 2, 4, 5, dan 7). Penjelasan dari
masing-masing domain adalah sebagai berikut:

Health Education

7
4

3
1

Prevention

Health Protection

Gambar 2. Promosi Kesehatan Tanahils Model


Sumber : Naidoo J & Wills J. (2000). Health promotion foundation for
practice second edition Bailliere Tindall. Philadelphia. hal: 107. Health
promotion models and values oleh Downie, Fife, & Tannahill,1990 Oxford
Medical Publication Dubos, R. 1965 Man Adapting Yale University Press
New Haven; Health promotion foundation for practice second edition, oleh
Naidoo J & Wills J., 2000 Bailliere Tindall. Philadelphia
3)Domain 1 : Pencegahan merupakan upaya untuk menghindari dari
kondisi sakit, meliputi: immunisasi, skrining pada kelompok rentan , dan
penemuan kasus malnutrisi. Domain 2 : Preventive health education
adalah pendidikan yang ditujukan untuk mendorong perubahan perilaku
sehat individu dalam upaya pencegahan terhadap penyakit dan
pendidikan yang diberikan tenaga kesehatan yang digunakan untuk
mendukung layanan pencegahan. Contoh dukungan tenaga kesehatan
dalam hal skrining nutrisi atau penggunaan fasilitas publik, mendorong
keluarga rawan gizi untuk aktif datang
ke posyandu. .Domain 3:
Preventive health protection merupakan sebuah peraturan, sebagai
contoh program makanan tambahan anak sekolah, peraturan makanan
yang aman, kebijakan fiskal untuk industri makanan.
7)Domain 4 : Protective health education merupakan pendidikan
kesehatan untuk mendukung domain 3 yang ditujukan untuk pencegahan.
Contoh proses lobi untuk peraturan makanan yang sehat, penambahan
pajak untuk makanan dan upaya lain yang mempengaruhi pada
lingkungan sosial sebagai tindakan efektif yang sinergi dengan pelayanan
pencegahan.Domain 5: Health education meliputi pendidikan yang
ditujukan mendorong perubahan perilaku sehat individu untuk mencapai
kesehatan yang lebih optimal, seperti mendorong untuk melakukan
aktivitas fisik atau olah raga diwaktu senggang, merubah kebiasaan diet,
dan empowering individu atau kelompok untuk sejahtera (contoh
meningkatkan self esteem). Domain 6: Health protection adalah peraturan
permerintah. Contoh kebijakan keuangan untuk meningkatkan sarana dan
prasarana yang menunjang kesehatan seperti sarana rekreasi dan
fasilitas olahraga di komunitas, menciptakan sarana bermain bagi anak,
program bantuan stimulasi usaha bagi keluarga untuk meningkatkan
ketahanan pangan keluarga.. Domain 7: Health protective health
education untuk mencapai kondisi lebih sejahtera, contoh lobbying
dengan pembuat kebijakan. Mendorong dan mendukung anggota
masyarakat untuk mengekspresikan
keinginannya seperti perlunya

sarana olah raga. Memfasilitasi keluarga rawan gizi, berdialog dengan


pemegang kebijakan setingkat lurah, petugas pemegang program nutrisi
di tingkat puskesmas dan dinas kesehatan.
c. Family- Centered Nursing
Praktek keluarga sebagai pusat keperawatan (family-centered
nursing) didasarkan pada perspektif bahwa keluarga adalah unit dasar
untuk perawatan individu dari anggota keluarga dan dari unit yang lebih
luas. Keluarga adalah unit dasar dari sebuah komunitas dan masyarakat,
mempresentasikan perbedaan budaya, rasial, etnik, dan sosioekonomi.
Aplikasi dari teori ini termasuk mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi,
politik dan budaya ketika melakukan pengkajian dan perencanaan,
implementasi, dan evaluasi perawatan pada anak dan keluarga
(Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).
Penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan
family-centered nursing salah satunya menggunakan Friedman Model.
Pengkajian dengan model ini melihat keluarga sebagai subsistem dari
masyarakat (Allender & Spradley, 2005). Proses keperawatan keluarga
meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
Sumber :
Jurnal : Yoyok Bekti Prasetyo. Integration of Family-centered
nursing, communitas as partner, and Tannahills health promotion
models: for child under five years with eating disorders : Integrasi
Teori Dan Model Family-Centered Nursing, Community As Partner,
Dan Promosi Kesehatan Tannahills: Pada Agregat Balita Sulit
Makan. Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, 2009
Efendi, Feri.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : salemba
Medika
3. Bagaimana struktur Usaha Kesehatan Sekolah?
Pengelolaan UKS
Pelaksana UKS
Yang terlibat dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah adalah :

Guru UKS
Peserta didik
Petugas kesehatan dari puskesmas
Masyarakat sekolah

Prinsip-prinsip pengelolaan
a. Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah, yang
meliputi :
Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta didik, karyawan
sekolah
Masyarakat diluar sekolah, orangtua murid yang bernaung dibawah
badan pembantu penyelengaraan pendidikan
b. Kegiatan yang terintegrasi. Pelayanan kesehatan menyeluruh yang
menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik.
c. Melaksanakan rujukan. Adalah untuk mengatasi masalah kesehatan
yang tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas atau rumah sakit.
a. Kolaborasi tim. Karena UKS merupakan kegiatan yang melibatkan
kerjasama lintas sektoral, maka diperlukan kerja sama tim yang baik
dan terorganisasi, dan tiap-tiap instasi mempunyai uraian tugas yang
jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan
kegiatannya.(Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat)
4. Tujuan umum dan khusus dari Usaha Kesehatan Sekolah?
Tujuan Umum : Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan
sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan Khusus : Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik mencakup;
b. Menurunkan angka kesakitan anak sekolah
c. Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun
sosial.

d. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan


untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta
berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
e. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak
sekolah.
f. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh
buruk narkotika, rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya.
(Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat)
5. Standart Usaha Kesehatan Sekolah?
6. Peran puskesmas terhadap Usaha Kesehatan Sekolah?
Fungsi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpaduan
berbagai kegiatan pokok, termasuk penyelenggaraan berbagai
intervensi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan di
sekolah.
2. Melaksanakan pembinaan baik pembinaan teksnis medis, alih
kelola teknologi maupun peran serta masyarakat.
3. Malaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan mencakup
singkronisasi, integrasi dan motivasi termasuk mengatur
pendelegasian wewenang dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah
Fungsi pokok
Fungsi pokok dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan di
sekolah mencakup :
1.
2.
3.
4.

Melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data


Koordinasi penyusunan rencan kerja terpadu
Koordinasi pelaksanaan operasional pelayanan kesehatan
Mengikuti dan memantau perkembangan pelaksanaan operasional
Menyusun laporan. . (Dasar-dasar keperawatan kesehatan
masyarakat)

7. Peran perawat komunitas (perawat UKS ) dalam upaya meningkatan


Usaha Kesehatan Sekolah?
Peran Perawat Kesehatan Sekolah

Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat


mempunyai peran:
1. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan
melakukan pengumpulan data, analisis data, serta perumusan
masalah
dan prioritas masalah;
2. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina
Usaha
Kesehatan di Sekolah (TPUKS);
3. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang
disusun;
4. Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS;
5. Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas
di Puskesmas
menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga
ditunjuk sebagai
koordinator UKS di tingkat Puskesmas.
Sebagai penyulih dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara
langsung atau tidak
langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik
secara
perseorangan (Efendi, 2009).
Fungsi Perawat Sekolah
1. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu
dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang
ada di
sekolah.
2. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah.
3. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan
masyarakat lain (Efendi, 2009).
8. Bagaimana metode perujukan Usaha Kesehatan Sekolah?

Melaksanakan rujukan. Adalah untuk mengatasi masalah kesehatan


yang tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas atau rumah sakit.
(Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat)
9. Factor factor penunjang PHBS disekolah?
Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes,
2012)
a.Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk Air bersih
yang tersedia di sekolah dapat digunakanoleh siswa dan guru
untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan air
bersih untuk mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku
cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain
sebagainya. Kegiatan pemeriksaan tandon air bersih dilakukan
untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan
nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik
nyamuk di
lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras,
menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak
mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lainlain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari
pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian disosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah. 14
b.Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalahtersedianya
kantin sekolah dengan jajanan yang sehat,ketersediaan jamban
yang bersih, tempat dan program olahraga yang teratur dan
terukur, dan juga adanya tempat sampah. Dimana fasilitas tersebut
dapat menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat dilingkungan sekolah.

10.

Bagaimana indicator terjadinya PHBS disekolah?


Indikator PHBS

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.


Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
Olahraga yang teratur dan terukur.
Memberantas jentik nyamuk.
Tidak merokok di sekolah
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya (DepKes).

a)
b)
c)
d)

Peran Perawat Pada Program UKS


Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah
adalah:
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisa data dan perumusan
masalah serta prioritas masalah.
Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun.
Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang
diterapkan.
2. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi
salah satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai
seorang koordinator, maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi
tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim
pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh Dalam Bidang Kesehatan
Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan
kesehatan yang bersifat umum dan klasikal atau secara tidak
langsung sewakktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta
didik secara perorangan.

11.

Apakah cirri ciri dari Health Promoting School?

12.

Apakah focus dari Health Promoting School?

13.

Bagaimana peran dan tugas Bimbingan Konseling disekolah?

14. Apakah
pengaruh
bullying
terhadap
fisik,psikologis,social dan prestasi anak?

perkembangan

Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu
pada pengertian adanya ancaman yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau rendah dari
pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban
disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam
bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah
makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan
lainnya).Apalagi Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama
(tahunan)sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara
psikis. Sebenarnya selain perasaan-perasaan di atas, seorang korban
Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa
mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri
karena membiarkan kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka
tak kuasa menyelesaikan hal tersebut, termasuk tidak berani untuk
melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut dicap penakut,
tukang ngadu, atau bahkan disalahkan. Dengan penekanan bahwa
bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa salah satu
karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme (segala
sesuatu terpusat pada dirinya) yang masih dominan. Sehingga ketika
suatu kejadian menimpa dirinya, anak masih menganggap bahwa
semua itu adalah karena dirinya.
Definisi Bullying menurut PeKA (Peduli Karakter Anak) adalah
penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik,
verbal, emosional dan juga seksual.
Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategory
bullying; pelaku baik individual maupun group secara sengaja
menyakiti atau mengancam korban dengan cara:
- menyisihkan seseorang dari pergaulan,
- menyebarkan gosip, mebuat julukan yang bersifat ejekan,
- mengerjai seseorang untuk mempermalukannya,
- mengintimidasi atau mengancam korban,
- melukai secara fisik,
- melakukan pemalakan/ pengompasan.
Bullying tidaklah sama dengan occasional conflict atau
pertengkaran biasa yang umum terjadi pada anak. Konflik pada anak
adalah normal dan membuat anak belajar cara bernegosiasi dan
bersepakat satu sama lain. Bullying merujuk pada tindakan yang
bertujuan menyakiti dan dilakukan secara berulang. Sang korban
biasanya anak yang lebih lemah dibandingkan sang pelaku.

Menurut Dan Olweus, penulis dari Bullying at School, Bullying


Bisa dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Direct bullying : intimidasi secara fisik, verbal.
2. Indirect Bullying: isolasi secara sosial.
Bullying itu sangat menyakitkan bagi si korban. Tidak
seorangpun pantas menjadi korban bullying. Setiap orang memiliki hak
untuk diperlakukan dan dihargai secara pantas dan wajar. Bullying
memiliki dampak yang negatif bagi perkembangan karakter anak, baik
bagi si korban maupun pelaku.
Berikut ini contoh dampak bullying bagi sang korban :
- Depresi
- Rendahnya kepercayaan diri / minder
- Pemalu dan penyendiri
- Merosotnya prestasi akademik
- Merasa terisolasi dalam pergaulan
- Terpikir atau bahkan mencoba untuk bunuh diri
Di sisi lain, apabila dibiarkan, pelaku bullying akan belajar bahwa
tidak ada risiko apapun bagi mereka bila mereka melakukan
kekerasan, agresi maupun mengancam anak lain. Ketika dewasa
pelaku tersebut memiliki potensi lebih besar untuk menjadi preman
ataupun pelaku kriminal dan akan membawa masalah dalam
pergaulan sosial.
Tentu kita masih ingat kasus yang terjadi pada STPDN /IPDN yang
sampai menelan korban jiwa. Dan entah sudah berapa ratus dan
mungkin bahkan ribuan dan jutaan orang yang pernah mengecap
pendidikan di STPDN/IPDN yang rusak mental dan jiwanya karena telah
di Bullying oleh seniornya dan pada akhirnya sebagai pembalasan
mereka kembali melakukan hal yang sama seperti kakak seniornya,
melakukan Bullying. Dan itu akan terus terjadi secara turun temurun
dan lembaga pendidikan yang notabene nya adalah pencetak Pejabat.
Bullying tidak terjadi juga antar pelajar dan senior tapi juga kerap
terjadi oleh guru, mungkin saja tidak terjadi bunuh diri apabila siswa
yg menunggak SPP tidak merasa dipermalukan dan disisihkan di
hadapan teman sekolahnya. Baik itu karena berulangkali harus
menghadapi pemanggilan kepala sekolah maupun perlakuan yang
berbeda dari pihak sekolah terhadapnya. Bisa jadi tidak akan terjadi
lagi mati konyol akibat proses penerimaan siswa baru, apabila kita
tidak menganggap praktek perploncoan sebagai hal yang biasa.
Bentuk Bully terbagi dua, tindakan langsung seperti menyakiti,
mengancam, atau menjelekkan anak lain. Sementara bentuk tidak

langsung adalah menghasut, mendiamkan, atau mengucilkan anak


lain. Apapun bentuk Bully yang dilakukan seorang anak pada anak lain,
tujuannya adalah sama, yaitu untuk menekan korbannya, dan
mendapat kepuasan dari perlakuan tersebut. Pelaku puas melihat
ketakutan, kegelisahan, dan bahkan sorot mata permusuhan dari
korbannya.
Karakteristik korban Bully adalah mereka yang tidak mampu melawan
atau mempertahankan dirinya dari tindakan Bully. Bully biasanya
muncul di usia sekolah. Pelaku Bully memiliki karakteristik tertentu.
Umumnya mereka adalah anak-anak yang berani, tidak mudah takut,
dan memiliki motif dasar tertentu. Motif utama yang biasanya
ditenggarai terdapat pada pelaku Bully adalah adanya agresifitas.
Padahal, ada motif lain yang juga bisa dimiliki pelaku Bully, yaitu rasa
rendah diri dan kecemasan. Bully menjadi bentuk pertahanan diri
(defence mechanism) yang digunakan pelaku untuk menutupi
perasaan rendah diri dan kecemasannya tersebut. Keberhasilan
pelaku melakukan tindakan bully bukan tak mungkin berlanjut ke
bentuk kekerasan lainnya, bahkan yang lebih dramatis.
Ada yang menarik dari karakteristik pelaku dan korban Bully.
Korban Bully mungkin memiliki karakteristik yang bukan pemberani,
memiliki rasa cemas, rasa takut, rendah diri, yang kesemuanya itu
(masing-masing atau sekaligus) membuat si anak menjadi korban
Bully. Akibat mendapat perlakuan ini, korban pun mungkin sekali
menyimpan dendam atas perlakuan yang ia alami.
Selanjutnya, bukan tak mungkin, korban Bully, menjadi pelaku
Bully pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan tujuannya, yaitu
untuk mendapat kepuasan dan membalaskan dendam. Ada proses
belajar yang sudah ia jalani dan ada dendam yang tak terselesaikan.
Kasus di sekolah-sekolah, dimana kakak kelas melakukan Bully pada
adik kelas, dan kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah
menjadi kakak kelas dan ia kemudian melakukan Bully pada adik
kelasnya yang baru, adalah contoh dari pola Bully yang dijelaskan di
atas.
Tindakan Bullying bisa terjadi dimana saja, terutama tempattempat yang tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa lainnya.
Pelaku akan memanfaatkan tempat yang sepi untuk menunjukkan
kekuasaannya atas anak lain, agar tujuannya tercapai. Sekitar toilet
sekolah, pekarangan sekolah, tempat menunggu kendaraan umum,
lapangan parkir, bahkan mobil jemputan dapat menjadi tempat
terjadinya Bullying.

Sebagai orang tua, kita wajib waspada akan adanya perilaku


bullying pada anak, baik anak sebagai korban atau sebagai pelaku.
Beberapa hal yang dapat dicermati dalam kasus Bullying adalah :
Bagaimana mengenali anak yang diindikasi mengalami tindakan
intimidasi di sekolahnya? Sejumlah tips yang dirangkum Kompas.com
dari berbagai sumber ini mungkin bisa membantu Anda.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan di antaranya:
1. Enggan untuk pergi sekolah
2. Sering sakit secara tiba-tiba
3. Mengalami penurunan nilai
4. Barang yang dimiliki hilang atau rusak
5. Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap
6. Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
7. Sulit untuk berteman dengan teman baru
8. Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka

15.

Apakah diagnose keperawatan pada kasus diatas?

Daftar isi
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,
ed/2. EGC: Jakarta.
Silkworth, Cynthia K. 2005. Individualized Healthcare Plans for the School
Nurse: Concept, Frameworks, issues and Application for School Nursing
Practice. Sunrise River Press: North Branch

Anda mungkin juga menyukai