Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Insiden bibir sumbing di Indonesiayaitu data pada tahun 2014 menunjukan
bahwa 8 dari 1000 angka kelahiran di Indonesia mengalami kelainan bibir
sumbing Orang tua dengan riwayat keluarga bibir sumbing atau celah langitlangit menghadapi risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan bibir
sumbing. Laki-laki memiliki risiko 2 kali lebih tinggi untuk menderita bibir
3.1.2

sumbing dengan atau tanpa celah langit-langit


Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Terdapat celah pada bibir, palatum atau keudnaya. Anak dengan
labiotalatoskisis biasanya memiliki kesulitan dalam menelan/kesukaran
dalam makan sehingga akan terjadi gangguan pada kebutuhan nutrisi
tubuh. Anak juga beresiko terjadi aspirasi karena ketidakmampuan anak
mengeluarkan secret.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
RiwayatKehamilan
Mengkaji riwayat kehamilan ibu, apakah ibu pernah mengalami trauma
pada kehamilan Trimester I. bagaimana pemenuhan nutrisi ibu saat
hamil, obat-obat yang pernah dikonsumsi oleh ibu dan apakah ibu pernah
stress saat hamil.Selainituapakahibuseorangperokok.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah orang tua memiliki kelainan kromosom, Apakah ada riwayat
keluarga yang menderita labiotalatoskisis karena kemungkinan resiko
ada. Apakah ada anggota keluarga di rumah yang merokok.
4. Imunisasi
Riwayat imunisasi perlu dikaji oleh seorang perawat kepada orang tua
mulai dari nama vaksin, jumlah dosis, usia saat diberikan, kekambuhan

reaksi.
3.1.3 Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi manajemen kesehatan
Pola ini menggambarkan pemahaman orang tua tentang kesehatan dan
kesejahteraan, dan bagaimana kesehatan anak. Misalnya jika ada
keluarga yang sakit maka langsung di bawa ke mantri/ bidan terdekat.
2. Pola nutrisi / metabolik
9

10

Anak dengan bibir sumbing biasanya mengalami perubahan pola nutrisi.


Anak dengan bibir sumbing mengalami kesulitan dalam menelan maupu
mengunyah sehingga dalam pemberian asupan makan harus diperhatikan
dan dengan menggunakan bantuan.
3. Pola eliminasi
Pada anak dengan bibir sumbing umumnya tidak memiliki gangguan
BAK dan BAB. Namun jika anak tidak mau minum makan kemungkinan
akan terjadi disuria sampai anuria.
4. Pola aktivitas dan olah raga
Anak dengan bibir sumbing post operasi biasanya istirahat bebarapa hari.
Biasanya luka hasil jahitan post operasi menimbulkan gangguan rasa
tidak nyaman sehingga anak akan cenderung mala suntuk bangun dari
tempat tidur. Selama operasi belum dilakukan, anak dapat beraktivitas
dengan baik.
5. Pola tidur dan istirahat
Pada anak dengan bibir sumbing pre operasi perlu dikaji lama tidur,
rutinitas sebelum tidur, dan lain-lain. Umumnya pada anak dengan bibir
sumbing tidak mengalami gangguan pola tidur. Pada anak dengan post
operasi akan mengalami gangguan pola tidur, hal ini bisa terjadi karena
gangguan rasa nyaman nyeri akibat luka post operasi.
6. Pola persepsi kognitif
Anak dengan bibir sumbing biasanya tidak mengalami gangguan alat
indera seperti gangguan pendengaran, penglihatan, dan pengecapan.
Anak dengan bibir sumbing tidak mengalami gangguan pengecapan,
hanya saja dia mengalami kesulitan dalam menelan dan mengunyah
makanan.
7. Pola Konsep Diri
Pada anak bibir sumbing umumnya anak mengalami gangguan body
image disebabkan karena gambaran dirinya dengan anak lain yang
seusianya tidak sesuai.
8. Pola hubungan dan peran
Pada pola ini dikaji mengenai peran orang tua dalam memberikan
dukungan kepada anaknya untuk menerima kondisi anaknya.
9. Pola reproduksi / seksual
Pada anak bibir sumbing umumnya tidak mengalami gangguan pada alat
reproduksinya. Alat berkemih maupun anusnya juga tidak mengalami
gangguan.

11

10. Pola Mekanisme Stress-Koping


Pada anak bibir sumbing umumnya mengekspresikan stress yang di
alaminya dengan sering menangis, marah, dan murung.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Pola ini di kaji mengenai kepercayaan orang tua terhadap hal-hal yang
bersifat mistis, sehingga tidak menganggap bibir sumbing yang di alami
anaknya sebagai akibat dari kelainan mutasi gen serta faktor lain yang
mempengaruhi.
3.2.3 Pemeriksaan fisik
Pengkajian Pasien
a)
Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi
karakteristik sumbing.
b)
Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
c)
Kaji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
d)
Kaji tanda-tanda infeksi
e)
Palpasi dengan menggunakan jari
f)Kaji tingkat nyeri pada bayi
Pengkajian Keluarga
a)
b)
c)
d)

Observasi infeksi bayi dan keluarga


Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak/orangtua
Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan

mengatur perawatan di rumah.


e)
Kaji tingkat pengetahuan keluarga
3.2 Diagnosa Keperawatan
a.

Prabedah
1) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan gangguan dalam pemberian makan
2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan kelainan
3) Risiko perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan stres
akibat hospitalisasi
4) Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan pembedahan

b.

Post-bedah
1) Ketidakefektifan jalan napas yang berhubungan dengan efek anestesia,
edema pascaoperasi, serta produksi lendir yang berlebihan

12

2) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan teknik pemberian makan yang baru dan perubahan diet
pascaoperasi
3) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan insisi bedah
4) Nyeri yang berhubungan dengan pembedahan
5) Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah
3.3 Intervensi dan Rasional
Pra-Bedah
No
.

Tujuan dan Kriteria

Dx

hasil

Tujuan:

Intervensi

Rasional

a. Tempatkan dot botol a. Meletakkan

Setelah

dot botol

dilakukan

di dalam mulut bayi,

dengan cara ini dapat

tindakan keperawatan

pada sisi berlawanan

menstimulasi tindakan

selama

dari celah, ke arah

stripping

belakang lidah.

(menekan

7x24

diharapkan

jam
berat

badan seimbang.

bayi
dot

melawan lidah dan atap


mulut

Bayi mempertahankan
ditandai

nutrisi

yang
oleh

kenaikan berat badan


bulanan (1/2 hingga 1
kg)

untuk

b. Posisikan bayi tegak

Kriteria Hasil:
status

botol

mengeluarkan susu).
semi-Fowler, b. Posisi ini mencegah

atau

namun tetap rileks

tersedak dan regurgitasi

selama

per nasal

pemberian

makan.
c. Sendawakan
setelah

bayi
setiap c. Bayi

perlu

pemberian 15 hingga

disendawakan

30 ml susu, tetapi

frekuansi yang sering

jangan

karena kelainan tersebut

dot
sering

pindahkan

botol

dengan

terlalu

dapat

menyebabkan

selama

menelan

udara

pemberian makan.

banyak

lebih

sehingga

menimbulkan rasa tidak


nyaman. Melepas dot

13

botol terlalu sering dapat


melelahkan,

atau

membuat bayi frustasi


d. Coba untuk memberi
makan selama kira-

sehingga menyebabkan
pemberian makan tidak

kira 45 menit atau

komplet.
kurang untuk setiap d. Pemberian makan yang
kali makan.

lebih

lama

dapat

melelahkan
e. Apabila bayi tidak
makan

tanpa

tersedak

bayi

sehingga

dapat

menyebabkan

atau

pencapaian berat badan

teraspirasi, letakkan

yang sangat kurang.


e.
Posisi
tegak

dalam posisi tegak,


dan

beri

makan

aspirasi;

dengan
menggunakan spuit
serta

mengurangi

slang

karet

risiko

menggunakan

sebuah spuit dan slang


karet lunak yang mampu
menampung cairan di

lunak.

bagian belakang mulut


bayi dapat mengurangi
aspirasi melalui celah.
2

Tujuan:

a.

Setelah

Beri minum bayi a. Air dapat membersihkan

dilakukan

sebanyak 5-10 ml

pasase nasal dan palatu,

tindakan keperawatan

air, setelah setiap

serta

dapat

selama

pemberian makan.

susu

mengumpul

3x24

diharapkan

jam
tidak

saluran

terjadi infeksi

pada

mencegah
di

eustasia,

yang

gilirannya

dapat

mencegah pertumbuhan
Kriteria Hasil:
Bayi tidak
Menunjukkan tanda-

bakteri
b.

Buang
atau

susu

mengering

formula

yang

mengarah

dapat
pada

yang

terjadinya infeksi.
dengan b. Merontokkan

dan

14

tanda

infeksi

yang

menggunakan

oleh

suhu

aplikator

yang

kurang

dari

berujung

kapas

ditandai
tubuh

37,80 C dan tidak ada


tanda-tanda draynase
telinga, batuk, ronchi
kasar

di

lapangan

paru, atau iritabilitas

melepaskan matero yang

basah.
c.

setiap

pemberian

makan,

letakkan

bayi

ayunan

bayi

di
atau

baringkan bayi di
tempat

tidurnya

dengan

posisi

miring

kanan

dengan

kepala

tempat

tidur

ditinggikan 300.
d.
Kaji bayi untuk
menentukan bila ada
tanda

infeksi,

termasuk

drainase

telinga yang berbau


demam.

obat

dalam

botol,

dapat menjaga agar celah


tersebut bersih dan bebas

Setelah

dan

berkerak

Beri

dari

bakteri

sehingga

mengurangi
infeksi.
c. Mengatur

risiko
posisi

bayi

dengan cara ini dapat


mencegah aspirasi yang
dapat

menimbulkan

pneumonia.

d. Kekambuhan otitis media


yang
saluran
tidak

terjadi

akibat

eustasia

yang

normal

dapat

dikaitkan dengan celah


bibir

antibiotik

sesuai program.

Tujuan:
Setelah

a. Beri
dilakukan

pada

kesempatan
orang

tua

a. Kesempatan
meningkatkan

tindakan keperawatan

untuk

dan

selama

menggendong serta

orang

memeluk bayi, dan

perawatan

3x24

diharapkan :

jam

ini
ikatan

mempersiapkan
tua

dalam
bayi

di

15

Orang

tua

dapat

rumah.

mengajukan

mempraktikkan

pertanyaan yang tepat

tugas

tentang kondisi bayi,

perawatan sebelum

dapat

melibatkan

perawatan
dalam

bayi

gaya

ke

hidup

normal mereka, serta


mengekspresikan
perasaan
tentang
bayi

mereka
penampilan

pemberian

pemulangan.
b. Anjurkan orang tua

anggota keluarga untuk


kedatangan

untuk

bayi

memungkinkan mereka

mempersiapkan
anggota

b. Mempersiapkan

keluarga,

termasuk

saudara

kandung

dan

kerabat lain, untuk

beradaptasi

dengan

penampilan

bayinya,

dan

memungkinkan

orang tua berfokus pada


kebutuhan

menyambut
kehadiran bayi di

bayi

yang

mendesak.

rumah. Nasihatkan
mereka

untuk

menjelaskan

ke

seluruh

anggota

keluarga,

tentang

penampilan

bayi

dengan
menggunakan
istilah

sederhana,
c. Orang

memperlihatkan
kepada

mereka

gambar,

dan

meminta

mereka

mengunjungi

bayi

di rumah sakit.
c. Anjurkan orang tua

tua

memiliki
bahwa

perlu
pemikiran

bayi

merupakan
yang

mereka
individu

normal,

yang

menderita celah bibir


bukan sebagai individu

untuk

yang

memperlakukan

sehingga dapat memberi

bayi

perawatan

layaknya

sedang
di

sakit
rumah

16

anggota

keluarga

yang normal, dan


menjadwalkan
kegiatan perawatan
mereka ke dalam
rutinitas sehari-hari.

yang

adekuat,

menjaga

dan

kebutuhan

keluarga.
d. Meminta bantuan orang
lain dalam perawatan
bayi

dan

pemberian

makan dapat memberi


orang tua kesempatan
d. Anjurkan orang tua
untuk

meminta

beristirahat,

serta

berfokus

pada

bantuan

dari

kebutuhan

mereka

anggota

keluarga

sendiri.
e. Kelompok

pendukung

yang lain atau dari


teman saat memberi
makan

dan

memberi

kesempatan

pada orang tua untuk


berbagi perasaan dan

perawatan bayi.

pengalaman
e. Rujuk orang tua ke
kelompok

dengan

orang tua lain, yang


juga memiliki situasi

pendukung

yang

tepat

serta

pusat

kraniofasial,

jika

ada.

sama, dapat mengurangi


kecemasan

dan

meningkatkan
keterampilan
serta

koping

keterampilan

penyelesaian

masalah.

Pusat

kraniofasial

memiliki

pangalaman

dalam

memberi

perawatan bagi anak4

pemahaman

anak dengan celah bibir.


a. Pengkajian
ini

dilakukan

orang tua tentang

merupakan dasar untuk

tindakan keperawatan

kelainan anak dan

penyuluhan.

Tujuan:
Setelah

a. Kaji

17

selama

3x24

diharapkan

jam
tidak

adanya ansietas pada


ibu.
Kriteria Hasil :
Orang tua mengalami
penurunan rasa cemas
yang ditandai oleh
mengekspresikan
pemahaman

tentang

pembedahan

dan

berpatisipasi

dalam

pasca

pra

bedah

atau bayi

pembedahan.
b. Jelaskan
kepada

dan
anak

b. Penjalasan

yang

demikian

orang tua prosedur

mempersiapkan

pembedahan,

tua

termasuk

perioperasi

dan

yang

diharapkan

prosedur

pembedahan

itu

tentang

orang
prosedur
hasil

sendiri,

lama

sehingga

pembedahan,

serta

mengurangi kecemasan.

penampilan

anak

yang

kebutuhan

perawatan

kebutuhan

diharapkan

saat pascaoperasi.
c. Demonstrasikan
kepada

orang

tua

teknik

pemberian

makan yang benar,


untuk

dipraktikkan

setelah pembedahan
(meletakkan

slang

pada mukosa bukal


dan

mengalirkan

cairan sedikit demi


sedikit

melalui

spuit); minta mereka


mempraktikkan
teknik tersebut. Juga
demonstrasikan
pengunaan
yang
lengan

restrain

benar

pada

sehingga

mencegah bayi atau


anak menyentuh dan
mengganggu insisi.

dapat

c. Mendemonstrasikan
teknik pemberian makan
yang

benar

pengguanaan

dan
restrain

lengan membantu orang


tua mengenal perawatan
pascaoperasi

sehingga

dapat mengurangi rasa


cemas.

18

Post-bedah
N
O
1

Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
Tujuan:

Rasional

a. Kaji

Setelah

status

a. Tanda

distres

dilakukan

pernapasan bayi atau

pernapasan ini dapat

tindakan

keperawatan

anak setiap 4 jam

mengindikasikan

selama

3x24

jam

untuk

pneumonia,

diharapkan jalan nafas

suara

efektif

abnormal,

Kriteria Hasil :

retraksi,

Bayi atau anak tetap

mendengkur,

bebas dari komplikasi

pernapasan

pernapasan

yang

ditandai

oleh

memepertahankan
pernapasan lancar, serta
frekuensi teratur

mendeteksi
napas

yang

sianosis,

antibiotik.

cuping
b. Pengaturan-kembali
posisi

bayi atau anak setiap


jam.

membutuhkan terapi

atau

hidung.
b. Atur ulang
2

yang

Setelah

pembedahan

posisi

dapat

meningkatkan
drainase sekresi paru.

celah

bibir, bayi atau anak


dapat

diletakkan

dengan

baik

ayunan

bayi

dalam

di
atau
posisi

terlentang
miring

atau
dengan

kepala ditinggikan.
c. Tempatkan bayi atau
anak

dalam

lembap,

tenda
sesuai

c. Udara yang sejuk dan


yang

dilembapkan

membantu
mencairkan
sehingga

sekresi
dapat

membantu bayi atau


anak bernapas dengan

19

program.

lebih

Pertahankan

bayi

mudah.

Menutupi

tubuh

diselimuti dan ganti

dengan selimut dapat

sprei dengan teratur.

mencegah anak dari


menggigil.
d. Posisi

tegak

mengurangi
d. Pertahankan
atau

anak

bayi

risiko

tersedak dan aspirasi.

dalam

posisi tegak selama


pemberian makan.
2

Tujuan:
Setelah

dilakukan

a. Apabila bayi atau

a. Mengisap dot botol

anak telah menjalani

menyebabkan terlalu
banyak tekanan pada

tindakan

keperawatan

perbaikan

selama

7x24

jam

bibir, beri mereka

alur

diharapkan berat badan

makan melalui spuit

penggunaan

seimbang dengan

dan

karet

atau sedotan dapat

Kriteria Hasil :

lunak

yang

merusak alur jahitan.

Bayi atau anak dapat

ditempatkan

mempertahankan

dalam pipi dan jauh

nutrisi
ditandai

slang

yang

dari

oleh

dapat

Jangan gunakan dot

terhadap

botol. Seiring anak

dan

metode

alur

mengalami
kemajuan dari diet

baru,

cair murni, gunakan

terus

garpu

jahitan.

pemberian makan yang


serta

jahitan;

di

adekuat

beradaptasi
diet

celah

mengalami peningkatan

sendok

berat badan

pemberian

untuk
makan,

bukan garpu.
b. Mula-mula anjurkan
pemberian
dengan

makan
frekuensi

b. Bayi

atau

anak

membutuhkan
pemberian

makan

dengan porsi lebih


kecil,

sambil

beradaptasi terhadap
metode

pemberian

20

yang sering dalam


porsi

makan.

kecil;

kemudian lanjutkan
dengan
3

asupan

cairan sesuai-usia.
a. Lakukan perawatan a. Perawatan alur jahitan

Tujuan:
Setelah

dilakukan

alur sutura berikut

yang tepat menjamin

tindakan

keperawatan

ini

setelah

tercapainya kebersihan,

selama

3x24

pemberian

makan,

mencegah

diharapkan

jam

integritas

kulit baik

dan

sesuai

kebutuhan :
Bersihkan

Kriteria Hasil :

sutura

Bayi atau anak tidak


menderita

kerusakan

risiko
garis
dengan

mengurangi

dan
jumlah

menggunakan

sekitar

alur

larutan salin dan

yang

mengakibatkan

integritas

kulit

yang

ditandai

oleh

berujung

kapas

insisi tetap utuh, tidak

basah.
Oleskan

salep

antibiotik sesuai

tanda pemulihan

infeksi,
berkerak

pada

ada tanda infeksi dan

mengurangi

materi

aplikator

sutura,

pemisahan

program

untuk

melembabkan
mulut

dan

mencegah
pemisahan

sutura.
Pantau tanda dan

gejala infeksi.
Beri sedikit air
setelah
pemberian makan
untuk
membersihkan
mulut dari setiap

pembesaran
parut.

di

jahitan,
mungkin
jaringan

21

sisa susu, yang


dapat
menyebabkan
b. Duduk di tempat duduk

pertumbuhan
bakteri.
b. Setelah pembedahan

miring atau telentang

bayi

anak

celah bibir, mencegah

baik,

anak

atau

miring

pembedahan
menggesekkan

bibirnya

tidur,

posisi

mengurangi

risiko

telungkupkepala
tidur

ditinggikan.
c. Antisipasi perlunya
anak

mengurangi

menangis.

ruptur.
c. Menangis
menyebabkan tegangan
pada alur jahitan, yang
dapat

untuk

menyebabkan

ruptur.

a. Kaji bayi atau anak a. Bayi


mengetahui

atau

anak

mungkin terlalu muda

tindakan

keperawatan

iritabilitas, kehilangan

usianya

selama

3x24

selera

mengespresikan

diharapkan

jam
nyeri

berkurang.

makan,

dan

mempertahankan
tingkat
yang

kenyamanan
ditandai

rasa

tidak nyaman melalui

jam

kata-kata;

setelah

petunjuk

perilaku adalah satu-

b. Beri obat analgesik,

Bayi atau anak dapat

untuk

kegelisahan setiap 2
pembedahan.

Kriteria Hasil :

linen

tempat

tempat

dilakukan

pada

atau telentang-bukan
pertahankan

Setelah

berbaring

setelah

berbaring

Tujuan:

atau

celah bibir, posisikan


dengan

bayi

sesuai program.
c. Lakukan
aktivitas
pengalihan, misalnya,

oleh

permainan,

kartu,

tangisan dan iritabilitas

videotapes,

dan

satunya indikasi nyeri.


b. Obat analgesik dapat
mengurangi nyeri.
c. Aktivitas pengalihan
memfokuskan kembali
perhatian
mengurangi

anak,

22

yang berkurang

Tujuan:

membaca buku untuk

persepsinya

anak yang lebih besar.

nyeri.

terhadap

dilakukan

a. Ajarkan orang tua :


Tentang
teknik

keperawatan

pemberian makan

padat,

selama 3x24 jam orang

berikut

berujung karet untuk

tua

Gunakan sendok,

cairan

dapat

tentang

bukan

garpu,

mengurangi

risiko

instruksi perawatan pra

untuk

memberi

trauma

bedah dan pasca bedah.

makan

lunak,

jahitan.

Setelah
tindakan

mengekspresikan

pemahaman

Kriteria Hasil :
Orang

tau

melakukan

ini

a. Menggunakan
sendok

makanan
dan

pada

serta

spuit

Menggunakan

berujung

karet

sedotan

mampu

atau

prosedur

(jika

mengkuk

spuit

alur

dapat

membahayakan alur
jahitan.

memungkinkan)

perawatan di rumah.

untuk
bayi

memberi
atau

cairan.
Jangan

anak

biarkan

anak
menggunakan

b. Perawatan

sedotan.
b. Ajarkan orang tua
cara merawat alur
jahitan :
Gunakan larutan
salin

dan

jahitan

dapat

memastikan
kebrsihan

sehingga

mengurangi
infeksi,

risiko
dan

mengurangi

aplikator

pembentukan

kerak

untuk

yang

dapat

membersihkan

menyebabkan

alur jahitan.
Oleskan
salep

jaringan

berujung

alur

kapas

membesar;

parut
infeksi

23

antibiotik

sesuai

membutuhkan

program

untuk

intervensi medis.

menutup insisi.
Periksa area insisi
bedah

untuk

melihat

tanda

infeksi, misalnya,
kemerahan,
pembengkakan,
dan

drainase

purulen,

dan

laporkan temuan
tersebut

kepada

dokter.
Beri air sedikitsedikit

setelah

pemberian
makan,

untuk

membuang

sisa

susu

yang

c. Mengatur posisi bayi


atau

menempel,
mengingat

ini

anak

cara

melalui
ini,

merupakan media

mencegahnya

yang baik bagi

menggosokkan bibir

pertumbuhan

ke linen tempat tidur.

bakteri

dan

infeksi.
c. Setelah pembedahan
celah

bibir,

instruksikan

orang

d. Menangis yang lama

tua untuk mengatur

menyebabkan

posisi

tegangan pada alur

bayi

atau

jahitan.

24

anak pada ayunan


bayi,

atau

dalam

posisi miring atau


telentang-jangan
menekan

e. Inspeksi telinga dan


evaluasi pendengaran
sangat

daerah

abdomen-dengan

penting,

karena
perkembangan

kepala tempat tidur


ditinggikan.
d. Beri tahu oranng tua

saluran eustaki yang


abnormal

dapat

mempredisposisi

untuk

bayi atau anak pada

mengantisipasi
perlunya bayi atau
anak

mengurangi

yang

lebih

kepada

orang

tua

pentingnya

pada

kehilangan

pendengaran.
Pemeriksaan

perawatan

tidak
termasuk

perlunya

inspeksi

telinga dan evaluasi

dan

bulan

dan

pemeriksaan

rutin

membantu
mempertahankan
kesehatan optimal.

serta imunisasi.

3.4 Implementasi
Setelah rencana keperawatan disusun, selanjutnya dilakukan dalam
tindakan yang nyata untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Tindakan
tersebut harus dijelaskan secara terperinci sehingga dapat dengan mudah
diterapkan.
3.5 Evaluasi
NO.

EVALUASI

rutin

imunisasi

pendengaran setiap
2-4

sering,

yang dapat mengarah

tangisan.
e. Jelaskan

lanjut,

serangan otitis media

25

DX
Pra-Bedah
1.

Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi dapat mempertahankan status


nutrisi adekuat yang ditandai oleh kenaikan berat badan bulanan (1/2 hingga 1
kg)

2.

Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi tidak menunjukkan tandatanda infeksi yang ditandai oleh suhu tubuh kurang dari 37,80 C dan tidak ada
tanda-tanda draynase telinga, batuk, ronchi kasar di lapangan paru, atau
iritabilitas

3.

Orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat tentang kondisi bayi, dapat
melibatkan perawatan bayi ke dalam gya hidup normal mereka, serta
mengekspresikan perasaan mereka tentang penampilan bayi

4.

Orang

tua

mengalami

penurunan

rasa

cemas

yang

ditandai

oleh

mengekspresikan pemahaman tentang kebutuhan pembedahan dan berpatisipasi


dalam perawatan pra dan pasca bedah anak atau bayi.
Post-Bedah
1.

Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi atau anak tetap bebas dari
komplikasi pernapasan yang ditandai oleh memepertahankan pernapasan
lancar, serta frekuens

2.

Perawatan

dapat

dikatakan

berhasil

apabila

bayi

atau

anak

dapat

mempertahankan nutrisi adekuat yang ditandai oleh dapat beradaptasi terhadap


diet dan metode pemberian makan yang baru, serta terus mengalami
peningkatan berat badan.
3.

Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi atau anak tidak menderita
kerusakan pada integritas kulit yang ditandai oleh insisi tetap utuh, tidak ada
tanda infeksi dan tanda pemulihan

26

Perawatan
4.

dapat

dikatakan

berhasil

apabila

bayi

atau

anak

dapat

mempertahankan tingkat kenyamanan yang ditandai oleh tangisan dan


iritabilitas yang berkurang
Orang tua mengekspresikan pemahaman tentang instruksi perawatan pra bedah

5.

dan pasca bedah di rumah dan mendemonstrasikan prosedur perawatan di


rumah

Anda mungkin juga menyukai