industri, antara lain harus bebas dari zat kimia yang mengganggu proses industri,
termasuk air untuk ketel uap yang menghasilkan energi panas untuk proses produksi.
Dalam kegiatan suatu industri, dibutuhkan air untuk keperluan minum, mandi dan
cuci (MCK), maka air yang digunakan juga harus diproses seperti halnya air untuk
keperluan rumah tangga (Gustina, 2011).
Pengolahan air minum bertujuan memproduksi air yang aman baik secara
biologis maupun kimiawi untuk dapat dikonsumsi oleh manusia dan secara estetik
baik dari segi bau, rasa, dan penampakan. Di Indonesia, kualitas air minum diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 Tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air minum. Pengolahan air dilakukan untuk mencapai
persyaratan mutu air, yaitu:
Tabel 3.1 Standarisasi Kualitas air minum
(Permenkes, 1990)
Berikut persyaratan kualiatas air bersih yang dibuat oleh mentri kesehatan RI
nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.
Tabel 3.2 Standarisasi Kualitas air bersih
(Permenkes, 2010)
tidak berbau
padatan tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir, sampah), gas-gas
terlarut (O2, CO2, H2S), mikroorganisme (bakteri, ganggang) dan garam-garam yang
terionisasi. Pada dasarnya ada 4 proses yang umum digunakan pada proses water
treatment yaitu proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan Filtrasi.
1. Koagulasi dan Flokulasi
Proses koagulasi menggunakan Alum (Alumunium sulfat/Al2(SO4)3 untuk
mengikat kotoran atau memutus rantai pada ikatan senyawa zat warna sehingga
membentuk gumpalan. Sedangkan proses flokulasi dengan cara menambah larutan
polimer untuk memperbesar gumpalan, sehingga relatif mudah untuk diendapkan
(Geankoplis,1993).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi
sebagai berikut :
a. Suhu air
Suhu air yang rendah mempunyai pengaruh terhadap efisiensi proses
koagulasi. Bila suhu air diturunkan , maka besarnya daerah pH yang optimum pada
proses kagulasi akan berubah dan merubah pembubuhan dosis koagulan.
g. Kecepatan pengadukan
Tujuan pengadukan adalah untuk mencampurkan koagulan ke dalam air.
Dalam pengadukan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengadukan harus benarbenar merata, sehingga semua koagulan yang dibubuhkan dapat bereaksi dengan
partikel-partikel atau ion-ion yang berada dalam air. Kecepatan pengadukan sangat
berpengaruh
terhadap
pembentukan
flok
bila
pengadukan
terlalu
lambat
Banyaknya lumpur
Luas bak pengendapan
Kedalaman bak pengendapan
3. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan partikel padat dan cair dengan menggunakan
sebuah bahan semi-permeable seperti sand filter.
3.2 Alat dan Bahan Dalam Pengujian
1. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengecekan turbidity, color, free clorine dan
TSS:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Spektrofotometer
Baker Gelas
Air sebelum di UV (A)
Air sesudah di UV (B)
Raw Water
Air Tank Proses
Blanko
Reagen DPD Chlorine
2. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengecekan pH, conductivity, dan TDS:
a. Ultrameter
b. pH meter
c. Baker Gelas
d. Air sebelum di UV (A)
e. Air sesudah di UV (B)
f. Raw Water
g. Air Tank Proses
i.
j.
k.
l.
Aquadest
Air sebelum di UV (A)
Air sesudah di UV (B)
Air Tank Proses