Jangan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau masih belum sadar.
Letakkan anak dalam posisi miring, buka celananya kemudian berikan diazepam melalui
anus dengan dosis yang Sama.
Bila masih kejang, diazepam dapat diulang lagi setelah 5 menit, sambil membawa anak
ke rumah sakit.
Bila anak demam tinggi, usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan
mengkompres tubuh anak dengan air hangat atau air biasa, lalu berikan penurun demam
bila ia sudah sadar.
Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang, berusahalah
untuk tetap tenang.
Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak anda kejang.
Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk
mengetahui pada suhu tubuh berapa anak anda akan mengalami kejang.
Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari 10 menit.
Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari penyebab dan mengobati
demam.
Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah
terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
Dosis IV (infus)
(0.2mg/kg)
<>
12 mg
2.55 mg
15 tahun
3 mg
7.5 mg
510 tahun
5 mg
10 mg
> 10 years
510 mg
1015 mg
Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus,
0,5 mg/kg per rektal
Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg
per infus dalam 30 menit.
Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif
dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.
Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang
sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis . Beberapa
obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut.
Antipiretik Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada
perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian asetaminofen
setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan
ibuprofen.
Diazepam . Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala) saat
onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya
kejang demam yang berat . Edukasi orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan
ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak beraturan), letargi
(lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel. Pemberian diazepam juga tidak selalu efektif
karena kejang dapat terjadi pada onset demam sebelum diazepam sempat diberikan . Efek
sedasi (menenangkan) diazepam juga dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih
berbahaya, seperti infeksi sistem saraf pusat.
Pemberian obat anti kejang jangka panjang diberikan pada keadaan tertentu seperti
pada kasus:
1. Kejang demam berlangsung lama lebih dari 15 menit.
2. Kejang demam hanya satu sisi tubuh, misalnya hanya kejang sebelah kiri.
3. Anak juga mengalami kelainan saraf yang jelas, misalnya ada kelumpuhan.
4. Indikasi yang tidak mutlak misalnya:
1. Bila kejang demam pertama terjadi pada umur kurang dari 1 tahun.
2. Bila kejang demam berulang, lebih dari satu kali dalam satu hari.
PENCEGAHAN KEJANG BERULANG
Paling baik memang apabila anak mengalami demam, lalu diberi obat untuk mencegah
berulangnya kejang demam. Sayangnya tidak ada obat yang 100% dapat mencegah
kejang demam bila diberikan saat anak mulai mengalami demam. Obat yang dapat
digunakan adalah diazepam, yang dimakan selama demam, diberikan 3 kali sehari. Cara
ini berhasil mengurangi risiko kejang demam sebanyak 20-44%.
Cara lain adalah memberikan diazepam melalui anus, saat anak mulai demam. Dosis
diazepam adalah 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk
anak dengan berat badan lebih dari 10 kg. Cara ini mungkin lebih efektif dibandingkan
memberi diazepam yang dimakan.