Gagal Jantung
Gagal Jantung
sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan
transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.penurunan cardiac output,
terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi
ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas
sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan
vena ; perubahan yang terkhir ini akan meningkatkan volume darah sentral.yang
selanjutnya meningkatkan preload. Meskipun adaptasi adaptasi ini dirancang untuk
meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena
itu , takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya
iskemia pada pasien pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan
peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner. Aktivasi sitem saraf
simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer ;adaptasi ini dirancang untuk
mempertahankan perfusi ke organ organ vital, tetapi jika aktivasi ini sangat
meningkatmalah akan menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan. Resitensi vaskuler
perifer dapat juga merupakan determinan utama afterload ventrikel, sehingga aktivitas
simpatis berlebihan dapat meningkatkan fungsi jantung itu sendiri. Salah satu efek
penting penurunan cardiac output adalah penurunan aliran darah ginjal dan penurunan
kecepatan filtrasi glomerolus, yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem
rennin angiotensin - aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan
resitensi vaskuler perifer selanjutnta dan penigkatan afterload ventrikel kiri
sebagaimana retensi sodium dan cairan. Gagal jantung berhubungan dengan
peningkatan kadar arginin vasopresin dalam sirkulasi yang meningkat, yang juga
bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi cairan. Pada gagal jantung terjadi
peningkatan peptida natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium, yang
menunjukan bahwa disini terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan vasodilator.
MANIFESTASI KLINIK
1. Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
2. kongesti jaringan
3. peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk
dan sesak nafas.
4. peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer
umum dan penambahan berat badan.
5. penurunan curah jantung dengan disertai pening, kekacauan mental,
keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan, ekstremitas dingin dan
oliguria.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. hitung darah dapat menunjukan anemia , merupakan suatu penyebab gagal
jantung output tinggi dan sebagai faktor eksaserbasi untuk bentuk disfunsi
jantung lainnya
2. pemeriksaan biokimia untuk menunjukan insufiensi ginjal
3. tes fungsi ginjal untuk menentukan apakah gagal jantung ini berkaitan
dengan azotemia prerenal
4. pemeriksaan elektrolit untuk mengungkap aktivitas neuroendokrin
5. fungsi tiroid pada pasien usia lanjut harus dinilai untuk mendeteksi
tirotoksikosis atau mieksedema tersembunyi
6. pemeriksaan EKG
7. Radiografi dada
8. Angiografi
radionuklir
mengukur
fraksi ejeksi
ventrikel
kiri
dan
Rencana Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Penurunan curah
jantung
b.d
perubahan
kontraktilitas
miokard
Tujuan/KH
Klien dapat memiliki
pompa
jantung,
sirkulasi,
perfusi
jaringan & status
tanda
vital
yang
normal.
KH:
-Mendemonstrasikan
curah jantung yang
cukup dilihat dari TD,
nadi, ritme normal,
nadi perifer kuat,
melakukan aktivitas
tanpa dipsnea
Intervensi
1. Monitor gejala gagal
jantung dan CO menurun
termasuk nadi perifer yang
kualitasnya menurun, kulit
dingin dan ekstremitas, RR
, dipsnea, HR, distensi
vena
jugularis,
9. Monitor CBC,
kreatinin serum
[Na],
10.
Memberi
oksigen
sesuai kebutuhan
11. Posisikan klen dalam
posisi semi fowler atau
posisi yang nyaman
12. Cek TD, nadi&kondisi
sbl medikasi jatung spt
ACE inhibitor, digoxin&
bloker. Beritahu dokter bila
nadi&TD rendah sebelum
Rasional
Indikasi
penurunan
curah jantung
dgn
hipoglikemi
Hasil lab rutin memberi
informasi
penyebab
gagal
jantung&perkembangan
dekompensasi
Tambahan
oksigen
dapat ketersediaan
O2 di jantung
Meninggikan
kepala
tempat tidur dapat
usaha tenaga untuk
bernapas&menurunkan
venous return&preload
Penting
untuk
mengevaluasi seberapa
baik klien menoleransi
medikasi
13. Selama fase akut,
pastikan
klien
bedrest&melakukan
aktivitas
yang
dapat
ditoleransi jantung
14.
Berikan
makanan
rendah garam, kolesterol
2.
3.
Intoleransi aktivitas
B.d
ketidakseimbangan
suplai&kebutuhan
O2
Ketidakseimbnagan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
b.d
ketidakmampuan
karena
factor
biologi
Klien
dapat
menoleransi
aktivitas&melakukan
ADL dgn baik
KH:
-Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik dgn TD,
HR, RR yang sesuai
-Menyatakan gejala
memburuknya
efek
dari OR&menyatakan
onsetnya segera
-Warna
kulit
normal,hangat&kering
-Memverbalisasikan
pentingnya aktivitas
secara bertahap
-Mengekspresikan
pengertian
pentingnya
keseimbangan
latihan&istirahat
-toleransi aktivitas
Klien
dapat
memenuhi kebutuhan
nutrisis:
asupan
makanan&cairan
KH:
-BB
normal
berdasarkan
TB&umur
-Mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
-mengkonsumsi
nutrisi yang cukup
- Bebas dari tanda-
konsumsi oksigen
Menentukan penyebab
dapat
membnatu
menentukan intoleransi
Terlalu lama bedrest
dapat
memberi
kontribusi
pada
intoleransi aktivitas
Peningkatan
aktivitas
membantu
mempertahankan
kekuatan otot, tonus
Bedrest dalam posisi
supinasi menyebabkan
volume
plasmahipotensi
postural&syncope
TV&HR
respon
terhadap
ortostatis
sangat beragam
Ketidakaktifan
berkontribusi terhadap
kekuatan otot&struktur
sendi
Protein
calori
malnutrition
(PCN)
sering
dibarengi
dengan proses penyakit
Vegetarian
beresiko
mengalami
defisiensi
vit.B12&Fe
Hal-hal
tersebut
mempengaruhi intake
klien
tanda malnutrisi
kekuatan,
jadwalkan
periode istirahat sebelum
makan&Bantu klien
5. evaluasi hasil lab (serum
albumin,
serum
total
protein,
serum
feritin,
transferin,
Hb,
Hmt,
vitamin&mineral)
6. Kaji perubahan fisiologis
yang dipengaruhi
7. Observasi hubungan
klien dgn makan. Bedakan
penyebab
fisik&psikis
untuk kesulitan makan