Sulawesi Utara PDF
Sulawesi Utara PDF
DAFTAR ISI
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
PROFIL SINGKAT
PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2013
1
Jumlah kabupaten/kota
Kabupaten
Kota
Jumlah
2
Jumlah kecamatan
Jumlah kelurahan/desa
Kelurahan
Desa
11
4
15
156
Jumlah
327
1,307
1,634
170
Sarana Kesehatan
- Puskesmas Rawat Inap
- Puskesmas Non Rawat Inap
Jumlah Puskesmas
Rumah Sakit
88
95
183
40
Tenaga Kesehatan
Dokter spesialis
Dokter gigi spesialis
Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Bidan
Farmasi
Nakes lainnya
336
8
1,939
80
5,635
1,467
824
1,543
13,851.6
2,354,668
1,201,332
1,153,336
Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Sekretaiat KKI, Pusat Data dan Informasi;
Kementerian Dalam Negeri
Indonesia
JUMLAH PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI UTARA PER DESEMBER 2013
NO
KABUPATEN/KOTA
RAWAT INAP
JUMLAH
BOLAANG MONGONDOW
10
16
MINAHASA
13
21
KEPULAUAN SANGIHE
11
16
KEPULAUAN TALAUD
11
19
MINAHASA SELATAN
12
17
MINAHASA UTARA
11
11
13
MINAHASA TENGGARA
11
10
11
12
KOTA MANADO
11
15
13
KOTA BITUNG
14
KOTA TOMOHON
15
KOTA KOTAMOBAGU
88
95
183
JUMLAH
RS UMUM
21
2
2
12
1
0
4
14
2
0
37
RS KHUSUS
1
0
1
0
0
0
0
0
2
0
3
TOTAL
22
2
3
12
1
0
4
14
4
0
40
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 8,9 151,5 per 100.000
penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai
target dan hanya 8 provinsi telah mencapai target.
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Sulawesi Utara berkisar 1,5 310,1 dengan rasio tertinggi Kota
Manado dan rasio terendah Kab. Siau Tagulandang Biaro. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per
100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 40% kab/kota telah mencapai target
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter gigi di Indonesia tahun 2013 adalah 9,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2,7 50,5 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target
dan hanya 7 provinsi telah mencapai target.
Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Sulawesi Utara berkisar 0,0 13,4 dengan rasio tertinggi Kota
Manado dan rasio terendah Kab. Bolaang Mongondow Timur, Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Kab. Minahasa Tenggara, Kab.
Siau Tagulandang Biaro, Kab. Bolaang Mongondow Utara, dan Kab. Kepulauan Talaud. Berdasarkan target indikator Indonesia
Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 93% kab/kota belum mencapai target
PROVINSI
ALOKASI DANA
PELAKSANAAN
PERSENTASE
1,614,400,000
475,575,000
29,46
2 Kab. Minahasa
2,278,000,000
677,529,000
29,74
2,047,200,000
955,004,500
46,65
2,696,400,000
1,208,631,650
44,82
1,946,200,000
951,546,500
48,89
1,277,800,000
642,714,500
50,30
621,722,500
48,89
1,499,000,000
810,338,000
54,06
1,282,600,000
589,802,750
45,98
258,309,200
42,47
608,200,000
303,615,500
49,92
12 Kota Manado
1,725,000,000
387,139,700
22,44
13 Kota Bitung
1,050,600,000
508,850,950
48,43
14 Kota Tomohon
829,400,000
437,135,990
52,71
15 Kota kotamobagu
608,200,000
234,598,000
38,57
21,343,000,000
9,062,513,740
42,46
PROVINSI
IPM rendah
IPM
sedang
IPM tinggi
IPM rendah
IPM
sedang
IPM tinggi
IPKM 2007
IPKM 2010
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,00
Maluku
Sulbar
NTT
Papua
Goron
Malut
Pa-bar
Sulsel
NTB
Kalteng
Banten
Sultra
Kalbar
Sulteng
Jambi
Aceh
Sumsel
Lamp
Jabar
Kalsel
Sumbar
Babel
Sumut
Riau
Jawa
Jateng
Beng
Sulut
Kep.R
Kaltim
Bali
DKI
DIY
0,10
*)Komposit
Target
MDGs
2015 23
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Target
MDGs
2015 32
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di
Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 86,52%. Hal itu berarti, belum mencapai target renstra
pada tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 10 provinsi (30,3%) yang telah mencapai target tersebut.
Target
Renstra
2013: 93%
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 ialah sebesar 95,32% yang berarti telah mencapai target
renstra tahun 2013 yang sebesar 93%. Capaian ini lebih besar dari keadaan di Indonesia pada tahun yang sama. Dari seluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 46,67% atau sebanyak 7 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target tersebut.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 90,88%. Hal itu berarti, capaian ini telah
memenuhi target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi (36,37%) yang
belum mencapai target tersebut.
Target
Renstra
2013: 89%
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 ialah sebesar 99,59%. Hal itu berarti
capaian ini telah memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara,
hanya 40% atau sebanyak 6 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target tersebut.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Sampai dengan November tahun 2013 cakupan KN 1 di Indonesia sebesar 93,34% yang telah memenuhi target triwulan IV 2013
sebesar 89%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi telah memenuhi target tersebut. Provinsi dengan capaian tertinggi
adalah Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,92%, sedangkan terendah adalah Provinsi Papua Barat sebesar 25,54%.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Pada tingkat provinsi, kab/kota dengan capaian KN1 tertinggi adalah Kab. Minahasa Tenggara sebesar 97,32%. Sedangkan
Kabupaten Siau Tagulandang Biaro memiliki capaian terendah sebesar 76,87%. Sebagian besar kabupaten/kota telah memenuhi
target triwulan IV 2013.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 17provinsi sudah memenuhi target Renstra 2012 yaitu 87%.
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi di provinsi Sulawesi Utara
sudah mencapai target Renstra yaitu 88.93%.
Target renstra
2013 83%
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan pelayanan anak balita di Indonesia (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 69,75% berarti belum memenuhi target Renstra
Kemkes yang harus dicapai pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan cakupan
pelayanan kesehatan anak balita tertinggi. Terendah yaitu Provinsi Papua.
Target
renstra 2013
83%
Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi Sulawesi Utara (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 68,93% yang berarti belum
mencapai target renstra 2013 yang sebesar 83%. Tertinggi terjadi di Kota Tomohon dan terendah di Kota Komtamobagu dengan
cakupan 47,71%. Sebanyak 3 dari 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara telah mencapai target renstra tahun 2013.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan D/S di Indonesia pada tahun 2013 (Laporan B.12) mencapai 80,01%. Berarti telah mencapai target Renstra Kemenkes 2013 yang
sebesar 80%. Cakupan tertinggi dicapai Jawa Tengah sebesar 89,43% dan terendah Papua sebesar 37,89%. Sedangkan Kalimantan Barat
memiliki cakupan persentase balita ditimbang (Laporan B12 2013) sebesar 63,18%.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013
Cakupan D/S di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 (Laporan B12) mencapai 84,21%. Sementara target Renstra Kemenkes
2013 sebesar 80%. Berarti Provinsi Sulawesi Utara telah mencapai target Renstra 2013. Cakupan tertinggi dicapai Kab. Kep. Talaud
sebesar 97,53% dan terendah Kab. Kepulauan Sangihe sebesar 69,21%. Sebanyak 11 dari 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara
telah mencapai target Renstra Kemkes 2013.
Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013
Success Rate (SR) di Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan triwulan 3 sebesar 90,8%, yang berarti telah mencapai target
WHO yang sebesar 85%. Terdapat 26 provinsi (78,79%) telah mencapai target WHO.
Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI : Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013
Case Notification Rate (CNR) Tb semua kasus di Indonesia sampai dengan triwulan 3 tahun 2013 sebesar 96 per 100.000
penduduk. Provinsi Papua menempati posisi teratas yaitu sebesar 442 dan untuk DI Yogyakarta menempati posisi paling bawah
sebesar 55 per 100.000 penduduk
Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak di Indonesia sebesar 56,24%. Provinsi dengan persentase tertinggi
untuk menurut akses terhadap sanitasi layak terdapat di Provinsi Bali sebesar 87,86% dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 80,37%.
Terdapat 12 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak berada diatas persentase nasional.
Persentase terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 25,92% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 27,33%. Terdapat 21 provinsi yang
persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak dari persentase nasional
Persentase kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini 100% dari kabupaten/kota yang ada telah menyelenggarakan KKS. Kondisi yang
berbeda terjadi di Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua yang seluruh kabupaten/kotanya belum
menyelenggarakan KKS