Perpres No 97 2014 Tentang Penyelenggaraan PTSP
Perpres No 97 2014 Tentang Penyelenggaraan PTSP
Menimbang :
guna
mewujudkan
murah,
transparan,
pelayanan
pasti,
yang
dan
cepat,
terjangkau
pelayanan
terpadu
satu
pintu
sebagaimana
Mengingat
Nomor
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang
Republik
Tahun
-2Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor
59,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Nomor
25
Tahun
2007
tentang
Nomor
14
Tahun
2008
tentang
112,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN
PRESIDEN
TENTANG
PENYELENGGARAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
Penyelenggara
PTSP
adalah
Pemerintah,
pemerintah
Pelabuhan
Bebas,
dan
Administrator
Kawasan
Ekonomi Khusus.
3. Penanaman
-43.
Penanaman
Modal
adalah
segala
bentuk
kegiatan
5.
Perizinan
adalah
segala
bentuk
persetujuan
yang
7.
dan
pertanggungjawaban
Perizinan
dan
dan
pertanggungjawaban
Perizinan
dan
Sistem
-5Sistem
pelayanan
Perizinan
dan
Nonperizinan
yang
BAB II
TUJUAN, PRINSIP, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
PTSP bertujuan:
a. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
masyarakat;
b. memperpendek proses pelayanan;
c. mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah,
transparan, pasti, dan terjangkau; dan
d. mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas
kepada masyarakat.
Pasal 3
PTSP dilaksanakan dengan prinsip:
a. keterpaduan;
b. ekonomis;
c. koordinasi;
d. pendelegasian atau pelimpahan wewenang;
e. akuntabilitas; dan
f.
aksesibilitas.
Pasal 4
Pasal
-6Pasal 5
(1)
di
bidang
penanaman
modal
yang
kabupaten/kota
untuk
pelayanan
peraturan
pembagian urusan
perundang-undangan
di
bidang
BAB III
PENYELENGGARAAN PTSP
Bagian Kesatu
Penyelenggaraan PTSP oleh Pemerintah
Pasal 6
(1)
Penyelenggaraan
PTSP
oleh
Pemerintah
sebagaimana
(2) Urusan
-7(2)
Urusan
pemerintahan
di
bidang
Penanaman
Modal
Penanaman
Modal
yang
ruang
Modal
yang
terkait
pada
fungsi
negara
yang
lain,
dibuat
yang
oleh
didasarkan
Pemerintah
dan
Penanaman
Modal
lain
yang
menjadi
Modal
Asing
yang
dilakukan
oleh
didasarkan
pada
perjanjian
yang
dibuat
oleh
Pasal 7
(1)
atau
pelimpahan
teknis/Kepala
kewenangan
Perizinan
Lembaga
dan
wewenang
yang
dari
memiliki
Nonperizinan
yang
Bebas
dan
Pelabuhan
Bebas,
atau
yang
dilimpahkan
sesuai
kewenangannya
dengan
tidak
ketentuan
dapat
peraturan
perundang-undangan.
(2)
-9-
Pasal 8
(1)
Menteri
teknis/Kepala
Lembaga
yang
memiliki
Pemerintah
menyusun
dan
di
bidang
menetapkan
Penanaman
Modal,
bidang-bidang
usaha
Kepala
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal
dan
pemerintah
negara
lain
di
bidang
Pasal 9
(1)
Menteri
teknis/Kepala
Lembaga
yang
memiliki
Pemerintah
di
bidang
Penanaman
Modal,
Lembaga
yang
memiliki
kewenangan
- 10 (3)
Pasal 10
(1)
Penyelenggaraan
PTSP
oleh
pemerintah
provinsi
urusan
penyelenggaraan
pemerintahan
Perizinan
dan
provinsi
dalam
Nonperizinan
yang
Urusan pemerintahan
pemerintah
provinsi
yang
diatur
dalam
perundang-undangan;
b. urusan pemerintahan provinsi yang ruang lingkupnya
lintas kabupaten/kota; dan
c. urusan
pemerintah
yang
diberikan
pelimpahan
Penyelenggaraan
dilaksanakan
PTSP
oleh
oleh
Badan
pemerintah
Penanaman
provinsi
Modal
dan
pendelegasian
wewenang
Perizinan
dan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal
- 11 -
Pasal 11
(1)
Perizinan
dan
Nonperizinan
yang
Urusan
pemerintahan
kabupaten/kota
sebagaimana
urusan
pemerintah
kabupaten/kota
yang
diatur
urusan
pemerintah
yang
diberikan
pelimpahan
oleh
Badan
Terpadu
Satu
Penanaman
Pintu
Modal
dan
Kabupaten/Kota
(BPMPTSP) Kabupaten/Kota.
(4)
dan
Nonperizinan
yang
menjadi
urusan
(3)
ditetapkan
sesuai
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 12
BPMPTSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) dan
Pasal 11 ayat (3) selain penyelenggaraan fungsi pelayanan
terpadu
Perizinan
dan
Nonperizinan,
melakukan
fungsi
- 12 -
Pasal 13
(1)
Perizinan
dan
Pemerintah,
Nonperizinan
pemerintah
yang
provinsi,
menjadi
dan
urusan
pemerintah
oleh
Bebas
Badan
dan
Pengusahaan
Pelabuhan
Kawasan
Bebas
atau
pada
pelimpahan
atau
ayat
(1)
dilakukan
pendelegasian
berdasarkan
kewenangan
dari
BAB IV
STANDAR DAN PEMBINAAN PTSP
Bagian Kesatu
Standar
Pasal 14
(1)
(2)
produk pelayanan;
pengawasan internal;
j.
k. jumlah pelaksana;
l.
jaminan pelayanan;
untuk
pelayanan
Perizinan
dan
Nonperizinan provinsi;
c. Bupati/Walikota
untuk
pelayanan
Perizinan
dan
Nonperizinan kabupaten/kota;
d. Kepala Badan Pengusahaan
Bebas
dan
Pelabuhan
Kawasan Perdagangan
Bebas
untuk
pelayanan
dan
Pelabuhan
Bebas
atau
Administrator
Bebas
dan
Kawasan
Standar
Pelabuhan
Ekonomi
Pelayanan
Bebas,
Khusus
Publik
dan
dalam
sebagaimana
- 14 prosedur
dan
kriteria
yang
ditetapkan
oleh
Menteri/Kepala Lembaga.
Pasal 15
Jangka waktu pelayanan PTSP ditetapkan paling lama 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen Perizinan dan
Nonperizinan secara lengkap dan benar, kecuali yang diatur
waktunya dalam undang-undang atau peraturan pemerintah.
Bagian Kedua
Pembinaan
Pasal 16
(1)
Menteri
Dalam
penyelenggaraan
Negeri
melakukan
BPMPTSP
Provinsi
pembinaan
dan
BPMPTSP
Kabupaten/Kota.
(2)
penyelenggaraan
BPMPTSP
sesuai
dengan
kewenangannya masing-masing.
(3)
Kepala
BKPM
melakukan
pembinaan
atas
Kabupaten/Kota,
Badan
Pengusahaan
BAB V
PERIZINAN DAN NONPERIZINAN SECARA ELEKTRONIK
Pasal 17
Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan oleh PTSP wajib
menggunakan PSE.
Pasal .
- 15 Pasal 18
(1)
(2)
(business
process)
pelayanan
Perizinan
dan
e. menyediakan
disampaikan
Kementerian/Lembaga,
BPMPTSP
Kementerian/Lembaga
yang
memiliki
kewenangan
dan
BPMPTSP
Kabupaten/Kota
dan
secara
Kementerian/Lembaga
yang
memiliki
kewenangan
yang
belum
memberikan
pendelegasian
BPMPTSP
Provinsi
dan
BPMPTSP
Kabupaten/Kota
potensi
Penanaman
Modal
daerah
kepada
menyediakan
perangkat
pendukung
Pasal 22
(1)
(2)
Pasal 23
(1)
(2)
Jejak
audit
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
Badan
Koordinasi
Lembaga
Penanaman
BPMPTSP
Modal,
Provinsi,
dan
Kementerian/
BPMPTSP
kementerian/lembaga,
BPMPTSP
Provinsi,
dan
BPMPTSP Kabupaten/Kota;
b. Kementerian/lembaga untuk jaringan dan keterhubungan
dari BPMPTSP Provinsi, dan BPMPTSP Kabupaten/Kota;
c. Pemerintah Provinsi, untuk jaringan dan keterhubungan
dari BPMPTSP Provinsi ke Badan Koordinasi Penanaman
Modal dan BPMPTSP Kabupaten/Kota; dan
d. Pemerintah
Kabupaten/Kota,
untuk
jaringan
dan
Pasal 25
(1) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan PSE diatur
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
(2) Ketentuan pelaksanaan SPIPISE diatur dengan Peraturan
Kepala/Badan Koordinasi Penanaman Modal.
BAB VI
PEMBIAYAAN PTSP
Pasal 26
Biaya
yang
diperlukan
oleh
pemerintah
daerah
untuk
Pasal
- 19 Pasal 27
(1)
dan
pemerintahan
diserahkan
ketentuan
Nonperizinan
yang
menjadi
kepada
peraturan
Pemerintah
Kementerian/Lembaga
perundang-undangan
sesuai
di
bidang
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
hal
BPMPTSP
Provinsi
atau
BPMPTSP
hal
BPMPTSP
Provinsi
atau
BPMPTSP
Pasal
- 20 Pasal 29
(1)
Pemerintah
daerah
yang
belum
membentuk
atau
Pemerintah
daerah
yang
telah
membentuk
atau
Peraturan
Menteri/Kepala
Lembaga
mengenai
Perizinan
dan
Nonperizinan
di
bidang
Penanaman
Bupati/Walikota
Modal,
sebelum
Gubernur,
ditetapkannya
dan/atau
Peraturan
Perizinan
dan
Nonperizinan
sebagaimana
empat)
bulan
sejak
Peraturan
Presiden
ini
diundangkan.
(3) Menteri
- 21 (3)
atau
pelimpahan
dimaksud
pada
ayat
penyederhanaan
Nonperizinan
(1)
tahapan
untuk
wewenang
dan
ayat
(2),
memperoleh
setiap
jenis
sebagaimana
melakukan
Perizinan
dan
Perizinan
dan
Penyederhanaan
Nonperizinan
tahapan
sebagaimana
memperoleh
dimaksud
Perizinan
pada
dan
ayat
(3),
dan
diperpanjang
Nonperizinan
sesuai
dengan
tersebut
ketentuan
dan
dapat
peraturan
perundang-undangan.
(2)
Pasal
- 22 Pasal 32
Badan yang telah melaksanakan fungsi pelayanan Perizinan
dan
Nonperizinan
secara
terpadu
satu
pintu
sebelum
BPMPTSP
Provinsi
atau
BPMPTSP
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini maka Peraturan
Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu
Satu
Pintu
di
Bidang
Penanaman
Modal
dicabut
dan
Pasal 34
Peraturan yang mengatur PTSP yang telah ada disesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Presiden ini paling lambat 6
(enam) bulan setelah Peraturan Presiden ini diundangkan.
Pasal 35
Peraturan
Presiden
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
- 23 -
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 September 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 September 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 221
Ratih Nurdiati