NIM
: 1303005189
1. Apa yang saudara ketahui tentang peradilan agama dan tunjukan hokum acaranya
2. Mengapa peradilan agama disebut peradilan khusus dan mengapa peradilan negeri
disebut peradilan umum?
3. Sebutkan jenis-jenis badan peradilan di Indonesia?
4. Apa yang saudara ketahui tentang kompetensi relative dan absolut? Dimana letak
kompetensi relative dan absolut peradilan agama?
5. Sebutkan sumber-sumber peradilan agama dan mengapa ada yurisprusnsinya?
6. Di Indonesia sebutkan mengapa peradilan agama bukan peradilan islam, jelaskan!
7. Sebutkan jenis-jenis perkara perdata yang ditangani peradilan agama!
8. Sebutkan bidang-bidang perkara perkawinan dan warisan yang ditangani peradilan
agama!
9. Apa yang saudara ketahui tentang gugatan dan apa isi dari gugatan?
JAWAB
1. Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) adalah pengadilan tingkat pertama yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama yang
berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Dalam Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989
disebutkan bahwa Peradilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa memutus dan
menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam dalam bidang :
a. Perkawinan
b. Kewarisan, Wasiat dan Hibah yang dilakukan berdasarkan Hukum Islam,
dan
c. Wakaf dan Shadaqah
Pengadilan Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden. Lingkungan Peradilan
Agama meliputi:
a. Pengadilan Tinggi Agama (pengadilan tingkat banding)
b. Pengadilan Agama (pengadilan tingkat pertama)
c. Pengadilan Khusus
Sejak 1 Maret 2003 Pengadilan Agama di Aceh berbentuk Pengadilan Khusus dengan
nama Mahkamah Syar'iyah. Pembentukan tersebut berdasarkan UU No. 18 Tahun
2001 dan Keppres No. 11 Tahun 2003 tentang Mahkamah Syar'iyah dan Mahkamah
Syar'iyah Provinsi. Mahkamah Syar'iyah, dengan tingkatan :
Yang dimaksud dengan waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris,
penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris,
dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan pengadilan
atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris,
penentuan bagian masing-masing ahli waris.
9. Gugatan adalah suatu surat yang di ajukan oleh penggugat pada ketua pengadilan
agama yang berwenag, yang memuat tuntutan hak yang didalamnya mengandung
suatu sengketa dan merupakan landasan dasar pemeriksaan perkara dan suatu
pembuktian kebenaran suatu hak.
Surat gugatan itu menurut ketentuan pasal 8 Nomor 3 Rv, pada pokoknya
harus memuat :
1. Identitas para pihak. Terdiri dari nama, umur, pekerjaan dan tempat tinggal serta
kedudukan para pihak dalam perkara yang diajukan.
2. Fundamentum petendi atau dasar tuntutan yang terdiri dari :
1. Uraian tentang kejadian atau peristiwa yang menjadi dasar pengajuan
gugatan. Atau menjelaskan tentang duduk perkaranya sehingga Penggugat
merasa hak dilanggar/dirugikan dan menuntut haknya ke Pengadilan.
2. Uraian tentang adanya hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar
yuridis pengajuan gugatan yang harus dibuktikan di Pengadilan.
3. Petitum, yaitu apa yang diminta/dituntut agar diputus oleh Hakim dalam
persidangan. Terdiri dari :
1. Tuntutan pokok atau primer.
2. Tuntutan tambahan, antara lain :
i. Tuntutan provisionil,
ii. Tuntutan pembayaran bunga moratoir,
iii.Tuntutan agar Tergugat dihukum membayar uang paksa
(dwangsom),
iv.Tuntutan uitvoerbaar bij voorraad,
v. Pembebanan biaya perkara.
3. Tuntutan subsider atau pengganti. Yaitu permohonan, apabila Hakim
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.