Herianto Batubara - detikNews Jakarta - Bahaya mengancam dari media sosial. Fitnah dan isu SARA menyebar tanpa saringan. Seolah semua bebas berbuat apa saja. Alhasil meledak kerusuhan seperti di Tanjung Balai, Sumut. Saran datang dari Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam. Dia mewanti-wanti agar orangtua mengajarkan anak sejak dini bagaimana berperilaku di media sosial. "Orang tua yang menyediakan sarana komunikasi dan informasi ke anak, juga harus didahului dengan pemberian literasi untuk pemanfaatan secara sehat agar anak tidak menjadi korban," terang Niam, Senin (1/8/2016). Niam menyampaikan, jadi, penggunaan Medsos harus selalu disertai kesadaran dan literasi. Sehingga ada tanggung jawab etis dan hukum dalam segala yang disampaikan di media sosial. "Ada hal-hal yang harus dijaga dalam penggunaannya, termasuk untuk penyampaikan informasi. Penyampaian informasi melalui media online, juga Medsos, tetapi terikat oleh norma dan kaedah-kaedah yang harus dipatuhi sebagaimana yang berlaku di dunia nyata," urai dia. "Tidak boleh mengandung unsur fitnah, ghibah dan menyebarkan kebencian. Demikian juga kata-kata kasar, materi pornografi, kekerasan, dan juga caci maki," tutup dia. (hri/dra)