Oleh :
Nandita Putri Agustin
I1A012058
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan golongan yang sering terkena infeksi cacingan karena sering berhubungan dengan tanah
(Depkes RI, 2004).
Karena manusia merupakan hospes definitif dari cacing tersebut. Di dalam tubuh, infeksi
cacing atau kecacingan akan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan
(absorbsi), dan metabolisme makanan. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari kecacingan bisa ringan
sampai berat. Gejala intestinal ringan yang timbul berupa nausea, vomitus, diare, nyeri perut,
konstipasi, hilang nafsu makan. Sedangkan gejala yang lebih berat antara lain obstruksi usus,
malnutrisi, perdarahan kronis, anemia, colitis dengan tinja berlendir dan darah (Soedarto, 1991).
Oleh karena itu akibat dari kecacingan pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi
berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas
kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik dan kecerdasan atau penurunan
konsentrasi pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Kecacingan pada anak juga
menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya (Soedarto, 1991).
Infeksi kecacingan dapat menghambat anak anak sekolah dasar dalam mengikuti pelajaran
dikarenakan anak akan merasa cepat lelah, menurunnya daya konsentrasi, malas belajar dan pusing.
Selain berdampak negatif terhadap kemampuan kognitif dan akan mempengaruhi prestasi belajar di
sekolah, infeksi STH juga akan mempengaruhi produktifitas ekonomi masa depan (Muller et al.,
2011).
Berdasarkan pemaparan dan data-data yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai hubungan antara infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) dengan prestasi
belajar pada anak di sekolah dasar.