Anda di halaman 1dari 2

Merdeka.

com - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ingin memastikan pemberian


bantuan untuk pembangunan atau revitalisasi lapangan olahraga desa dan lapangan pendidikan
sesuai dengan prosedur, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan.
READ MORE

Wanita Ini Sebal Dengan Pokemon Tepat Di Hari Pernikahannya, Karena ...

Mau Dapat Hadiah 65 Juta? Tangkap Pokemon Ini Yuk!

Untuk itu, Kemenpora pun menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Sarana dan
Prasarana Olahraga dan melakukan verifikasi langsung lapangan terhadap desa atau lembaga
pendidikan calon penerima bantuan tersebut.
"Kami dari Kemenpora ingin bantuan dijalankan sesuai prosedur dan ketentuan karena semua
akan diaudit BPK. Persyaratan-persyaratan harus dipenuhi dan nantinya juga harus dibuat
laporan pertanggung jawaban. Kita tidak ingin hal-hal yang tidak kita inginkan sebelumnya
terulang lagi," kata Asisten Deputi Standarisasi dan Infrastruktur Olahraga Kemenpora,
Samsudin saat memberikan pengarahan pada acara Bimbingan Teknis Pengembangan Sarana dan
Prasarana Olahraga di Hotel Aston, Bandung, Jawa Barat.
Samsudin menjelaskan, untuk tahun 2016, program lapangan desa ditargetkan mencapai 1000
lapangan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat berlipat dari
tahun lalu yakni 470 lapangan. Lapangan desa yang diusulkan bisa berupa lapangan sepakbola,
bulutangkis, bola voli, futsal atau panjat tebing.
Program 1000 lapangan desa ini menjadi pogram unggulan Kemenpora sesuai dengan salah satu
poin Nawa Cita pemerintahan Jokowi-JK yakni membangun Indonesia dari pinggiran dan
pedesaan. "Sebelumnya, bantuan fisik hanya sampai provinsi dan sedikit kabupaten kota.
Sekarang, pembangunan bisa dimulai dari desa," tegas Samsudin yang didampingi Kepala
Bidang Prasarana dan Sarana Olahraga Pendidikan, Edy Suryanto, Kepala Bidang Prasarana dan
Sarana Olahraga Prestasi, Anang Kosim dan Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Olahraga
Rekreasi, Rinilda.
Tujuan program ini untuk meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan di bidang keolahragaan dengan semangat gotong royong, meningkatkan prasarana
dan sarana olahraga yang layak dan memenuhi standar, serta mengembangkan minat, bakat dan
potensi olahraga di daerah. Wilayah timur Indonesia, terutama Papua menjadi salah satu provinsi
yang akan menjadi fokus pemerintah untuk mendapatkan bantuan ini.
Dari 1000 paket lapangan, lanjutnya, tercatat masuk sekitar 5 ribu proposal sehingga harus
dilakukan seleksi yang ketat. Selain lapangan desa, Kemenpora juga memberikan bantuan untuk
lapangan pendidikan. "Semula Kemenpora akan menyediakan sekitar 104 paket untuk lapangan

pendidikan, namun karena ada kebijakan pemotongan anggaran, jadinya hanya 44 lapangan
pendidikan," tambah Samsudin.
Pada kesempatan ini, Samsudin juga menyampaikan asas pelaksanaan program nasional bantuan
sarana dan prasarana olahraga. Diantaranya efsiensi yakni menggunakan dana dan daya yang
minimum untuk mencapai kualitas sasaran dalam waktu yang ditetapkan, atau menggunakan
dana yang ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimal.
Kemudian Efektif, sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaaat sebesar-besarnya, dan transparan yang maksudnya dilakasanakan secara terbuka baik
pada perencanaan, pelaksanaan maupun pelaporan.
"Dana bantuan sebaiknya digunakan untuk membangun atau merevitalisasi lapangan olahraga
desa sehingga bisa langsung digunakan. Dana bantuan tersebut jangan digunakan untuk
pengurukan lahan. Pengurukan bisa dilakukan secara swadaya atau gotong royong masyarakat
desa," tambah Samsudin.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Olahraga Pendidikan Kemenpora yang juga Ketua Panitia
Bimtek ini Edy Suryanto menyampaikan, digelarnya Bimtek agar calon penerima bantuan
lapangan olahraga desa dan lapangan pendidikan mengetahui berbagai kelengkapan administrasi
dan syarat yang harus dipenuhi agar bisa mendapatkan bantuan.
"Mulai dari persyaratan-persyaratan dalam proses pengajuan sampai pembuatan laporan
pertanggung jawaban," jelasnya.
Bimtek kali ini diikuti oleh sekitar 80 kepala desa dan perwakilan desa serta lembaga pendidikan
se-Jawa Barat. Hadir pula perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat.
Setelah kegiatan Bimtek ini, Tim dari Kemenpora yang dipimpin langsung Asisten Deputi
Standarisasi dan Infrastruktur Olahraga Kemenpora, melakukan verifikasi lapangan ke desa-desa
dan lembaga pendidikan calon penerima bantuan di provinsi Jawa Barat.
"Verifikasi kita mulai dari Jawa Barat sebagai provinsi terdekat dari Jakarta. Setelah Jawa
Barat, verifikasi akan kami lakukan ke provinsi-provinsi lain di seluruh Indonesia," tutur
Samsudin.

Anda mungkin juga menyukai