Anda di halaman 1dari 5

Kondisi Alam

Untuk kondisi alam yang dipergunakan dalam perencanaa adalah berdasarkan:


a. Pasang surut
b. Arus Perairan
c. Angin
d. Kondisi Geologi/ tanah
Berdasarkan Hasil survey teknis yang telah dilakukan pasang surut diperairan
dermaga ini adalah:
LWS = 0,00 m
HWS = 2,70 m
Nilai pasang surut ini dinilai relatif kecil dibandingkan dengan data-data dari
informsi Pelabuhan Indonesia untuk Gresik dan Surabaya.
Karakteristik Kapal
Karakteristik rencana kapal yang akan bersandar di dermaga adalah jenis kapal
Container. Rencana kapal sandar yaitu kapal 5.000 DWT sampai dengan 45.000
DWT
Uraian
5000 DWT
10000 DWT 15000 DWT 20000 DWT 45000 DWT
LoA (m)
105
130
152
174
255
Breadth
15,8
21,1
23,7
26,2
32,2
(m)
Freeboard
2,7
2,7
3,8
4,4
7,5
(m)
Draft (m)
7,3
7,3
8,5
9,2
12,2
Sumber: FENTEK-MARINE ENDERING SYSTEM

Peraturan dan Standar


1. Pembebanan
SNI 1727-1989-F: Tata Cara Perencanaa Pembebanan Untuk Rumah
dan Gedung
SNI 1726-2002: Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia
SKBI-1.3.28.1987: Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan
Raya
British Standard BS 6349 Part 1-7
British Standard BS 5400-2-1978: Specification for Load
Port on Long Beach Wharf Design Criteria Version 2.0
Port of Long Angeles
2. Perencanaan
SNI T-15-1991-3: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
SKBI-1.3.55.1987: Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk
Gedung
Standard Design Criteria for Ports Indonesia: Maritime Sector
Development Progamme, DGSC, January, 1984
Technical Standard for Port and Harbour Facilities In Japan, 1991
British Standard Code of practice for Maritime Structures, BS 6349 Part
1 to Part 7
Oil Company Marine Forum (OCIMF), Prediction Large Vessel
American Concrete Institute (ACI)

American Institute for Steel Construction (AISC); American Welding


Society (AWS)
3. Material
PUBI-1982: Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
Material yang digunakan, antara lain:
- Beton, dalam hal ini yang dipakai adalah beton bertulang biasa dengan
Pelat lantai
K.420
karakteristik
Balok Precast/Formwork
K.420
sebagai
Balok cast in situ
K.420
berikut:

Baja

Tulangan diameter < 13 fy


(polos)
=
Es
=
Tulangan diameter >= 13 fy
(deformed)
=
Es
=
karakteristik sebagai berikut

2.400 kg/Cm2

tulangan
dengan

2,100,000 kg/cm2
3,900 kg/cm2
2,100,000 kg/cm2

Baja profil
Tiang pancang baja
Sistem fender
Bollard
Material sambungan las

Tiang Pancang Baja (Steel Pipe Pile)


Tiang pancang baja yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiridua jeniss steel
spun pile, yaitu:
SPP diameter 1016 mm, tebal 16mm L=24 m dan tebal 14mm L=46
untuk tiang yang berada di bawah balok crane (jalur crane)
SPP diameter 812,8 mm, tebal 14 mm L=24 dan tebal 12mm L=44 m
untuk tiang di posisi selain balik crane (jalur lainnya)
Karakteristik tiang Pancang baja adalah sebagai berikut:
SPP 1016, t=16 mm, fy
2.400 kg/Cm2
grade 2
=
Es 200.000 Mpa
=
SPP 812, t=14 mm, fy
2.400 kg
Grade 2
=
Es 200.000 Mpa

=
Material Sambung Las
Kawat las direncanakan akan menggunakan LB-52-18 Welding Electrode dengan
performence yang mengacu pada JIS Z 3212, dengan karakteristik sebagai
berikut.
Type
Yield Point
Tensile
Elongation
Heat
2
N/mm
Strength
%
Treatment
(kgf/mm2)
N/mm2
(kgf/mm2)
LB 52-18
500 (51)
560 (57)
31
As Welded
411(42)
509 (52)
34
6200 C/1 hr
Furnance
Cooling
Data Tanah
Data tanah diperoleh dari:
- Dokumen tender dari PT. Pelabuhan Indonesia 3
- Hasil penyelidikan tanah tambahan yang dilakukan oleh kontraktor
Dan menunjukkan bahwa kodisi lapisan tanah eksisting pada umumnya
homogen berupa tanah lempung dengan konsistensi yang berbeda.
Metoda Perhitungan
Pondasi dalam atau pondasi tiang biasa digunakan untuk memastikan suatu
bangunan berada dalam kondisi aman. Situasi yang memerlukan tiang sebagai
sistem pondasi adalah sebagai berikut:
- Lapisan tanah pada lokasi pekerjaan merupakan lapisan yang sangat
kompresibel dan memiliki daya dukung rendah.
- Struktur atas menerima gaya horizontal.
- Struktur atas menerima gaya uplift.
Pondasi tiang menahan beban kompresi melalui tahanan selimut dan tahanan
ujung, beban uplift ditahan melalui tahanan selimut dan beban lateral ditahan
oleh kekakuan tiang dan tanahnya di sekelilingnya.
Hasil perhitungan
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang tunggal menunjukkan kapasitas daya
dukung tiang aksial yang dapat digunakan dalam perencanaan pondasi.
Perhitungan daya dukugn pondasi tiang pancang yang digunakan meliputi daya
dukung aksial tekan dan daya dukung aksial cabut. Pada perhiutngan ini
dilakukan berdasarkan beberapa asumsi sebagai baerikut:
1. Kapasitas tanah dihitung untuk kondisi tanah eksisting yang sesuai
dengan lokasi pemboran pada BH-24 hingga BH-28 berdasarkan data
tanah dari pihak pemilik pekerjaan serta BA2, BA3, dan BA4 berdasarkan
penyelidikan tanah tambahan yang dilakukan kontraktor.
2. Pondasi tiang yang digunakan pada perhitungan ini adalah tiang pancang
pipa baja (steel pipe pile) dengan diameter luar (OD) sebesar 800mm dan
1000mm.
3. Berdasarkan perhiutngan struktur, diketahui bahwa beban aksial
compression maksimum yang nantinya akan bekerja adalah 320 ton
(untuk tiang D=1000mm) dan 230 ton (untuk tinang D=800mm).

4. SF yang digunakan adalah 2,5 sehingga beban ultimate yang nantinya


akan bekerja pda atiang pancang pipa baja adalah sebesar 800 ton (tiang
dengan D=1000mm) dan 575 ton (tiang dengan D=800mm).
Data Umum Dermaga
Dengan container direncanakan dengan ketentuan umum sebagai berikut:
- Fungsi dermaga
: Dermaga petikemas
- Dimensi dermaga : 500 x 50 m
- Lokasi dermaga
: Teluk lamong, Surabaya, Jawa Timur
- Elevasi dermaga : + 5.00 m dari LWS
- Kedalaman dermaga
:-14.00 m dari LWS
- Umur rencana dermaga :100 tahun
Akan dilengkapi dengan container crane sebanyak 2 buah dengan benteng rel
container sebesar 21 me.
Fasilitas sandar
: Fender tipe cell 1250H berjumlah 43 buah yang akan
dipasang disepanjang muka dermaga dengan jarak setiap 12 m.
Fasilitas tambat
: Bollard dengan kapasitas 150 ton berjumlah 22 buah yang
akan dipasanng dengann jarak 24 m.
Banyak pile yang akan dipakai dalam proyek ini sebanyak 765 buah.
Elemen struktur yang paling berpengaruh adalah tiang pancang, hal ini
disebabkan oleh laju korosi yang merupakan fungsi waktu. Laju korosi paling
besar di atas LWS (antara sea bed dengan permukaan air disebut juga dengan
bagian submerged) tapi pada zona ini tiang pancang diproteksi dengan lapisan
Poliethylene (PE). Laju korosi yang ditinjau dalm perhitungan pada zona sea bed
samapai LWS 0,05 mm/tahun.
Safety equipment yang dibutuhkan saat di lokasi proyek:
-Life jacket
-helm
-Golve (sarung tangan)
-Safety boat
Data Kapal Rencana
- Dead Weight Tonnage (DWT)
: 5000 45000 DWT
- Loaded Displacement Tonnage : 7000 59998 ton
- LOA
: 100 275 m
- Draft
: 13 m
- Desain kedalaman
: 14 m
- Berthing velocitty
: 0,15 m/dt
Berdasarkan data kapal rencana, kedalaman yang dibutuhkan
Kedalaman (m)
Sisi sandar
Kapal
Full Loaded Draft
Kisaran Kebutuhan
Container
45000 DWT
12,5
13,125 14,375
Sehingga ditetapkan kedalaman kolam pelabuhan 14 m
Untuk dermaga container ini dimensi fasilitas sandar/tambat dermaga yang
direncanakan adalah:
- Panjang = 500 m
- Lebar = 50 m
- Type = wharf (kontinu)
Analisa pembebanan

1. Beban vertikal, meliputi beban mati yang trediri dari berat struktur sendiri
dan berat tambahan (air laut dan temporary support) dan Beban hidup,
meliputi beban hidup merata (UDL), beban truck container, Beban
container crane, Beban container
2. Beban kapal yang ditransformasikan pada struktur melalui fender dan
bollard
3. Beban alam, meliputi beban angin, gelombang, arus, perbedaan
temperatur, dan beban gempa. Pada perencanaan beban gelombang
mempertimbangkan marine growth sebesar 150 mm pada tiang.
Rangkuman panjang tiang yang diperlukan untuk memnuhi kapsitas daya
dukung yang disyaratkan dapat dilihat pada tabel berikut:
Beba
Kap. Daya
n
Panjang
Panjang
Jenis
Diameter
Dukung
Servi
Lokasi Tiap Loaksi
rata-rata
Tiang
(mm)
Ultimate, SF
ce
(m)
(m)
= 2,5
(ton)
BA2
67
BA3
65
BA4
70
BH 24
65
1016
320
800
70
BH 25
73
BH 26
68
BH 27
76
BH 28
76
SPP
BA2
66
BA3
64
BA4
67
BH 24
63
812
230
575
68
BH 25
70
BH 26
66
BH 27
73
BH 28
72

Anda mungkin juga menyukai