PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan tekonologi yang terjadi di dunia terus mengalami
kemajuan yang sangat cepat terutama di Indonesia. Perkembangan teknologi
konstruksi dan pembangunan sudah tidak perlu diragukan lagi. Pembangunan
Jembatan Suramadu secara tidak langsung menjadi tonggak bangkitnya era
konstruksi di Indonesia terutama di Jawa Timur. PT.Adhi Karya (Persero) Tbk
selaku salah satu kontraktor yang ikut andil dalam pembagunan Jembatan
Suramadu telah memiliki nama di Indonesia dan tidak perlu diragukan lagi
kemampuannya dalam bidang konstruksi dengan didukung sembilan divisi yang
tersebar di seluruh Indonesia bahkan sampai di luar negeri. Mahasiswa sebagai
generasi penerus akan memikul tanggung jawab guna mensukseskan
pembangunan nasional dan memajukan bangsa dan negara. Kebutuhan akan
kemampuan dan profesionalisme menuntut adanya pelatihan dan usaha yang
keras. Oleh karena itu, guna meningkatkan wawasan dan kemampuan kami pada
bidang Teknologi Kelautan terutama pada rekayasa tepi pantai serta juga untuk
memenuhi persyaratan wajib perkuliahan, maka kami bermaksud untuk
melaksanakan kerja praktek.
Dalam era globalisasi dunia dan perdagangan yang bebas diperlukan
adanya industri yang maju dengan tenaga kerja yang profesional di bidang
masing-masing. Untuk itu, selain mendapatkan berbagai teori di bangku
pendidikan formal, maka diperlukan adanya pengalaman kerja di lapangan.
Salah satu cara untuk menambah pengalaman kerja tersebut adalah dengan
melaksanakan kerja praktek di industri-industri yang berkaitan dengan bidang
studi yang dipelajari di bangku kuliah.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, utamanya Fakultas
Teknologi Kelautan (FTK), khususnya Jurusan Teknik Kelautan, mempunyai
peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan khusus di bidang rekayasa tepi pantai yang berhubungan dengan
perancangan fasilitas dan struktur pantai, identifikasi perilaku kondisi tanah
dasar laut, analisis pondasi bangunan laut, dan perancangan anjungan dengan
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
b)
c) Mahasiswa dapat berperan sebagai bagian dari tim dan bersosialisasi pada
sebuah lingkungan kerja.
d) Mahasiswa dapat memenuhi syarat kelulusan yaitu dengan mengikuti Kerja
Praktek ini.
Detail Tujuan
1. Mempelajari layout pelabuhan.
2. Menganalisa pengaruh kondisi pondasi daya dukung tanah.
3. Mengaanalisa pertimbangan pembuatan dermaga terhadap kapasitas kapal
yang bersandar.
4. Mempelajari management organisasi kerja.
5. Menganalisa kuat arus terhadap proses sedimentasi dan erosi di sekitar
dermaga.
6. Mempelajari penggambaran teknik proyek.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Surabaya dan Gresik Jasa Tama ( kantor lapangan ). Waktu pelaksanaan Kerja
Praktek pada tanggal 19 Januari 2012 19 Februari 2012 ( selama 1 bulan ).
1.4
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini, adalah :
1. Pengamatan di lapangan dan dokumentasi, dilakukan dengan mengamati
pelaksanaan kegiatan proyek yang sedang berlangsung.
2. Konsultasi dan asistensi dilakukan kepada dosen pembimbing kerja praktek
di Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS Surabaya dan pembimbing di proyek.
3. Studi literature, mempelajari buku buku dan jurnal jurnal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan proyek dermaga maupun
pelabuhan.
4. Penyusunan laporan kerja praktek setelah melakukan pengamatan di
lapangan dan melakukan analisa, mahasiswa peserta kerja praktek akan
menyusun suatu laporan sebagai bukti bahwa mahasiswa memperoleh
manfaat dari tempat kerja praktek. Dalam melakukan proses penyusunan
laporan ini mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing di proyek.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1
2.2
Data Proyek
Secara garis
besar
pelaksanaan
Proyek
Pembangunan
Dermaga
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Data teknis
Data administrasi
2.2.1
Data Teknis
2.2.1.1 Data Umum Dermaga
Dermaga container direncanakan dengan ketentuan umum
sebagai berikut:
- Fungsi dermaga : dermaga petikemas.
- Dimensi dermaga : 500 m x 50 m.
- Lokasi dermaga : Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur.
- Elevasi lantai dermaga : + 5.00 m dari LWS.
- Kedalaman rencana : - 14.00 m dari LWS.
- Umur rencana bangunan : 100 tahun.
Dermaga ini terdiri dari lantai beton (slab) dan balok yang menumpu
pada tiang baja tegak. Tiang baja direncanakan menggunakan diameter
yang berbeda untuk tiap axis
-
19 mm.
Axis lainnya ( A,B,C,D,F,G,H ) : SPP 812,8 mm, t = 14 mm.
12 meter.
Fasilitas tambat : bollard dengan kapasitas 150 ton berjumlah 22
buah yang akan dipasang dengan jarak 24 meter.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
terjadinya korosi, laju korosi yang paling besar adalah diatas LWS,
tetapi pada zona ini tiang pancang diproteksi dengan lapisan
polyethylene (pe), dengan demikian laju korosi yang ditinjau dalam
perhitungan adalah pada zona sea bed sampai LWS yaitu 0.05
mm/tahun. Berdasarkan grafik yang disajikan pada gambar terlihat
bahwa laju korosi terbesar terjadi pada bagian diatas air tertinggi (
splash zone ) serta di bagian pasang surut.
Berikut studi yang telah dilakukan terhadap korosi yang terjadi
pada baja dilingkungan perairan
Corrosion Rate ( mm/yr )
Sea Water
Corrosion
Carbon Steel
Resistans Steel
Zone
Atmospheric
Splash
Tidal
Submerged
Mud
0.04 - 0.05
0.10 - 0.15
-0.1
0.15 - 0.25
-0.06
0.2 - 0.5
0.3 - 0.5
-0.1
90.2 - 0.25
-0.1
setiap
pekerjaan
konstruksi
diperlukan
suatu
Jalan Raya;
British Standart BS 6349 Part 1 7;
British Standart BS 5400-2-1978: Spesification For Load;
Port on Long Beach, Wharf Design Criteria Version 2.0;
Port of Long Angeles.
PERENCANAAN
- SNI-15-1991-3: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung;
- SKBI-1.3.55.1987: Pedoman Perencanaan Bangunan baja untuk
Gedung;
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Part 1 to Part 7;
Oil Company Marine Forum (OCIMF), Prediction Large Vessel;
American Concrete Institute (AISC);
American Institute for Steel Construstion (AISC);
American Welding Society (AWS).
MATERIAL
- PUBI-1982: Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia;
2.2.1.4 Spesifikai Material
a. Beton:
Karakteristik :
- Pelat lantai : k.420
- Balok precast : k.420
- Balok cast insitu : k420
Penulangan :
- Penulangan lentur : Kapasitas penampang diperhitungkan dengan
mengembangkan diagram interaksi tulangan terpasang serta
melakukan analisis penampang dengan kondisi doubly reinforced
concrete.
- Penulangan geser : Penulangan geser minimum dilakukan
berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam SKSNI-T15-1991.
Kontrol lendutan :
- Kontrol lendutan pada elemen beton bertulangan dibatasi dengan
mengacu kepada SKSNI-15-1991
Tipe Komponen Struktur
Lendutan yang
Diperhitungkan
Batas
lendutan
L/180
L/360
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
L/480
L/240
Kontrol retak
- Kontrol terhadap retak pada struktur beton bertulang dilakukan
dengan membatasi terhadap lebar retak, mengacu kepada ACI
committee.
Exposure Condition
Dry air or protective membrane
humidity, moist air, soil
deicing chemicals
seawater and seawater spray, wetting and drying
water-retaining structures
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Selimut beton
- Penentuan selimut beton berdasarkan BS 5400-4: 1990. Delimit
beton ini penting untuk dipenuhi mengingat kebutuhan penulangan
sangat dipengaruhi oleh jarak antara titik pusat tulangan utama
terhadap sisi depan. Selimut ini juga diperhitungkan sebagai
perlindungan terhadap korosi air laut.
Baja Tulangan :
fy =
Es =
fy =
Es =
2,400 kg/cm2
2,100,000
kg/cm2
3,900 kg/cm2
2,100,000
kg/cm2
Baja Profil :
Untuk baja profil, plat baja dan material baja structural lainnya
mengacu kepada JIS G3101 or ASTM A36 dengan tegangan leleh
minimum 2400 kg/cm2. Untuk bolt dan nut direncanakan memenuhi
ASTM A.307 dan ASTM A.325 seluruhnya digalvanis.
Steel Pipe Pile:
Dua macam tiang pancang yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek dermaga:
- SPP diameter 1016 mm, t = 19 mm, L = 24 m dan t = 14 mm, L = 46
untuk tiang yang berada di bawah balok crane ( jalur crane )
- SPP diameter 812.8, t = 14 mm, L = 24 m dan t = 12 mm, L = 44 m
untuk tiang di posisi selain balok crane ( jalur lainnya)
Sistem Fender:
Kebutuhan penyerapan energi oleh fender diperhitungkan
terhadap energi berthing dari kapal terbesar yang bersandar, besaran
energi berdasarkan perhitungan yang mengacu kepada BS 6349 Part 4,
Maritime Structure, Part 4: Code of practice for design of fendering
and mooring system, dengan formulasi:
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
(Energi Normal)
(Energi Abnormal)
Didapatkan energi benturan sebanyak :
- Kapal 45.000 DWT
En = 57,24 ton.m
Ean = 74,41 ton.m
- Kapal 5.000 DWT
En = 6,55 ton.m
Ean = 8,51 ton.m
System fender terdiri dari karet fender, rubbing board serta
chain.
a.
b.
Karet fender
Karet fender mengacu pada spesifikasi yang diajukan oleh
pabrik dan dianjurkan memenuhi JIS 6301dengan spesifikasi teknik:
Tensile strength : 160 kg/cm2.
Hardness : 70.5 .
Specific gravity : 1.15 1.2 g/cm3.
Rubbing board
Karakteristik material rubbing board adalah mengacu kepada
JIS G-3101 standart hot dip galvanized. Material ini berupa
polyethylene resin atau ultra high molecular weight composition
c.
denga spesifikasi :
Friction coefficient : 0.2 max;
Tensile strength : 250 kg/cm2-min;
Specific gravity : 0.92 1.00;
Chain
Chain direncanakan memenuhi criteria JIS G 3101, SS400 dan
d.
Bollard:
Material bollard direncanakan harus memenuhi atau setara
dengan spesifikasi sebagai berikut:
-
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
- Foundation plate
Elongation
%
31
411 ( 42 )
509 ( 52 )
34
Heat Treatment
As welded
620C/1 hr Furnance
Cooling
Peralatan
Pancang Hammer Hydraulic 16 T
Pontoon pancang 180 ft
Pontoon langsir ( pancang & precast ) 180 ft
Pontoon erection precast 180 ft
Tug Boat 500 Pk
Crawler Crane 35T; 45T; 80T; 100T; 150T
Concreate Pump Car 20m3/jam
Truck Mixer
Pemotong besi untuk tulangan
Genset
Mesin Las
Satuan
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Volume
2
2
2
2
4
1;1;3;2;2
1
6
oleh
kontraktor.
Data penyelidikan pada lokasi rencana dermaga tersebut
menunjukkan bahwa kondisi lapisan tanah eksiting pada umumnya
homogen berupa tanah lempung dengan konsistensi yang berbeda.
Kondisi lapisan tanah pada daerah permukaan adalah lapisan tanah
sangat lunak hingga lunak dengan nilai N-SPT rata rata 1 hingga
kedalaman lebih kurang 20 m dari permukaan. Pondasi dalam atau
pondasi tiang biasa digunakan untuk memastikan suatu bangunan
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
dan tahanan ujung, beban uplift ditahan melalui tahanan selimut dan
beban lateral ditahan oleh kekakuan tiang dan tanah disekelilingnya.
Kapasitas daya dukung aksial tiang tunggal secara umum dapat
diperoleh dengan menjumlahkan kapasitas daya dukung ujung dan
tahanan geser selimut tiang. Kapasitas daya dukung tersebut dapat
ditulis dengan persamaan:
Dimana:
Qu = kapasitas daya dukung ultimate.
Qb = kapasitas daya dukung ujung ultimate.
Qs = tahanan geser selimut tiang ultimate.
Tahanan geser selimut tiang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan di bawah ini :
Dimana :
Qsc = kontribusi dari kohesi tanah, c ( pada tanah lempung ).
Qs = kontribusi dari sudut geser dalam tanah,
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Dimana:
Ap = luas penampang bagian ujung tiang.
c = kohesi tanah pada bagian ujung tiang.
q = tegangan vertical efektif pada daerah ujung tiang.
Nc*, Nq* = factor daya dukung.
Desain tiang terhadap beban tarik sangat penting untuk struktur
yang mengalami beban seismic. Pada beberapa kondisi, kapasitas tarik
tiang menentukan kedalaman penetrasi minimum yang diperlukan.
Pada tanah berkondisi kohesif berbutir halus, menurut Nicola dan
Randolph (1993) pembebanan diasumsikan terjadi pada kondisi
undrained, tahanan sisi tiang pada kondisi tekan dihitung sama dengan
kondisi tarik.
Sedangkan pada tanah non-kohesif tahanan sisi dihitung 70%
dari tahanan sisi untuk kondisi tekan. Karena pada proyek dermaga ini
lokasi proyek terdiri dari tanah kohesif dan non-kohesif, tahanan sisi
untuk kondisi tarik dihitung 70% dari tahanan sisi untuk kondisi tekan.
Kapasitas daya dukung ijin tiang adalah daya dukung ultimate
dibagi dengan angka keamanan, pada umumnya angka keamanan yang
sering digunakan berkisar antara 2- 4 untuk kondisi operasional atau
untuk beban yang bekerja selama operasi. Menurut Tomlinson (1977)
angka keamanan berdasarkan persamaannya adalah 2,5 dan Canadian
Foundation Engineering Manual dan AASHTO 1992 menyarankan
penggunaan angka kemanan sebesar 2,5 untuk kapasitas tiang.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
digunakan.
keseragaman lapisan tanah.
efek dan konsistensi dari metode instalasi tiang yang digunakan.
tingkat pengawasan saat konstruksi.
dilakukan pengujian terhadap tiang baik dengan metode Static
Loading Test atau Pile Driving Analysis (PDA) test.
Berdasarkan hal tersebut, pihak pemilik pekerjaan telah
penyelidikan
tanah
tambahan
yang
dilakukan
kontraktor.
Pondasi tiang yang digunakan pada perhitungan ini adalah tiang
pancang pipa baja (SPP) dengan diameter luar sebesar 812,6 mm
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Diameter
mm
Beban
Service
ton
1016
320
800
812
230
575
SPP
Lokasi
BA2
BA3
BA4
BH 24
BH 25
BH 26
BH 27
BH 28
BA2
BA3
BA4
BH 24
BH 25
BH 26
BH 27
BH 28
Panjang tiap
lokasi
m
67
65
70
65
73
68
76
76
66
64
67
63
70
66
73
72
70
68
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
2.3
Data Administrasi
2.3.1 Struktur Organisasi Proyek
Organisasi secara umum dapat dimaksudkan dua orang atau lebih
yang melaksanakan suatu lingkup pekerjaan secara bersama sama
dengan kemampuan dan keahliannya masing masing untuk mencapai
tujuan sesuai dengan yang direncanakan. Suatu proyek konstruksi adalah
proyek pembangunan yang dicapai dengan melalui suatu sistem. Sistem
itu sendiri secara harfiah dan konseptual bermaksud sebagai perangkat
atau kelompok yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang
telah disepakati bersama. Jadi, struktur organisasi di dalam proyek adalah
kumpulan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk
memproduksi bangunan fisik sesuai dengan persyaratan yang telah
diajukan dilakukan melalui ruang lingkup pekerjaan tertentu.
Umumnya dalam sebuah proyek konstruksi, bagian bagian
manajemen dari struktur organisasi yang ada di dalamnya antara lain :
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
- Deliverables
Dermaga dibangun dengan ukuran 500 x 50 m2 ( Paket A )
- Milestone
Surat perjanjian pemborongan : 28 oktober 20120.
Kontrak kerja : 22 nopember 2010 13 juli 2012 .
- Techical Requirments
1. Dermaga dibagun harus sesuai dengan standart.
2. Setiap material yang dipakai harus sesuai dengan standart mutu yang
3.
1.
2.
3.
4.
sudah tentukan.
Umur rencana dermaga : 100 tahun.
Limits and Exclusions
Dermaga harus dibangun sesuai persetujuan owner.
Pemilik lebih tertarik terhadap keadaan dermaga yang kuat.
Kontraktor bertanggung jawab atas pekerjaan sub kontraktor.
Jam kerja hari Senin Jumat 08.00 17.00 dan Sabtu jam 08.00
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1.
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya yang disebabkan
oleh kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut adalah hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mencegah, mengurangi bahkan
menghilangkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini harus
dianggap sebagai bentuk investasi dalam waktu jangka panjang yang dapat
memberikan keuntungan berlimpah di masa yang akan datang.
PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. Mempunyai standar keselamatan dan
kesehatan kerja sendiri untuk masuk ke dalam lokasi proyek, antara lain:
1. Safety Induction
Adalah suatu kegiatan yang menunjukkan tempat-tempat yang termasuk
dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun tempat-tempatnya sebagai
berikut:
a. Jalan Osowilangun (direksi keet).
b. Workshop precast; meliputi PCI (Precast Concrete Indonesia), HI (Harapan
Indonesia), VUB (Varia Usaha Beton).
c. Lokasi proyek dan kantor sementara berada di Pelabuhan Gresik Jasa
Tama (GJT).
Untuk ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja meliputi:
a. Keamanan
Keamanan pada proyek khususnya di GJT, terbagi menjadi 2 lokasi,
yakni keamanan di darat dan di laut. Untuk keamanan di darat,
menggunakan jasa security yang bergantian antar pagi dan malam
sedangkan untuk di lautnya, pihak kontraktor bekerja sama dengan pihak
Angkatan Laut untuk melakukan patroli secara berkala supaya tidak ada
kapal yang mendekati daerah proyek tersebut minimal 400 m. Selain itu,
juga ada security yang berjaga dilaut bersama dengan petugas K3.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
b. Kesehatan
Dalam hal ini meliputi:
Semua pekerja dan staff yang melakukan cek kesehatan tiap 3
bulan sekali.
Penyediaan fasilitas kesehatan yang dalam hal ini berupa adanya
rumah sakit rujukan, yaitu Rumah Sakit Petrokimia dan Rumah
Sakit Semen Gresik serta adanya ambulans (untuk di darat) dan
speedboat (untuk di laut).
Adanya perlindungan dari Asuransi JAMSOSTEK untuk semua
elemen yang ada di proyek.
c. Keselamatan
Adanya alat pemadam kebakaran ringan (APAR) dan kotak P3K untuk
di darat. Untuk di laut, adanya penangkal petir dan barak pekerja. Namun,
dari semua ini yang lebih penting adalah kesadaran dari diri sendiri untuk
memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja tersebut.
d. Teknis
Safety Morning
Ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada hari
Selasa pukul 07.00 di GJT tiap minggunya. Kegiatan ini meliputi
evaluasi K3, pengingatan kembali tentang pentingnya pemakaian
APD dan senam pagi (tiap 2 minggu sekali).
Safety Talk (briefing)
Sebelum ada pengerjaan teknis di
lapangan,
seperti
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
4. Sanksi Pelanggaran
Apabila tidak mematuhi tanda-tanda keselamatan yang sudah ada, maka
akan dikenakan sanksi berupa denda yang digunakan sebagai peringatan
sehingga pekerja tidak akan melakukan pelanggaran lagi. Adapun contohnya
sebagai berikut:
Tidak memakai safety shoes/helm
Tidak memakai pelampung
5. Jalur Evakuasi
Menunjukkan jalur untuk meninggalkan area kantor atau pun proyek
ketika terjadi suatu bencana.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
3.2.
Area
Dermaga
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Layout
bagian strukturnya. Untuk struktur dibagi menjadi 2, yaitu struktur atas dermaga
(superstructure) dan struktur bawah dermaga (substructur).
3.1.1 Struktur Atas Dermaga (Superstructure)
3.1.1.1 Perencanaan Plat lantai
Pembebanan
Plat lantai yang direncanakan terdiri dari beton precast sebagai
formwork dan topping beton cast insitu.Pelaksanaan plat lantai
dilakukan berdasarkan tahapan berikut:
- Tahap 1 : plat precast sebagai formwork.
# Beban mati (qDL)
= qsw + qwc + qair laut
= 0,782 + 0,587 + 0,082
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
= 1,451 ton/m
= 0,204 ton/m ( beban pekerja)
m
ton.m
ton.m
ton.m
ton.m
- Tahap 2 : L
= 6,000
Service Load:
Ms (+) = 22,110 ton.m
Ms (-) = 21,920 ton.m
Vs
= 24,520 ton.m
Ultimate Load:
Mu (+) = 34,450 ton.m
Mu (-) = 33,800 ton.m
Vu
= 38,150 ton.m
Penulangan
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan yang dilakukan untuk slab
tipe PS.1 diperoleh hasil berikut:
Penulangan
Tulangan Lentur
Tulangan Lentur
Tulangan Pembagi (precast)
Tulangan Pembagi (insitu)
Lapangan
16 D 19 (bawah)
D22 200 (atas)
D13 150
D16 150
Tumpuan
D22 100 (atas)
8 D 19 (bawah)
D13 150
D16 150
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
ketentuan
dengan
ikatannya kuat.
Setelah selesai merangkai struktur tadi lalu memindahkannya
dengan menggunakan crawler crane ke dalam bekisting yang telah
diletakkan di atas lantai kerja. Sebelumnya, bekisting harus dilapisi
dengan minyak bekisting dahulu supaya ketika pelepasan beton
rencana gambar.
Selanjutnya, pengecoran dapat dilakukan dengan menuangkan
pasta beton ke dalam bekisting menggunakan talang yang
hari.
Setelah sampai pada umur yang diinginkan, beton dapat dipakai dan
dipasang di lokasi pembangunan dermaga dengan langkah sebagai
berikut:
- Beton plat dipasang di atas balok precast yang telah terpasang
-
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
yanng lain.
3.1.1.2 Perencanaan Longitudinal Beam
Pembebanan
Balok memanjang ( longitudinal beam ) ini direncanakan memiliki
dimensi 700/1250 mm dengan desain yang akan dimodelkan sebagai
balok kontinu. Untuk beban yang diperhitungkan dalam perencanaan
ini adalah;
- Beban sendiri elemen struktur.
- Beban mati tambahan, yaitu deck slab setebal 350 mm dan beban
-
Penulangan
Tulangan Positif
Tulangan Negatif
Tulangan Geser
Posisi
Lapangan
Tumpuan
(6+4) D 25 (bawah)
(6+4) D 25 (atas)
6 D 25 (atas)
6 D 25 (bawah)
D13 200
D13 150
gaya
dalam
diperoleh
hasil
berikut:
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
= 0,000221 m
= 0,221 mm
Defleksi maksimum ijin
= L / 480
= 6000 / 480 = 12,5 mm
Maka defleksi yang terjadi masih memenuhi defleksi yang diijinkan.
Kapasitas Penulangan
Kapasitas penulangan dilkakukan dengan memperhitung adanya
pemasangan tulangan tekan pada penampang serta pemasangan
tulangan tarik 2 lapis. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
diperoleh kapasitas penulangan sebagai berikut:
- Penulangan lapangan (6+4) D 25 (bawah) dan 6 D 25 (atas).
Mn
= 210,10 ton.m > 114,27 ton.m (OK)
- Penulangan tumpuan (6+4) D 25 (atas) dan 6 D 25 (bawah)
Mn
= 210,10 ton.m > 79,04 ton.m (OK)
Apabila dibandingkan antara penulangan yang dibutuhkan dengan
kapasitas penulangan diperoleh bahwa penulangan yang terpasang
masih memadai.
Proses produksi longitudinal beam
- Mengirim besi tulangan ke lokasi pembuatan beton precast sesuai
-
ketentuan
dengan
ikatannya kuat.
Setelah selesai merangkai struktur tadi lalu memindahkannya
dengan menggunakan crawler crane ke dalam bekisting yang telah
diletakkan di atas lantai kerja. Sebelumnya, bekisting harus dilapisi
dengan minyak bekisting dahulu supaya ketika pelepasan beton
rencana gambar.
Selanjutnya, pengecoran dapat dilakukan dengan menuangkan
pasta beton ke dalam bekisting menggunakan talang yang
disalurkan langsung dari truck mixer.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
hari.
Setelah sampai pada umur yang diinginkan, beton dapat dipakai dan
dipasang di lokasi pembangunan dermaga dengan langkah sebagai
berikut:
- Surveyor memberi marking pada plat penyangga yang akan
-
lokasinya.
Balok precast diangkat dengan crane kapasitas 100 ton/80 ton dan
diarahkan ke tempat pemasangan yang dipandu oleh pekerja untuk
ketepatan posisi.
Operator dibantu oleh seorang pekerja untuk mengarhakna supaya
ada
tulangan
yang
saling
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Posisi
Lapangan
(7+7) D 25 (bawah)
7 D 25 (atas)
4 D13 150
Tumpuan
(7+7) D 25 (atas)
7 D 25 (bawah)
4 D13 100
Konrol Lendutan
Diperhitungkan berdasarkan momen aktual yang terjadi dan hasilnya
sebagai berikut:
Total defleksi yang terjadi
Defleksi maksimum ijin
= 1,192 mm
= L / 480
= 5750 / 480 = 11,8 mm
Maka defleksi yang terjadi masih memenuhi defleksi yang diijinkan.
Kapasitas Penulangan
Kapasitas penulangan dilkakukan dengan memperhitung adanya
pemasangan tulangan tekan pada penampang serta pemasangan
tulangan tarik 2 lapis. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
diperoleh kapasitas penulangan sebagai berikut:
- Penulangan lapangan (7+7) D 25 (bawah) dan 7 D 25 (atas)
Mn
= 288,84 ton.m > 145,23 ton.m (OK)
- Penulangan tumpuan (6+4) D 25 (atas) dan 6 D 25 (bawah)
Mn
= 288,84 ton.m > 152,41 ton.m (OK)
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
jumlah kebutuhan.
Melakukan pemotongan besi tulangan sesuai dengan panjang yang
ikatannya kuat.
Setelah selesai merangkai struktur tadi lalu memindahkannya
dengan menggunakan crawler crane ke dalam bekisting yang telah
diletakkan di atas lantai kerja. Sebelumnya bekisting harus dilapisi
dengan minyak bekisting dahulu supaya ketika pelepasan beton
rencana gambar.
Selanjutnya, pengecoran dapat dilakukan dengan menuangkan
pasta beton ke dalam bekisting menggunakan talang yang
hari.
Setelah proses produksi selesai, maka cross beam ini dapat diinstalasi
di lokasi pembangunan dermaga dengan langkah sebagi berikut:
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
lokasinya.
Balok precast diangkat dengan crane kapasitas 100 ton/80 ton dan
diarahkan ke tempat pemasangan yang dipandu oleh pekerja untuk
ketepatan posisi.
Operator dibantu oleh seorang pekerja untuk mengarhakna supaya
ada
tulangan
yang
saling
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Penulangan
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan yang dilakukan diperoleh
hasil berikut:
Penulangan
Tulangan Positif
Tulangan Negatif
Tulangan Geser
Posisi
Lapangan
(8+8) D 25 (bawah)
(8+4) D 25 (atas)
4 D13 100
Tumpuan
(8+8) D 25 (atas)
(8+4) D 25 (bawah)
4 D13 100
Kontrol Lendutan
Diperhitungkan berdasarkan momen aktual yang terjadi dan hasilnya
sebagai berikut:
Total defleksi yang terjadi
Defleksi maksimum ijin
= 2,06 mm
= L / 480
= 6000 / 480 = 12,5 mm
Maka defleksi yang terjadi masih memenuhi defleksi yang diijinkan.
Kapasitas Penulangan
Kapasitas penulangan dilkakukan dengan memperhitung adanya
pemasangan tulangan tekan pada penampang serta pemasangan
tulangan tarik 2 lapis. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
diperoleh kapasitas penulangan sebagai berikut:
- Penulangan lapangan (8+8) D 25 (bawah) dan (8+4) D 25 (atas)
Mn
= 336,28 ton.m > 228,48 ton.m (OK)
- Penulangan tumpuan (6+4) D 25 (atas) dan 6 D 25 (bawah)
Mn
= 336,28 ton.m > 110,74 ton.m (OK)
Apabila dibandingkan antara penulangan yang dibutuhkan dengan
kapasitas penulangan diperoleh bahwa penulangan yang terpasang
masih memadai.
Proses Fabrikasi Pada Crane Beam
- Besi tulangan dikirim menuju ke lokasi pembuatan beton precast
-
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
ikatannya kuat.
Setelah selesai merangkai struktur tadi lalu memindahkannya
dengan menggunakan crawler crane ke dalam bekisting yang telah
diletakkan di atas lantai kerja. Sebelumnya bekisting harus dilapisi
dengan minyak bekisting dahulu supaya ketika pelepasan beton
rencana gambar.
Selanjutnya, pengecoran dapat dilakukan dengan menuangkan
pasta beton ke dalam bekisting menggunakan talang yang
hari.
Setelah proses produksi selesai, maka crane beam ini dapat diinstalasi
di lokasi pembangunan dermaga dengan langkah sebagi berikut:
- Surveyor memberi marking pada plat penyangga yang akan
-
lokasinya.
Balok precast diangkat dengan crane kapasitas 100 ton/80 ton dan
diarahkan ke tempat pemasangan yang dipandu oleh pekerja untuk
ketepatan posisi.
Operator dibantu oleh seorang pekerja untuk mengarahkan supaya
ada
tulangan
yang
saling
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
barcutter.
Kemudian, tulangan yang telah dipotong, dibengkokan sesuai
crawler crane.
Sebelum memasuki tahap pengecoran diadakan inspeksi terlebih
dahulu untuk mencocokkan antara gambar rencana dengan kondisi
di lapangan
Proses pengecoran dilakukan dengan cara menuangkan pasta beton
lalu disiram dengan air agar kadar dalam beton tetap terjaga.
Setelah tahapan fabrikasi selesai maka pelaksanaan instalasi dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
- Pile cap dipasang di atas tiang pancang sesuai dengan lokasinya.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Pile cap diangkat dengan crane kapasitas 100 ton / 80 ton dan
diarahkan ke tempat pemasangan dan dipandu oleh pekerja untuk
ketepatan posisinya.
Setelah posisi pile cap telah tepat pada tempatnya, pengait yang
3.3.2
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
3.3.2.1
Elevasi
Elevasi struktur yang digunakan pada pemodelan adalah:
- HHWL (Highest High Water Level)
: + 2,70 m
- MSL (Mean Sea Level )
: 0,00 m
- LLWL (Lowest Low Water Level)
: 0,00 m
- Seabed
: - 14,00 m
- Elevasi deck
: + 5,00 m
dan yang dipakai dalam pemodelan adalah MSL 0,00 m.
3.3.2.2
Pondasi Tiang Pancang
Pemodelan dalam analisis struktur dimodelkan dengan kondisi fixed
point dengan perhitungan sebagai berikut :
Dimana:
1/
Kh
3.4.
Proses Pemancangan
Pada tahap ini, pengerjaan dilakukan oleh 2 perusahaan, yaitu PT. Thomas
Pondasi Indonesia dan PT. Master Pancang karena pengerjaan dilakukan di 2 zona,
yaitu zona 1 (mulai As 1-41) dan zona 2 (mulai As 42-85) supaya lebih effisien dan
cepat dalam pengerjaan. Sebelum dilakukan proses pemancangan, terlebih dahulu
dilakukan penentuan titik tiang pancang. Dalam penentuan titik koordinat ini
dilakukan dengan menggunakan alat theodolite. Alat ini berfungsi untuk mengunci
posisi tiang sehingga ketepatan titik pancang, kelurusan, dan kemiringan tiang
pancang dapat termonitor dengan baik. Untuk 1 alat pancang, terdapat 2 tim dimana 1
tim mengontrol posisi tiang pancang dari arah X dan 1 tim yang lain mengontrol dari
arah Y. Pengontrolan posisi ini terus dilakukan sampai proses pemancangan selesai.
Pemancangan ini direncanakan 1 tiang pancang memakan waktu 1 hari.
Proses pemancangan dilakukan dengan cara memukul tiang pancang memakai
hidraulic hammer berkali-kali sampai mencapai lapisan tanah keras (daya dukung
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
tanah sudah memenuhi). Apabila panjang tiang pancang lebih dari panjang yang
disesuaikan maka akan dilakukan pemotongan dengan cara dilas.
3.5.
Proses Pengencoran
Proses pengecoran yang dilakukan pada proyek ini menggunakan 5 mesin
truck mixer (TM) untuk melaksanakan pengecoran dan 1 mesin concrete pump (CP),
proses distribusi untuk pengecoran menggunakan pontoon yang ditarik oleh tug boat
menuju area yang akan dilakukan pengecoran. Adapun tahapan sebelum proses
pengecoran dilaksanakan sebagai berikut:
-
Pertama kali yang dilakukan bahan yang akan digunakan sebagai campuran
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
sampel beton.
3. Berdiri
pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari
lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi
lapisan kedua.
6. Ratakan
pelan-pelan
cone
tersebut.
Jangan
sampai
sampel
bergerak/bergeser.
8. Balikkan
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
9.
10.
Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil
sampel lain, kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga,
maka beton tersebut boleh ditolak.
-
Setelah dilakukan slump test selanjutnya beton yang akan dicor dituangkan ke
3.6.
Proses Pengelasan
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Pada proyek ini, ada 2 pengerjaan las, yaitu penyambungan dan pemotongan.
Untuk jenis pile yang digunakan pada proyek ini ada 2 jenis, yaitu:
SPP diameter 1016 mm, tebal 16mm L=24 m dan tebal 14mm L=46 untuk
tiang yang berada di bawah balok crane (jalur crane).
SPP diameter 812,8 mm, tebal 14 mm L=24 m dan tebal 12mm L=44 m untuk
tiang di posisi selain balik crane (jalur lainnya).
dengan karakteristik sebagai berikut:
fy
2.400 kg/Cm2
=
Es= 200.000 Mpa
fy
SPP 812, t=14 mm, Grade 2
2.400 kg
=
Es= 200.000 Mpa
Penyambungan dilakukan karena panjang dari pile kurang dari yang direncanakan.
Type
LB 52-18
.
Yield Point
Tensile Strength
Elongation
N/mm2 (kgf/mm2)
500 (51)
N/mm2 (kgf/mm2)
560 (57)
%
31
411(42)
509 (52)
34
Heat Treatment
As Welded
6200 C/1 hr
Furnance Cooling
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
4.1 Permasalahan Kerja
1. Sulitnya menjangkau target pengecoran yang diakibatkan cuaca buruk seperti
arus deras, hujan, dan gelombang tinggi sehingga terbuangnya semen sisa
pengecoran pada beam, slab, dan pile cap.
2. Masih ada beberapa pekerja di dermaga yang tidak memenuhi standar Alat
Pelindung Diri (APD) yang telah di tetapkan.
3. Campuran semen (pasta beton) pada beberapa proses pengecoran terlalu kental
4. Pemancangan pile terkadang melenceng dari koordinat awal.
5. Tabrakan yang terjadi antara barge dengan temporary support akibat
kecepatan arus laut yang tinggi sehingga barge tidak terkendali.
6. Terjadinya crack di precast slab akibat tipisnya plat (200 mm) dengan deking
belum 80 mm.
Keterangan:
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Dari penjelasan penyelesaian masalah di atas, tentu bisa dipakai untuk bahan
pertimbangan, namun di luar itu semua, faktor alam terkadang dapat
menyebabkan apa yang kita rencanakan tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
BAB V
KESIMPULAN
Dari kegiatan kerja praktek yang dilakukan selama satu bulan (19 Januari 2012
19 Februari 2012) maka dapat disimpulkan bahwa penyusun telah mengamati
kinerja baik manajemen maupun proses pembangunan dermaga dimana hal tersebut
dapat diambil sebagai pelajaran dan wawasan baru bagi penyusun.
Dari kegiatan kerja praktek yang dilakukan selama satu bulan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
-
Lokasi proyek terletak di sekitar 070 1 S 1120,6 POS 000 Neg 1800 (mengacu
pada data pasang surut dan arus yang ada), yakni Teluk Lamong, Surabaya-Jawa
Timur dengan rencana kedalaman struktur -14,00 m dari LWS dan rencana umur
bangunan sampai 100 tahun.
Pembangunan ini dimulai pada bulan Nopember 2010 hingga Juli 2012 dengan
dibagi menjadi 3 paket, antara lain:
Paket A meliputi pembangunan dermaga dengan ukura 500 m x 50 m
yang dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya.
Paket B meliputi pembangunan lapangan penumpukan (807x250 m2),
pembangunan causeway (1735,2x20 m2), pembangunan interchange
area (500x140 m2), perkerasan jalan akses (1100x12,5 m2), dan
pekerjaan mekanikal serta elektrikal yang dilaksanakan oleh pihak PT.
Virama Karya.
Paket C meliputi pembangunan jembatan penghubung dermaga
dengan causeway (956,8x12,5 m2) dan pembangunan jembatan
penghubung interchange area dengan jalan akses (499,2x12,5 m2) yang
dilaksanakan oleh PT. Wijaya Karya dan sedang berjalan sekitar 20%.
Masalah K3 pada aktifitas fabrikasi baik darat maupun laut lebih di perhatikan
dan di tingkatkan lagi pengawasannya untuk menekan tingkat terjadinya
kecelakaan kerja.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
Sebelum dicor, area yang akan dicor disemproti obat bounding dahulu dimana
obat ini sejenis perekat yang berguna untuk melekat semen sebelumnya dengan
semen yang baru.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
BAB VI
PENUTUP
Demikianlah laporan kerja praktek di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. ini
disusun yang berdasarkan pengamatan dilapangan secara langsung dan juga dari
mempelajari literatur yang ada. Semoga dapat bermanfaat dan menambah
kepustakaan ilmu bagi penyusun maupun para pembaca. Apabila di dalamnya masih
banyak terjadi kesalahan baik yang sengaja maupun tidak sengaja, penyusun
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima Kasih.
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
DAFTAR PUSTAKA
Gambar Desain Optimasi PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. Proyek Pembangunan
Dermaga Multipurpose di Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Hermawan, Nur Chaliq. Putri Arifianti.2010.Laporan Kerja Praktek Proyek
Pembangunan Dermaga Multipurpose di Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung
Perak Surabya (Paket A) Program Studi S1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Surabaya.Surabaya.
Josep, Alland Adrian. Daniel tri Effendi.2011.Laporan Kerja Praktek Proyek
Pembangunan Dermaga Multipurpose di Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung
Perak Surabya (Paket A) Program Studi S1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Surabaya.Surabaya.
Nota Desain.Desain Optimasi Dermaga Pembangunan Dermaga Multipurpose di
Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Pranarka, Dwiky. Rangga Risnu.2011.Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan
Dermaga Multipurpose di Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak Surabya
(Paket A) Program Studi S1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan ITS Surabaya.Surabaya.
Triatmodjo, Bambang.2010.Perencanaan Pelabuhan.Yogyakarta: Beta Offset
KERJA PRAKTEK
PT. GUNAN
LAMPIRAN
Dokumentasi Selama Kerja Praktek