Judul resensi :
Tuhan untuk
B. Identitas buku
- Judul
Yang Jatuh
Membenci
- Pengarang
- Penerbit :
Pustaka
- Tahun
Cetakan
maret
- Harga : Rp
C. Isi resensi
i. Pendahuluan
Takdir Dari
Tania
:
buku : Daun
Tak Pernah
Angin
: Tere-Liye
PT Gramedia
Utama
terbit :
kesembilan,
2013
48.000,00
Tere-Liye adalah seorang penulis yang sudah terkenal dengan karya-karyanya, dan sudah
menulis banyak buku. Karyanya juga sudah ada yang di film kan yaitu Hafalan Shalat Delisa,
Moga Bunda Disayang Allah.
Ciri khas penulisan Tere liye didalam novel-novelnya selalu mengisahkan tentang kesedihan,
kehilangan, dan kematian yang dialami para tokohnya. Tere liye sering menggunakan alur maju
mundur dalam novelnya. Tere liye juga lebih sering menggunakan tokoh wanita dan sudut
pandang perasaan dan isi hati seorang wanita dalam novelnya.
Keunikan dari buku Tere liye dia tidak menuliskan identitas dirinya atau biografinya didalam
setiap novel-novelnya.
Meskipun Tere liye menggunakan bahasa indonesia yang baik, tetapi didalam bukunya terdapat
bahasa yang teralalu hiperbola dan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh pembaca.
Cerita di dalam novelnya bisa membawa pembaca terlarut dalam alur cerita yang disajikan
sehingga kita seolah olah ikut hanyut kedalam situasi yang ada di dalam novel.
ii. Tubuh/isi
Sinopsis :
Didalam kehidupan Tania penuh dengan cobaan. Tania telah ditinggal oleh ayahnya sejak umur 8
tahun dan adiknya Dede yang masih berumur 3 tahun. Tania dan Dede sekarang hanya hidup
dengan Ibunya. Sejak ditinggal oleh ayahnya kehidupan keluarga Tania semakin sulit, mereka
tidak sanggup untuk membayar uang kontrakan rumah dan juga biaya sekolah. Tania dan Dede
harus mengamen dari bis satu ke bis yang lain demi mencari uang untuk makan.
Tania bertemu dengan seorang malaikat yang akan membantu keluarganya, membantunya
sekolah, mendapatkan tempat tinggal dan janji masa depan yang lebih baik. Seiring berjalannya
waktu, Tania mulai merasakan perasaan yang berbeda bahkan saat rambutnya masih dikepang
dua dengan malaikat keluarganya.
Namun Tania sadar jika ia tidak boleh membiarkan perasaannya semakin bertambah. Karena
Tania tahu jika malaikatnya hanya menganggap Tania sebagai seorang adik tak lebih. Takdir
telah ditentukan oleh Tuhan manusia hanya bisa menerimanya seperti daun yang jatuh tak pernah
membenci angin.
Keunggulan :
- Novel daun yang jatuh tak pernah membenci angin, memberikan pengetahuan kepada kita jika
semua keinginan kita tidak bisa semuanya tercapai.
- Tokoh-tokoh yang berada di dalam novel ini memberikan contoh agar dalam menghadapi
kehidupan ini kita harus menjalani dengan lapang dada, ikhlas, dan selalu berusaha dengan
kemampuan yang kita punya.
- Alur ceritanya mudah dipahami
- Sebuah bacaan yang inspiratif
Kelemahan : Tidak diperuntukkan semua umur, dan terkadang ada bahasa istilah yang sulit
dimengerti.
Rumusan kerangka buku (kerangka per bab) :
Pukul 20.00 : Saat Semuanya Berawal
Pertemuan awal Tania dan adiknya Dede dengan seseorang yang akan menjadi malaikat
penolong bagi keluarga Tania.
Pukul 20.15 : Pertama Kali Aku Mengenal Perasaan Itu
Tania yang masih berumur 11 tahun mulai mengenal perasaan yang berbeda dengan Oom Danar
(malaikat keluarganya). Namun Tania belum mengerti tentang perasaan apa yang dirasakannya
itu.
Ratna selalu baik kepada Tania dan selalu menganggap Tania sebagai teman.
Pukul 21.02 : Masa-Masa Berdamai
Setalah kejadian pernikahan itu, Tania dan Oom Danar tidak memberi kabar satu sama lain. Saat
Tania ada libur semester, ia pulang ke Indonesia untuk memperingati hari kematian Ibu yang ke 8
tahun. Saat itu juga Tania dan Oom Danar bertemu kembali dan mereka berdamai seperti dulu,
karena
Pukul 21.06 : Pulang!
Tania kembali pulang ke Singapura, saat di Singapura Tania mulai terbuka dengan teman lain
jenisnya juga teman-temannya yang lain. Karena, sebelumya Tania terkenal galak diantara para
pria di tempat kuliahnya commerce NUS.
Pukul 21.10 : Potongan Teka-Teki yang Pertama
Kak Ratna sering mengirimi E-Mail ke Tania tentang kehidupan rumah tangganya dengan Oom
Danar yang akhir-akhir ini Kak Ratna yang sering diacuhakn oleh Oom Danar. Tania binggung
dengan apa yang telah dilakukan Oom Danar ke Kak Ratna, padahal sewaktu mereka bertemu di
pemakaman Ibu mereka terlihat sangat serasi.
Pukul 21.15 : Semuanya Berubah Terlalu Cepat
Kak Ratna semakin sering berkirim email dengan Tania dan curhat tentang suaminya yang
berubah semakin parah.
Tinjauan bahasa Menggunakan bahasa Indonesia yang baik namun terkadang juga terlalu
hiperbola dan puitis. Banyak menggunakan bahasa istilah.
Adanya kesalahan cetak:
Ada beberapa kata yang tedapat kesalahan cetak.
iii. Penutup
Sasaran pembaca pada novel ini adalah remaja, karena kisah cinta didalam novel ini dipandang
dari sudut cinta seorang remaja. Novel ini tidak sesuai dengan semua umur, meskipun diawal
cerita Tania masih berumur 11 tahun, tetapi karena perasaannya dengan Oom Danar membuat itu
tidak bagus untuk dicontoh oleh anak dibawah umur.