Kelas : I-D
NIM
: 153040002782
MENTER!
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
242/PMK
. OIO/2015
TENTANG
PENGENAAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP
IMPOR
PRODUK
H SECTION
DAN I SECTION
RAKYAT
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA,
Menimbang
a.
bahwa
2
ayat
Nomor
berdasarkan
ketentuan
(1) Peraturan
Pemerintah
34
Tahun
Antidumping,
Tindakan
Tindakan
Masuk
Anti
Dumping
barang
b.
bahwa
Perdagangan,
selain
dapat dikenakan
yang
Normalnya
impor
jika
Bea
lebih
Keuangan
pengenaan
anti
dumping atas
impor
dan
2010
Nornor
ten tang
Section
dari
dari Nilai
sebelumnya
bea
masuk
H Section
produk
M enteri
195/ PMK. 0 11 /
Pengenaan
Dumping Terhadap
dari
Kerugian;
telah menetapkan
Keuangan
Masuk
rendah
menyebabkan
Menteri
dikenakan
Harga Ekspor
diimpor
dan
Tindakan
Imbalan, dan
Pengamanan
terhadap barang
Bea
Pasal
Irnpor
Bea
Anti
H Section dan
Negara Republik
Tiongkok;
,~-,
Masuk
I.
Rakyat
- 2 -
c.
bahwa
Keuangan
Menteri
Pengenaan
Imp or
Peraturan
Bea
Masuk Anti
Section
tentang
Dumping
I Section dad
dan
Terhadap
Negara
pada
tanggal
masa
22
November
2015;
d.
bahwa berdasarkan
Pasal
ketentuan
dalam
34 dan
Pasal
35
ayat
(1) Peraturan
Perncrintah
Nomor 34
Tahun
2011
ten tang
Antidumping, Tindakan
Tindakan
dalam
Tindakan
Imbalan,
dan
Pengamanan Perdagangan,
hal
Kornite
Anti
Dumping
Bea
sunset
perpanjangan
sunset
review,
mengenai
kerugian
akan
. pengenaan
berulang
anti
dan
kernbali, jika
dumping
dihentikan;
e.
bahwa
terhadap pengenaan
dumping
yang
Peraturan
2010
Anti
H Section
dan I
masuk
Rakyat
anti
dengan
Keuangan Nomor
tentang
Dumping
Section
Pengenaan
Terhadap
Impor
dad
Ncgara
Tiongkok,
dilakukan
Dumping Indonesia
masa
review
telah ditetapkan
Bea Masuk
telah
bea
Meriteri
195jPMK.Ollj
Republik
sunset
penyelidikan
oleh
Komite
sebelum
berlaku Peraturan
berakhirnya
Menteri
Keuangan tersebut;
f.
. bahwa berdasarkan
hasil
Anti
penyelidikan
sunset
review
sebagaimana
Komite
dimaksud
pada
Anti Dumping
mernbuktikan
dumping yang
tertuduh,
.industri
Indonesia
dilakukan
dalam
negeri
tetapi
kala,
secara
belum
terjadi
absolut dan
terhadap
kinerja
dumping;
dinegara
pulih
dampak
relatif
pangsa
telah
oleh negara-negara
terjadi peningkatan
berdampak
e,
seperti sedia
volume
huruf
yang
yang
pasar
kapasitas
dituduh
-3 g.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud
b, huruf
f
c, huruf
serta
d, huruf
dalam
ketentuan
dalam
Pasal
23D
Nomor
tentang Kepabeanan
17
e,
a, huruf
dan
ayat
10
(2)
Tahun
1995
sebagaimana
dengan Undang-Undang
Tah'un
Peraturan
2006,
telah
Nomor
perlu menetapkan
Menteri
.Pengenaan
huruf
rangka melaksanakan
Undang-Undang
diubah
huruf
Bea
Keuangan
Masuk
tentang
Anti
Dumping
Terhadap
Impor
II Section dan
Produk
I Section
dari
Negara
Republik Rakyat
Tiongkok;
Menging
1.
at
Undang-Undang
Nomor
Tahun
1994
Republik
Indonesia tahun
Indonesia
Undang-Undang
Lembaran
1994
Negara
Nomor 3564);
Nomor
10
Tahun
1995
Indonesia Tahun
Tambahan
Indonesia
Lembaran
Nomor 75,
Negara Republik
diubah dengan
17
1995
Negara
Undang-Undang
telah
Nomor
Tahun
2006
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2006
Nomor
93,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia
3.
Peraturan
Tahun
Pemerintah
2011 tentang
Antidumping,
Tindakan
Nomor 4661);
Tindakan
Pengamanan
Nomor
34
Tindakan
Imbalan, dan
Perdagangan
(Le
Republik
mba
66,
ran
. Tambahan
Neg
Indonesia
-4 -
Indonesia
ara
Nomor 5225);
Tahun
Lembaran
2011
Negara.
Nomor
Republik
Mernperhatik
1.
an
Surat
Menteri
Perdagangan
789/M- DAG/SD/9/2015
September
2015
Pertimbangan
tanggal
atas
Rekomendasi
Review
Barang
Section
Bea
Hasil
Sunset
.Importasi
KADI
Pengenaan
Anti Dumping
Pcnyelidikan,
23
hal Permintaan
tentang Perpanjangan
Masuk
Nomor:
yang berasal
atas
Secticn
dari
dan
Republik Rakyat
Tiongkok;
2.
Surat
Menteri
Perdagangan
880/M- DAG/SD/10/2015
Oktober
2015
Pengenaan
yang
3.
Masuk Anti
Barang
berasal
tanggal
22
Bea
Irnportasi
Nornor:
Dumping
Section
atas
dan I Section
Laporan Akhir
dari
Komite Anti
Dumping
Indonesia
tentang
Hasil
Review
Pcnyelidikan
atas Impor
7216.33.00.00
Section
dan I
7216.32.00.QO
yang
Sunset
pas
Section
berasal
pos
tarif
tarif
dari Republik
Rakyat Tiongkok;
MEMUTUSKAN:
PENGENAAN BEA
IMPOR
MASUK ANTI
PRODUK
DUMPING TERHADAP
SECTION
J:[
DAN
SECTION
Pasal
1
Terhadap
impor
produk
berupa:
Menetapkan
1.
paduan
Section
dari
besi
atau
baja
yang
. tidak
dikerjakan
dicanai
lebih
panas, ditarik
diekstrusi,
lebih
dengan
yang
lanjut
panas
tinggi
selain
atau
80 mm atau
termasuk
dalam
bukan
pas
baja
bukan
tarif
lebih
Ianjut
7216.33.00.0
panas
0;
mm atau
dan
atau
dalam.
2.
I Section
dari
atau
besi
paduan
selain
dicanai
diekstrusi,
lebih
pas
yang tidak
Masuk
tinggi
80
termasuk
tarif
panas, ditarik
dengan
yang
dikerjakan
Rakyat
dari
Negara
Tiongkok, dikenakan
Anti Dumping.
Bea
Pasa12
Bea
Masuk
Anti
dalam Pasal
eksportir
Rakyat
Dumping
1
dikenakan
dimaksud
untuk
eksportir produsen
Tiongkok
besaran
sebagaimana
. di
seluruh
Negara
Republik
dengan
Bea
Masuk
Anti
Dumping
sembilan
puluh
sebesar
tiga persen).
Pasa13
(1) Pengenaan
Bea
Masuk
sebagaimana dimaksud
Anti
Dumping
dalam
Pasal
merupakan:
a" tambahan
bea
masuk
umum
bea
masuk
preferensi
(Most
Favoured
atau
Nation);
b. tambahan
berdasarkan skerna-skema
perdagangan
perjanjian
barang internasional
yang
berlaku,
dalam
negara
yang
termasuk
dalam skema-skema
perjanjian
perdagangan
internasional
barang
dimaksud
memenuhi ketentuan
skema
hal
dan
dalam
skerna-
perjanjian perdagangan
barang
internasional.
(2)
Dalam
hal
ketentuan
perjanjian perdagangan
internasional
Masuk
yang
Anti
tidak
perJanj Ian
barang
atas
dalam
importasi "dari
internasional sebagaimana
(1)
huruf
Bea
Masuk
Pasal4
barang
dima.ksud
b merupakan
Umum
negara
skema-skema
perdagangan
ayat
skerna-skerna
Dumping
termasuk
dalam
pada
tambahan
(Most Favoured
Nation).
Tarif
Bea
Masuk
Anti
dimaksud dalam
terhadap
dalam
Dumping
Pasal
impor produk
Pasal
pabean
berIaku
sepenuhnya
sebagaimana
yang dokumen
impornya
pendaftaran
pemasukan
sebagaimana
sejak
pemberitahuan
telah mendapat
dimaksud
nomor
tempat pelabuhan
berlakunya
Kebijakan Pemerintah
Permasalahan Dumping
Selatan
Indonesia sebagai negara yang melakukan perdagangan
internasional dan juga anggota dari WTO, pernah mengalami
tuduhan praktek dumping pada produk kertas yang diekspor ke
Korea Selatan. Kasus ini bermula ketika industri kertas Korea
Selatan mengajukan petisi anti-dumping terhadap produk kertas
Indonesia kepada Korean Trade Commission (KTC) pada 30
September 2002. Perusahaan yang dikenakan tuduhan dumping
adalah PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT. Pindo Deli Pulp & Mills,
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan April Pine Paper Trading Pte
Ltd.
Produk kertas Indonesia yang dikenai tuduhan dumping
mencakup 16 jenis produk, tergolong dalam kelompok uncoated
paper and paper board used for writing, printing, or other graphic
purpose serta carbon paper, self copy paper and other copying
atau transfer paper.
Indonesia untuk pertama kalinya memperoleh manfaat dari
mekanisme penyelesaian sengketa
Penyelasaian Masalah