Anda di halaman 1dari 10

Pencemaran Suara di Laut

September 26, 2007 12:31 pm abimanyu Marine Engineering


Dengan semakin berkembangnya teknologi kelautan,
banyak manfaat yang dapat diambil dari lautan. Namun
disamping itu, teknologi itu juga membawa dampak
negatip. Pencemaran laut merupakan salah satu
dampaknya. Telah banyak pembahasan mengenai masalah
pencemaran laut serta ada berbagai macam topik mengenai
lingkungan laut serta pencemaran laut.
Pencemaran suara di darat telah cukup mempengaruhi
manusia serta lingkungan di darat. Sementara tanpa
disadari bahwa di laut pun pencemaran suara ini membawa
dampak yang cukup berarti bagi kehidupan di laut.
Pencemaran suara di laut atau juga dapat disebut
kebisingan laut merupakan salah satu issu yang cukup
menarik dalam beberapa tahun ini. Studi mengenai dampak
pencemaran suara di laut atau bising laut menghasilkan
beberapa kesimpulan yang cukup menarik, diantaranya
yaitu dampak bising laut ini terutama terhadap mamalia
laut. Tidak banyak orang mengetahui bahwa ternyata
pencemaran suara di laut juga memberikan dampak yang
berarti terhadap mamalia laut serta mahluk hidup lainnya
di laut. Karena diketahui bahwa mamalia laut menggunakan
suara sebagai alat komunikasi serta untuk kewaspadaan
dalam mengenali lingkungannya.
Ada beberapa kejadian menarik mengenai pengaruh
kebisingan laut ini terhadap mamalia laut atau cetacean.
Seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada tahun
2000, dimana ditemukan paus yang terdampar dan diduga
penyebabnya akibat pengaruh suara dari sonar yang
digunakan oleh angkatan laut Amerika.

Dalam tulisan ini akan dibahas tentang kebisingan di laut,


sumbernya, penggunaan suara oleh mamalia laut serta
bagaimana dampaknya terhadap mamalia laut dan
lingkungan laut lainnya.Sehingga diharapkan akan dapat
memberikan tambahan wawasan mengenai salah satu
bentuk pencemaran yang ada di laut yaitu pencemaran
suara atau kebisingan di laut.
Sumber Suara di Laut
Sumber alami
Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam
dua yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini
antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa
bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas
biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.
Lalu Lintas Kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut
menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem
laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz.
Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut
minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190
desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal
yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang
suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan
sejenis tembok virtual yang disebut white noise yang
memiliki kebisingan konstan. White noise dapat
menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai
batas untuk area yang lebih kecil.
Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis
Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang
cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.

Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak


Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak
menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan
minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari
survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber
suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang
memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan
udara terkompresi ke dalam kolom air. Metoda tersebut
dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan
255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga
dapat menimbulkan kerusakan pendengaran akibat dari
tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan
dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran
manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat
menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti
misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang
menggunakan frekuensi suara yang rendah.
Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan
pengeboran minyak dimana dalam operasionalnya setiap
hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan
kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.
Penelitian Oseanografi dan Perikanan
Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic
Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan
kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur
laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor
temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut
terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus
jenis tertentu) namun selang beberapa saat mereka
kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker

yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya,


dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya.
Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang
tidak disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan
perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau
pukat harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara
namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut itu
sendiri.
Kegiatan Militer
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang
menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan
di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval
milik US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika
berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika
(NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang
dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk
keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti
bahwa terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan
dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek
tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis
ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses
komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui
beberapa penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga
berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa
penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160
desibel akibat sistem tersebut terbukti terkena gangguan
seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta
gangguan di daerah perut dan dada.
Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang
dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989),
Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan

Frantzis and Cebrian (1999) mereka menganggap


keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini
menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di
Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis
mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi
merespons sonar ini.

bunyi
telah
Pulau
sperm
dalam

Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di


Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis
beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan
militer Amerika yang menggunakan sonar.
Penggunaan Suara oleh mamalia Laut
Pemahaman mengenai pendengaran mamalia laut dan
mekanisme aural penting diketahui untuk mengenal
potensial efek suara terhadap mereka. Mamalia laut tinggal
di lingkungan dimana tidak terdapat cahaya yaitu di
kedalaman yang jauh dari permukaan.
Pada kedalaman lebih dari 200 meter cahaya tidak lagi
menembus laut, dengan keadaan ini maka mamalia laut
mengandalkan suara di bandingkan cahaya sebagai alat
utama dalam berkomunikasi serta untuk lebih berhati-hati
dari keadaan lingkungan sekitarnya.
Selain itu banyak juga mamalia laut yang tinggal di
lingkungan yang membatasi penglihatannya, seperti di
daerah turbiditas. Maka mamalia laut ini mengandalkan
kemampuannya dalam suara. Misalnya lumba-lumba sungai
dimana kemampuan penglihatannya terbatas hanya pada
membedakan yang gelap dan terang.
- Echolocation

Echolocation
adalah
kemampuan
binatang
dalam
memproduksi frekuensi yang sedang atau tinggi serta
mendeteksi echos dari suara ini untuk menentukan jarak
dari suatu objek, dan untuk mengenali keadaan fisik di
sekitarnya. Echolocation ini memberikan informasi yang
detail dan akurat tentang keadaan sekeliling. Echolocation
ini memproduksi frekuensi tinggi. Contohnya lumba-lumba
laut yang menghasilkan frekuensi dari 50 kHz hingga 13
kHz.
Frekuensi tinggi yang digunakan mamalia laut ini
memberikan resolusi yang tinggi, meskipun bagaimanapun
suara frekuensi tinggi memiliki banyak keterbatasan di
dalam air. Echolocation ini penting tidak hanya untuk
mendeteksi dan menangkap mangsa tetapi juga melihat
lingkungan sekitar.
- Navigasi
Mamalia laut mysticete diketahui memproduksi frekuensi
rendah. Pada frekuensi rendah ini penjalaran suara di
lingkungan laut lebih cepat. Suara dengan frekuensi rendah
dimana bisa menjalar ke tempat yang jauh dengan cepat.
Karena itu mamalia laut menghasilkan suara dengan
frekuensi rendah ini untuk bermigrasi seperti misalnya
Paus. Gangguan atau kebisingan dengan frekuensi suara
yang rendah tentunya menjadi gangguan serius terutama
untuk pertahanan mamalia laut.
- Komunikasi
Dalam berkomunikasi mamalia laut menggunakan suara
dengan sinyal akustik tertentu, dimana sinyal ini bervariasi
tergantung kebutuhan serta keadaan lingkungan. ada
berbagai macam fungsi komunikasi mamalia laut seperti :
seleksi intraseksual, seleksi interseksual, memandu anak,

memandu kelompok, pengenalan individu, dan menghindari


bahaya.
- Menarik perhatian mangsa
Kegunaan lain dari suara oleh mamalia laut kemungkinan
untuk melemahkan atau menarik perhatian mangsa. Hasil
riset memperlihatkan bahwa mamalia laut memproduksi
sumber suara intens ketika mencari makanan. Informasi
mengenai penggunaan suara dalam hal ini sangat terbatas,
namun dapat dipahami bahwa mamalia laut menggunakan
suara untuk proses biologis yang cukup vital.
- Vokalisasi mamalia Laut
Ada berbagai macam tipe mamalia laut serta masingmasing menghasilkan frekuensi yang berbeda dari yang
frekuensi tinggi (130-150 kHz) hingga frekuensi rendah
seperti paus biru (10-15 Hz
Kebisingan Laut Sebagai Gangguan Bagi Mamalia Laut
Keterbatasan ilmu pengetahuan mengenai perkiraan resiko
terhadap mamalia laut berdasarkan banyak asumsi.
Contohnya mamalia laut dengan pendengaran berdasarkan
range tertentu akan sangat dipengaruhi oleh suara.
Mamalia laut yang tidak berkelompok memiliki resiko lebih
mudah diserang misalnya pasangan ibu dan anak. Selain itu
paus jenis beaked dan sperm dapat mudah diserang dalam
perjalanan ke zona dimana kebisingan terkonsentrasi.
Dapat diasumsikan bahwa tidak ada konsekuensi biologi
dari akibat suara yang keras ketika tidak ada respon
kelakuan ditemukan. Bagaimanapun dalam penelitian ini
perlu diperhatikan perubahan kelakuan mamalia laut
sebagai informasi dari pengaruh kebisingan laut tersebut.

Hasil dari data yang telah dikumpulkan di mana kebisingan


suara di laut telah menimbulkan efek jangka pendek
termasuk dalam memangsa makanan, bersosialisasi, dan
vokalisasi serta perubahan perilaku dalam cara menyelam.
Akibatnya suara dapat menyebabkan mamalia laut
berpindah dari habitatnya sendiri. Jika ini hanya
berdampak dalam jangka pendek, maka tidak akan terlalu
berpengaruh secara signifikan. Namun jika pengaruh dari
gangguan ini terus menerus berulang maka dalam jangka
panjang akan dapat menimbulkan stress, melemahkan dan
pada akhirnya terhadap kelahiran.
Penjauhan dari sumber suara harus dikenal sebagai akibat,
karena hewan ini mengubah perilaku alaminya. Bagi
mamalia laut yang tidak berkelompok sumber suara dapat
menjadi sangat berbahaya bagi mereka. Aktivitas lalu lintas
kapal disinyalir dapat memisahkan populasi mereka.
Hasil observasi ternyata menunjukan sumber suara selain
mengakibatkan mamalia menjauh dari sumbernya serta
perubahan perilaku ternyata juga berpengaruh terhadap
beberapa ikan dan invertabrata. Spesies lain di laut
menunjukan reaksi terhadap suara yang masuk ke laut
(airgun) dalam level yang sama seperti terhadap mamalia
laut yaitu beberapa jenis kura-kura.
Dampak Sonar Pada Ikan Paus
Tiap tahun, ratusan hewan laut, kebanyakan dari mereka
ikan
paus
dan
lumba-lumba,
terdampar
atau
mendamparkan diri ke pantai dan mati. Kata sebagian
pakar lingkungan, itu disebabkan oleh penggunaan
gelombang sonar oleh angkatan laut Amerika. Sonar adalah
gelombang suara berfrekuensi tinggi yang dipancarkan di

dalam laut untuk mencari kapal selam atau benda-benda


lain yang tidak kelihatan.
Gelombang sonar itu, kata para pakar, mengakibatkan
kerusakan pada otak dan sistem pendengaran ikan paus dan
ikan lumba-lumba dan memaksa mereka untuk keluar dari
dalam air. Tapi angkatan laut Amerika membantah sebagian
besar tuduhan yang diarahkan padanya. Pada bulan Januari
yang lalu, 37 ikan paus dari tiga jenis yang berbeda
mendamparkan diri ke pantai di north Carolina, termasuk
enam ekor yang sedang hamil. Beberapa minggu kemudian,
enam-puluh ekor lumba-lumba juga mendamparkan diri di
pantai Florida.
Angkatan laut Amerika mengakui bahwa dalam kedua
peristiwa itu, mereka sedang mengadakan latihan dengan
menggunakan sonar di laut yang dalam tidak jauh dari
kedua tempat kejadian.
Gelombang sonar seperti itu bisa mengubah kebiasaan
makan, dan bahkan mengganggu suara-suara yang
dikeluarkan oleh ikan paus untuk saling berhubungan antara
mereka. Suara sonar itu juga telah mengakibatkan
beberapa jenis ikan paus dan lumba-lumba mendamparkan
diri ke pantai. Gelombang sonar yang kuat bisa
mengakibatkan kerusakan pada alat pendengaran dan otak
jenis-jenis ikan paus tertentu.
Kata para pakar lainnya, pada beberapa peristiwa tampak
adanya hubungan yang jelas antara penggunaan gelombang
sonar dan ikan-ikan paus yang terdampar atau
mendamparkan diri ke pantai. Teri Rowles adalah
koordinator tentang kesehatan makhluk laut pada lembaga
national oceanic and atmospheric administration. Katanya
dia bisa membuktikan adanya hubungan langsung antara

terdamparnya ikan paus dalam jumlah besar di pantai


kepulauan Bahama tahun 2000 lalu.Ketika dilakukan otopsi,
para pakar menemukan adanya pendarahan pada otak dan
sekitar telinga. Juga ada pendarahan dalam paru-paru dan
ginjal, dan semua itu tidak disebabkan karena adanya
benturan fisik dari luar.
Angkatan laut Amerika mengakui bertanggung-jawab dalam
peristiwa itu, tapi menambahkan bahwa masih banyak
pertanyaan yang tidak terjawab tentang dampak sonar
pada ikan paus dan lumba-lumba. Kapal-kapal besar, dan
anjungan minyak dan gas alam laut lepas pantai juga
merupakan sumber polusi suara di laut, tapi para pakar
cenderung untuk melihat adanya hubungan antara
penggunaan sonar oleh angkatan laut dengan matinya
hewan-hewan laut yang besar itu.
Kendati kasus-kasus terdamparnya ikan paus telah terjadi
sejak tahun 1,800, ketika belum ada sonar, para pakar
ilmiah dan kelompok lingkungan di seluruh dunia sangat
prihatin atas penggunaan sonar ini. Parlemen Eropa telah
mendesak negara anggotanya untuk menghentikan
penggunaan sonar berkekuatan tinggi, sampai bisa
diketahui dengan pasti apa dampaknya atas kehidupan di
laut.

Anda mungkin juga menyukai