Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fahrizal Irham

NPM : 151802026
Dosen : DR. SYAFRIDA HAFNI SAHIR, MSi
Tugas Ekonomi Manajerial

1. Bagaimana Perbedaan Perlakuan Pajak di Indonesia dengan Luar Negeri ?


Untuk tata cara pembayaran perpajakan, di Indonesia melaporkan sendiri
pajaknya ke petugas pajak. Sistem perpajakan Indonesia yang berlaku saat ini
menggunakan sistem pemungutan self assestment. Self assestment system ini adalah
merupakan sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak harus menghitung,
membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang sendiri ke kantor pajak.
Fiskus hanya bertugas melakukan penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui
kepatuhan wajib pajak. Sedangkan di Negara lain seperti Amerika, yang berkaitan
tentang pajak semua di lakukan oleh fiskus atau petugas pajak.
Perbedaan perlakuan pajak di Indonesia dengan negara lain contohnya di
Amerika serikat penetapan tarif selalu berubah. Perubahan tarif itu di sesuaikan
dengan

keadaan pasar. Seperti yang kita ketahui sistem perekonomian Negara

amerika serikat adalah liberal atau system pasar bebas. Jadi perekonomian di tentukan
oleh pasar bebas. Sedangkan di Indonesia tarif pajak itu sudah di tentukan dalam UU
perpajakan. Sebagai contoh pajak pertambahan nilai sebesar 10%.
Perbedaan lain terletak pada system tax return (pengembalian pajak) Amerika
serikat, amerika memberikan pengembalian pajak secara langsung dalam bentuk
asuransi pendidikan kepada anak. Sedangkan Indonesia lebih ke pengembalian tidak
langsung sperti barang public. Sehingga

jelas perbedaan sistem perekonomian

berpengaruh kepada system pajak yang dilakukan di daerah itu.


Begitu juga dengan pajak pertambahan nilai, di Indonesia ditetapkan sebesar
10%, sedangkan di amerika pajak pertambahan nilai tidak tetap tergantung harga
pasar.
2. Bagaimana proses jual beli bisa terjadi Pasar Persaingan Sempurna dengan
menjual barang yang homogen?

Karena barang yang di hasilkan bersifat homogen di pasar persaingan


sempurna sehingga para produsen tidak memiliki kemampuan dalam menetukan
harga, karena barang yang homogen tadi sulit ntuk dibedakan sehingga konsumen
tidak bisa membedakan barang dari produsen A dan produsen B. Jadi jika salah satu
produsen berniat menaikkan harga tentu ia akan dengan mudah di tinggalkan
konsumen, dan konsumen akan beralih ke barang produsen lain karena barang yang di
produksi setiap produsen sama persis. Oleh karena itu harga pada pasar persaingan
sempurna di tentukan oleh pasar. Dengan kata lain produsen/ perusahaan merupakan
price taker.
Barang yang dihasilkan seorang produsen merupakan pengganti sempurna
kepada barang yang dihasilkan produsen-produsen lain. Sehingga tidak ada gunanya
kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk
persaingan bukan harga (nonprice competition yaitu persaingan dengan misalnya
melakukan iklan dan promosi penjualan).
Di dalam pasar persaingan sempurna terdapat mobilitas sempurna dari sumber
daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual,
sehingga kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak bebas. Sebagai
implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat mengubah harga
pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil harga (price taker).
Dan dalam jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang
berada pada pasar persaingan sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang
dapat mendatangkan keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika
pendapatan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan
harga outputnya.
Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala
produksinya dan tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru
yang masuk dalam industri jika ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya
rata-rata atau AC). Akibatnya penawaran output di pasar akan bertambah dan
mendorong harga turun sampai pada posisi di mana harga jual sama dengan biaya
produksi.
3. Perbedaan Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang pada Pasar Persaingan
Sempurna?
2

Analisis Jangka Pendek Perusahaan dalam Melakukan Kegiatan


Produksi
a. Analisa jangka pendek (short run) dimana dianggap bahwa setiap produsen
tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi
produsen baru untuk membangun pabrik-pabrik baru. Artinya Equilibrium
perusahaan dalam jangka pendek terjadi bila keuntungan jangka pendek
dari perusahaan adalah maksimum atau kerugian jangka pendek adalah
minimum. Posisi keuntungan jangka pendek yang maksimum tercapai bila
Short run Marginal Cost (SMC) sama dengan Short Run Marginal
Revenue (SMR).
b. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable
(VC) adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabel rata
rata (AVC) sama dengan harga. Perusahaan memproduksi pada saat MR
= MC agar perusahaan memperoleh laba

maksimum atau dalam kondisi

buruk kerugiannya minimum (minimum loss). Artinya Dalam bagian ini


secara serentak akan ditunjukkan contoh angka tentang biaya produksi,
hasil penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan
ditunjukkan cara menghitung biaya total, biaya rata-rata dan biaya
marginal, cara menghitung hasil penjualan total, penjualan rata-rata dan
penjualan marginal, dan menunjukkan caranya sesuatu perusahaan
menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.

Analisis Jangka Panjang Perusahaan dalam Melakukan Kegiatan


Produksi
a. Analisis jangka panjang (long run) yaitu dimungkinkan adanya perluasan
kapasitas oleh perusahaan yang telah ada maupun pembangunan pabrikpabrik baru oleh pengusaha baru yang masuk dalam industri tersebut.
Artinya Equilibrium pasar jangka panjang juga ditentukan dengan arah
yang sama seperti untuk jangka pendek. Bedanya adalah dalam jangka
panjang kita mempunyai dua faktor tambahan yang mempengaruhi
jalannya

proses

penyesuaian

ke

arah

posisi

equilibrium,

yaitu

kemungkinan adanya perluasan kapasitas yang ada dan masuknya


perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, kedua-duanya mempunyai
akibat menambah atau mengurangi supply pasar.

b. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar


perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal.
c. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat menganti barang
modal yang digunakan dalam produksi.
d. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk keluar karena laba nol
(zero profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian
yang sama.
e. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat

SAC = LAC.

Artinya di dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan tidak mungkin


memperoleh keuntungan yang luar biasa (melebihi normal). Keuntungan
luar biasa akan menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke
dalam industri tersebut. Dalam keadaan di mana perusahaan mengalami
kerugian

adalah

merupakan

keadaan

yang

sementara.

Kerugian

mendorong beberapa perusahaan untuk mengundurkan diri dari industri


tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam jangka panjang
perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk
memperoleh keuntungan normal saja.
4. Analisis Persaingan antara taksi online dengan taksi konvensional ?
Perusahaan Taksi online seperti GrabCar dan Uber adalah salah satu usaha
yang menerapkan prinsip sharing economy atau ekonomi berbagi. Yang dimana
sharing economy ini merupakan sistem dimana suatu usaha dijalankan bukan oleh
suatu korporasi melainkan individu dengan modal (kapita dan sumber daya) berbagi
dengan individu yang lain. Pada dasarnya antara taksi konvensional dan online hampir
sama, perbedaan terjadi pada biaya yang dikeluarkan. Taksi online mampu menekan
biaya-biaya seperti biaya BBM, perawatan, perbaikan, perizinan, penyusutan, dan
asuransi sehingga tarif yang dipatok kepada para pelanggan dapat ditekan sampai 30
persen lebih murah dari taksi konvensional dengan metode pemesanan yang lebih
mudah. Pada taksi online, mobil yang digunakan sebagai taksi merupakan
kepemilikan pribadi sopir taksi sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana
sedikitpun karena ditanggung oleh pemiliknya masing-masing.
Proporsi pendapatan antara sopir taksi dan perusahaan pada taksi online lebih
besar dibandingkan dengan yang konvensional. Namun selisih porsi pendapatan
tersebut sebenarnya tidak terlalu banyak jika dihitung dengan semua biaya yang harus
ditanggung sopir taksi online jika ada suatu hal yang tidak diinginkan seperti jika
terjadi kecelakaan.
4

. Pada era saat ini semua orang ingin segala sesuatu yang praktis, mudah, dan
murah. Seperti halnya kendaraan umum, masyarakat akan lebih memilih kendaeaan
yang mudah dan murah. Adanya taksi online tentunya menyita banyak pengguna
kendaraaan umum karena kepraktisan yang dimiliki serta sistem harga di awal
transaksi yang berbeda dari taksi pada umumnya. Pada taksi konvensional, konsumen
harus pergi ke pinggir jalan atau pangkalan untuk menggunakan jasa sutau taksi. Atau
melakukan pemesanan melalui telepon, namun tentunya dengan harga yang lebih
mahal. Sedangkan pada taksi online, masyarakat hanya perlu memiliki aplikasi taksi
online tersebut dan melakukan pemesanan yang selanjutnya akan muncul harga sesuai
dengan jarak yang akan tempuh sampai pada tujuan. Harga yang sudah diketahui di
awal akan membuat para calon konsumen tertarik karena sudah jelas harga yang akan
dibayarkan, berbeda dengan taksi konvensional yang walaupun dengan sistem argo
yang pasti namun pada konsumen tetap tidak tahu berapa yang akan dibayarkan
karena jalan yang akan dilalui oleh taksi juga belum jelas. Tidak sedikit taksi yang
menggunakan jalur yang lebih panjang agar ongkos yang diterima lebih besar.
Sedangkan di taksi online jalur yang akan dilalui dan estimasi waktu yang akan dilalui
juga jelas, sehingga konsumen akan merasa nyaman dan aman dalam perjalanan.
Pada taksi konvensional, semua modal baik kapital ataupun sumberdaya
ditanggung oleh perusahaan. Keterampilan yang dimilki oleh para sopir juga
merupakan tanggung jawab perusahaan, sehingga jelas para sopir taksi tersebut
diberikan pembinaan dan pelatihan yang cukup sesuai standar perusahaan untuk
memberikan kepuasan dalam setiap pelayanan yang dilakukan. Semua sopir taksi
konvensional akan memilki standar yang sama akan pelayanan yang diberikan bagi
para konsumennya. Sedangkan pada taksi online pelatihan skill para sopir tidak
dilakukan karena pada dasarnya para sopir taksi online tersebut bekerja untuk dirinya,
perusahaan hanya menjadi partner bisnis yang meyediakan aplikasi dan sistem dalam
operasional usaha. Sehingga keterampilan yang dimilki para sopir taksi online tidak
sama dan kontrol yang diberikan perusahaan juga tidak dapat dilakukan dengan
maksimal mengingat bisnis ini menggunakan sistem sharing economy. Hal lain yang
penting selain pelayanan dalam bisinis ini adalah teknologi yang digunakan. Dalam
hal ini yang terpenting adalah kendaraan yang digunakan saat operasional.
Kecanggihan mobil yang digunakan akan mempengaruhi keamananan dan
kenyamanan saat taksi beroperasi. Pada taksi konvensional semua armada taksi
tentunya sudah terstandarisasi sesuai dengan aturan perushaan dan pemerintah. Selain
5

itu, perusahaan juga akan melakukan pengontrolan kepada semua armadanya


sehingga tidak ada yang salah saat operasi dilakukan yang dapat berimbas pada
ketidakpuasan konsumen. Sedangkan pada taksi online, mobil yang digunakan
sebagai armada merupakan kendaran pribadi masing-masing sopir taksi sehingga
perushaan juga sulit melakukan kontrol dan standar perusahaan.
Selain kendaraan yang digunakan, peralatan pendukung juga dapat membantu
kelancaran saat operasional. Adanya teknologi GPS yang digunakan akan
memudahkan sopir taksi dalam melakukan antar- jemput penumpangnya karena sopir
akan mengetahui jalan tercepat menuju tujuan. Pada taksi konvensional tentunya telah
diatur rapi, semua armada akan memiliki fasilitas yang sama. Sedangkan pada taksi
online belum tentu sama, karena sistem pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan
terbatas. Ketidaksamaan fasilitas pelayanan yang diberikan bagi pelanggan dapat
menjadikan citra buruk bagi perusahaan karena konsumen bisa saja protes atas
pelayanan yang berbeda dari taksi satu dengan taksi lainnya padahal dalam satu
perusahaan.
Taksi online meskipun bernaung dalam suatu perusahaan yang jelas namun
ciri khusus dari kelompok taksi tersebut masih kurang jelas. Jika taksi konvensional
memiliki ragam warna taksi yang sama, sehingga mudah dikenali. Taksi online
dengan berbagai jenis mobil tanpa ada identitas yang jelas menjadikan masyarakat
sedikit merasa waspada akan adanya penipuan yang terjadi.
Selain itu, komunitas yang dibentuk dari mereka juga tidak ada karena mereka
bergerak secara individu, tidak ada keterikatan antara sopir taksi satu dengan yang
lainnya. Berbeda dengan taksi konvensional yang memiliki komunitas yang jelas,
sehingga mereka mudah dikenali dan antar sopir taksi tersebut terjalin kerjasama.
Faktor pendukung keberhasilan suatu usaha juga terdapat pada promosi yang
dilakukan oleh perusahaan. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh taksi
konvensional dan taksi online terdapat beberapa perbedaan. Taksi konvensional
melakukan promosi lebih banyak lewat mulut ke mulut atau selebaran. Sedangkan
taksi online menggunakan media online sebagai wadah promosi yang tentunya akan
lebih cepat menyebarnya. Apalagi pada era sekarang internet merupakan kebutuhan
sehari-hari dan adanya iklan akan dapat mempengaruhi para calon pelanggan dengan
mudah. Namun pada intinya masyarakat Indonesia membutuhkan moda transportasi
yang murah dan nyaman, sehingga taksi online dapat berkembang pesat karena harga
tariff yang lebih murah di bandingkan taksi konvensional.

Anda mungkin juga menyukai