e-mail: {ayudwipurwatiasih@yahoo.co.id,
anantawikrama_t_atmadja@yahoo.com, aris_herawati@yahoo.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat saat ini didirikan badan usaha berbentuk bank
perkreditan rakyat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur pengendalian internal
pemberian, kendala yang dialami dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan data kualitatif yang diperoleh dari
wawancara, dokumentasi dan observasi. Analisis yang dilakukan yaitu dengan deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian internal dalam
pemberian kredit pada PT. BPR. Kanaya telah memadai. Kendala yang dialami yaitu: jaminan
hilang, bad character, bercerai, bangkrut, salah analisa kredit. Upaya yang telah dilakukan yaitu:
tagih terus, addendum, restructure, recondition, rescedulle.
Kata kunci: Pengendalian Internal, Pemberian Kredit
Abstract
A corporation in the form of what is referred to as Bank Perkreditan Rakyat has been
established in order to improve peoples standard of living. This study was intended to identify
the procedure of internally controlling the loans provided to customers, the obstruction
undergone and the attempt made to overcome such an obstruction.
This present study was designed as a descriptive study; the data used were qualitative
data which were obtained through interview, documentation and observation. The data were
analyzed descriptively and qualitatively.
The result of the study showed that the implementation of internal control when giving
loans to customers by PT. BPR Kanaya was adequate enough. The obstructions undergone
were that the collateral was missing, bad character, getting divorced, going bankrupt and wrong
analysis of loans. The attempts already made were: never getting discontinued in collecting such
loans, addendum, restructure, recondition, and reschedule.
Keywords: Internal Control, Giving Loans
PENDAHULUAN
Seiring
dengan
pesatnya
perkembangan ekonomi dimasa sekarang
maupun dimasa yang akan datang dalam
rangka
memajukan
pembangunan
nasional, maka dibutuhkan dana yang
cukup
besar
untuk
menjaga
kendala
dalam
penagihan
kredit
bermasalah
yang
pada
akhirnya
menyebabkan kerugian yang material.
Bad character merupakan suatu
keadaan dimana debitur mulai terlambat
untuk melunasi kreditnya dari tanggal jatuh
tempo yang telah disepakati sebelumnya.
Keterlambatan ini terjadi diakibatkan oleh
adanya dua faktor yaitu: kemampuan dan
kemauan
debitur
untuk
membayar.
Kemampuan dan kemauan ini maksudnya
adalah jika debitur memiliki kemampuan
yang memadai untuk membayar tetapi tidak
memiliki
kemauan
untuk
membayar
sehingga angsuran kredit yang harusnya
dibayar tersebut tidak dibayar. Begitu juga
sebaliknya apabila si debitur memiliki
kemauan untuk membayar tetapi tidak
memiliki
kemampuan
juga
akan
mengakibatkan adanya kesulitan dalam
penagihan kredit. Hal ini juga sering disebut
dengan kemangkiran debitur. Walaupun
analisis karakter telah dilakukan dengan
maksimal oleh PT. BPR. Kanaya tetapi hal
ini masih saja dialami pada debitur-debitur
tertentu,
dan
kendala-kendala
ini
merupakan kendala yang paling sering
dialami
dalam
penagihan
kredit
bermasalah.
Pindah alamat atau kerja bisa terjadi
pada debitur yang setelah menikah dan
tidak lagi tinggal dialamat tersebut tidak
melampirkan alamat yang baru. Selain itu
bisa saja terjadi pada debitur yang sengaja
berpindah alamat untuk menghindari
penagihan kredit. Sedangkan untuk pindah
kerja yang dialami oleh debitur bisa saja
terjadi apabila si debitur dimutasikan ke
daerah atau wilayah lain dan debitur tidak
memberikan konfirmasi kepada pihak bank.
Sehingga hal ini dapat mengakibatkan
sulitnya penagihan kredit bermasalah pada
debitur-debitur ini.
Berhenti
kerja
atau
dipecat
merupakan suatu keadaan dimana si
debitur tidak lagi memiliki penghasilan yang
dapat
digunakan
untuk
membayar
angsuran kredit. Sehingga hal ini dapat
mengakibatkan adanya kendala dalam
penagihan kredit.
Bangkrut adalah suatu keadaan yang
mungkin saja dialami oleh seseorang atau
usaha yang mengakibatkan tidak adanya
kemampuan untuk membayar kredit, jika
tersebut
digunakan
untuk
membeli
kendaraan yang bersifat konsumtif.
Dari pemaparan tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa kendala-kendala dalam
penagihan kredit bermasalah tidak hanya
diakibatkan oleh satu faktor atau keadaan
saja tetapi ada beberapa keadaan yang
dialami oleh debitur dapat mengakibatkan
kredit bermasalah dan susahnya dilakukan
penagihan kredit. Dari beberapa kendala
yang dialami tersebut adanya bad character
atau tidak adanya kemampuan dan
kemauan
debitur
untuk
membayar
merupakan kendala yang paling sering
dialami oleh pihak bank. Sehingga kendalakendala tersebut harus ditanggulangi sejak
dini agar tidak mengakibatkan adanya
kerugian yang lebih besar.
Upaya-upaya yang dilakukan PT. BPR.
Kanaya
Dalam
suatu
penagihan
kredit
bermasalah pasti akan mengalami berbagai
kendala. Tetapi sesuai dengan kebijakankebijakan yang telah disepakati oleh bank
kendala-kendala tersebut pasti akan dapat
diatasi dengan beberapa upaya yang
mungkin dilakukan sesuai dengan kendala
yang dialami. Berikut ini upaya-upaya yang
telah dilaukan untuk mengatasi kendalakendala tersebut.
Untuk kendala akibat adanya jaminan
hilang dapat diatasi dengan cover asuransi
dan klaim atas kehilangan jaminan tersebut.
Bad character dapat diatasi dengan
penagihan secara terus menerus kepada
debitur, dan apabila hal ini tidak berhasil
maka akan dilakukan penyitaan jaminan
untuk selanjutnya dilelang dan dijual,
sehingga besarnya kredit yang masih harus
dibayar dapat ditutupi dengan penjualan
jaminan tersebut. Tetapi apabila dengan
melakukan upaya-upaya tersebut kredit dari
debitur belum juga dapat dilunasi maka
jalan akhir yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hal ini yaitu dengan menghapus
semua
tagihan dari debitur ini dan
penghapusan buku piutang. Jika hal ini
sampai terjadi biasanya kredit macet
tersebt akan ditutupi dengan cadangan
kerugian piutang.
Pindah alamat atau kerja dapat
diantisipasi dengan pengalaman kerja yang
dimiliki oleh debitur jika debitur merupakan
adanya
penghapusan
mengakibatkan adanya
semakin besar.
piutang
kerugian
akan
yang
DAFTAR PUSTAKA
Budiyati.
2008.
Evaluasi
Sistem
Pengendalian Intern Pemberian Kredit
(Studi Kasus Pada PD BPR Bank
Pasar Kabupaten Boyolali. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Halim, Abdul. 2001. Auditing (Dasar-Dasar
Audit Laporan Keuangan). Edisi
kedua (revisi). Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan.
Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: YKPN.
Sitepu, Carolyn Putri. 2010. Analisa
Pengendalian Internal pada Prosedur
Pemberian Kredit Usaha di Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Cabang
Kabanjahe.
Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,
Tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992,
Tentang Perbankan.
Yasa, I Dewa Putu Gde Sumerta. 2013.
Pengaruh Komponen Pengendalian
Internal
Kredit
Pada
Kredit
Bermasalah BPR Di Kabupaten
Buleleng, Jurnal. Bali: Universitas
Udayana.