Diusulkan oleh:
1. Rufii
2. Mifrotul Komariyah
(155050100111034/Angkatan 2015)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Dzat yang Maha Kuasa atas limpahan karunia-Nya
berupa kemampuan berpikir, sehingga hanya dengan pertolongan-Nya penulis
dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul Multi Functional Feed : Inovasi
Pakan Fungsional Berbasis Daun Kelor (Moringa oleifera), Kunyit (Curcuma
domestica) dan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Imbuhan Pakan untuk
Meningkatkan Produktivitas Ayam Broiler Tanpa Residu Antibiotik
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah
membantu dalam penulisan ini. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas rahmat kesehatan dan kelancaran yang diberikan kepada
kami selama penulisan karya tulis ini.
2. Kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga, yang telah banyak
memberikan dorongan moril maupun materil.
3. Dosen pembimbing dan kakak pembimbing yang telah membimbing
dalampenulisan karya tulis ini.
4. Seluruh sahabat dan rekan-rekan Kelompok Ilmiah Mahasiswa serta
semuapihak yang tak henti-hentinya memberikan dorongan, semangat,
danmotivasi.
Penulis senantiasa menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi materi dan sistematika pembahasan maupun susunan
bahasanya. Oleh karena itu, penulis senantiasa terbuka terhadap kritik dan saran
yang konstruktif, dengan iringan doa, mudah-mudahan karya tulis ini dapat
bermanfaat dalam rangka peningkatan otonomi daerah dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Malang, 21 Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
semakin pesat menjadi salah satu faktor munculnya pikiran instant tanpa
memikirkan dampaknya. Salah satu masalah krusial yang dihadapi para peternak
ayam di Indonesia adalah meningkatkan produktifitas ayam broiler dengan
menambahkan antibiotik dalam ransum ayam tersebut. Antibiotik memang
meningkatkan produktifitas ayam namun antibiotik sangat berbahaya karena dapat
menghasilkan residu dan tentunya berbahaya bagi ternak dan konsumen. Hal itu
dilakukan karena permintaan pasar akan daging ayam semakin meningkat. Pada
tahun 2015 permintaan pasar untuk daging ayam mencapai 3,5 milyar ekor,
meningkat 10% dari tahun 2014 dan kenaikan permintaan tersebut diprediksi akan
terus terjadi setiap tahunnya (Kontan.id , 2016). Akan tetapi sungguh ironi jika dari
ayam sebanyak itu sebagian besar merupakan ayam hasil suntikan antibiotik.
Daging ayam yang dihasilkan dari ayam suntikan antibiotik di dalamnya
terdapat residu dimana residu tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia karena
dapat menyebaban pengkonsumsinya resisten terhadap antibiotik, memberikan efek
karsinogenik (kanker), serta mutasi mikroorganisme seperti bakteri (Utami, 2011).
Oleh karena itu, seiring dengan tuntutan pasar perlu diciptakan suatu inovasi baru
untuk menyelesaikan masalah yang ada. Inovasi tersebut berupa pakan fungsional
berbasis natural obstretic, yakni pakan yang selain untuk memenuhi kebutuhan
asupan nutrisi dari ayam broiler juga berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan
dan kecernaan pakan, meningkatkan imunitas ternak, mempercepat pertumbuhan
ternak, serta sebagai antibiotik alami untuk ternak. Pakan tersebut didapat dari
kombinasi daun kelor (Moringa oleifera), kunyit (Curcuma domestica), dan cacing
tanah (Lumbricus rubellus) sebagai bahan pakan tambahan.
Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis leguminosa yang
kaya akan kandungan protein. Daun kelor yang sudah berbentuk tepung
mengandung bahan kering sebanyak 26%, protein kasar 29,61%, lemak kasar
7,48%, dan serat kasar 8,98% dan energy metabolis 1318 Kkal/kg (Sjofjan, 2008).
Pemakaian tepung daun kelor dengan ransum ayam broiler sebagai pengganti
bungkil kedelai dengan penambahan asam-asam amino memberikan hasil yang
tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan ayam broiler dibandingkan dengan
penggunaan ransum dengan tanpa suplemen asam amino (Saefulah, 2006). Dengan
demikian penggunaan daun kelor dalam ransum ayam broiler akan mencukupi
kebutuhan protein tubuh ayam dan dapat menggantikan ransum pakan ayam pada
umumnya karena didalamnya terkandung protein yang cukup tinggi.
Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman herbal
yang digunakam sebagai pakan tambahan dan telah terbukti memiliki kualitas yang
baik apabila ditambahkan dalam pakan basal untuk unggas. Kunyit yang telah
diolah menjadi bentuk tepung memiliki kandungan gizi berupa kurkuminoid yang
berbentuk kurkumin. Kurkumin berfungsi meningkatkan organ pencernaan ayam
broiler dengan merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan cairan
empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim
amilase, lipase dan protease yang berguna untuk meningkatkan kecernaan bahan
pakan karbohidrat, lemak dan protein. Kurkuminoid juga berperan sebagai
antibakteri alami yang dapat melindungi ternak dari berbagai macam penyakit.
Selain itu minyak atsiri dalam kunyit juga dapat mempercepat pengosongan
lambung yang menyebabkan nafsu makan ayam menjadi meningkat (Adi dkk.,
2009)
Cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat dimanfaatkan sebagai bahan
antibiotik alami karena cacing tanah mengandung lumbricin yang memiliki daya
hambat terhadap mikroba patogen sehingga imunitas ternak meningkat dan secara
in vitro mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Salmonella
enteritidis, Staphylococcus aerus dan Streptococcus aureus (Sofyan dkk, 2008).
Serta tepung cacing tanah diketahui memberi efek terhadap peningkatan imunitas
ternak dan dapat menstimulasi sistem kekebalan tubuh (Julendra, dkk. 2010). Selain
bisa sebagai bahan antibiotik alami untuk pakan ternak, cacing tanah juga bisa
mencukupi kebutuhan gizi ternak karena di dalamnya terkandung protein (64-76%),
lemak (7-10%), kalsium (0,55%), fosfor (1%), dan serat kasar (1,08%). Serta di
dalam cacing tanah juga terkandung asam amino esensial dan non esensial. Rataan
retensi nitrogen tepung cacing tanah adalah 0,86% dan energi metabolisnya
mencapai 3613,76 Kkal/kg (Resnawati, 2004).
Bahan-bahan tersebut kami jadikan bahan pakan tambahan dalam
membuat ransum ayam broiler. Sehingga dapat tercipta suatu inovasi baru yang
aplikatif berupa Multi Functional Feed, yaitu pakan fungsional berbasis natural
obstretic yang berbentuk tepung untuk ayam broiler yang jauh lebih sehat dan
meningkatkan produktifitas ayam broiler sesuai dengan yang diinginkan. Serta
dapat menyelesaikan masalah daging ayam beresidu di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
yaitu apakah daun kelor, kunyit dan cacing tanah bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pakan tambahan dalam ransum ayam broiler untuk menciptakan pakan fungsional
berbasis natural obstretic yang bisa meningkatkan produktivitas ayam broiler tanpa
residu antibiotik?
1.3 Tujuan
Menciptakan pakan fungsional berbasis natural obstretic untuk ayam
broiler dengan memanfaatkan daun kelor, kunyit, dan cacing tanah sebagai bahan
pakan tambahan, meningkatkan produktivitas ayam broiler tanpa residu antibiotik.
1.4 Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas ayam broiler tanpa residu antibiotik di
Indonesia
2. Menghilangkan pemberian antibiotik pada saat pemeliharaan ayam broiler.
3. Meningkatkan nilai ekonomis dari daun kelor, kunyit, dan cacing tanah
terutama daun kelor yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.
4. Menciptakan paten pakan fungsional berbasis natural obstretic yang diberi
nama Multi Functional Feed
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Brassicales
Familia
: Moringaceae
Genus
: Moringa
Spesies
: Moringa oleifera L.
Gambar 1.
Tanaman Kelor (Moringa oleifera)
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zungiberacceae
Genus
: Curcuma
Species
Gambar.2
Kunyit (Curucuma domestica)
Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman herbal
yang digunakan sebagai pakan tambahan dan telah terbukti memiliki kualitas yang
baik apabila ditambahkan ke dalam pakan basal untuk unggas. Tanaman obat
tradisional golongan Zingiberaceae ini dapat berfungsi sebagai obat dan dapat
merangsang kantung empedu untuk berkontraksi mengeluarkan cairan empedu
(Tjitrosoepomo, 1994). Menurut Anggorodi (1985), cairan empedu yang
mengandung enzim amilase dapat menetralisir keasaman isi usus, dan menciptakan
kondisi alkalis dalam usus.
Kandungan gizi kunyit yaitu protein 8,6%, lemak 8,9%, kalsium 0,2%,
fosfor 0,26, dan serat kasar 6,9% an energi metabolis 390 Kkal/g (Shankaracharya
dan Natarajan,1977).
Menurut Rukmana (1994), kurkumin yang terkandung di dalam tanaman
kunyit memiliki fungsi yang dapat merangsang dinding kantung empedu untuk
mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang
mengandung enzim amilase, lipase,dan protease untuk meningkatkan pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein. Peningkatan enzim-enzim pencernaan akibat
pemberian kunyit tersebut menyebabkan proses pencernaan broiler lebih baik
dalam mencerna ransum, sehingga kecernaan ransum akan meningkat dan
mengakibatkan saluran pencernaan broiler lebih cepat kosong dan pada akhirnya
konsumsi ransum broiler akan meningkat.
Kunyit juga dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang
keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase dan protease.
Kandungan zat aktif yang dimiliki oleh kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri
yang berfungsi sebagai kalagoga (dapat meningkatkan sekresi cairan empedu).
Selain minyak atsiri, kandungan lain yang terdapat di dalam kunyit adalah
kurkuminoid yang dapat meningkatkan nafsu makan yang pada akhirnya akan
meningkatkan bobot hidup ayam pedaging (broiler) (Adi dkk, 2009). Selain itu,
menurut Kumar dan Sharnya (2006) kunyit mengandung senyawa aktif kurkumin
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri terutama pada saluran pencernaan.
2.3 Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Annelida
Kelas
: Clitellata
Subkelas
: Oligochaeta
Ordo
: Haplotaxida
Familia
: Lumbricidae
Genus
: Lumbricus
Spesies
: Lumbricus rubellus
Gambar 3.
Cacing tanah (Lumbricus rubellus)
karena mengandung zat anti bakteri lumbricin (0,1 g/g) yang merupakan
senyawa peptida dengan susunan asam amino yang lengkap terutama prolin, dan
secara in vitro mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli,
Salmonella enteritidis, Staphylococcus aerus dan Streptococcus aureus (Sofyan,
dkk. 2008). Serta tepung cacing tanah diketahui dapat memberikan efek terhadap
peningkatan imunitas ternak dan dapat menstimulasi sistem kekebalan (Julendra,
dkk. 2010).
BAB III
METODE PENULISAN
saat
pemeliharaan
sehingga
berbahaya
bagi
konsumen.
Serta
penulisannya
mempergunakan
aspek-aspek
kecenderungan,
non
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
tanah dan spray dryer untuk mengenkapsulasi lumbricin cacing tanah. Bahan
yang digunakan yaitu air untuk mencuci bahan pakan. Maltodekstrin dan
akuades untuk proses enkapsulasi lumbricin. Jagung, dedak, sorghum, tepung
ikan, tepung daun kelor, tepung kunyit, dan tepung cacing sebagai komposisi
penyusun Multi Functional Feed. Serta karung yang digunakan untuk
mengemas bahan pakan yang sudah digiling menjadi tepung.
4.2.2 Proses Pembuatan Multi Functional Feed
Semua bahan pakan ditimbang sesuai persentase komposisi masing-masing
bahan pakan yang sudah ditetapkan, bahan pakan dicuci bersih kecuali dedak
dan tepung ikan. Setelah itu bahan pakan ditiriskan, kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 50C selama 30 menit. Setelah kering bahan pakan
digiling agar berubah menjadi tepung. Untuk cacing tanah dilanjutkan dengan
proses ektrasi zat lumbricin dengan metode dekokta yaitu dengan cara
sebanyak satu bagian tepung cacing tanah (TCT) ditambahkan air pH netral
sebanyak 10 bagian dan ditambah lagi air ekstra sebanyak dua bagian ke
dalam panci. Panci tersebut dipanaskan di atas penangas air selama 30 menit
terhitung sejak suhu air dalam panci 90C. Selanjutnya, air dipisahkan dari
sisa TCT dengan cara disaring. Filtrat tersebut dipekatkan dengan cara
diuapkan yang disertai dengan penurunan tekanan permukaan hingga
konsistensinya kental (Dep.Kes RI, 2000). Selanjutnya yaitu proses
enkapsulasi lumbricin. Enkapsulasi bertujuan untuk membuat lumbricin lebih
optimal dan lebih stabil dibandingkan dengan bentuk tepung atau ekstrak.
Enkapsulasi dilakukan dengan metode spray drying. Kondisi pengoperasian
spray dryer adalah sebagai berikut: suhu inlet 110C, suhu exhaust 68C, dan
kecepatan pompa 3. Maltodekstrin digunakan sebagai enkapsulan.
Perbandingan komposisi formula enkapsulasi yang digunakan, yaitu ECT
(ekstrak lumbricin cacing tanah), maltodekstrin, akuades 2:5:50. Sebelum
dimasukkan ke dalam spray drier, formula dicampur homogen dengan
ultrathurax selama lima menit. Kemudian semua bahan pakan dihomogenkan
dengan cara bahan pakan yang komposisinya paling sedikit dicampur dengan
bahan pakan yang komposisinya lebih banyak, begitu seterusnya hingga pada
bahan pakan yang komposisinya paling banyak. Proses terakhir yaitu pakan
12
dikemas dalam karung agar bisa disimpan dalam jangka waktu lama dan
terhindar dari kerusakan.
Semua bahan pakan ditimbang sesuai persentase
komposisi
Jagung
Dikeringkan
dengan
oven 50C
Selama 30
menit sampai
kering
Sorghum
Dicuci
bersih
Daun Kelor
Kemudian
Kunyit
Cacing
Digiling dengan
grinder sampai
menjadi tepung
13
Jagung
42,50
Dedak
13,00
Sorghum
14,25
Tepung Ikan
6,50
Daun kelor
8,25
Kunyit
2,50
Cacing tanah
13,00
Jumlah
100,00
3038,60
22,07
4,94
4,98
Ca (%)
0,23
P (%)
0,31
Lisin (%)
0,84
Metionin (%)
0,39
Jagung
43,50
Dedak
12,75
Sorghum
14.25
Tepung Ikan
1,00
Daun Kelor
11,00
14
Kunyit
1,50
Cacing Tanah
Jumlah
16,00
100,00
3120,20
20,86
4,73
5,15
Ca (%)
0,13
P (%)
0,26
Lisin (%)
0,75
Metionin (%)
0,35
15
dapat merusak dinding serta membran sel dari bakteri. Membran sel bakteri
sendiri berfungsi sebagai pembungkus sitoplasma dan isinya. Dimana di
dalam organel-organel
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah :
1. Multi Functional Feed merupakan pakan fungsional berbasis natural
obstretic berbentuk tepung untuk ayam broiler. Disebut pakan fungional
karena selain bisa untuk memenuhi kebutuhan asupan nutrisi dari ayam
broiler, pakan juga bisa berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan dan
kecernaan
pakan,
meningkatkan
imunitas
ternak,
mempercepat
17
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R. 2009. Efektifivitas Betain Pada Pakan Ayam Broiler Rendah Metionin
Berdasarkan Parameter Berat Badan dan Karkas. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Solo.
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutahir Ilmu Makanan Ternak Unggas.Universitas
Indonesia Press. Jakarta. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum.Cetakan
kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Dep. Kes. RI. (2000). Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia.
Hayati, Septi Nur., Herdian, Hendra., Damayanti, Ema., Istiqomah, Lusy dan
Julendra,
Hardi.
2011.
Profil
Asam
Amino
Ekstrak
Dengan
Cacing
Metode
Spray
Aditif
Pakan
Terhadap
Penampilan
Protein.
Jurnal
Manajemen
&
http://Kontan.co.id [28
Juli 2015]
Resnawati, Heti. 2004. Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras
Pedaging
Yang Diberi
Ransum
Mengandung
Tepung
Cacing
Tanah
dan
18
Institut Pertanian
Bogor.
Shankaracharya, N.B. dan C.P. Natarajan. 1977. Role of Species in Health. J. Food.
Scie.:99-120
Sihombing, Wara Pratitis dan Ginanjar Arya Dewangga. 2010. Pengaruh
Penggunaan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap
Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan
Organik
Ransum
Domba
19
Nama Lengkap
Rufii
2.
Jenis Kelamin
Laki laki
3.
Program Studi
Ilmu Peternakan
4.
NIM
145050100111127
5.
6.
rufii.ub1995@gmail.com
7.
Nomor Telepon/HP
085648113847
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama Institusi
SDN Kapu 2
Jurusan
IPA
Tahun Masuk-Lulus
2001-2007
2007-2010
2010-2013
Jenis Penghargaan
Tahun
Finalis PIMB
2014
2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Full Paper Pekan Riset dan Ilmiah Mahasiswa
(PRISMA) 2016.
Malang, 21 Juli 2016
Pengusul,
(Rufii)
20
Nama Lengkap
Mifrotul Komariyah
2.
Jenis Kelamin
Perempuan
3.
Program Studi
Ilmu Peternakan
4.
NIM
155050100111034
5.
6.
mifrotul1998@gmail.com
7.
Nomor Telepon/HP
085646172646
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
SMP
SMA
SDN
Damarwulan 2
Jurusan
IPA
2009-2012
2012-2015
Jenis Penghargaan
Institusi
pemberi Tahun
penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Full Paper Pekan Riset dan Ilmiah Mahasiswa
(PRISMA) 2016.
Malang, 21 Juli 2016
Pengusul,
(Mifrotul Komariyah)