3
3
NIM : 08.0401001
NIM : 08.0401004
GIO SAPUTRA
NIM : 08.0401021
FICKY HAMDANI
NIM : 08.0401097
AGORLIF E. SIANTURI
NIM : 08.0401101
DAFTAR ISI
1
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................
1.3 Manfaat.................................................................................
10
10
10
12
14
14
15
16
17
19
19
20
22
25
29
29
30
30
30
32
32
32
32
32
34
36
42
45
64
64
64
64
64
65
65
70
76
76
76
80
82
83
88
93
94
99
6.1 Kesimpulan............................................................................
99
6.2 Saran....................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
99
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era persaingan bebas menuntut setiap pelaku kehidupan untuk lebih
pembuatan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa diantaranya:
1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan dan sebaliknya
dapat menambah ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di perkuliahan
2.
3.
2.1.2 Misi
Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan melalui
bisnis
2.3
10
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundinganperundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang
untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam
Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik
Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek
Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah
Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light
Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co.,
Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries
Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.
Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan
di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah
Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium
Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium
(INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan
Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah
perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan
Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon
Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan
90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%
11
dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998
menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah
Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi
terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah
yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek
Asahan.
2.4
1.
: 603 MW
Output Tetap
: 426 MW
Output Puncak
: 513 MW
13
2.5
(Menteri Keuangan Republik Indonesia) dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.
(NAA Co., Ltd). NAA di bentuk oleh 12 perusahaan penanam modal Jepang
(Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light
Metal Company Ltd., C. Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co.,
Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries
Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., dan Mitsui & Co.,
Ltd.). Saham NAA terdiri dari 58,88 % milik kedua belas perusahaan penanam
modal tersebut di atas dan milik lembaga keuangan pemerintah Jepang (Overseas
Economic Cooperation Fund).
Komposisi pemilikan saham sejak berdirinya PT INALUM hingga saat ini
ditunjukkan oleh tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM
Keterangan
Pemerintah RI
Awal Pendirian
10,00 %
90,00 %
14
20 Juli 1979
25,00 %
75,00 %
29 Juni 1987
41,13 %
58,87 %
10 Februari 1998
41,12 %
58,88 %
LOKASI KERRJA
JUMLAH
Jakarta
31 Orang
Medan
8 Orang
Kuala Tanjung
1.718 Orang
15
Paritohan
192 Orang
Total
2.6
1.949 Orang
Fasilitas Lainnya
Demi kelancaran proses produksi peleburan aluminium di Kuala Tanjung,
e. Sekolah
f. Tempat belanja
g. Kantor pos
h. Kantor Telkom
i. Sarana rekreasi
j. dll
2.7
Manfaat PT INALUM
Perusahaan sangat menyadari dan memahami bahwa kelancaran
17
2.8
Alih Teknologi
Pembangunan PT INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih
18
Kinerja perusahaan
2.9.1 Produksi dan Penjualan
Sejak awal beroperasi hingga saat ini, PT INALUM terus berusaha untuk
20
4. PROPER
PT Inalum juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun
2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
6. Sahwali Awards
Perusahaan juga menerima Sahwali Awards tentang Environmentally
Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesian
Environmental Management and Information Center ( IEMIC ).
2.10 Proses Produksi
21
Bahan-bahan
untuk
keperluan
produksi
aluminium
pertama
sekali
didatangkan melalui pelabuhan. Bahan bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan
kokas (Coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo),
Kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch storage house.
Alumina yang berada di dalam silo alumina kemudian dibawa ke dry
scrubber system untuk direkasikan dengan Gas HF yang berasal dari pot. Hasil
dari reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan ke dalam hopper
pot dengan menggunakan anode changing crane (ACC). Dari Hoper pot reacted
alumina akan dimasukkan ke dalam tungku reduksi.
Kokas yang ada didalam silo kokas akan dicampur dengan butt dan
kemudian mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan pitch yang
berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak
menggunakan shaking machine dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada
baking furnance. Hasilnya adalah blok-blok anoda. Blok-blok anoda tersebut akan
dipanggang pada suhhu tertentu untuk menguapkan material volatille pada anoda.
Semua prose s ini berlangsung di Anode Green Plant dan Anode Baking Plant.
Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai (annode assembly) di Annode
Rodding Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant
untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah kurang
lebih 28 hari anoda diganti dan sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini kemudian
akan dihancurkan dan dimasukkan ke butt silo. Kemudian dipakai kembali
sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch.
22
Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses
ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk
bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong gas cleaning
system. Setelah proses elektrolisis akan dihasilkan molten bath yang dihasilkan
pada bagian bawah pot kemudian dibawa ke casting shop menggunakan Metal
Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair dimasukkan ke holding
furnance, setelah itu aluminium cair di tuang ke casting machine untuk dicetak
menjadi aluminium batangan (aluminium ingot) dengan berat masing masing
Ingot lebih kurang 22,7 kg. Desain produksi PT INALUM adalah 225.000 ton
aluminium per tahun. Namun, karena adanya perbaikan teknologi dan semakin
tingginya tingkat effisiensi penggunaan arus, maka kapasitas produksi PT
INALUM lebih tinggi dari desain produksinya.
23
DC Electric Pow er
Aluminium Fluoride
Recovered Cryolite
Dry Scrubber
Clean Gas
Exhaust
Gas
Molten Aluminium
Unloader
Alumina
Pitch
Coke
Holding
Furnace
20,000 T/U
x3 U
Casting
Machine
Aluminium Ingot
Main Fan
22.7 Kg/Pc
Alumina Silo
A-Berth
CASTING SHOP
REDUCTION PLANT
Clean Gas
Cast Iron
1,400 T/U
x 20 U
Coke Silo
Return
Crust
Fan
Butt Cleaner
Anode Assembly
Pitch
PRE HEATER
Shaking Machine
Exhaust
Gas
Heavy Oil
Baked
Block
Rod
Butt Press
Ko-Kneader
ANODE GREEN PLANT
Baking Furnace
ANODE BAKING PLANT
Butt
Silo
Crusher
24
25
26
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika
manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat
kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan
dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak
negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber
dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal
tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi.
Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus
dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak
dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan
dapat meninggalkan organisasi.
27
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN
3.1
Pendahuluan
Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya.
Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang lain karena pengaruh pengetahuan dan
pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dengan satu
hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara
lainkebutuhan akan sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk
bergaul, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan diakui keberhasilannya.
Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus bekerja sama dengan orang lain
untuk mencapai tujuannya atau berorganisasi.
3.2
Bentuk Organisasi
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas.
3.2.1 Nama, Tempat kedudukan dan tanggal berdirinya Perseroan.
Perseroan Terbatas ini bernama PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM
28
2.
a.
29
Sumitomo Chemical Company, Ltd ; Sumitomo Shoji Kaisha, Ltd ; Nippon Light
Metal Company, Ltd ; C. Itoh & Co Ltd, Nishho-Iwai Co Ltd, Nichimen Co Ltd,
Showa Denko K. K, Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd,
Mitsubishi Corporation, Mitsui Alumunium Company, Ltd ; Mitsui & Co Ltd.
Saham NAA terdiri dari 50 % milik ke 12 perusahaan penanam modal tersebut
diatas dan 50% milik lembaga keuangan Pemerintah Jepang (Overseas Economic
Coorperation Fund).
30
BAB IV
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PERALATAN PABRIK
4.1
dan merupakan faktor atau elemen yang sangat penting di dalam pengaturan
keseluruhan kerja yang melibatkan pemanfaatan sumber daya yang ada misalnya
tenaga kerja, mesin, material atau spare part, uang dan metoda pemeliharaan (5M
Man, Machine, Material, Money, Methodes).
Dalam pelaksanaanya Maintenance Management ini meliputi hal-hal
sebagai berikut :
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Penyempurnaan
31
misalnya
pemeriksaan
32
penyempurnaan.
Pengendalian inventori misalnya pengawasan stock, penyimpanan
b.
produk
lokal,
serba-sumber,
pembaharuan
33
34
2. Tujuan Pemeliharaan
a. Tujuan dalam pengertian sempit
Suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan dalam kondisi bisa
dioperasikan untuk kestabilan produksi dan bebas dari penurunan mutu baik
peralatan maupun produk yang dihasilkan.
b. Tujuan dalam pengertian luas :
35
3. Klasifikasi Peralatan
Klasifikasi peralatan ditinjau dari 3 (tiga) aspek :
a. keselamatan
Aspek ini
meliputi;
kecelakaan
fatal
bencana,
polusi
36
Item
Judgement Factor
Aspek Keselamatan
1) Peralatan &material
Mar
k
yang berbahaya,
(*)
meledak mudah
terbakar,bencana
2) Peralatan &material
yang cukup
berbahaya, meledak
2) Polusi lingkungan
bisa terbakar
1) Material sangat
berbahaya thd polusi
(*)
air/udara
2) Material cukup
berbahaya thd polusi
air/udara
3) Berpengaruh thd.
Bencana, lingkungan
3) Peraturan keselamatan
umum
1) Diberlakukan
peraturan
keselamatan
2) Berlaku serupa
seperti peraturan
keselamatan
37
Aspek
Aspek Produksi
Item
1) Working ratio
2) Stand-by unit
Judgement Factor
1) WR>=80%, tanpa
Mark
standby unit
2) WR>=80%, dengan
standby unit
3) 80%>WR>=50%
1) Tanpa stand by unit.
2) Ada stand by unit tetapi
3
2
5
penggantinya.
3) Ada stand by unit,
3) Berpengaruh terhadap jumlah
dan mutu produk.
4) Berpengaruh terhadap
fasilitas lain.
Aspek Maintenance
3
5
2)
3)
1)
2)
1)
2)
1)
2)
3)
3
1
4
2
4
2
4
2
1
38
Lebih besar dari 30, kelas A [dan setiap peralatan dengan mark (*)]
4. Derajat Pemeliharaan
Derajat Kelas
(1). Harian
(2). Patroli
(3). Berkala
(4). Ketelitian
Pemeliharaan
1.Pemeliharaan
---
2.Penyesuaian
(1).
Pemberian T
T
39
Pelumas
(2). Harian
(1). Pencegahan
--
(2). Darurat
--
--
Laporan F
Analisa F
3.Perbaikan
4.Pengendalian
Kegagalan
(1).
Kerusakan
(2).
Penyebab
--
kegagalan (MBTF)
Catatan :
= Tidak diperlukan
40
Mencegah
Mengukur
Memperbaiki
Departemen
penurunan
penurunan
penurunan mutu
terkait
mutu
mutu
Operasi Pemakaian
Produksi
normal
yang benar
(2).
Pembersihan
Pemeriksaan
Pemeliharaan
Pemeliharaan
pelumasan
harian
kecil
(3).
Pemeriksaan
Perbaikan
Pemeliharaan
berkala
berkala
(4).
Analisa
Pemeliharaan
Pemeliharaa
Pemeliharaan
kecendrungan
Berdasarkan
berkala
terjadi kerusakan
Kondisi
Produksi
penyesuaian
pemeliharaan
berkala
Pemeliharaan
Pemeliharaa
Pemeliharaan
di luar rencana
n produksi
setelah terjadi
kerusakan
3). Memperpanjang Umur
41
(1).
Memperbaik
Pemeliharaa
Pemeliharaan
i kekuatan
Mengurangi
perbaikan
Produksi
beban
kehandalan
4). Mengurangi waktu pemeliharaan
(1).
Memonitor
Penyempurnaan Pemeliharaa
Pemeliharaan
kondisi
pemeliharaan
perbaikan
menyempurnaka
mampu rawat
n pemeriksaan
Modifikasi
Pemeliharaa
Pencegahan
alat,
pemeliharaan
material dll.
ganti
pekerjaan
42
Manusia
Material
Mesin
Modal
Metoda
43
44
45
Tag-Code
Proses data
Update Data
Tag-Code
Tag-Name
Maintenance
Tag-Sign
interval
Work-Item-No
Work-Item-No
Work-Name
Maintenance Interval
Last Maint. Date
46
Output data
Maintenance Plan
long run
Spare-Part Master ialah daftar dari spre parts yang dibutuhkan untuk
setiap pelaksanaan kerja dalam Maintenance Work Master .
4.Rencana Pemakaian ( Consumption Plan )
Rencana Pemakaian Barang Sistem Paket
( pekerjaan overhaul ) :
Penggabungan antara Maintenance Work Master dengan Spare-Part
Master untuk kode alat dan kode pekerjaan yang sama, maka akan didapat jumlah
total spare-part yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rencana kerja
pemeliharaan.
Perencanaan sistem paket sepenuhnya diproses oleh komputer.
( Aliran Proses Rencana Pemakaian ( sistem paket )
Input Data
Maint. Work Master
Tag-code, Item-No
Exec-Date-Interval
Proses Data
Output data
Total
Work Qty. = A
A x B = CP
CP (PAKET)
Spare-Part Master
tag-Code, Item-No, Art-Cod, Part-Name, Spec., Qty/work
Spare-Part
Per Work = B
Proses data
Output data
Maintenance
Plan
EDP
Rencana Pemakaian
Proses
( CP single )
Consumption
Actual
CP
(Paket)
CP
(Single)
CP Total
Rencana Pemakaian
(Paket + Single)
( CP Total )
48
Rencana
(RQ=CP+MS-PS-OO)
Pembelian
Kondisi Stock
Update P.S & O.O
To SBP
Check Budget
Revisi
No
MS = minimum Stock
PS = Present Stock;
Yes
OO = On Order
Rencana
Pengadaan
Usulan Anggaran
(1) Rencana Pembelian :
S/P, Material, Consume.
Pemeriksaan
Hasil
Persetujuan
(Revisi)
Yes
No
49
Anggaran
Laporan
Import
Yes
Rencana Pengadaan
(Anggaran Disetujui)
Apprv.
Ke AA
No
No
Yes
Pengadaan
Pengadaan
(Lokal)
(Import)
Notes :
AA = Asahan Authority
4.Perencanaan Pemeliharaan
Preventive
Maintenance
Maintenance
Condition Base
Clarify/Request
Annual Plan
Maintenance
Check :
.Spare parts
Proposal/Report
Maintenance
.Material
Prod.Section
Monthly Plan
.Tools
.Breakdown
Pelaksanaan
Maintenance
No
Ok
Yes
.Man Power
ditambah
dengan masukan Work
dari Execution
seksi Produksi, hasil
dan perawatan
Workpemeriksaan
Information sheet
.Accident
berdasarkan kondisi ( Condition Based Maintenance ) lainnya.
a. Mempersiapkan Standard
50
dari
peralatan
tersebut
yang
diambil
dari
51
Tujuan
pemeriksaan
peralatan
ialah
memeriksa
kondisi
52
standard
dengan
membongkar
peralatan.
bahkan
bila
diperlukan
pemeriksaan
juga
fungsi
dengan
tidak
fungsi
peralatan,
memperbaikinya
dan
53
operasi
dan
pekerjaan
penyesuaian
yang
54
dari
based)
Perbaikan pencegahan dengan ramalan (prediction)
Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
peralatan
setelah
peralatan
tersebut
mengalami kesusakan.
(3) Standar perbaikan
Standar perbaikan dibuat dan sesuai dengan standar teknik.
Standar perbaikan yang termasuk di dalam standar
pemeriksaan kecuali untuk peralatan khusus.
Untuk pekerjaan yang berbahaya, pedoman kerja perbaikan
harus dibuat.
(4) Pembagian kerja perbaiakan.
Kerja
perbaikan
dilaksanakan
oleh
departemen
pemeliharaan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh departemen pemeliharaan.
- Memberhentikan dan menghidupkan peralatan
- Membersihkan daerah sekitar dari bahan mentah (raw
-
material)
Memastikan kondisi aman untuk operasi
Membantu pekerjaan perbaikan
55
penyebab
diselidiki.
Penanggulangan
pencegahan
harus
56
yang
telah
diambil
terhadap
kerusakan
peralatan
secepatnya.
Bila perlu, orang pemeliharaan memberitahu seksinya
mengenai kondisi kerusakan peralatan dan minta bantuan
untuk
penyelidikan
penyebab
dan
mencari
penanggulangannya.
Ketika penanggulangan pencegahan terhadap kerusakan
diambil, persiapan laporan kejadian tersebut.
Orang
pemeliharaan
menjumlahkan
frekwensi
dari
Pengendalian Pemeliharan
4.4.1 Jadwal kerja pemeliharaan.
Sebelum kerja dimulai, orang yang bertugas harus mengadakan pertemuan
dengan seksi terkait dan menyediakan jadwal kerja rinci yang terdiri dari : isi
pekerjaan, metoda keselamatan kerja, jadwal kerja, dan lain-lain.
4.4.2 Pengendalian jadwal kerja pemeliharaan
Selama kerja pemeliharaan dilakukan, jadwal kerja dikendalikan dengan
mencatat kemajuan kerja pada lembaran kerja yang telah disediakan.
4.4.3 Pengendalian keselamatan kerja
Orang pemeliharaan harus selalu memperhatikan penanggulangan
keselamatan kerja pada setiap ia bekerja sesuai dengan panduan keselamatan
kerja.
4.4.4 Pengawasan (supervisi)
57
pemeliharaan.
Pembagian dan penggunaan anggaran
Pengendalian anggaran ( untuk menghindari kekurangan atau
berlebihan )
Membuat laporan pemakaian anggaran bulanan
Membuat rangkuman pemakaian anggaran
Macam Pekerjaan
Dasar Perhitungan
58
Jadwal
I.
1.
September
/ operasi
2.
Rencana operasi/pemeliharaan
September
3.
Data aktual
September
4.
Penegasan stock
Oktober
5.
Penegasan on order
Oktober
6.
RQ=(CP+MS)-(PS+OO)
Oktober
7.
Oktober
8.
Novenber
9.
November
II.
SBP
Persiapan usulan anggaran
1.
2.
3.
4.
Persetujuan AMP
April
5.
III.
April
1.
2.
Nov~Des
3.
Standar penilaian
Jan~Feb
4.
5.
April
6.
April
7.
April
RFA
Oktober
November
Verifikasi standar
Nov~Jan
November
Januari
2. Pembagian Anggaran
Spare-part, material, tools
59
(a) Spare-parts.
Rencana pemakaian spare-parts untuk kebutuhan dua tahun yang
akan
datang.
Spare-parts
paket
dibuat
berdasarkan
rencana
60
D
Co
Cm
Cd
Prev. Maint.-Maint.Degree
Breakdown Maint.
-Maint.Degree
Pengendalian Spare-part
1. Tujuan dari Pengendalian Spare-part
61
(Interest)
penyimpanan,
lainnya).
Menempatkan permintaan dengan jumlah yang sesuai.
Mengurangi jumlah pemakaian
Memanfaatkan barang bekas secara efektif.
Mempelajari atau mencari pengganti.
Memanfaatkan suku cadang yang tidak terpakai.
sesuai
ditentukan
dengan
spare-parts.
Inventory dari consumable parts dikendalikan berdasarkan
62
Purchase Order
Purchase Order
(Delivery Slip)
Purchase Order
63
Purchase Order
RFP Baru
Progress
Delivery
. Cover
. Detail Item
. Receive Date
. Detail Item
. Tech.Eva.Date
.OTC Date
. Contract Date
. RFP No.
. Inventory No
. Delivery Date
. RFP. No
. Article Code
Issuing
Stock Qty. (-)
. Physical Insp.
Ok
Yes
No
Mis-Delivery
Status On
Contracted work
CW
RFP Baru
Cover
Detail Item
Progress
Receive Date
Quot. Date
Tech. Eva.Date
OTC Date
Contract Date
Completion
RFT No.
Completion Date
Completion
Certificate
RFP. No
Pengendalian Inventory
Progress Report
64
RFP File
Delivery Order
Delivery
. RFP No.
. RFP No.
. Inventory No
. Inventory No.
. Inventory No
. On order
. Quantity
. Quantity
. Inspect. No.
. Inspect. Date
Receiving
History File
Issuing
Issuing
. Pick List No.
Issuing File
. Check Data
. Inventory No.
Stock File
. Inventory No
. Quantity Check.
. Issued Date
Qty
OK
Receiving
History File
Stock File
Yes
. Inventory No
. Stock Quantity (-)
No
Issued Item
Cancelled
65
= Consumption
Plan/Pick
List
RQ =
(CP+MS)-(PS+OO)
= Minimum Stock
= Present Stock
= On Order
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.1 Penjelasan umum Finishing shop
Finishing Shop adalah salah satu Sub Seksi dari Smelter Service and
Workshop (SSW) Section dalam lingkungan Smelter General Maintenance
(SGM) Department di Smelter Office Kuala Tanjung.
66
67
Hoist Crane
Mesin Press
Bearing heater
Gas cutting
Meja datar
Sub seksi Finishing dipimpin oleh dua orang Foreman dimana sub seksi
tersebut dibagi dalam dua kelompok kerja, yaitu Finishing-1 dan Finishing-2.
JM
Finishing - 2
Finishing - 1
F
F
LO
68
SO + O
SO + O
Keterangan :
GF
F
LO
SO
= General Foreman
= Foreman
= Leader Operator
= Senior Operator
= Operator
Pembagian tugas
Finishing - 1
Finishing - 2
O/H
O/H
Cooler
Compressor
Hyd. Pneumatic
Gear Reducer
Blower
Engine
Transmisi
Hoisting
Whell ACC
Administration
Rec and Eq. Control
69
User
SMO, SMT
Mechanical
ERS
F/S
overhaul
overhaul
reassembly
test
serah terima
recycle (store)
70
periksa ulang
71
5.3
72
oleh
sebuah
chamfer
bearing,
chamfer
bearing
tersebut
dihubungkan pada Input Shaft. Dari Input Shaft putaran diteruskan ke Inter
mediate Shaft 1, disinilah terjadi penurunan putaran. Dari Intermediate
Shaft 2, putaran diteruskan ke Intermediate Shaft 2. Disini terjadi lagi penurunan
putaran.kemudian diteruskan ke Output Shaft . Hasilnya didapatkan putaran
rendah dan torsi yang tinggi
73
74
sebagai
Preventive
Maintenance.
Kerusakan
pada
maka
pemeriksaan
dilakukan
berdasarkan
jadwal
75
visual check,
kurang
baik
tetapi
76
77
Foreman
Leader of
operator
Leader of
Senior
operator
Senior
operator
peralatan,
karena
apabila
kecelakaan
kerja
sampai
terjadi
78
sangat tinggi, basah/lembab atau daerah yang mengandung gas yang mudah
terbakar.
2. Peralatan yang akan di las
Peralatan yang akan di las harus dipersiapkan sedemikian rupa agar layak dilas
misalnnya peralatan dibebaskan dari tugas operasinya, telah dikosongkan dan
dibersihkan, penerangan melindungi daerah pengelasan dari pada air dan angin
atau pembiasan cahaya las.
3. Peralatan las
Perhatikan seluruh peralatan las harus benar-benar layak untuk dipakai.
4. Peralatan bantu
Demikian juga halnya dengan peralatan bantu. apakah sudah tersedia secara
baik , misalnya alat pemadaman kebakaran.
5.5 Penjelasan umum Machining Shop
Pekerjaan dasar machining shop adalah membuat komponen-komponen
mesin yang dibutuhkan untuk penggantian part equepment dengan menggunakan
mesin perkakas.Operasi di machining antara lain bubut,menggerinda,milling,
planing,driling sawing,reaming, dan boring.
79
80
Faktor lingkungan
Getaran
Debu dan kotoran
Kelembapan
Panas
Korosi dan erosi
81
82
d.
e.
f.
g.
operasikan 24 jam.
Penggantian oil torqon dilakukan setelah equipment beroperasi 6
bulan.
5. Penggantian spare part ( overhaul ) secara berkala, dilakukan berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan di PT. Inalum dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Republik
Indonesia dengan Pemerintah Jepang, perusahaan ini bergerak dalam bidang
usaha peleburan aluminium yang menghasilkan produk berupa batangan
aluminium (ingot). Dimana sebagian besar produksinya ini diekspor ke luar negeri
terutama ke Jepang sebagai penanam modal asing terbesar.
2. Inalum berbentuk Perseroan Terbatas, dengan RUPS sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. RUPS memiliki wewenang untuk memberhentikan komisaris
dan direksi.
3. Untuk menerapkan dan melaksanakan perawatan diperlukan man power,
manhour, tools dan spareparts yang akan diganti. Jika satu diantara empat hal
83
diatas tidak ada, maka pelaksanaan dan penerapan maintenance tidak dapat
dilakukan.
4. Setelah perawatan dilakukan dan equipment sudah dapat beroperasi dengan
baik, maka hal ini dilaporkan kembali ke departemen SSW, seperti inspection
record, application part list, daftar trouble yang nantinya akan menjadi catatan
sejarah perlengkapan (equipment history) untuk membantu perencanaan
perawatan selanjutnya.
6.2 SARAN
Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis kepada PT Inalum
adalah :
1.
kesempatan untuk melakukan peninjauan lapangan pada semua seksi yang ada di
pabrik peleburan aluminium ini.
3.
hari, penulis merasa waktu yang diberikan masih kurang kepada Mahasiswa untuk
melakukan Kerja Praktek. Maka, sekiranya PT. Inalum dapat memberikan waktu
yang lebih panjang.
84
4.
pekerjaan kepada peserta On the Job Training yang sedang praktek. Misalnya,
jika ada trouble dan inspeksi pada mesin sebaiknya para pesrta OJT diikutkan dan
diberikan pengalaman.
6.
Sebaiknya di Perusahaan ini dibuat wifi agar OJT bisa mencari Tugas
PT INALUM. Asahan.2008
Mechanical And Civil Engineering Section. Mechanical And Civil Departement,
PT INALUM. Asahan.2008
Mechanical And Civil Engineering Section, Maintenance Management.
PT INALUM. Asahan.2008
85
86