TINGGINYA PREVALENCE TB
I.
SKENARIO
Dokter dari Puskesmas Sukamadi ingin melaksanakan program menekan
tingginya prevalensi diwilayahnya. Prevalensi Tb didaerahnya termasuk tertinggi di
Kabupaten. Angka prevalensi Kecamatan Sukamadi 455/100.000 penduduk
sedangkan angka prevalensi Kabupaten keseluruhan sekitar 385/100.000 penduduk.
Dokter puskesmas tersebut ingin membuat program yang mungkin dapat
menurunkan angka prevalensi dengan menggunakan beberapa faktor risiko
terjadinya kejadian tingginya angka prevalensi Tb tersebut.
Dalam analisis odds ratio dari penelitian yang dilakukan terlihat sebagai berikut :
Tabel 1 : Beberapa jenis faktor risiko dan odds ratio penyakit Tb
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
II.
Faktor risiko
Kurangnya penyuluhan Tb
Rendahnya PMO
Kondisi lingkungan
Kepadatan hunian
Pengertian PHBS
Rendahnya pendidikan
Kondisi social ekonomi
Odds ratio
2
9
5
6
0.2
1
4
Keterangan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penelitian menggunakan case control
study.
2. Mahasiswa dapat mengartikan arti dari Odds Ratio (OR)
OR<1, OR=1 dan OR>1
3. Mahasiswa dapat membuat rencana program berdasarkan hasil dari table oddsratio diatas.
BAB I
PENDAHULUAN
yang
mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara
3. Apakah yang dimaksud dengan odd ratio (OR) ? Bagaimana cara membaca
hasil dari penelitian dengan Odd Ratio.
4. Bagaimana rencana program yang tepat yang dapat dilakukan kedepannya
dari hasil faktor risiko dan hasil penelitian yang dilakukan di kecamatan
Sukamandi?
1.3. Tujuan
1. Pembaca mengerti mengenai penyakit TB secara lengkap.
2. Pembaca mengerti mengenai case control study dan bagaimana cara
penelitiannya.
3. Pembaca mengerti mengenai Odd Ratio (OR) dan bagaimana cara
penelitiannya.
4. Rencana program yang dihasilkan tepat sesuai faktor risiko yang ada sehingga
dapat menekan angka prevalensi di kecamatan Sukamandi.
1.4. Manfaat
1. Pembaca dapt mengenali penyakit TB dan penangannya.
2. Pembaca dapat menggunakan penelitian case control study secara tepat
kedepannya.
3. Pembaca dapat membaca hasil dan interpretasi dari Odd Ratio (OR)
4. Hasil dari rencana program yang ada dapat dijadikan acuan dalam menekan
angka prevalensi TB.
BAB II
ANALISA DAN PEMBAHASAN
2.1. Analisa
1. Skenario
Dokter dari Puskesmas Sukamadi ingin melaksanakan program menekan tingginya
prevalensi diwilayahnya. Prevalensi Tb didaerahnya termasuk tertinggi di Kabupaten.
Angka prevalensi Kecamatan Sukamadi 455/100.000 penduduk sedangkan angka
Faktor risiko
Kurangnya penyuluhan Tb
Rendahnya PMO
Kondisi lingkungan
Kepadatan hunian
Pengertian PHBS
Rendahnya pendidikan
Kondisi social ekonomi
Odds ratio
2
9
5
6
0.2
1
4
Keterangan
Bayi dan Anak Balita karena sistem kekebalan tubuh belum kuat demikian
pula orang tua karena secara alamiah sistem kekebalan tubuhnya mulai
menurun.
pengobatan
yang
lama
membuat
pasien
TB
bosan
untuk
penyakit yang long latent periods sangat efisien untuk menggunakan casecontrol. Desain ini banyak digunakan untuk penelitian atau studi tentang
kejadian luar biasa (KLB) (Swarjana, 2012).
Karakteristik case control merupakan penelitian observasional yang bersifat
retrospektif. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok control.
Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebabakibat. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistic. Kelompok
kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus. Pada
penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh
faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok control. Penghitungan
besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds ratio.
(Swarjana, 2012)
Keuntungan dari metode penelitian ini adalah Kelompok kontrol
mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus. Pada penelitian
kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko
antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Penghitungan besarnya risiko
relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds ratio. (Murti, 2011)
Kelemahan dari metode penelitian ini adalah alur metodologi inferensi
kausal yang bertentangan dengan logika normal. Rawan terhadap bias. Tidak
cocok untuk paparan langka. Tidak dapat menghitung laju insidensi. Validasi
informasi yang diperoleh sulit dilakukan. Kelompok kasus dan kontrol dipilih
dari dua populasi yang terpisah. (Swarjana, 2012)
Kriteria pemilihan kasus adalah kriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus
dibuat dengan jelas. Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau
populasi/masyarakat. Kriteria pemilihan kontrol adalah mempunyai potensi
terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasus. Tidak menderita
penyakit yang diteliti. Bersedia ikut dalam penelitian. (Murti, 2011; Swarjana,
2012)
e. Odds Ratio.
Odds ratio adalah suatu ukuran asosiasi yang biasanya digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara potensi risiko atau faktor protektif
(exposure) dan hasil. Odds ratio merupakan probabilitas bahwa suatu peristiwa
akan terjadi dibagi dengan probabilitas bahwa itu tidak akan terjadi. (Lutfiyah,
dkk, 2013)
Kriteria odds ratio, yaitu (Lutfiyah, dkk, 2013) :
10
BAB III
RANCANGAN PROGRAM
1. Memberikan
Pengobatan
Sesuai
Standar dengan
Pengawasan
dan
11
12
13
akan kesehatannya menjadi rendah yang membuat peningkatan prevalensi TB. Rencana
program untuk mengatasi ini dengan cara melibatkan perangkat desa sebagai jembatan
melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kondisi lingkungan yang
sehat, membangkitkan kembali semangat gotong royong dan peduli terhadap lingkungan.
Proses juga berkaitan dengan metode yang meliputi kurangnya peran puskesmas
dalam penanganan PMO di masyakat, sehingga puskesmas dan pengurus organisasi pada
kecamatan Sukamandi harus berperan penting dalam memberikan penjelasan terhadap
masyrakat tentang pentingnya pengawasan minum obat TB yang tepat dan benar agar
peningkatan kasus TB di kecamatan Sukamandi dapat di tekan.
Faktor ketiga ialah faktor lingkungan. Dalam faktor lingkungan dipengaruhi oleh
kurangnya peran pemerintah dan organisasi dan peran serta masyarakat. Kurangnya
minat masyarakat, PMO tidak digaji dan ada pula kader PMO yang mengundurkan diri
menjadi salah satu dari sekian banyak alas an yang menunjukan kurangnya peran
masyarakat dalam hal ini. Rencana program yang dapat dilakukan oleh puskesmas dalam
hal ini iallah dengan lebih sering mengadakan penyuluhan dan ajakan kaderisasi serta
penjelasan pentingnya PMO bagi dalam menekan angka prevalensi TB serta pencegahan
penularan TB demi menjaga kesehatan keluarga masing masing.
Kurangnya kerjasama dan perhatian dari puskesmas, tidak adanya penyuluhan
dari puskesmas, kurangnya organisasi yang peduli terhadap TB dan kurangnya promosi
dan penyuluhan tentang PMO menyebabkan kurangnya peran serta pemerintah selaku
puskesmas dan organisasi dalam faktor lingkungan penyebab rendahnya PMO. Rencana
program yang dapat dilakukan ialah dengan meningkat kesadaran tenaga kesehatan yang
ada di puskesmas atau instansi pemerintah serta organisasi organisasi kemasyarakatan
sehingga dapat memacu peran serta dalam pengkaderan PMO, hal ini secara tidak
langsung dapat meningkatkan angka penyuluhan dari puskesmas ata organisasi
organisasi kemasyarakatan sehingga diharapkan angka pengkaderan PMO meningkat dan
berefek pada menurunnya prevalensi TB di kecamatan Sukamandi.
14
15
N
o
Kegiatan
.
1
.
Penamba
han
jumlah
Kader
PMO
baru
2 Pelatihan
.
kaderkader
PMO
Sasaran
Seluruh
masyarakat
kecamatan
Sukamandi
Remaja dan
dewasa muda
yang merupakan
keluarga atau
kerabat pasien
baru
3 Penyuluh
. an
pentingny
a PMO
Seluruh
masyarakat
Kecamatan
Sukamandi
terutama kerabat
pasien
Target
Bertamba
hnyajuml
ahkaderkaderyan
g
lebihkom
petendan
berkualita
s
Terbentu
knyakade
rkaderbaru
yang
lebihkom
petendan
berkualita
s
Meningk
atnya
angka
calon
PMO
RincianKegiat LokasiPelaks
an
anaan
Pendataan
warga dan
pendaftaran
kader
Tenaga
Pelaksana
Jadw
al
1 kali
BalaidesaKe Petugaspuskes padab
camatanSuka masdantenaga ulant
mandi
medisProvinsi ertent
u
Kebutu
hanPela
ksanaa
n
Kader
danmat
eritenta
ng
TBC
Tujuan
Meningkatkanjumla
h PMO
danmenurunkanang
kainsiden TBC
Indik
Menin
yaJum
PMO
Memberikanp
elatihankepad
akader PMO
BalaidesaKe Petugaspuskes 3
Kader
camatanSuka masdantenaga Bulan danmat
mandi
medisProvinsi sekali eritenta
ng
TBC
Meningkatkanjumla
h PMO
danmenurunkanang
kainsiden TBC
Menur
a insid
TBC
Penyuluhan
gratis
Kecamatan
Sukamandi
Meningkatkan
angka calon PMO
Menin
ya calo
PMO
Petugas
kesehatan
puskesmas
dan kaderkader PMO
6
bulan
sekali
Kader
dan
materi
No
8.
Masalah
.
1
2
3
M
5
4
3
I
4
4
3
V
4
3
4
C
4
5
4
P=
20
9.6
9
M I V
C
Prioritas
penyelesaian
masalah
: Implementasi, kelanggenganselesainyamasalah
: Vulnerability, sensitifnyadalammenyelesaikanmasalah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
KESIMPULAN
TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobakterium Tuberculosis
Sistem sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak diparu yang
biasanya merupakanlokasi infeksi primer. (Mansjoer, Arief, 2001). Indonesia sekarang berada
pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi
TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi
berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan
61,000 kematian per tahunnya (Menkes, 2011).
Pada kasus dibawah, peneliti mendapatkan bahwa angka angka prevalensi di
kecamatan Sukamandi sebesar 455/100.000 penduduk sedangkan angka prevalensi
kabupaten keseluruhan sekitar 385/100.000. Data tersebut, mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian dengan case control study pada penduduk di kecamatan
Sukamandi dengan tujuan untuk melihat faktor resiko atau paparan yang ada pada
penduduk di kecamatan Sukamandi terhadap angka prevalensi TB yang ada di
kecamatan tersebut. Uji statistik yang akan dipakai dibawah ialah dengan odd ratio
yang dapat menilai tujuan dan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian case-control merupakan penelitian analitik observasional yang
banyak digunakan dalam bidang epidemiologi. Desain penelitian ini digunakan
untuk mengetahui penyebab penyakit dengan menginvestigasi hubungan antara
faktor risiko (risk factor) dengan kejadian penyakit (occurance of disease). Desain
ini menggunakan pendekatan backward looking (retrospective) berdasarkan
exposure histories of cases and controls (WHO, 2001 dalam Swarjana, 2012).
Metode penelitian case control study, analisa datanya menggunakan Odd Ratio.
Odds ratio adalah suatu ukuran asosiasi yang biasanya digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara potensi risiko atau faktor protektif (exposure) dan hasil.
Odds ratio merupakan probabilitas bahwa suatu peristiwa akan terjadi dibagi dengan
probabilitas bahwa itu tidak akan terjadi. (Lutfiyah, dkk, 2013). Kriteria odds ratio,
yaitu (Lutfiyah, dkk, 2013) :
penyakit.
Nilai OR <1, berarti paparan (exposure) dapat menjadi faktor protektif
terjadinya penyakit.
Dari odds ratio yang ditemukan menunjukkan bahwa rendahnya PMO
SARAN
1. Saran untuk Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat turut serta dalam upaya menurunkan angka
kejadian tuberculosis di desa Sukamadi. Berdasarkan data penelitian diatas,
Puskesmas diharapkan dapat menambah jumlah kader PMO dan melakukan
pelatihan sehingga dapat meningkatkan PMO di Desa Sukamandi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S. A. Patofisologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Volume
2. Jakarta: EGC; 2005
2. Kartika D (2009), Hubungan Peran Keluarga sebagai Pengawas Minum Obat
(PMO) Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita TB Paru Di Puskesmas
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, dari http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id dikases pada tanggal 20 Juli 2016
3. Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat
Jenderal
Diakses