FISIKA MODERN
Judul Praktikum :
PERCOBAAN INTERFEROMETER MICHELSON
Nama
NIM
Off
Kelompok
Pembimbing
Oleh
: Isnindar Tandya Asri
: 130322615514
: N1
:B-4
: Pak Hari Wisodo
LABORATORIUM ELEKTROMAGNETIK
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JUMAT, 6 NOVEMBER 2015
MODUL 5
PERCOBAAN INTERFEROMETER MICHELSON
A. TUJUAN
1. Memahami cara kerja interferometer Michelson
2. Mengukur panjang gelombang sinar Laser He-Ne
B. DASAR TEORI
La y a r
Terang Pusat
P o la G e la p - Te ra n g - G e la p - Te ra n g
Pa d a La y a r
Interferensi terjadi dengan syarat ada dua sumber gelombang yang saling
kohoren. Pada gambar di atas, sumber gelombang A dan B mengalami interferensi,
apabila di depan kedua sumber gelombang yang berinterferensi tersebut diletakkan
layar, maka akan terbentuk pola gelap-terang-gelap-terang pada layar, yang
ditunjukkan gambar di samping. Fenomena inilah yang nantinya kita lihat pada
percobaan Michelson. Untuk menentukan berapa panjang gelombang sinar Laser
He-Ne, kita menghitung berapa perubahan pola gelap-terang. Alat yang digunakan
disebut Interferometer.
S n
........................................ (1)
S 2M2 M2
panjang gelombang Laser dan
n nM 2' n M 2
, M2 = posisi
2M2 M2
sehingga
n M 2' nM 2
, Jadi:
'
2M2 M2
n M 2' n M 2
.. (2)
D. PROSEDUR
1. Meletakkan Laser pada posisi yang aman (tidak mudah goyang ) dan
mengarahkan cahaya Laser pada set-up percobaan Interferometer Michelson.
2. Menyalakan Laser, kemudian mengatur posisi cermin setengah mengkilat sampai
berkas Laser terbelah menjadi 2 bagian yang saling tegak lurus.
3. Mengatur cermin M2 sampai terjadi bayangan di layar berbentuk cincin lingkaran.
4. Mencatat posisi M2, kemudian menggerakkan perlahan-lahan dan menghitung
banyaknya perubahan pergeseran gelap-terang serta mencatat posisi M2'.
Demikian seterusnya sampai mendapatkan beberapa data.
E. DATA PENGAMATAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Posisi M2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Posisi M2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
n
5
8
10
12
14
15
17
19
21
23
F. ANALISIS DATA
Panjang gelombang dari cahaya Laser He-Ne dan indeks bias udara dari
percobaan Interferometer Michelson dihitung dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil. Persamaan umum liniernya
y a bx
menggunakan rumus:
a
x 2 . y x. xy
2
N x 2 x
Sa S y
x2
N x x
2
Sy
Dengan
N xy x. y
N x 2 x
Sb S y
N
2
N x x
2
2
2
1
x 2 y 2 x. xy. y N xy
2
2
N 2
N x 2 x
'
2M2 M2
n
2M 2
n
2
M 2
dan
y a bx
diperoleh:
24
22
20
18
16
14
Equation
y =a +b*x
12
Adj. R-Square
10
3,93333
0,30781
1,90303
0,04961
0,99392
Value
8
6
4
0
Posisi M2'
Ralat
Jadi
Sb
0,04961
100%
100% 2,61%(3 AP)
b
1,90303
b (1,90 0,05)
2
b
2
1,90
1,051m
Ralat mutlak:
S
Standard Error
.S b
b
10
2
2 .S b
b
.0,05
(1,90) 2
0,027397 m
Ralat Relatif:
R
S
0,027397
x100%
x100% 2,61%(3 AP)
1,051
(1,05 0,03) m
G. PEMBAHASAN
Salah satu eksperimen yang penting untok menentukan difusitas adalah teknik.
interferensi optis. Jenis interferometer yang cukup dikenal adalah interferometer
Michelson. Interferometer Michelson merupakan contoh perangkat optik eksperimen
interferensi yang bisa diaplikasikan untuk menentukan nilai koefisien difusi suatu
larutan berdasarkan pengamatan pergeseran fase yang terekam pada rumbai, dengan
menggunakan laser He Ne sebagai sumber cabaya. KeungguIan dari metode
Interferometer Michelson ini adalah adanya hasil pergeseran dua rumbai yang
mengindikasikan pergeseran titik-titik ekstrim, yang dapat menunjukkan perbedaan
beda lintasan optis. Dengan memperhatikan pergeseran rumbai terhadap fungsi waktu,
maka nilai koefisien difusi larutan transparan dapat ditentukan (Retna Apsari, dkk:
2008)
Interferometer Michelson adalah alat eksperimen yang didasarkan pada
interferensi dari dua gelombang cahaya yang lintasan optisnya berbeda. Karena itu
penerapan dari interferometer ini ber-hubungan dengan pengukuran besaran-besaran
yang terkait dengan jarak dan indeks bias bahan. Seabad yang lalu, interferometer ini
merupakan alat penting untuk menunjukan adanya teori relativetas. Akhir-akhir ini
interferometer Michelson ini telah digunakan untuk pengukuran yang teliti hingga
orde mikro, seperti perubahan ketebalan yang sangat kecil dari sebuah akson apabila
sebuah impuls merambat sepanjang syaraf itu.
Dalam penelitian ini akan diukur regangan benda uji pada mesin uji tarik.
Karena pengaruh gaya tarik, bahan yang diuji akan mengalami per-ubahan panjang.
Besarnya regangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis bahan dan
panjang bahan yang diuji. Untuk beberapa bahan besarnya regangan sangat kecil,
sehingga sulit untuk diamati dengan mesin konvensional. Akurasi sistem
interferometer Michelson dipengaruhi oleh getaran yang ditimbulkan disekitar sistem
tersebut. Getaran yang ditimbulkan oleh mesin uji tarik juga akan mempengaruhi hasil
pengukuran sistem inter-ferometer Michelson. Pengukuran dilakukan dengan
interferometer Michelson yang dilengkapi dengan akuisisi data. Tujuan penelitian
adalah memperoleh sistem interferometer yang dirangkai dengan alat uji tarik, serta
menggunakannya untuk pengukuran perubahan panjang (regangan) bahan pada mesin
uji tarik. Manfaat penelitian adalah memperoleh sistem interferometer yang
digunakan untuk meng-ukur regangan benda uji aluminium dan baja karbon rendah.
M 2
) dan jumlah
24
22
20
18
16
14
Equation
y = a + b*x
12
Adj. R-Square
10
3,93333
0,30781
1,90303
0,04961
0,99392
Value
8
6
Standard Error
4
0
10
Posisi M2'
dan
M 2
sebagai
berikut:
M 2 (0,3406 0,1525)n
Analog dengan
He-Ne
y a bx
, di mana
0,682 0,010m
x0
H. KESIMPULAN
1.
2.
0,682 0,010 m
1,49%. Sedangkan panjang gelombang sinar dari Laser He-Ne secara teori adalah
0,6329 m
3.
, selisih
0,0491m
Syarat terjadinya interferensi dua atau lebih dari gelombang, gelombanggelombang tersebut harus koheren.
I. DAFTAR PUSTAKA
Beiser Arthur. 1982. Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.
Ronald Gantreau dan William Savin. 1995. Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.
Team Pembina Mata Kuliah Fisika Modern. 2015. Petunjuk Eksperimen Fisika
Modern. Malang : Jurusan Fisika FMIPA UM.
Apsari, Retna; Triananingsih; dan Salamah, Umi. 2008. Pemanfaatan Sensor CCD dan
Interferometer
Michelson
untuk
Menentukan
Koefisien
Difusi
Larutan
Transparan. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 4, No.1, Januari 2008 : UNAIR
Surabaya.
Setyahandana, Budi; Martanto; Agusulistyo, Ronny Dwi; dan Utomo, Agung
Bambang Setyo. Sistem Interferometer Michelson untuk Mengukur Regangan
pada Mesin Uji Tarik. Jurnal Teknik Mesin, Vol. 14, No. 2, Oktober 2013.