SATELIT PROGRAM:
Kemitraan Bidan dengan Dukun Bayi
Kelas Ibu Hamil
Kelas Ibu Balita
Rumah Tunggu
DISUSUN OLEH:
PENCERAH NUSANTARA MENTAWAI
ANGKATAN III
PENCERAH NUSANTARA
PUSKESMAS KECAMATAN SIKAKAP
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
SUMATERA BARAT
2014-2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Nusantara
berperan
sebagai
penggerak
puskesmas
BAB II
SATELIT PROGRAM
Kegiatan ini meliputi pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman ibu
hamil/suami/keluarga dan petugas kesehatan.
2.1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan serta merubah sikap dan perilaku ibu
agar memahami tentang pemeriksaan kehamilan, agar ibu dan janin
sehat, persalinan aman serta nifas nyaman ibu sehat, bayi selamat.
2) Tujuan Khusus
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta.
2. Pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat.
3. Persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat.
4. Meningkatkan pemahaman, sikap, dan perilaku ibu tentang:
1) Pemeriksaan kehamilan.
2) Persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat.
3) Pencegahan penyakit, komplikasi kehamilan agar ibu dan bayi
sehat.
4) Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal.
5) Aktivitas fisik ibu hamil.
2.1.3 Pihak yang Dilibatkan dan Peranannya
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil ini pencerah nusantara
bekerja sama dengan pemegang program KIA untuk menjadi fasilitator
dalam kegiatan. Kemudian pemegang program membagi wilayah
menjadi 3 bagian, yakni desa matobe dan sikakap di pegang oleh bidan
Yuanita Sandra, SST, Taikako dipegang oleh Suratmi, SST (pemegang
program KIA).
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil dilakukan kerja sama
dengan kader kesehatan dimana tugasnya sebagai membantu dalam
persiapan pelaksanaan seperti membantu persiapan tempat, pembagian
undangan,dan penyediaan konsumsi kelas ibu hamil. Disisi lain
pelaksanaan kelas ibu hamil juga melibatkan suami/keluarga untuk ikut
serta dalam kegiatan, hal ini bertujuan untuk menyiapkan keluarga
Biasanya
ibu
hamil
yang
sudah
berpengalaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pertemuan Pertama
Pembukaan
Perkenalan
Gambaran umum
pelatihan
Kuisioner awal
Penyuluhan
Materi:
1) Kehamilan
2) Keluhan fisiologis
dan tanda bahaya
kehamilan
Tayangan video senam
hamil
Senam ibu hamil
Post test dan evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertemuan Kedua
Pembukaan
Review materi pertemuan
pertama
Kuisioner awal
Penyuluhan
Materi:
1) Tanda bahaya persalinan
2) Proses persalinan
3) IMD
4) Asi Eksklusif
5) Tanda bahaya masa nifas
6) Keluarga Berencana
Senam ibu hamil
Post test dan evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertemuan Ketiga
Pembukaan
Review materi petemuan
pertama dan kedua
Kuisioner awal
Penyuluhan
Materi:
1) Perawatan bayi
2) Mitos
3) Penyakit menulaf
4) Akta kelahiran
Senam hamil
Post test dan evaluasi
Keterangan
Media
1. Buku KIA
2. Lembar balik kelas
ibu hamil
3. Buku panduan
fasilitator
4. Video senam ibu
hamil
Tempat
Sikakap Tengah
Peserta
9 Ibu hamil yang ada di
wilayah Sikakap Tengah dan
Timur
1.
2.
3.
4.
5.
20 November 2014
Sikakap Tengah
1.
2.
3.
4.
Gambaran Pelaksanaan
Peserta sejumlah 6 orang. Yang terdiri dari ibu
hamil di Sikakap Tengah dan Timur.
Fasilitator sejumlah 3 orang yakni bidan Liska
(Pencerah Nusantara), bidan Winda dan bidan
Tessa (Petugas desa Sikakap).
Merupakan pertemuan pertama kelas ibu hamil di
Sikakap.
Pelaksanaan kelas ibu hamil berlangsung pukul
09.30-11.30 WIB.
Rincian Kegiatan:
1) Pembukaan
2) Absen
3) Perkenalan
4) Pre-Test
5) Materi
6) Post Test
7) Senam ibu hamil
8) Pemeriksaan kehamilan
9) Penutup
Peserta sejumlah 15 orang yang terdiri dari 9 ibu
hamil dan 6 fasilitator (Pencerah Nusantara dan
Puskesmas).
Merupakan petemuan lanjutan (Pertemuan kedua).
Pelaksaan dimulai pukul 09.00-12.00 WIB.
Rincian Kegiatan:
7 Desember 2014
Desa Matobe.
Dusun: Tunang,
Sarere, Keleu,
Bubugra, Bubuakat.
1.
2.
3.
4.
1) Pembukaan
2) Absensi
3) Pre test
4) Materi
5) Post test
6) Demo masak
7) Senam hamil
8) Penutup
Pelaksanaan kelas ibu hamil di Matobe merupakan
pertemuan pertama. Dihadiri oleh 20 peserta yang
terdiri dari 6 ibu hamil, 10 kader, dan 4 dukun
bermitra.
Kegiatan kelas ibu hamil ini merupakan kerjasama
pencerah nusantara, puskesmas, dan Surfaid.
Dimana kelas ibu hamil ini dijadikan percontohan
oleh Surfaid untuk pembentukan kelas ibu hamil
di wilayah pagai selatan.
Rincian Pelaksanaan:
1. Perkenalan
2. Pembukaan
3. Absensi
4. Penjelasan konsep pertemua kelas ibu hamil
5. Pre test
6. Materi pertemuan 1
7. Post test
8. Senam hamil
9. Pemberian PMT
10. Penutup
OUTCOME
1. Adanya
peningkatan
jumlah ibu hamil
yang mengikuti
kelas ibu hamil .
2. Terciptanya
interaksi yang
baik antara
Bidan-Ibu hamil
3. Adanya
peningkatan
pengetahuan pada
Ibu hamil
Sebelum dan
Sesudah
mengikuti Kelas
Ibu hamil.
STRATEGI
PENCAPAIAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. Melibatkan petugas
desa dalam
pelaksanaan
kegiatan
2. Mengundang ibu
hamil di Kec
Sikakap untuk
mengikuti kelas ibu
hamil
3. Melakukan
sosialisasi tentang
kelas ibu hamil pada
saat posyandu dan
musenen.
4. Mengundang
keluarga/suami ibu
hamil untuk datang
di kelas ibu hamil
5. Melibatkan kader
kesehatan dan dukun
bayi dalam
pelaksanaan kelas
ibu hamil
6. Dilakukan diskusi
RENCANA
TINDAK
LANJUT
1. Terlaksananya kelas 1. Berkoordinasi
ibu hamil di 3 di
dengan petugas
kecamatan Sikakap.
desa Taikako
Yaitu di desa
untuk
Matobe, Sikakap,
pelaksanaan
dan Taikako
kelas ibu hamil.
2. Untuk desa Matobe 2. Melibatkan
kader kesehatan dan
kader dan
dukun bermitra ikut
dukun bermitra
terlibat dalam
di wilayah desa
pelaksanaan kelas
Sikakap dan
ibu hamil.
Taikako dalam
3. Petugas desa
pelaksanaan
Sikakap dan Matobe
kelas ibu hamil.
aktif dalam
3. Melibatkan
pelaksanaan kelas
keluarga dalam
ibu hamil.
pelaksanaan
kelas ibu hamil.
PENCAPAIAN
KUARTAL I
10
antara bidan-ibu
hamil perihal
kehamilan dan
keluhan serta
pengalaman ibu
hamil
7. Memberikan
keterampilan
tambahan, seperti
memasak
8. Melakukakan
pemeriksaan
tambahan kepada
ibu hamil, seperti V
scan dan malaria.
11
Evaluasi
Tingkat pengetahuan ibu sebelum mendapat materi 50 % dan setelah
mendapat materi meningkat menjadi 70%
Sejumlah 3 orang ibu hamil dari sikakap tengah&timur tidak hadir dalam
pertemuan
Tidak ada PMT dalam pertemuan
Belum melibatkan kader setempat
Belum melibatkan keluarga ibu hamil
Tidak ada pemberian vitamin atau tablet tambah darah
Peserta kurang aktif dalam kegiatan.
Tingkat pengetahuan ibu meningkat dari 75% menjadi 90%
Dalam pelaksanaan demo memasak ibu hamil hanya diberi resep dan
melihat saja, belum ada kesempatan untuk praktik
Kader hanya dilibatkan dalam pembagian undangan saja, namun dalam
pelaksanaan beluam hadir
Keluarga tidak hadir dalam pelaksanaan kegiatan
Tidak ada pemeriksaan kehamilan dikarenakan waktu terbatas
Ibu hamil, kader, dan dukun aktif dalam materi
Ada pemberian vitamin untuk ibu hamil
Ada pemberian PMT untuk seluruh peserta
Rekomendasi
1. Melibatkan kader dan keluarga dalam pertemuan
selanjutnya
2. Pemberian PMT dengan cara membuat variasi
makanan untuk ibu hamil
3. Bekerjasama dengan puskesmas dalam pemberian
vitamin ibu hamil
12
2.1.9 Dokumentasi
Gambar 2.1 Kelas Ibu Hamil Sikakap Tengah Tanggal 16 Oktober 2014
13
14
15
kembang
balita
yang
menyeluruh
dan
terkoodinasi
kegiatan
kelas
ibu
balita,
dimana
kegiatan
yang
16
2) Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada
semua balita.
2. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada semua balita di wilayah kerja Puskesmas Sikakap.
3. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
4. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa
ditangani di puskesmas.
2.2.3 Pihak yang Dilibatkan dan Peranannya
Pencerah Nusantara dan puskesmas sebagai fasilitator pelaksanaan
kelas ibu balita, kader sebagai penyambung informasi dari petugas
kesehatan ke ibu-ibu yang memiliki balita, dan keluarga sebagai sarana
pendukung dan pengasuh balita.
2.2.4 Sasaran
1) Sasaran Langsung
Semua anak usia 0-5 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sikakap.
2) Sasaran Tidak Langsung
1. Tenaga kesehatan yang berada di lini terdepan (dokter, bidan,
perawat, ahli gizi, penyuluh masyarakat, dan sebagainya)
2. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas
sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak)
3. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.
2.2.5 Rincian Kegiatan
Tabel 2.5 Rincian Kegiatan Kelas Ibu Balita
No
1
Waktu
8 November
2014
Tempat
Posyandu
Sikakap
Tengah
Gambaran pelaksanaan
1. Merupakan petemuan
pertama dari kelas ibu balita.
2. Kegiatan ini dihadiri oleh 14
peserta dan 2 fasilitator
(Pencerah Nusantara dan
puskesmas).
3. Dalam pertemuan ini
dijelaskan mengenai konsep
17
1 Desember
2014
Posyandu
Sikakap
Tengah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
1.
2.
3.
Evaluasi
Hanya melibatkan
pemegang program KIA
puskesmas.
Tidak semua ibu yang
datang posyandu mengikuti
kelas ibu balita.
Peserta aktif dalam
kegiatan.
Kader terlibat dalam
pelaksanaan.
Melibatkan program gizi
dalam penyuluhan.
1.
2.
1.
2.
3.
18
19
OUTCOME
Adanya interaksi
dari petugas
kesehatan kepada
ibu mengenai pola
asuh, gizi balita, dan
tumbuh kembang
balita.
STRATEGI
PENCAPAIAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. Melibatkan
1. 90% Ibu yang
petugas desa dalam
memiliki balita
pelaksanaan
datang.
kegiatan.
2. Terlibatnya
2. Mengundang ibu
petugas desa dan
yang memiliki di
kader kesehatan
Kec Sikakap untuk
dalam kelas ibu
mengikuti kelas
balita.
ibu balita.
3. Melakukan
sosialisasi tentang
kelas ibu balita
pada saat
posyandu.
4. Melibatkan kader
kesehatan dalam
pelaksanaan kelas
ibu balita.
5. Dilakukan diskusi
antara petugas
kesehatan-ibu
perihal kesehatan
anak, pola asuh,
gizi, dan tumbuh
PENCAPAIAN
KUARTAL I
1. Terlaksananya
kelas ibu balita di
Posyandu
Sikakap Tengah
sebanyak 2 kali
yang melibatkan
kader kesehatan.
2. Meningkatnya
partisipasi ibu
dalam
pelaksanaan kelas
ibu balita.
RENCANA
TINDAK
LANJUT
1. Memberi
dukungan
kepada petugas
desa agar lebih
aktif dalam
pelaksanaan
kelas ibu balita.
2. Bekerja sama
dengan
pemegang
program gizi
untuk
memberikan
keterampilan
tambahan
kepada ibu
mengenai cara
pembuatan MP
ASI dan variasi
makanan.
20
kembang.
6. Melakukakan
pemeriksaan
tambahan kepada
balita seperti
DDTK, TDL, atau
denver.
21
22
Kepala desa
Pencerah
Nusantara
Peranan
1. Membuat konsep rumah tunggu
2. Memberikan pelayanan kepada
masyarakat
3. Menyediakan alat dan bahan untuk
pelaksanaan rumah tunggu
1. Mensosialisasikan rumah tunggu
kepada masyarakat
2. Menyediakan ambulan desa
3. Menyediakan akses masyarakat sekitar
ke rumah tunggu
4. Menyediakan fasilitas penerangan
kepada petugas rumah tunggu
5. Menjaga keamanan petugas rumah
tunggu
1. Mendampingi petugas desa dalam
penyelenggaran pelayanan rumah
tunggu
2. Menjembatani kebutuhan masyarakat
dengan advokasi ke puskesmas
3. Melakukan evaluasi terhadap
pelayanan rumah tunggu
4. Mengadvokasikan kebutuhan rumah
tunggu kepada Dinas Kesehatan
2.3.4 Sasaran
Seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja Desa Matobe
2.3.5 Rincian Kegiatan
Tanggal 16 Januari 2014 telah dilakukan peresmian rumah
tunggu. Dimana dalam peresmian tersebut dihadiri oleh kepala desa dan
staffnya, kepala puskesmas, pemegang program KIA, petugas desa, dan
pencerah nusantara. Setelah peresmian Rumah Tunggu Roroi Baga,
maka pelayanan polindes menjadi 24 jam dengan 5 petugas desa yang
terdiri dari 3 bidan dan 2 perawat. Pelayanan sehari-hari menerapkan
23
sistem shift 2 orang petugas desa untuk berjaga pada pukul 08.00-14.00
WIB dan wajib standby 24 jam.
Dalam peresmian tersebut diperoleh kesepakatan, yakni Kepala
Desa Matobe dan masyarakat bersedia untuk menyediakan fasilitas
keamanan dan penerangan untuk petugas desa yang standby di Polindes
Tunang, memberikan bantuan penerangan untuk pelaksaan kegiatan
rumah tunggu yang sampai saat ini penerangan hanya dari lampu
pompa, ambulans desa untuk transportasi masyarakat yang jauh dari
polindes, serta memperbaiki akses jalur darat untuk masyarakat.
Sedangkan Puskesmas menertibkan petugas desa untuk standby di
polindes, menyediakan fasilitas tempat tinggal untuk petugas desa,
melengkapi kebutuhan obat-obatan dasar dan peralatan persalinan.
Pencerah Nusantara akan melakukan pendampingan terhadap petugas
desa dalam pelayanan rumah tunggu serta melakukakan evaluasi dalam
pelaksanaan rumah tunggu.
2.3.6 Metode Pelaksanaan
Rumah tunggu kelahiran ini adalah sebuah penginapan. Ibu
hamil yang akan bersalin datang ke rumah tunggu, melakukan registrasi.
Di rumah tunggu tersebut, ibu mendapat fasilitas tempat dan
mendapatkan pemeriksaan seperti antenatal, perolongan persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan untuk bayi baru lahir. Berdasarkan
kesepekatan dengan kepala desa Matobe, maka untuk kebutuhan seharihari akan disediakan oleh desa dan akan dibuatkan dapur darurat untuk
ibu dan keluarga yang berasal dari wilayah yang jauh (Seperti
cempungan dan Polaga).
2.3.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
Tabel 2.8 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
24
2.
3.
4.
Evaluasi
Perlengkapan dasar seperti
partus set belum disediakan
oleh puskesmas (Peralatan
milik petugas desa)
Belum ada penerangan di
polindes
Belum ada jadwal jaga standby
oleh petugas desa
Belum melibatkan kader dan
dukun bayi dalam pelaksanaan
rumah tunggu.
Rekomendasi
1. Melakukan advokasi dan
pemantauan ketersediaan
ambulan desa dan penerangan
oleh kepala desa Matobe
2. Advokasi ke kepala puskesmas
mengenai pengadaan alat
(Partus Set)
3. Advokasi dengan pemegang
program mengenai pelayanan
rumah tunggu
4. Bersama dengan petugas desa
menyusun jadwal standby
polindes.
25
OUTCOME
Berdirinya rumah
tunggu kelahiran di
setiap polindes di
kecamatan Sikakap.
Rumah tunggu
disiapkan untuk
keluarga ibu yang
rumahnya jauh dari
pelayanan kesehatan.
STRATEGI
PENCAPAIAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
PENCAPAIAN
KUARTAL I
1. Advokasi dengan
kepala puskesmas
mengenai konsep
rumah tunggu
2. Melakukan advokasi
ke dinas kesehatan
mengenai rumah
tunggu dan sarana
prasana yang
dibutuhkan
3. Bersama dengan
pemegang program
KIA menyusun
konsep rumah
tunggu
4. Melakukan survey
Polindes Tunang
(Perencanaan rumah
tunggu)
5. Melakukan advokasi
dengan kepala desa
mengenai rumah
tunggu dan akan
dilakukan sosialisasi
Terbentuknya rumah
tunggu kelahiran di
desa Matobe,
Sikakap, dan Taikako
1. Terbentuknya
rumah tunggu
Roroi Baga di
Polindes Tunang di
desa Matobe yang
diresmikan tanggal
16 Januari 2015.
2. Aktifnya pelayanan
polindes 24 jam
dengan 3 bidan dan
2 perawat yang
standby secara shift
di polindes dan juga
di rumah tunggu.
3. Tercapainya
kesepakatan dengan
kepala desa
mengenai
penyediaan listrik di
polindes, ambulan
desa , dan perbaikan
akses jalan dari
dusun terjauh
matobe ke arah
RENCANA
TINDAK
LANJUT
1. Membuat alur
pelayanan
polindes
dengan rumah
tunggu
2. Advokasi
peralatan
persalinan ke
kepala
puskesmas
3. Memantau
pemenuhan
listrik polindes,
ambulan desa,
dan perbaikan
jalan oleh
kepala desa.
26
6.
7.
8.
9.
rumah tunggu ke
kepala desa matobe,
kepala dusun, tokoh
masyarakat, dan
kader.
Mengadakan
pertemuan dengan
petugas desa Matobe
mengenai rencana
pelaksanaan rumah
tunggu
Bersama dengan
puskesmas dan
masyarakat Matobe
melakukan
sosialisasi rumah
tunggu
Mengadakan bersih
polindes dan
persiapan tempat
rumah tunggu
Bersama dengan
puskesmas dan
masyarakat Matobe
melakukan
peresmian rumah
tunggu.
polindes.
27
2.3.9 Dokumentasi
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2010. Pedoman Pelaksanaan DDTK di
Tingkat Pelayanan Dasar. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Hartati, S. 2011. Rumah Tunggu Kelahiran [Online]. Didapat dari: http://ppkmdinkeskarimun.blogspot.com/2011/06/rumah-tunggu-kelahiran.html [Diakses
20 Oktober 2014].
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kemenkes
RI.
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Umum Manajemen Kelas Ibu Hamil dan Balita.
Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2013. Pelatihan Kelas Ibu untuk Petugas Kesehatan. Jakarta:
Kemenkes RI.
KUKPRI. 2014. Manual Book Pencerah Busantara. Jakarta Pusat: KUKPRI.
Pencerah Nusantara Mentawai Batch 2. 2014. Hasil Survey Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Sikakap Tahun 2014. Sikakap: Pencerah Nusantara
Mentawai Batch 2.
Pencerah Nusantara. 2013. Lokakarya Lintas Sektor. Sikakap: Pencerah Nusantara.
Puskesmas Kecamatan Sikakap. 2014. Data KIA 2014. Sikakap: Puskesmas
Kecamatan Sikakap.
Syahrir, P.N. 2014. Standarisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Tuapejat:
Dinas Kesehatan Kabupaten Tuapejat & SURFAid Internasional.