Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KUARTAL I

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

SATELIT PROGRAM:
Kemitraan Bidan dengan Dukun Bayi
Kelas Ibu Hamil
Kelas Ibu Balita
Rumah Tunggu

DISUSUN OLEH:
PENCERAH NUSANTARA MENTAWAI
ANGKATAN III

BEKERJA SAMA DENGAN:

PENCERAH NUSANTARA
PUSKESMAS KECAMATAN SIKAKAP
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
SUMATERA BARAT
2014-2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Utama


Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan
primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan
hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun
(BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
Tujuan dari program KIA adalah untuk mewujudkan kesehatan
keluarga yaitu sebagai wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari
suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI No 23 Tahun 1992).
Pengelolaan program KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien (Syahrir,
2014).
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan primer berperan penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan upaya preventif termasuk di
dalamnya edukasi kesehatan, konseling, skrining, dan pencegahan penyakit.
(Manual Book Pencerah Nusantara, 2014)
Kecamatan Sikakap yang merupakan salah satu kecamatan di
kabupaten kepulauan mentawai merupakan salah satu daerah yang
menyumbang kematian ibu dan bayi terbesar khususnya untuk daerah
Sumatra barat. Hal ini disebabkan oleh akses ke pelayanan kesehatan yang
masih susah dan tidak terjangkau dengan masyarakat miskin, paradigma
kesehatan yang salah, dan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sikerei
(dukun setempat).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Pencerah Nusantara 2
mengenai persalinan didapatkan hasil sejumlah 68 orang (43,3%) ibu bersalin
dengan dukun sedangkan hanya 86 orang (54,8%) ibu bersalin di tenaga
kesehatan (Survey Pencerah Nusantara, 2014)
Data kematian bayi di kecamatan sikakap tahun 2014 sejumlah 8 bayi.
Sejumlah 5 bayi (62,5%) meninggal 0-1 jam setelah persalinan dengan

penyebab asfiksia 1 bayi (20%), hidrocepalus (40%), anencepalus (20%), dan


BBLR (20%) (Data KIA Puskesmas Sikakap, 2014).
Melihat dari permasalahan tersebut maka masih diperlukan adanya
program kesehatan ibu dan anak yang berkelanjutan dimana program yang
diperlukan adalah program yang berbasis masyarakat dan mengedepankan
pelayanan promotif dan preventif.
Pencerah Nusantara sebagai salah satu komponen yang berfungsi
untuk memperkuat fungsi puskesmas telah menawarkan inovasi program KIA,
seperti program kemitraan bidan dan dukun bayi, kelas ibu hamil, kelas ibu
balita, dan rumah tunggu. Program-program tersebut merupakan program
inovasi KIA yang dapat diterapkan di masyarakat Sikakap dengan
memperhatikan pendidikan masyarakat yang relatif rendah.

1.2 Tujuan Utama


1) Meningkatkan cakupan persalinan ke tenaga kesehatan.
2) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

1.3 Metode Pelaksanaan


Pencerah

Nusantara

berperan

sebagai

penggerak

puskesmas

menstimulasi program-program kegiatan yang bertujuan meningkatkan


pelayanan primer puskesmas baik secara kuantitas maupun kualitas. Stimulasi
baik melalui profesionalitas atau kinerja personal staf puskesmas maupun
dalam team work Puskesmas, serta stimulasi dalam meningkatkan kualitas
program yang diselenggarakan.
Intervensi Pencerah Nusantara terhadap puskesmas dilakukan secara
Top Down, yaitu dengan mediasi dan advokasi ke Pemerintahan Daerah
tingkat kabupaten dan kecamatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat
dan Dinas Kesehatan Kab. Kep.Mentawai beserta lintas sektoral terkait, serta
Bottom Up yaitu dengan pendekatan kepada ring masyarakat untuk
menentukan kebutuhan kesehatan masyarakat.

BAB II
SATELIT PROGRAM

2.1 Kelas Ibu Hamil


2.1.1 Latar Belakang
Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih di
prioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak,
terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil,
bersalin, dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan
tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar besama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam
kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca
persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan
aktivitas fisik/senam ibu hamil.
Hingga saat ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada
umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau
kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksa kandungan
atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini
memiliki kelemahan antara lain:
1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan
yang dialami saat ini.
2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir, sehingga ilmu yang
diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh
petugas saja.
3) Tidak ada rencana kerja, sehingga tidak ada pemantauan atau
pembinaan secara lintas sektor dan lintas program.
4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dengan baik dan tidak
berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan di atas, Puskesmas dibantu oleh
Pencerah Nusantara menerapkan metode pembelajaran kelas ibu hamil.

Kegiatan ini meliputi pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman ibu
hamil/suami/keluarga dan petugas kesehatan.
2.1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan serta merubah sikap dan perilaku ibu
agar memahami tentang pemeriksaan kehamilan, agar ibu dan janin
sehat, persalinan aman serta nifas nyaman ibu sehat, bayi selamat.
2) Tujuan Khusus
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta.
2. Pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat.
3. Persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat.
4. Meningkatkan pemahaman, sikap, dan perilaku ibu tentang:
1) Pemeriksaan kehamilan.
2) Persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat.
3) Pencegahan penyakit, komplikasi kehamilan agar ibu dan bayi
sehat.
4) Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal.
5) Aktivitas fisik ibu hamil.
2.1.3 Pihak yang Dilibatkan dan Peranannya
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil ini pencerah nusantara
bekerja sama dengan pemegang program KIA untuk menjadi fasilitator
dalam kegiatan. Kemudian pemegang program membagi wilayah
menjadi 3 bagian, yakni desa matobe dan sikakap di pegang oleh bidan
Yuanita Sandra, SST, Taikako dipegang oleh Suratmi, SST (pemegang
program KIA).
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil dilakukan kerja sama
dengan kader kesehatan dimana tugasnya sebagai membantu dalam
persiapan pelaksanaan seperti membantu persiapan tempat, pembagian
undangan,dan penyediaan konsumsi kelas ibu hamil. Disisi lain
pelaksanaan kelas ibu hamil juga melibatkan suami/keluarga untuk ikut
serta dalam kegiatan, hal ini bertujuan untuk menyiapkan keluarga

untuk menjadi suami/keluarga siaga agar proses persalinan berjalan


dengan lancar.
2.1.4 Sasaran
1) Seluruh ibu hamil yang ada di kecamatan sikakap. Dengan peserta
kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas.
2) Suami/keluarga ikut serta minimal 1x pertemuan.
3) Kader/dukun ikut terlibat dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.
2.1.5 Rincian Kegiatan
Tabel 2.1 Rincian Kegiatan Kelas Ibu Hamil
2.1.6 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Kelas Ibu Hamil diawali dengan curah pendapat
mengenai keadaan ibu hamil, keluhan, dan mitos-mitos yang ada di
masyarakat.

Biasanya

ibu

hamil

yang

sudah

berpengalaman

memberikan nasihat kepada ibu-ibu yang primigravida. Kemudian


fasilitator menjelaskan bagaimana yang benar seara teoritis. Kemudia
dalam penyampaian materi dilakukan dengan ceramah, taya jawab, atau
diskusi dengan mengunakan alat bantu lembar balik kelas ibu dan buku
panduan kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan senam ibu hamil dan
pembuatan makanan menggunakan metode partisipatif dan praktik
dimana ibu hamil mendapat contoh terlebih dahulu kemudian diminta
untuk aktif dalam mempraktekkan contoh fasilitator.
Tabel 2.2 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Sikakap
2.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
Tabel 2.3 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
2.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi
Tabel 2.4 Evaluasi dan Rekomendasi

Tabel 2.1 Rincian Kegiatan Kelas Ibu Hamil


Kegiatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Pertemuan Pertama
Pembukaan
Perkenalan
Gambaran umum
pelatihan
Kuisioner awal
Penyuluhan
Materi:
1) Kehamilan
2) Keluhan fisiologis
dan tanda bahaya
kehamilan
Tayangan video senam
hamil
Senam ibu hamil
Post test dan evaluasi

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

Pertemuan Kedua
Pembukaan
Review materi pertemuan
pertama
Kuisioner awal
Penyuluhan
Materi:
1) Tanda bahaya persalinan
2) Proses persalinan
3) IMD
4) Asi Eksklusif
5) Tanda bahaya masa nifas
6) Keluarga Berencana
Senam ibu hamil
Post test dan evaluasi

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

Pertemuan Ketiga
Pembukaan
Review materi petemuan
pertama dan kedua
Kuisioner awal
Penyuluhan
Materi:
1) Perawatan bayi
2) Mitos
3) Penyakit menulaf
4) Akta kelahiran
Senam hamil
Post test dan evaluasi

Keterangan
Media
1. Buku KIA
2. Lembar balik kelas
ibu hamil
3. Buku panduan
fasilitator
4. Video senam ibu
hamil

Tabel 2.2 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Sikakap


No
Hari, Tanggal
1 23 Oktober 2014

Tempat
Sikakap Tengah

Peserta
9 Ibu hamil yang ada di
wilayah Sikakap Tengah dan
Timur

1.
2.

3.
4.
5.

20 November 2014

Sikakap Tengah

9 Ibu hamil yang ada di


wilayah Sikakap Tengah dan
Timur

1.

2.
3.
4.

Gambaran Pelaksanaan
Peserta sejumlah 6 orang. Yang terdiri dari ibu
hamil di Sikakap Tengah dan Timur.
Fasilitator sejumlah 3 orang yakni bidan Liska
(Pencerah Nusantara), bidan Winda dan bidan
Tessa (Petugas desa Sikakap).
Merupakan pertemuan pertama kelas ibu hamil di
Sikakap.
Pelaksanaan kelas ibu hamil berlangsung pukul
09.30-11.30 WIB.
Rincian Kegiatan:
1) Pembukaan
2) Absen
3) Perkenalan
4) Pre-Test
5) Materi
6) Post Test
7) Senam ibu hamil
8) Pemeriksaan kehamilan
9) Penutup
Peserta sejumlah 15 orang yang terdiri dari 9 ibu
hamil dan 6 fasilitator (Pencerah Nusantara dan
Puskesmas).
Merupakan petemuan lanjutan (Pertemuan kedua).
Pelaksaan dimulai pukul 09.00-12.00 WIB.
Rincian Kegiatan:

7 Desember 2014

Desa Matobe.
Dusun: Tunang,
Sarere, Keleu,
Bubugra, Bubuakat.

9 ibu hamil yang ada di


wilayah Dusun: Tunang,
Sarere, Keleu, Bubugra,
Bubuakat.

1.

2.
3.

4.

1) Pembukaan
2) Absensi
3) Pre test
4) Materi
5) Post test
6) Demo masak
7) Senam hamil
8) Penutup
Pelaksanaan kelas ibu hamil di Matobe merupakan
pertemuan pertama. Dihadiri oleh 20 peserta yang
terdiri dari 6 ibu hamil, 10 kader, dan 4 dukun
bermitra.
Kegiatan kelas ibu hamil ini merupakan kerjasama
pencerah nusantara, puskesmas, dan Surfaid.
Dimana kelas ibu hamil ini dijadikan percontohan
oleh Surfaid untuk pembentukan kelas ibu hamil
di wilayah pagai selatan.
Rincian Pelaksanaan:
1. Perkenalan
2. Pembukaan
3. Absensi
4. Penjelasan konsep pertemua kelas ibu hamil
5. Pre test
6. Materi pertemuan 1
7. Post test
8. Senam hamil
9. Pemberian PMT
10. Penutup

Tabel 2.3 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


PENCAPAIAN PN
2 KUARTAL IV

OUTCOME

1. Adanya
peningkatan
jumlah ibu hamil
yang mengikuti
kelas ibu hamil .
2. Terciptanya
interaksi yang
baik antara
Bidan-Ibu hamil
3. Adanya
peningkatan
pengetahuan pada
Ibu hamil
Sebelum dan
Sesudah
mengikuti Kelas
Ibu hamil.

Adanya interaksi dan


berbagi pengalaman
antar peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan
ibu hamil dengan
bidan/tenaga kesehatan
tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan
keluhan selama
kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan,
perawatan nifas,
perawatan bayi,
mitos/kepercayaan/adat
istiadat setempat,
penyakit menular dan
akte kelahiran.

STRATEGI
PENCAPAIAN

INDIKATOR
KEBERHASILAN

1. Melibatkan petugas
desa dalam
pelaksanaan
kegiatan
2. Mengundang ibu
hamil di Kec
Sikakap untuk
mengikuti kelas ibu
hamil
3. Melakukan
sosialisasi tentang
kelas ibu hamil pada
saat posyandu dan
musenen.
4. Mengundang
keluarga/suami ibu
hamil untuk datang
di kelas ibu hamil
5. Melibatkan kader
kesehatan dan dukun
bayi dalam
pelaksanaan kelas
ibu hamil
6. Dilakukan diskusi

1. Ibu hamil yang


datang ke kelas
ibu hamil 10
orang
2. adanya keluarga
yang datang
mendampingi ibu
hamil saat
mengikuti kelas
ibu hamil.
3. Terlibatnya
petugas desa
dalam
pelaksanaan
4. Terlibatnya kader
kesehatan dan
dukun bayi.

RENCANA
TINDAK
LANJUT
1. Terlaksananya kelas 1. Berkoordinasi
ibu hamil di 3 di
dengan petugas
kecamatan Sikakap.
desa Taikako
Yaitu di desa
untuk
Matobe, Sikakap,
pelaksanaan
dan Taikako
kelas ibu hamil.
2. Untuk desa Matobe 2. Melibatkan
kader kesehatan dan
kader dan
dukun bermitra ikut
dukun bermitra
terlibat dalam
di wilayah desa
pelaksanaan kelas
Sikakap dan
ibu hamil.
Taikako dalam
3. Petugas desa
pelaksanaan
Sikakap dan Matobe
kelas ibu hamil.
aktif dalam
3. Melibatkan
pelaksanaan kelas
keluarga dalam
ibu hamil.
pelaksanaan
kelas ibu hamil.
PENCAPAIAN
KUARTAL I

10

antara bidan-ibu
hamil perihal
kehamilan dan
keluhan serta
pengalaman ibu
hamil
7. Memberikan
keterampilan
tambahan, seperti
memasak
8. Melakukakan
pemeriksaan
tambahan kepada
ibu hamil, seperti V
scan dan malaria.

11

Tabel 2.4 Evaluasi dan Rekomendasi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.

Evaluasi
Tingkat pengetahuan ibu sebelum mendapat materi 50 % dan setelah
mendapat materi meningkat menjadi 70%
Sejumlah 3 orang ibu hamil dari sikakap tengah&timur tidak hadir dalam
pertemuan
Tidak ada PMT dalam pertemuan
Belum melibatkan kader setempat
Belum melibatkan keluarga ibu hamil
Tidak ada pemberian vitamin atau tablet tambah darah
Peserta kurang aktif dalam kegiatan.
Tingkat pengetahuan ibu meningkat dari 75% menjadi 90%
Dalam pelaksanaan demo memasak ibu hamil hanya diberi resep dan
melihat saja, belum ada kesempatan untuk praktik
Kader hanya dilibatkan dalam pembagian undangan saja, namun dalam
pelaksanaan beluam hadir
Keluarga tidak hadir dalam pelaksanaan kegiatan
Tidak ada pemeriksaan kehamilan dikarenakan waktu terbatas
Ibu hamil, kader, dan dukun aktif dalam materi
Ada pemberian vitamin untuk ibu hamil
Ada pemberian PMT untuk seluruh peserta

Rekomendasi
1. Melibatkan kader dan keluarga dalam pertemuan
selanjutnya
2. Pemberian PMT dengan cara membuat variasi
makanan untuk ibu hamil
3. Bekerjasama dengan puskesmas dalam pemberian
vitamin ibu hamil

1. Melibatkan kader dalam pemberian materi untuk ibu


hamil
2. Melakukan pemeriksaan ANC
3. Melakukan pemeriksaan tambahan, seperti test
malaria dan albumin
4. Melakukan inovasi memasak yang digagas oleh ibu
hamil sendiri.
1. Diperoleh kesepakatan : Pelaksanaan kelas ibu hamil
desa matobe rutin dilaksanakan setiap bulan minggu
ketiga hari minggu
2. Untuk PMT disepakati kader yang menyediakan ,
namun untuk alat dan bahan dari puskesmas.

12

2.1.9 Dokumentasi

Gambar 2.1 Kelas Ibu Hamil Sikakap Tengah Tanggal 16 Oktober 2014

13

Gambar 2.2 Kelas Ibu Hamil di Sikakap Tengah Tanggal


20 November 2014

14

Gambar 2.3 Kelas Ibu Hamil di Matobe Tanggal 7 Desember 2014

2.2 Kelas Ibu Balita


2.2.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun
manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan
anak yang dilakukan sedini mngkin sejak anak masih dalam kandungan.
Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga
melahirkan, ditunjukkan untuk menghasilkan kturunan yang sehat dan
lahir dengan selamat (intact survival). Upaya kesehatan yang dilakukan

15

ditunjukkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup anak agar


mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional,
maupun sosial serta memiliki intelengensi majemuk sesuai dengan
potensi genetiknya.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar
10 persem dari seluruh populasi, maka sebagai generasi calon penerus
bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat
perhatian serius yaitu mendapat gizi baik, stimulasi yang memadai serta
terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut,
perbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang
anak juga perlu dieliminasi.
Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh

kembang

balita

yang

menyeluruh

dan

terkoodinasi

diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua,


pengasuh anak, dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat,
dan sebagainya) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan,
dan sosial) akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini
dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator
keberhasilan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status
kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial, dan
meningkatnya kemandirian anak berkembang secara optimal (Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2010).
Oleh karena itu, berdasarkan analisa situasi dari kebutuhan
masyarakat Sikakap, Pencerah Nusantara dan puskesmas sikakap
melakukan

kegiatan

kelas

ibu

balita,

dimana

kegiatan

yang

dilaksanakan digabung dengan kelas pelaksanaan posyandu balita.


2.2.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Agar seluruh balita umur 0-5 tahun berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi genetiknya.

16

2) Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada
semua balita.
2. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada semua balita di wilayah kerja Puskesmas Sikakap.
3. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
4. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa
ditangani di puskesmas.
2.2.3 Pihak yang Dilibatkan dan Peranannya
Pencerah Nusantara dan puskesmas sebagai fasilitator pelaksanaan
kelas ibu balita, kader sebagai penyambung informasi dari petugas
kesehatan ke ibu-ibu yang memiliki balita, dan keluarga sebagai sarana
pendukung dan pengasuh balita.
2.2.4 Sasaran
1) Sasaran Langsung
Semua anak usia 0-5 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sikakap.
2) Sasaran Tidak Langsung
1. Tenaga kesehatan yang berada di lini terdepan (dokter, bidan,
perawat, ahli gizi, penyuluh masyarakat, dan sebagainya)
2. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas
sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak)
3. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.
2.2.5 Rincian Kegiatan
Tabel 2.5 Rincian Kegiatan Kelas Ibu Balita
No
1

Waktu
8 November
2014

Tempat
Posyandu
Sikakap
Tengah

Gambaran pelaksanaan
1. Merupakan petemuan
pertama dari kelas ibu balita.
2. Kegiatan ini dihadiri oleh 14
peserta dan 2 fasilitator
(Pencerah Nusantara dan
puskesmas).
3. Dalam pertemuan ini
dijelaskan mengenai konsep

17

1 Desember
2014

Posyandu
Sikakap
Tengah

1.
2.
3.

4.

5.

6.

pelakanaan kelas ibu balita


dan pentingnya untuk ibu.
Merupakan pertemuan kedua.
Jumlah peserta 15 orang dan
3 Fasilitator.
Pelaksanaan kegiatan diawali
dengan melakukan DDTK
untuk balita 2-4 tahun.
Diperoleh hasil: sejumlah 3
balita yang diperiksa
perkembangannya sesuai
dengan usianya namun
diperlukan stimulasi lanjutan.
Dilakukan penyuluhan
mengenai ASI eksklusif dan
MP ASI.
Setelah materi selesai ibu
mendapat leaflet mengenai
MP ASI dan cara
pengolahannya.

2.2.6 Metode Pelaksanaan


1) Curah pendapat
2) Ceramah, tanya jawab, diskusi
3) Pre test, post test
4) Partisipastif dan praktek
2.2.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
Tabel 2.6 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
2.2.8 Evaluasi dan Rekomendasi
Tabel 2.7 Evaluasi dan Rekomendasi
1.

2.

1.
2.
3.

Evaluasi
Hanya melibatkan
pemegang program KIA
puskesmas.
Tidak semua ibu yang
datang posyandu mengikuti
kelas ibu balita.
Peserta aktif dalam
kegiatan.
Kader terlibat dalam
pelaksanaan.
Melibatkan program gizi
dalam penyuluhan.

1.

2.

1.
2.

3.

Rencana Tindak Lanjut


Melibatkan pemegang program
gizi dalam pelaksanaan kelas
ibu balita.
Mengadakan program inovasi
untuk menarik peserta. Seperti
membuat PMT.
Pemeriksaan DDTK belum
dilakukan kepada seluruh balita.
Perlu melibatkan program
promkes dan kesehatan
lingkungan.
Kesepakatan: untuk pelaksanaan

18

kelas ibu balita setiap bulan di


posyandu Sikakap Tengah.
2.2.9 Dokumentasi
-

19

Tabel 2.6 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


PENCAPAIAN PN
2 KUARTAL IV
1. Terlaksana kelas
ibu balita pertama
kali tanggal 18
Agustus 2014
tetapi peserta
tidak sesuai
sasaran sehingga
diadakan kembali
tanggal 24
Agustus 2014.
2. Peserta kelas
tanggal 18
Agustus 2014: 3
balita, 1 bayi.
Karena belum
sesuai sasaran,
kegiatan kembali
diadakan tanggal
24 Agustus 2014
dengan
mengundang 10
balita dan
dihadiri oleh 9
ibu dan balita.

OUTCOME
Adanya interaksi
dari petugas
kesehatan kepada
ibu mengenai pola
asuh, gizi balita, dan
tumbuh kembang
balita.

STRATEGI
PENCAPAIAN

INDIKATOR
KEBERHASILAN

1. Melibatkan
1. 90% Ibu yang
petugas desa dalam
memiliki balita
pelaksanaan
datang.
kegiatan.
2. Terlibatnya
2. Mengundang ibu
petugas desa dan
yang memiliki di
kader kesehatan
Kec Sikakap untuk
dalam kelas ibu
mengikuti kelas
balita.
ibu balita.
3. Melakukan
sosialisasi tentang
kelas ibu balita
pada saat
posyandu.
4. Melibatkan kader
kesehatan dalam
pelaksanaan kelas
ibu balita.
5. Dilakukan diskusi
antara petugas
kesehatan-ibu
perihal kesehatan
anak, pola asuh,
gizi, dan tumbuh

PENCAPAIAN
KUARTAL I
1. Terlaksananya
kelas ibu balita di
Posyandu
Sikakap Tengah
sebanyak 2 kali
yang melibatkan
kader kesehatan.
2. Meningkatnya
partisipasi ibu
dalam
pelaksanaan kelas
ibu balita.

RENCANA
TINDAK
LANJUT
1. Memberi
dukungan
kepada petugas
desa agar lebih
aktif dalam
pelaksanaan
kelas ibu balita.
2. Bekerja sama
dengan
pemegang
program gizi
untuk
memberikan
keterampilan
tambahan
kepada ibu
mengenai cara
pembuatan MP
ASI dan variasi
makanan.

20

kembang.
6. Melakukakan
pemeriksaan
tambahan kepada
balita seperti
DDTK, TDL, atau
denver.

21

2.3 Rumah Tunggu


2.3.1 Latar Belakang
Rumah Tunggu Kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan
yang berada dekat dengan fasilitas kesehatan dan dapat digunakan
sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil dan pendampingnya
(suami/kader/dukun/keluarga) selama beberapa hari, saat menunggu
persalinan tiba, dan beberapa hari setelah bersalin. Dimana sasaran
program rumah tunggu kelahiran adalah semua ibu hamil dengan atau
tanpa faktor risiko dan risiko tinggi serta ibu hamil dari lokasi dengan
geografi sulit.
Dibentuknya rumah tunggu ini untuk mengatasi persoalan Tiga
Terlambat, yaitu terlambat untuk mengetahui persoalan, terlambat
merujuk dan terlambat penanganan, selain itu juga untuk meningkatkan
persalinan oleh tenaga kesehatan, meningkatkan kenyamanan ibu dan
keluarga dalam menunggu persalinan, menghemat biaya. Pelayanan
utama yang ditawarkan, yakni pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan, penyuluhan, dan pengobatan.
Rumah Tunggu Kecamatan Sikakap sudah diresmikan tanggal
16 Januari 2014 di Desa Matobe yang mencakup Dusun Tunang,
Makilat, Takmonga, Sarere, Keleu, Bubugra, Bubuakat, Mangau-Ngau,
dan Polaga. Desa Matobe terpilih menjadi tempat pelayanan rumah
tunggu karena bangunan polindes yang mendukung, akses masyarakat
yang relatif lebih mudah, dan jumlah petugas desa yang sudah
mencukupi.
2.3.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Menurunkan kematian ibu akibat keterlambatan penanganan pada
ibu hamil, bersalin, dan nifas di wilayah Kecamatan Sikakap.
2) Tujuan Khusus
1. Tersedianya rumah tunggu kelahiran sesuai kebutuhan setempat.
2. Adanya dukungan dana pemerintah daerah, swasta, maupun
masyarakat.

22

3. Adanya jejaringan pelayanan antara fasilitas kesehatan dengan


rumah tunggu persalinan.
4. Meningkatnya persalinan di tenaga kesehatan.
2.3.3 Pihak yang Dilibatkan dan Peranannya
Tabel 2.7 Pihak yang Terlibat dalam Program Rumah Tunggu
No
Pihak Terkait
1
Puskesmas

Kepala desa

Pencerah
Nusantara

Peranan
1. Membuat konsep rumah tunggu
2. Memberikan pelayanan kepada
masyarakat
3. Menyediakan alat dan bahan untuk
pelaksanaan rumah tunggu
1. Mensosialisasikan rumah tunggu
kepada masyarakat
2. Menyediakan ambulan desa
3. Menyediakan akses masyarakat sekitar
ke rumah tunggu
4. Menyediakan fasilitas penerangan
kepada petugas rumah tunggu
5. Menjaga keamanan petugas rumah
tunggu
1. Mendampingi petugas desa dalam
penyelenggaran pelayanan rumah
tunggu
2. Menjembatani kebutuhan masyarakat
dengan advokasi ke puskesmas
3. Melakukan evaluasi terhadap
pelayanan rumah tunggu
4. Mengadvokasikan kebutuhan rumah
tunggu kepada Dinas Kesehatan

2.3.4 Sasaran
Seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja Desa Matobe
2.3.5 Rincian Kegiatan
Tanggal 16 Januari 2014 telah dilakukan peresmian rumah
tunggu. Dimana dalam peresmian tersebut dihadiri oleh kepala desa dan
staffnya, kepala puskesmas, pemegang program KIA, petugas desa, dan
pencerah nusantara. Setelah peresmian Rumah Tunggu Roroi Baga,
maka pelayanan polindes menjadi 24 jam dengan 5 petugas desa yang
terdiri dari 3 bidan dan 2 perawat. Pelayanan sehari-hari menerapkan

23

sistem shift 2 orang petugas desa untuk berjaga pada pukul 08.00-14.00
WIB dan wajib standby 24 jam.
Dalam peresmian tersebut diperoleh kesepakatan, yakni Kepala
Desa Matobe dan masyarakat bersedia untuk menyediakan fasilitas
keamanan dan penerangan untuk petugas desa yang standby di Polindes
Tunang, memberikan bantuan penerangan untuk pelaksaan kegiatan
rumah tunggu yang sampai saat ini penerangan hanya dari lampu
pompa, ambulans desa untuk transportasi masyarakat yang jauh dari
polindes, serta memperbaiki akses jalur darat untuk masyarakat.
Sedangkan Puskesmas menertibkan petugas desa untuk standby di
polindes, menyediakan fasilitas tempat tinggal untuk petugas desa,
melengkapi kebutuhan obat-obatan dasar dan peralatan persalinan.
Pencerah Nusantara akan melakukan pendampingan terhadap petugas
desa dalam pelayanan rumah tunggu serta melakukakan evaluasi dalam
pelaksanaan rumah tunggu.
2.3.6 Metode Pelaksanaan
Rumah tunggu kelahiran ini adalah sebuah penginapan. Ibu
hamil yang akan bersalin datang ke rumah tunggu, melakukan registrasi.
Di rumah tunggu tersebut, ibu mendapat fasilitas tempat dan
mendapatkan pemeriksaan seperti antenatal, perolongan persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan untuk bayi baru lahir. Berdasarkan
kesepekatan dengan kepala desa Matobe, maka untuk kebutuhan seharihari akan disediakan oleh desa dan akan dibuatkan dapur darurat untuk
ibu dan keluarga yang berasal dari wilayah yang jauh (Seperti
cempungan dan Polaga).
2.3.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut
Tabel 2.8 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

24

2.3.8 Evaluasi dan Rekomendasi


Tabel 2.9 Evaluasi dan Rekomendasi
1.

2.
3.
4.

Evaluasi
Perlengkapan dasar seperti
partus set belum disediakan
oleh puskesmas (Peralatan
milik petugas desa)
Belum ada penerangan di
polindes
Belum ada jadwal jaga standby
oleh petugas desa
Belum melibatkan kader dan
dukun bayi dalam pelaksanaan
rumah tunggu.

Rekomendasi
1. Melakukan advokasi dan
pemantauan ketersediaan
ambulan desa dan penerangan
oleh kepala desa Matobe
2. Advokasi ke kepala puskesmas
mengenai pengadaan alat
(Partus Set)
3. Advokasi dengan pemegang
program mengenai pelayanan
rumah tunggu
4. Bersama dengan petugas desa
menyusun jadwal standby
polindes.

25

Tabel 2.8 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


PENCAPAIAN PN
2 KUARTAL IV
Advokasi rumah
tunggu ke kepala
puskesmas Sikakap

OUTCOME
Berdirinya rumah
tunggu kelahiran di
setiap polindes di
kecamatan Sikakap.
Rumah tunggu
disiapkan untuk
keluarga ibu yang
rumahnya jauh dari
pelayanan kesehatan.

STRATEGI
PENCAPAIAN

INDIKATOR
KEBERHASILAN

PENCAPAIAN
KUARTAL I

1. Advokasi dengan
kepala puskesmas
mengenai konsep
rumah tunggu
2. Melakukan advokasi
ke dinas kesehatan
mengenai rumah
tunggu dan sarana
prasana yang
dibutuhkan
3. Bersama dengan
pemegang program
KIA menyusun
konsep rumah
tunggu
4. Melakukan survey
Polindes Tunang
(Perencanaan rumah
tunggu)
5. Melakukan advokasi
dengan kepala desa
mengenai rumah
tunggu dan akan
dilakukan sosialisasi

Terbentuknya rumah
tunggu kelahiran di
desa Matobe,
Sikakap, dan Taikako

1. Terbentuknya
rumah tunggu
Roroi Baga di
Polindes Tunang di
desa Matobe yang
diresmikan tanggal
16 Januari 2015.
2. Aktifnya pelayanan
polindes 24 jam
dengan 3 bidan dan
2 perawat yang
standby secara shift
di polindes dan juga
di rumah tunggu.
3. Tercapainya
kesepakatan dengan
kepala desa
mengenai
penyediaan listrik di
polindes, ambulan
desa , dan perbaikan
akses jalan dari
dusun terjauh
matobe ke arah

RENCANA
TINDAK
LANJUT
1. Membuat alur
pelayanan
polindes
dengan rumah
tunggu
2. Advokasi
peralatan
persalinan ke
kepala
puskesmas
3. Memantau
pemenuhan
listrik polindes,
ambulan desa,
dan perbaikan
jalan oleh
kepala desa.

26

6.

7.

8.

9.

rumah tunggu ke
kepala desa matobe,
kepala dusun, tokoh
masyarakat, dan
kader.
Mengadakan
pertemuan dengan
petugas desa Matobe
mengenai rencana
pelaksanaan rumah
tunggu
Bersama dengan
puskesmas dan
masyarakat Matobe
melakukan
sosialisasi rumah
tunggu
Mengadakan bersih
polindes dan
persiapan tempat
rumah tunggu
Bersama dengan
puskesmas dan
masyarakat Matobe
melakukan
peresmian rumah
tunggu.

polindes.

27

2.3.9 Dokumentasi

Gambar 2.4 Sosialisasi Rumah Tunggu Polindes Tunang

28

Gambar 2.5 Peresmian Rumah Tunggu Kelahiran Tanggal 16 Januari 2015

29

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2010. Pedoman Pelaksanaan DDTK di
Tingkat Pelayanan Dasar. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Hartati, S. 2011. Rumah Tunggu Kelahiran [Online]. Didapat dari: http://ppkmdinkeskarimun.blogspot.com/2011/06/rumah-tunggu-kelahiran.html [Diakses
20 Oktober 2014].
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kemenkes
RI.
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Umum Manajemen Kelas Ibu Hamil dan Balita.
Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2013. Pelatihan Kelas Ibu untuk Petugas Kesehatan. Jakarta:
Kemenkes RI.
KUKPRI. 2014. Manual Book Pencerah Busantara. Jakarta Pusat: KUKPRI.
Pencerah Nusantara Mentawai Batch 2. 2014. Hasil Survey Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Sikakap Tahun 2014. Sikakap: Pencerah Nusantara
Mentawai Batch 2.
Pencerah Nusantara. 2013. Lokakarya Lintas Sektor. Sikakap: Pencerah Nusantara.
Puskesmas Kecamatan Sikakap. 2014. Data KIA 2014. Sikakap: Puskesmas
Kecamatan Sikakap.
Syahrir, P.N. 2014. Standarisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Tuapejat:
Dinas Kesehatan Kabupaten Tuapejat & SURFAid Internasional.

Anda mungkin juga menyukai