Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Pendidikan Keperawatan

2013

ASSIGNMENT BLOK 3.1

ESSAY
SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Nurul Fauziah
13/356446/PKU/14008

PROGRAM PASCASARJANA ILMU PENDIDIKAN KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
1

Sejarah Pendidikan Keperawatan

2013

SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Pada awalnya, keperawatan dipandang sebagai bentuk pelayanan kommunitas dan


aslinya berhubungan erat dengan insting yang kuat tentang bagaimana memelihara dan
melindungi keluarga (Donahue, 1985, dikutip dari Potter & Perry, 1998, p. 4). Sistem
keperawatan sama tuanya dengan sistem pengobatan yang saling ketergantungan. Pada masa
Hippocrates, pengobatan berjalan tanpa perawatan, sedangkan pada abad pertengahan,
keperawatan dipraktekkan tanpa pengobatan.
Pada kebudayaan kuno, kesehatan diasosiakan dengan kepercayaan religius dan mitos.
Pemimpin spiritual pada masa itu bertanggung jawab untuk mendiagnosa dan mengobati
penyakit yang dipercaya merupakan kutukan dari dewa. Pada masa ini, peran perawat
dipandang rendah. Perawat memperlakukan orang sakit sesuai dengan arahan sang pemimpin
spiritual dan pada umumnya memfokuskan pekerjaannya dalam menjaga kebersihan klien
tanpa terlibat dalam promosi dan pendidikan kepada keluarga.
Di bawah pengaruh Christianity, perawat mulai mendapatkan penghargaan dan
semakin berkembang. Dari catatan tertua tentang perawat kristiani ini, terdapat sebuah
organisasi bernama Orde of Deaconesses, sebuah badan yang mirip dengan Public Health
atau perawat home care (Dolan et al., 1983; Donahue, 1985, dikutip dari Potter & Perry,
1998, p. 4). Tujuan dari organisasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap:
1. Memberi makan kepada yang kelaparan
2. Memberi minum kepada yang kehausan
3. Memberi pakaian kepada yang tidak berpunya
4. Mengunjungi orang-orang yang ditahan
5. Memberi tempat tinggal kepada gelandangan
6. Merawat yang sakit
7. Menguburkan yang meninggal
Peran manusia terutama perempuan dalam keperawatan tercatat sekitar abad 300 D.C.
(Shyrock, 1959, Donahue, 1985, dikutip dari Potter & Perry, 1998, p. 4) in Roman Empire.
Namun setelah abad ke-6, pria pun menyertakan diri dalam proses keperawatan. Selama abad
pertengahan, organisasi keagamaan ini membentuk bagian keperawatan militer sekaligus
semacam rumah sakit yang menjadi lahan bekerja bagi perawat laki-laki. Organisasi sekuler
pun membentuk badan sendiri karena jumlah pesakitan yang semakin banyak kala itu. Badan
tersebut bernama The Hospital Brothers of St. Anthony, the Brothers of Misericordia dan
2

Sejarah Pendidikan Keperawatan

2013

Alexian Brothers yang membantu merawat orang-orang sakit. Pada tahun 1633, St. Vincent
de Paul membentuk Sisters of Charity yang merawat orang-orang sakit di rumah sakit, balai
perawatan atau rumah-rumah orang miskin. Pada organisasi ini, terdapat seorang biarawati
sebagai seorang supervisor bernama Louise de Gras a.k.a St. Louise de Marrilac. De Gras
mendirikan institusi pendidikan perawat untuk pertama kalinya. Ia merekrut sejumlah wanita
yang cerdas, baik dan berbelas kasihan. Tujuan utamanya adalah untuk belajar merawat orang
sakit di rumah sakit dan kunjungan rumah. Organisasi ini diperkenalkan di Amerika pada
tahun 1809 oleh Mother Elizabeth Seton dan namanya diganti menjadi Daughters of Charity.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan perawat semakin
meningkat. Pada awal abad 19, didirikanlah The Deaconness Institute of Keiserswerth oleh
Pastor Theodore Fliedner di tahun 1836 (Woodham-Smith, 1983, Donahue, 1985, dikutip
dari Perry & Potter, 1998, p. 6). Pada tahun 1860, salah seorang lulusannya bernama Florence
Nightingale mendirikan sebuah program pelatihan yang pertama bernama The Nightingale
Training Scool for Nurses di St. Thomas Hospital, London.
Perkembangan pendidikan kemudian berlanjut ke Amerika bagian Utara. Sebuah
sekolah bernama St. Chaterines berdiri di Ontario, Kanada tahun 1874 dengan mengadaptasi
sistem sekolah Nightingale. Setelah itu berdiri pula Johns Hopkins Training School di
Baltimore, Maryland oleh Isabelle Hampton serta mendirikan American Nurses Association
(ANA) pada tahun 1911 sekaligus menerbitkan Amirocan Journal of Nursing. Pendidikan
keperawatan di Amerika mulai berkembang pada tahun 1923 setelah Rockefeller Foundation
berinisiatif untuk mendanai pembentukan berbagai program keperawatan. Saat itulah
didirikan program keperawatan di Yale University, Vanderbilt University dan University of
Toronto. Selain itu juga didirikan program keperawatan di Western Reserve University yang
didanai oleh Frances Payne Bolton. Seiring perkembangan tersebut, maka didirikanlah
Graduate nurse-midwifery program pada tahun 1920-an dan pada tahun 1950-an didirikan
organisasi program spesialis seperti Association of Operating Room Nurses (1949),
American Association of Critical Care Nurses (1969) dan Oncology Nursing Society (1975).
Sejak itu, perkembangan ilmu keperawatan sangat pesat hingga lahir berbagai model yang
menjadi dasar bagi banyak pendidikan keperawatan di dunia. Program-program keperawatan
bermunculan hingga ke negara-negara berkembang sepeti Indonesia, dan pengaruh
pendidikan keperawatan di Eropa dan Amerika sedikit banyakya menjadi sari dari sistem
pendidikan keperawatan di Indonesia.

Sejarah Pendidikan Keperawatan

2013

SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI INDONESIA


Sangat disayangkan, dokumentasi mengenai sejarah perkembangan pendidikan
keperawatan di Indonesia sulit untuk ditemukan. Mestinya ada sebuah karya yang
merangkum perjalanan pendidikan keperawatan untuk memahami seberapa besar pengaruh
sisi pendidikan dari keperawatan. Dalam Draft Naskah Akademik Sistem Pendidikan
Keperawatan di Indonesia (2012, p. 9 13), sejarah perkembangan pendidikan keperawatan
didokumentasikan bersama-sama oleh PPNI (persatuan Perawat Nasional Indonesia, AIPNI
(Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia), AIPDIKI (Asosiasi Institusi Pendidikan
Diploma III Keperawatan Indonesia) dan HPEQ (Health Professional Education Quality)
Project.
Di Indonesia, perkembangan pendidikan keperawatan diawali sebelum kemerdekaan.
Sekolah perawat pertama kali didirikan di Rumah Sakit PGI Cikini pada tahun 1916 dengan
mengandalkan para perawat Belanda sebagai pendidik ditambah beberapa dokter. Para siswa
diajarkan teori merawat yang kemudian diaplikasikan langsung kedalam praktik pada saat
yang sama. Selanjutnya, pendidikan keperawatan berkembang di beberapa kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Medan. Pendidikan ini umumnya dikelola oleh perawat Belanda yang saat
itu ditugaskan dirumah sakit tersebut dengan Syarat masuk adalah memiliki ijasah MULO
(sistem pendidikan Belanda, setara dengan SMP). Perawat yang dihasilkan pada saat itu
memiliki disiplin tinggi dan sangat terampil.
Setelah kemerdekaan, berbagai jenis pendidikan perawat yang berbasis RS telah
dikembangkan sesuai kebutuhan RS seperti pendidikan mantri cacar, Penjenang Kesehatan,
dan lain-lain, dengan lama pendidikan bervariasi dari 3 bulan sampai 2 tahun dengan dasar
pendidikan Sekolah Rakyat (setara SD) dan SMP. Berdasarkan SK MENKES nomor
32971/Pend/1953 tentang Pendidikan Perawat Diploma A dan B, dihasilkan Perawat A
(umum), dan Perawat B (jiwa). Pada saat yang bersamaan sejak tahun 1953 mulai didirikan
Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dengan dasar pendidikan SMP dan lama pendidikannya 3
tahun. Pada awal 1960 teridentifikasi lebih dari 20 jenis kategori tenaga perawat dengan lama
dan dasar pendidikan yang bervariasi. Demikian juga kualitas dan tingkat kemampuannya
tidak jelas. Pada saat itu perawat dengan jenis pendidikan apapun boleh melakukan tindakan
tanpa ada batasan kewenangan. Pada tahun 1960 banyak perawat senior Belanda yang
bekerja di RS telah meninggalkan Indonesia. Pada saat yang sama Keperawatan telah
berkembang dari suatu pekerjaan sederhana yang berorientasi task oriented, menjadi suatu
profesi yang memiliki landasan ilmiah untuk bertindak, menggunakan keterampilan berfikir
kritis dan menerapkan perilaku caring.
4

Sejarah Pendidikan Keperawatan

Pada

tahun

1962

Departemen

Kesehatan

RI

berdasarkan

2013

SK

nomor

67516/Pend/Kab/1962 telah mengembangkan Pendidikan Akademi Perawat yang berafiliasi


dengan RS Cipto Mangunkusumo. Lulusan pendidikan ini menyandang gelar Sarjana Muda
Ilmu Perawatan atau BSc. Setahun berikutnya pendidikan tingkat Akademi Perawat ini
diikuti oleh RS St Carolus. Sejak diluluskannya Sarjana Muda Ilmu Perawatan, maka
kategori pendidikan perawat menjadi jenjang pendidikan menengah dan tinggi yang
semuanya berorientasi ke RS. Pada tahun 1979 berbagai jenis pendidikan keperawatan
tersebut ditutup dan diubah menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) sesuai dengan SK
Menkes nomor 245/Menkes/SK/VI/1979.
Sistem Kesehatan Nasional tahun 1982 antara lain menyatakan bahwa pendidikan
bagi tenaga kesehatan harus berasal dari lulusan SMA (berada pada jenjang Pendidikan
Tinggi). Untuk merespons kebijakan tersebut serta kebijakan pemerintah di bidang
Pendidikan, maka dilaksanakan Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983 di Jakarta yang
dihadiri oleh berbagai elemen termasuk unsur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Departemen Kesehatan, Badan Administrasi Kepegawaian Nasional, Konsorsium Ilmu
Kesehatan dan berbagai Organisasi Profesi Kesehatan. Kegiatan ini menghasilkan
kesepakatan nasional yang menyatakan Keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkan pada
sistem pendidikan tinggi. Kesepakatan ini diikuti dengan adanya pergeseran berbagai regulasi
pendidikan keperawatan yang semula ditetapkan oleh Departemen Kesehatan diatur oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian juga pendidikan yang semula ada di
jenjang SPK dan D III dikembangkan menjadi pendidikan tinggi pada jenjang Strata 1/
profesi.
Pada tahun 1985 dimulai Pendidikan Keperawatan pada jenjang strata satu (S-1) di
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia.
Sementara itu pendidikan Akademi Perawat (AKPER) dengan program pendidikan diploma
tiga (D-III) masih terus bertambah jumlahnya hingga saat ini. Pada awal perkembangannya
kurikulum pendidikan S-1 Keperawatan merupakan satu kesatuan dan terintegrasi antara
pendidikan akademik dan pendidikan profesi yang lulusannya diberi gelar Sarjana
Keperawatan yang disingkat S.Kp. serta diakui sebagai perawat profesional. Pembukaan
program studi tersebut diikuti oleh beberapa universitas negeri seperti Universitas
Padjadjaran Bandung pada tahun 1994, pada tahun 1997-1998 berdiri di Universitas Gadjah
Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas
Brawijaya, Universitas Sumatera Utara; serta perguruan tinggi swasta lainnya seperti
Universitas Muhammadiyah Jakarta dan STIK St. Carolus Jakarta. Program ini menerima
5

Sejarah Pendidikan Keperawatan

2013

calon mahasiswa dari SMU (jalur reguler) dan dari DIII Keperawatan (alih jalur / transfer).
Tahun 1994, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menerbitkan SK Nomor
310/U/1994 tentang kurikulum yang berlaku nasional bagi program sarjana ilmu kesehatan.
Dalam kurikulum ini, pembelajaran aspek akademik dan keprofesian diintegrasikan menjadi
satu kesatuan. Kurikulum ini disempurnakan melalui SK nomor 129/U/1998 yang
menjadikan program pendidikan Sarjana keperawatan melaksanakan kurikulum pendidikan
profesi keperawatan dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap akademik dan tahap profesi yang
merupakan satu kesatuan. Pada tahap akademik lulusannya mendapat gelar Sarjana
Keperawatan disingkat S.Kep., dan tahap profesi lulusannya mendapat gelar profesi Ners
disingkat Ns. Dengan demikian gelar Sarjana Keperawatan (SKp.) sebagai hasil dari
kurikulum 1985 dan 1994, memiliki makna yang sama dengan gelar Sarjana Keperawatan
dan Ners (S.Kep. Ns) hasil kurikulum tahun 1998. Sementara itu pendidikan SPK secara
berangsur ditutup pada tahun 1996. Hal ini merupakan tindak lanjut implementasi Sistem
Kesehatan Nasional 1982 dan kesepakatan lokakarya nasional tahun 1983.
Penataan jenis dan jenjang pendidikan keperawatan yang baik dan terarah diharapkan
dapat dijadikan bahan rujukan dalam mengembangkan profesi keperawatan di masa depan.
Pengembangan jenjang pendidikan Keperawatan termasuk di dalamnya jenjang akademik
pendidikan tingkat magister (S-2) yaitu Magister Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, serta jenis pendidikan profesi tingkat spesialis diberbagai bidang layanan
spesialisasi yang telah dimulai sejak tahun 1998 yang mencakup:Keperawatan Maternitas dan
Keperawatan Komunitas, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Jiwa dan Keperawatan
Anak. Pengembangan pendidikan Doktor Keperawatan untuk jenjang doktor (S-3) dimulai
tahun 2008 di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Sejarah Pendidikan Keperawatan

2013

DAFTAR PUSTAKA

Gaffar, L. O. J. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC

HPEQ Dikti. (2012). Draft Naskah Akademik Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia.
Diunduh dari www.hpeq.dikti.go.id

Potter, P. A., Perry, A. G. (1993). Fundamental of Nursing: Concept, Process & Practice.
Missouri: Mosby Year Book. Inc.

Anda mungkin juga menyukai