DISUSUN OLEH :
IRVAN RAHMAT AMANU 09 - 031
MELISSA RONALDI
09 - 032
JULI JILIANTI
09 - 033
PEMBIMBING :
dr. Helario Hasibuan, Sp. M
ANATOMI
Sistem mata terbagi atas :
1. Rongga Orbita
2. Bola Mata
3.
Adneksa yang terdiri atas kelopak mata dan sistem air mata (sistem lakrimal) (1) (2) (3)
RONGGA ORBITA
Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi dinding tulang dan berbentuk
seperti piramida berisi empat dengan puncak menuju ke arah foramen optik. Masing-masing
sisi tulang orbita berbentuk lengkung seperti buah peer (jambu) yang menguncup ke arah
apeks dan kanal optik. Dinding medial rongga orbita kanan berjalan kurang lebih sejajar
dengan dinding medial rongga orbita kiri dan berjarak sekitar 25 mm pada orang dewasa. Di
bagian belakang dari ronggaorbita terdapat tiga lubang :
-
Foramen optik yang merupkan ujung bagian orbita kanal optik memberikan jalan
Sekitar tulang orbita didapatkan ruangan-ruangan seperti rongga hidung dan beberapa sius
yaitu sinus etmoid, sfenoid, frontal, dan maksila. (1) (2) (3)
Isi rongga orbita terdiri atas bola mata dengan saraf optiknya, 6 otot penggerak bola mata,
kelenjar air mata, pembuluh darah cabang arteri oftalmik, saraf kranial III, IV, VI, lemak dan
fasia yang merupakan bantalan untuk bola mata. (1) (2) (3)
Periosteum dinding rongga orbita (periorbita), berjalan dari tepi rongga orbita ke arah kedua
tarsus palpebra bersama dengan ligamen kantus lateral dan medial membentuk septum orbita
yang menutup lubang rongga orbita di bagian depan. (1) (2) (3)
Kapsul Tenon merupakan suatu lapis fasia yang merupakan suatu lapis fasia yang
menyelubungi bola mata dari tepi kornea ke belakang memisahkan bola mata dengan lemak
orbita. (1) (2) (3)
Arteri rongga orbita berasal dari arteri oftalmik sedang venanya masuk ke dalam vena
oftalmik yang melalui fisura orbita superior masuk ke dalam sinus kavernosa. Saraf orbita
bersifat motorik dan sensorik: saraf kranial III, IV dan VI adalah motorik dan mempersarafi
otot pergerakan bola mata. Saraf sensorik adalah cabang pertama dan kedua saraf kranial V.
Ganglion siliar terletak di sebelah luar saraf optik, menerima serabut-serabut motorik saraf
kranial III, sensorik saraf kranial V dan serabut saraf simpatik. (1) (2) (3)
BOLA MATA
Bola mata terdiri atas :
-
KORNEA
Dinding bola mata bagian depan ialah kornea yang merupakan jaringan yang jernih dan
bening, bentuknya hampir sebagain lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arah transversal
(12mm) dibanding arah vertikal. Batas kornea dan sklera disebut limbus. (1) (2) (3)
Tebal kornea (0,6-1,0)mm terdiri atas lima lapisan :
-
Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dan berbentuk epitel gepeng
berlapis tanpa tanduk. Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini.
Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa
sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar sehingga apabila terjadi
kerusakan, akan diperbaikan dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.
Membran Bowman
Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membran tipis
yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk
kornea. Bila terjadi kerusakan pada membran bowran maka akan berakhir dengan
kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan,
endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat
trauma bedah, penyakit intraokular. Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel
berkurang.
Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening selain sebagai dinding, juga
berfungsi sebagai media penglihatan dipersarafi N V. (1) (2) (3)
2. Isi Bola Mata
Isi bola mata terdiri atas lensa, uvea, badan kaca, dan retina.
-
Lensa
Merupakan badan yang bening, bikonveks dengan ketebalan sekitar 5 mm dan
berdiameter 9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih
melengkung dibanding bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi
lensa yang dinamakan ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan pada
ekuator difiksasi oleh zonula zinn pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri
atas bagian inti(nukleus) dan bagian tepi (korteks). Nukleus lebih keras dibanding
korteks. Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin
menipis, sheingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus. Fungsi
lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada retina. Peningkatan
sirkulus mayor. Iris dipersarafi oleh nerus nasosiliar cabang dari saraf kranial III yang
bersifat simpatik untuk midriasis dan parasimpatik untuk miosis.
Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke belakang sampai koroid terdiri atas otot-otot
siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliaris berfungsi untuk akomodasi; jika otot-otot
ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid ke depan dan ke dalam,
mengendorkan zonula zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung. Fungsi proses
siliar adalah suatu memproduksi cairan mata Humor Akuos. Koroid adalah suatu
membran yang berwarna coklat tua, yang terletak diantara sklera dan retina terbentang
dari ora serata sampai papil saraf optik. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi
-
menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.
Retina
Adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran serabut-serabut
saraf optik letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora
serata. Di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat
makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan refleks fovea.
Kira-kira 3 mm ke arah nasal katub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih
kemerah-merahan, disebut papil ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya
masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan
pembuluh darah terminal.
Retina yang mempunyai ketebalan sekitar 1 mm terdiri atas 10 lapisan :
o Membran limitan dalam, merupakan lapisan paling dalam.
o Lapisan serabut saraf, dalam lapisan ini terdapat cabang-cabang utama
o
o
o
o
o
pembuluh retina
Lapisan sel ganglion, merupakan suatu lapisan sel saraf bercabang
Lapisan pleksiform dalam
Lapisan nukleus dalam, terbentuk dari badan dan nukleus sel-sel bipolar
Lapisan pleksiform luar
Lapisan nukleus luar, terutama terdiri atas nuklei sel-sel visual atau sel kerucut
dan batang
o Membran limitan luar
o Lapisan batang dan kerucut, merupakan lapisan penangkap sinar
o Lapisan epitel pigmen
Sel batang lebih banyak dibanding sel kerucut, kecuali di daerah makula, dimana sel
kerucut lebuh banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf
optik dan tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta). (1) (2) (3)
ADNEKSA
Kelopak Mata
Kelopak mata mempunyai fungsi :
-
Dalam keadaan menutup kelopak mata melindungi bola mata terhadap trauma dari
mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata.
Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang terdapat pada permukaan
bola mata. (1) (2) (3)
Dari luar ke dalam kelopak mata terdiri atas kulit, jaringan longgar, jaringan otot tarsus, fasia
dan paling dalam konjungtiva. Membuka dan menutupnya kelopak mata dilaksanakan oleh
otot tertentu dengan persarafannya masing-masing. Menutup mata adalah pekerjaan otot
orbikular yang dipersarafi saraf fasial (N.VII). Otot kelopak mata berfungsi untuk
mengedipkan mata. (1) (2) (3)
Otot orbikular jalannya melingkari celah kelopak mata dan bagian yang letaknya di dalam
kelopak mata berfungsi untuk menutup mata. Membuka mata dikerjakan otot levator palpebra
yang dipersarafi saraf okulomotor (N.III). Otot ini menempel pada batas atas tarsus dan pada
kulit di bagian tengah kelopak mata atas. Di lapisan otot polos dengan insersi pada batas
proksimal tarsus. (1) (2) (3)
Tarsus berperan sebagai kerangka kelopak mata, merupakan suatu keping jaringan tipis, tetapi
padat, tarsus pada kelopak mata atas lebih besar dibanding pada kelopak mata bawah. Di
dalam tarsus terdapat kelenjar meibom yang mengandung sekresi berlemak dan bermuara
pada margo palpebra. (1) (2) (3)
Walaupun merupakan lapisan dalam kelopak mata, konjungtiva menduduki tempat yang agak
khusus, karena meluas dan juga melapisi bila mata bagian luar. Konjungtiva terdiri atas tiga
bagian, yaitu konjungtiva palpebra yang merupakan lapisan terdapat kelopak mata atas,
konjungtiva bulbi melapisi bola mata bagian luar dan forniks konjungtiva, yang merupakan
suatu lipatan peralihan konjungtiva palpebra ke konjungtiva bulbar. (1) (2) (3)
SISTEM AIR MATA (LAKRIMAL)
Terbagi menjadi dua bagian: bagian sekresi yang memproduksi air mata yaitu kelenjar air
mata dan bagian eksresi yang memberi jalan kepada air mata kedalam rongga hidung.
Kelenjar air mata terletak di daerah supero-lateral rongga orbita. Sepanjang forniks terdapat
juga kelenjar-kelenjar yang sangat kecil, dinamakan kelenjar Krause. Bagian eksresi terdiri
atas pungtum lakrimal, kanakuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. (1) (2) (3)
DEFINISI
Trauma tumpul mata adalah trauma pada mata yang diakibatkan benda yang keras atau benda
yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras(kencang)
ataupun lambat. (2)
EPIDEMIOLOGI
Trauma mata dapat menimbulkan keluhan nyeri dan dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan. Dampak trauma mata dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar akibat
hilangnya penglihatan, hilangnya waktu kerja, dan kerugian dalam hal besarnya biaya yang
dikeluarkan. (4) (5)
Di Amerika Serikat dilaporkan kira-kira 2000 orang pekerja per hari mengalami trauma mata
yang berhubungan dengan pekerjaan dan membutuhkan pengobatan. Sepertiga dari kasus
trauma memerlukanpengobtan ke bagian gawat darurat rumah sakit, dan lebih dari 100 orang
diantara yang mengalami trauma kehilangan 1 atau lebih dari satu hari kerja. Benda asing di
dalam mata merupakan jenis yang paling sering terjadi 32 (80%) di antara trauma mata secara
keseluruhan yang diantaranya disebabkan oleh benda asing logam. (4) (5)
Trauma mata dapat menyebabkan kebutaan pada anak dan dewasa muda. Berdasarkan studi
Schein pada the Massachusetts eye and ear infirmary, 8% dari populasi yang mengalami
trauma tumpul pada mata cukup berat adalah anak dibawah usia 15 tahun. Studi Israel
menerangkan bahwa 47% dari 2500 kejadian trauma mata terjadi pada usia dibawah 17
tahun. (4) (5)
Pemeriksaan pada trauma kelopak mata harus dilakukan secara teliti mengenai luas dan
dalamnya lesi (luka), karena lesi yang tampaknya kecil di kelopak mata kemungkinan disertai
suatu lesi yang luas di dalam rongga orbita bahkan sampai ke dalam bola mata.
Penatalaksanaan:
-
Edema Konjungtiva
Jaringan Konjungtiva yang bersifat selaput lender dapat menjadi kemotik pada setiap
kelainannya. Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena angin
tanpa dapat mengedip, sehingga mengakibatkan edema pada konjungtiva. (8)
Keadaan ini tidak menyebabkan gangguan penglihatan. Epitel konjungtiva mudah mengalami
regenerasi sehingga luka pada konjungtiva penyembuhannya cepat. (8)
Penatalaksanaan:
-
konjungtiva.
Pada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan insisi dehingga cairan konjungtiva
kemotik keluar melalui insisi tersebut. (8)
Hematoma Subkonjungtiva
Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau
di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pecehnya pembuluh
darah ini dapat akibat batuk rejan, trauma tumpul basis kranii (hematoma kaca mata), atau
pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan mudah pecah (seperti pada usis lanjut,
hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis, anemia, dan obat-obatan). (6) (7)
Pemeriksaan funduskopi perlu dilakukan pada setiap penderita dengan perdarahan
subkonjungtiva akibat trauma. (6)
Penatalaksanaan:
-
Penatalaksanaan:
-
Larutan hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan garam hipertonik 2-8%, glukosa 40%
Erosi Kornea
Merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras
pada epitel kornea. Erosi dapat terjadi tanpa cedera pada membrane basal. Dalam waktu
yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigrasi dengan cepat dan menutupi defek epitel
tersebut. (9) (10)
Keluhan yang dapat ditimbulkan seperti:
-
Sakit sekali
Mata berair
Lakrimasi
Fotofobia
Penglihatan akan terganggu.
Pada pemeriksaan akan tampak suatu defek epitel kornea yang bila diberi pewarnaan
fluoresein akan berwarna hijau.
Penatalaksanaan:
-
Siklopegik untuk menghilangkan rasa sakit ataupun mengurangi gejala radang uvea
memiliki
persyarafan,
nutrisi
lensa
didapat
dari
aqueous
humor.
(6)
(11)
Tebal lensa sekitar 4mm dan diameternya 9mm.Lensa terletak di sebelah posterior iris
dan tergantung pada zonule yang berasal dari corpus ciliare.Serat zonule menyisip pada
bagian equator kapsul lensa, menyangga lensa dan menghubungkannya pada corpus ciliare.
Disebelah anterior lensa terdapat aqueous humor dan diseblah posteriornya terdapat vitreous
(6)
humor.
(11)
elastik
perlahan-lahan
seiring
bertambahnya
usia.
(6)
(11)
Kemampuan mata untuk mengubah fokusnya dari objek jarak jauh ke objek jarak
dekat bergantung pada kemampuan lensa untuk mengubah bentuknya, kemampuan ini
disebut daya akomodasi. Daya akomodasi bergantung pada elastisitas lensa , tegangan
zonule, dan kontraksi musculus cilliaris. Pada saat musculus cilliaris berkontraksi, tegangan
zonule akan mengendur, lensa menjadi lebih bulat dan dihasilkan daya dioptri yang lebih kuat
untuk memfokuskan objek-objek yang lebih dekat. Sebaliknya, relaksasi musculus cilliaris
akan membuat kebalikan rentetan peristiwa-peristiwa tersebut, membuat lensa menjadi lebih
mendatar dan memungkinkan objek-objek jauh terfokus.Seiring dengan bertambahnya usia
lensa akan semakin besar dan berkurang elastisitasnya, sehingga daya akomodasi pun ikut
menurun. (6)
Dislokasi Lensa Traumatik
Dislokasi Lensa Traumatik terbagi atas dislokasi parsial dan dislokasi total. Dislokasi
parsial (sublukasi) atau dislokasi total ( luksansi ) dapat terjadi setelah cedera kontusio.
Pasien dengan subluksasi lensa atau dislokasi dapat datang dengan riwayat trauma mata , visi
terdistorsi , diplopia monokuler , dan nyeri . Temuan penting termasuk lensa pengungsi pada
oftalmoskopi langsung , phacodonesis (yaitu , lensa yang bergetar ) , dan iridodonesis (yaitu ,
iris yang bergetar ) . Temuan tambahan termasuk katarak , acute pupillary block glaucoma,
dan acquired myopia. Gangguan parsial dari zonularfibers yang menahan lensa akan
menghasilkan subluksasi . Lensa yang tersublukasi masih bisa terlihat melalui aperture pupil .
Gangguan lengkap dari serat zonula adalah dislokasi lensa , dimana lensa mungkin tidak lagi
terlihat
melalui
aperture
pupil
(6)
(7)
Uveitis dan glaucoma merupakan komplikasi yang sering pada dislokasi lensa,
khususnya bila dislokasinya total. (6)
Trauma
pada
Pupil
dan
Iris
Trauma tumpul pada mata dapat menyebabkan iritasi pada iris dan cilliary
body,memancing reaksi inflamasi dalam anterior chamber yang dikenal dengan traumatic
iritis atau iridocyclitis. Gejala meliputi deep eye pain, fotopobia,dan penglihatan kabur.
Gejala-gejala tersebut dapat tertunda selama 24 48 jam setelah cedera.
(8)
Evaluasi pasien ini harus mencakup pemeriksaan lengkap slit-lamp , ujian fundoscopic , dan
dokumentasi IOP . Kunci Temuan pemeriksaan fisik adalah reaksi anterior chamber dari
ringan sampai berat,yang seperti yang telah disebutkan sebelumnya, paling baik dengan
oblique
slit
beam
melalui
slit-lamp
biomicroscope
(8)
akomodasi.
Evaluasi ophthalmologic diindikasikan Jika gejala memburuk atau gagal untuk diselesaikan
dalam
waktu
satu
(8)
minggu.
Bila trauma tumpul yang mengenai mata itu ringan, m.sfingter pupil akan
berkontraksi dan pupil akan menyempit. Pada trauma berat, maka pupil akan melebar dan
reaksi terhadap cahaya akan menjadi lambat atau hilang disebabkan kelumpuhan m.sfingter
pupil dan disebut sebagai oftalmoplegia interna. Iridoialisis ialah keadaan dimana iris terlepas
dari pangkalnya, sehingga bentuk pupil tidak bulat, dan pada pangkal iris terdapat lubang.
Lubang pupil yang baru di pangkal iris itu dapat terjadi di setiap bagian pangkal iris dan
merupakan lubang permanen,sebab iris tidak memiliki kemampuan untuk beregenerasi. (7)
Trauma
pada
Retina
Trauma pada mata dapat mengakibatkan berbagai cedera retina termasuk retinal
breaks , ablasio retina , perdarahan koroid , dan ruptur koroid. Pasien dengan cedera retina
mungkin datang dengan riwayat trauma okular . Gejala trauma retina termasuk floaters ,
photopsias ( kilatan cahaya ) , tirai atau bayangan di atas lapangan pandang , dan berbagai
tingkat kehilangan penglihatan . Peripheral retinal breaks awalnya mungkin asimtomatik
hanya untuk memimpin kemudian ablasi retina . Detil dilatasi fundoscopic pemeriksaan oleh
dokter
mata
diperlukan
untuk
mendiagnosa
mayoritas
cedera
retina
Commotio retinae ( edema Berlin ) adalah cedera retina akibat mekanisme cedera
contrecoup . Cedera ditandai dengan transient whitening dari retina sensorik yang mendalam
diikuti oleh trauma okular , yang terlihat pada oftalmoskopi langsung atau tidak langsung.
Pasien datang dengan derajat kehilangan penglihatan yang berubah-ubah, yang sksn lebih
parah dengan keterlibatan makula . Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk commotio
retinae , sebagian besar kasus yang selflimited dan mereka jarang menyebabkan kehilangan
penglihatan permanen . (8)
Trauma pada Bilik Mata Depan
Himfema atau adanya darah pada bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul
pada mata. Trauma tumpul pada mata menyebabkan robeknya iris atau badan ciliar yang
menyebabkan terjadinya perdarahan sekunder.Perdarahan sekunder dapat terjadi sesudah hari
ketiga terjadinya trauma. (8)
Hifema biasanya akan mengalami penyerapan spontan. Bilamana hifema penuh dan
penyerapannya sukar, dapat terjadi hemosiderosis kornea ( penimbunan pigmen darah dalam
kornea), atau glaucoma sekunder.Apabila hifema tidak mengurang dalam 5 hari dan tekanan
bola mata meninggi, dilakukan tindakan pembedahan mengeluarkan darah dari bilik mata
depan (parasentesis) .10
Daftar Pustaka