KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2013
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Profil Kabupaten Bantul 2013 ini dengan
baik. Kegiatan Penyusunan Profil Daerah merupakan bagian dari upaya untuk melaksanakan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undangundang tersebut mensyaratkan bahwa perencanaan pembangunan daerah haruslah
berdasarkan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk keluaran
Tahun 2013, produk buku ini telah dilakukan pemutakhiran data-data berupa kondisi terkini
dari seluruh potensi yang mencangkup aspek wilayah, demografi, sosial budaya, ekonomi dan
infrastruktur dan disertai penyajian gambar/visual yang mengalami pengembangan dari tahuntahun sebelumnya. Diharapkan buku ini dapat dijadikan referensi dan masukan tentang capaian
kinerja, serta sumber data bagi kebutuhan perumusan kebijakan, penyusunan evaluasi dan
penelitian di Kabupaten Bantul.
Tentunya perlu diakui bahwa dalam penyusunan buku ini dijumpai sejumlah keterbatasan,
namun sudah menjadi tekad kami untuk semakin meningkatkan kualitas hasil penyusunan di
masa mendatang. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak
yang telah turut membantu dalam penyelesaiannya.
Akhirnya, kita berharap buku ini dapat mencapai sasaran dan tujuannya, serta bermanfaat
bagi kita semua.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
vii
Daftar Peta
xi
BAB I. PENDAHULUAN
I.1.
I.2.
I.3.
I.4.
I.5.
I.6.
I.7.
Latar Belakang
Dasar Hukum
Maksud dan Tujuan
Sasaran
Manfaat
Ruang Lingkup
Sistematika
1
1
2
2
2
2
2
4
4
8
9
9
9
10
10
11
13
16
IV.1.
IV.2.
IV.3.
IV.4.
IV.5.
IV.6.
IV.7.
IV.8.
IV.9.
IV.10.
IV.11.
16
17
25
26
27
28
29
29
30
33
33
Letak Geografis
Pembagian Administratif
Ketinggian Tempat
Kemiringan Lahan
Jenis Tanah
Geologi
Pola Curah Hujan
Daerah Aliran Sungai
Penggunaan Lahan
Potensi Wilayah
Wilayah Rawan Bencana
iii
35
35
35
36
37
37
38
38
38
39
39
40
41
41
43
44
45
45
49
VI.1.
iv
49
49
49
50
51
51
52
53
53
55
55
56
57
57
57
58
58
59
59
60
61
61
61
62
62
62
62
63
63
64
64
VI.2.
h. Penanaman Modal
i. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1. Persentase koperasi aktif
2. Jumlah UKM dan BPR/LKM
j. Kependudukan dan Catatan Sipil
1. Pertumbuhan penduduk
2. Pengelompokan penduduk
k. Ketenagakerjaan
1. Angkatan Kerja
2. Kesempatan kerja
3. Pengangguran
l. Ketahanan Pangan
1. Ketersediaan pangan dan Cadangan Pangan
2. Distribusi dan Akses Pangan
3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
4. Lumbung Pangan
5. Desa Mandiri Pangan
m. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1. Persentase Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
2. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Indeks Gender
n. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1. Rasio akseptor KB
o. Perhubungan
1. Jumlah Penumpang Angkutan Umum
2. Jumlah Ijin Trayek
3. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus
p. Komunikasi dan Informatika
1. Jumlah surat kabar nasional/lokal
2. Penyiaran radio/TV
3. Hasil Kerjasama Perguruan Tinggi
4. Penggunaan Teknologi Informasi oleh Pemerintah
q. Pertanahan
1. Penggunaan Tanah
2. Penyelesaian Ijin Lokasi
r. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
2. Legislatif
s. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
2. Jmlah kelompok binaan PKK
t. Perpustakaan
FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
a. Kelautan dan Perikanan
b. Pertanian dan Peternakan
c. Kehutanan
1. Lahan Kritis
2. Penghijauan
d. Energi dan Sumberdaya Mineral
e. Pariwisata
f. Industri
g. Perdagangan
h. Transmigrasi
65
66
66
67
68
68
68
71
71
72
72
76
76
76
77
78
78
78
78
79
79
79
80
80
81
82
82
83
83
84
84
86
86
87
87
87
88
88
88
89
90
91
91
92
95
95
95
95
96
97
97
98
Daftar Tabel
BAB VII. DAYA SAING DAERAH
VII.1.
VII.2.
VII.3.
VII.4.
99
99
99
99
101
102
102
103
103
103
103
103
103
103
104
104
104
105
106
106
108
108
109
109
110
110
110
112
LAMPIRAN
113
vi
Tabel
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 40
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Tabel 44
Tabel 45
Tabel 46
Tabel 47
Tabel 48
Tabel 49
Tabel 50
Halaman
Pembagian Wilayah Distrik Di Masa Lalu
Jumlah Desa, Dusun dan Luas Kecamatan Tahun 2013
Desa Tertinggal Tahun 2012
Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) dan Nama Dusun Tahun 2012
Tinggi, Suhu dan Jarak Pusat Kota Kecamatan dengan Ibukota Kabupaten/Provinsi Tahun 2012
Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Tahun 2012
Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut Tahun 2012
Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Tanah Tahun 2012
Hubungan Formasi Geologi dengan Luas Penyebarannya
Data Curah Hujan 2008-2012 di Kabupaten Bantul
Daerah Aliran Sungai Tahun 2012
Penggunaan Lahan Tahun 2012 (Ha)
Luas Rencana Kawasan Lindung Tahun 2012
Luas Rencana Kawasan Budidaya Tahun 2012
Kawasan Rawan Bencana Menurut Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Bantul Tahun 2010-2030
Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2010-1012
Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2010-1012
Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2010-2012
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Bantul Tahun 2007-2012
Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Bantul, DIY, dan Nasional Tahun 2008-2012
Perkembangan Indeks Gini Ratio Tahun 2008-2012
Angka Melek Huruf Tahun 2008-2012
Angka Melek Huruf Tahun 2012 Menurut Kecamatan
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2008-2012
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun 2008-2012
Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Tahun 2009-2012
Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2008-2012
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2008-2011 Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan Nasional
Balita Gizi Buruk Tahun 2009-2012
KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010-2012
Prosentase Jiwa dan Keluarga Miskin Tahun 2012
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2011-2012
Jumlah PMKS Tahun 2012
Rasio Penduduk Yang Bekerja Dengan Angkatan Kerja Tahun 2008-2012
Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2011-2012
Angka Kriminalitas Tahun 2009-2012
Seni, Budaya, dan Olahraga Tahun 2012
Lembaga Budaya Tahun 2012
Prestasi dan Penghargaan Bidang Pemuda dan Olahraga
Ketersediaan Sekolah Tahun 2008-2012
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru tahu 2012
Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Bantul Tahun 2008-2012
Jumlah Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2012
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2008-2012
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2012
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2012
Jumlah Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Pemerintah Tahun 2011-2012
Jumlah Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu Tahun 2012 Menurut Kecamatan
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2011-2012
7
17
17
18
25
25
26
26
28
29
30
30
31
31
34
35
35
36
37
37
37
38
38
39
39
40
40
40
41
41
42
43
44
44
44
45
45
46
48
49
49
50
50
50
51
51
52
52
53
53
vii
Tabel
Tabel 51
Tabel 52
Tabel 53
Tabel 54
Tabel 55
Tabel 56
Tabel 57
Tabel 58
Tabel 59
Tabel 60
Tabel 61
Tabel 62
Tabel 63
Tabel 64
Tabel 65
Tabel 66
Tabel 67
Tabel 68
Tabel 69
Tabel 70
Tabel 71
Tabel 72
Tabel 73
viii
Halaman
54
55
56
56
57
57
58
58
58
59
59
60
60
61
61
61
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
72
73
74
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
Tabel
Tabel 101
Tabel 102
Tabel 103
Tabel 104
Tabel 105
Tabel 106
Tabel 107
Tabel 108
Tabel 109
Tabel 110
Tabel 111
Tabel 112
Tabel 113
Tabel 114
Tabel 115
Tabel 116
Tabel 117
Tabel 118
Tabel 119
Tabel 120
Tabel 121
Tabel 122
Tabel 123
Tabel 124
Tabel 125
Tabel 126
Tabel 127
Tabel 128
Tabel 129
Tabel 130
Tabel 131
Tabel 132
Tabel 133
Tabel 134
Tabel 135
Tabel 136
Tabel 137
Tabel 138
Tabel 139
Tabel 140
Tabel 141
Tabel 142
Tabel 143
Tabel 144
Tabel 145
Tabel 146
Tabel 147
Tabel 148
Tabel 149
Tabel 150
Tabel 151
Tabel 152
Tabel 153
Halaman
Jumlah Penumpang Angkutan Umum di Bantul
Jumlah Penumpang Angkutan Umum Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kabupaten Bantul
Jumlah Ijin Trayek Tahun 2008 sd 2012 Kabupaten Bantul
Jumlah Ijin Trayek Menurut Kecamatan Tahun 2012
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus
Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2009-2012
Jumlah Penyiaran Radio/TV Tahun 2009-2012
Jumlah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Hasil Kerjasama dengan Perguruan
Tinggi dan Lembaga Survey Tahun 2012
Sistem Informasi
Media Komunikasi Pemerintah dan Masyarakat
Teknologi Tepat Guna dan Penemu
Persentase Jumlah Izin lokasi tahun 2010-2012
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2009-2012
Jumlah Petugas Linmas Tahun 2009-2012
Kelompok Binaan LPM Tahun 2009-2012
Kelompok Binaan PKK Tahun 2009-2012
Jumlah Perpustakaan Tahun 2010-2012
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009-2012
Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Ikan Tahun 2011-2012
Produksi Benih Ikan dari UPR dan BBI Tahun 2010-2012
Perkembangan Sarpras Perikanan pada Tahun 2010-2012
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah, Padi, Ladang, Jagung,
Kacang Tanah, Kedelai Tahun 2011-2012
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah, Cabai Merah, Cabai Rawit, Kacang
Panjang dan Jamur Tahun 2011-2012
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tembakau, Mete, Tebu, dan Kelapa Tahun 2011-2012
Produksi Daging, Telur, dan Susu Tahun 2011-2012
Luas Lahan Kritis Tahun 2011-2012
Pengadaan Bibit Jati dan Buah Tahun 2012
Target dan Capaian Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Potensi Energi Baru Terbarukan
Potensi Pariwisata Tahun 2010-2012
Prasarana Wisata Tahun 2010-2012
Perkembangan Industri Kecil Menengah Tahun 2011-2012
Perkembangan Ekspor Tahun 2011-2012
Penempatan Transmigran Tahun 2012
Produktivitas Per Sektor
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2010 s.d tahun 2014
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2010 s.d Tahun 2014
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Jenis, Kelas,dan Jumlah Restoran
Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel
Angka Kriminalitas Tahun 20112012
Jumlah Demonstrasi
80
81
81
81
82
83
83
84
84
85
86
87
87
88
89
90
91
91
91
92
92
92
93
94
94
95
95
95
96
96
97
97
97
98
99
100
101
102
102
102
104
105
106
106
107
108
108
109
115
115
115
115
115
ix
Daftar Gambar
Tabel
Tabel 154
Tabel 155
Tabel 156
Tabel 157
Tabel 158
Tabel 159
Tabel 160
Tabel 161
Tabel 162
Tabel 163
Tabel 164
Tabel 165
Tabel 166
Tabel 167
Tabel 168
Tabel 169
Tabel 170
Tabel 171
Tabel 172
Tabel 173
Tabel 174
Tabel 175
Tabel 176
Tabel 177
Tabel 178
Tabel 179
Tabel 180
Tabel 181
Tabel 182
Tabel 183
Tabel 184
Tabel 185
Tabel 186
Tabel 187
Tabel 188
Tabel 189
Tabel 190
Halaman
Daftar Perguruan Tinggi Tahun 2012
Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun 2012
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan Kesehatan Tahun 2012
Data Jaminan Kesehatan Tahun 2012
Jumlah Pasien Rawat Inap Menurut Pembayaran Tahun 2010-2012
Jumlah Pasien Rawat Jalan Menurut Pembayaran Tahun 2010-2012
Indikator Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Data 10 Besar Penyakit Rawat Inap Tahun 2012
Data 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2012
Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Tahun 2012
Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Tahun 2012
Kelas Rumah Sakit Tahun 2012
Puskesmas dengan Standarisasi Pengembangan Mutu Pelayanan Tahun 2012
Puskesmas dengan Layanan Unggulan Tahun 2012
Tempat Pembuangan Sampah Menurut Kecamatan Tahun 2012
Klasifikasi Koperasi Tahun 2010-2012
Jumlah Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012
Program PNMD -Mpd Tahun 2012
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan
Harga Konstan (Hk) Tahun 2000
Desa Pesisir Tahun 2012
Kegiatan Restocking dan Bantuan Benih 2012
Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Usaha Tahun 2010-2012
Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2010-2012
Sekolah Lapangan dan SRI Tahun 2010-2012
Populasi Ternak Tahun 2010-2012
Kejadian Penyakit Avian Influenza Tahun 2010-2012
Data Pengguna Straw dan Kelahiran Inseminasi Buatan Tahun 2010-2012
Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2012
Daftar Kelompok Penangkaran Benih Bawang Merah Tahun 2012
Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Seed Center Tahun 2010-2012
Stimulasi Pestisida kepada Masyarakat Tahun 2010-2012
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pisang, Rambutan dan Mangga Tahun 20102012
Bantuan Benih ke Masyarakat Tahun 2010-2012
Hasil Produksi Hutan tahun 2010-2012
Target dan Capaian Pencegahan Kerusakan Akibat Penambang
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tahun 2012
Pajak dan Retribusi Daerah
116
117
118
118
119
119
119
120
120
121
123
125
125
126
126
127
128
129
Gambar
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Halaman
Peta Wilayah Administrasi DIY
Tangga Menuju Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri
Bupati Bantul Sri Suryawidati
Lambang Daerah
Hubungan Prioritas Pembangunan dengan Misi Kabupaten Bantul
Peta Batas Wilayah Kabupaten Bantul
Hubungan Jenis Tanah dengan Luas Penyebaran Tahun 2012
Peta Penggunaan Lahan
Pergeseran Struktur Ekonomi Tahun 2010-2012
Prosentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Tahun 2010-2012
Jiwa miskin di Kabupaten Bantul Tahun 2012
Jiwa miskin dan Rumah Tangga Miskin Tahun 2012
Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2008-2012
Angkatan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012
Peta Penganggur Tahun 2012
4
5
6
7
8
16
28
32
36
41
42
43
68
72
73
129
129
130
130
130
131
131
131
131
132
132
133
133
133
133
134
134
135
136
xi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
LATAR BELAKANG
Dalam era desentralisasi sekarang, proses perencanaan pembangunan sudah mengalami
pergeseran paradigma. Dalam hal ini, sudah mulai dilakukan proses bottom up planning secara
lebih intensif dibandingkan masa sebelumnya. Tataran pelaksanaan pembangunan juga sudah
lebih melihat kepentingan daerah dan lebih banyak melibatkan masyarakat dan dunia usaha.
Orientasi demikian diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pemerintah daerah pada
pemerintah pusat. Selain itu, juga akan menumbuhkan kemandirian dalam pendanaan dan
pelaksanaan pembangunan. Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi masa depan
berdasarkan tujuan yang ditetapkan dengan melakukan persiapan yang didasarkan data dan
informasi yang tersedia saat ini. Peran pemerintah daerah yang semakin besar dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan di daerah harus diikuti dengan ketersediaan data dan informasi
yang lengkap sehingga dalam pelaksanaan pembangunan, kebijakan yang diambil pada setiap
tahapannya dapat dilandasi data yang lebih aktual.
Penyediaan data dan informasi dikemas dalam bentuk database profil daerah Kabupaten
Bantul yang disertai juga dengan aplikasi Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) yang berlaku
secara nasional yang merupakan data pembangunan daerah yang diperbaharui secara realtime dan
yang dapat diakses secara online melalui www.sipd.bangda.kemendagri.go.id. Berkaitan dengan
pentingnya upaya menempatkan data pada posisi yang sangat strategis dalam perumusan berbagai
kebijakan maka diperlukan pengelolaan data yang harus didukung sistem dan kelembagaan yang
kuat serta sumber daya manusia yang profesional.
I.2.
DASAR HUKUM
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN);
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No.
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Kabupaten Bantul Tahun 2006-2025 yang diperbaharui dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Bantul Tahun 2006-2025;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penetapan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Pilihan Kabupaten Bantul;
g. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015;
h. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030.
I.3.
I.4.
SASARAN
a. Tersedianya data dan informasi yang akurat secara cepat dan mudah bagi pengambilan
keputusan dan penyusunan kebijakan di daerah.
b. Tersedianya data dasar yang mudah diakses oleh berbagai pihak yang memerlukan.
I.5.
BAB III : Pemerintahan Kabupaten Bantul, berisi tentang lambang daerah dan visi misi Kabupaten
Bantul;
BAB IV : Data Umum, berisi data umum Kabupaten Bantul meliputi letak secara geografis,
topografi, geologi, hidrologi, klimatologi, dan penggunaan lahan serta potensi wilayah;
BAB V : Kesejahteraan Masyarakat, yang meliputi penjelasan tentang kesejahteraan penduduk
dan pemerataan pendapatan serta kesejahteraan sosial;
BAB VI : Pelayanan Umum, berisi penjelasan dan data yang fokus pada layanan urusan wajib dan
urusan pilihan;
BAB VII : Daya Saing Daerah, meliputi kemampuan ekonomi daerah, fasilitas daerah/infrastruktur,
iklim berinvestasi dan sumber daya manusia;
BAB VIII: Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, meliputi bencana yang terjadi dan
penanggulangannya serta antisipasi dalam menghadapi kejadian bencana yang tidak
terduga;
BAB IX : Penutup;
Lampiran Data Pendukung Lainnya.
MANFAAT
Buku Database Profil Daerah kabupaten Bantul yang disusun dapat dimanfaatkan sebagai:
a. Bank Data dan Informasi dari hasil pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
diberbagai sektor di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul;
b. Dukungan data dan informasi bagi pengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dan
strategi pembangunan serta skala prioritas pembangunan;
c. Komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola kerjasama berbasis data dan informasi;
d. Sarana pemantauan, pengendalian, dan pelaporan sehingga data/fakta untuk perencanaan
selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan keadaan di lapangan;
e. Gambaran kondisi dan potensi serta sumber daya yang dimiliki daerah sehingga perencanaan
pembangunan menjadi lebih terpadu;
f. Informasi bagi investor agar terdorong untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Bantul;
dan
g. Sumber data untuk pelaporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
I.6.
RUANG LINGKUP
Database Profil Daerah mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bantul dengan menampilkan
data fisik dan data sosial ekonomi. Data dalam buku ini disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan
peta yang terangkum dalam sektor-sektor pembangunan.
I.7.
SISTEMATIKA
Buku Database Profil Daerah Kabupaten Bantul ini disusun dengan sistematika:
: Pendahuluan, berisi latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, sasaran, manfaat,
ruang lingkup, dan sistematika;
BAB II : Sejarah Kabupaten Bantul, berisi tentang riwayat perkembangan awal berdirinya
Kabupaten Bantul sampai sekarang (Tahun 2013);
BAB I
BAB II
SEJARAH KABUPATEN BANTUL
Gambar 1
Peta Wilayah Administrasi DIY
Kabupaten Bantul merupakan daerah yang subur, baik karena jenis lapisan tanahnya,
pengairannya, kedataran wilayahnya maupun karena letaknya yang ada di penghujung selatan
tempat sungai-sungai bermuara dan menumpuk lumpur vulkanik beserta endapan-endapan
humus dari daerah utara. Keadaan alam yang sangat cocok untuk bidang pertanian maka sebagian
besar masyarakat Bantul bermata pencaharian sebagai petani.
II.2. HISTORIS KABUPATEN BANTUL
Proses perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat penghuni lembah Opak-Progo
dalam usaha untuk menguasai alam sekitarnya dari masa awal sampai masa berikutnya merupakan
proses sejarah masyarakat lembah Opak-Progo. Kondisi alam seperti tersebut di atas itulah telah
terjadi silih berganti peristiwa-peristiwa penting yang bermakna bagi sejarah kehidupan
masyarakat di lembah Opak-Progo umumnya dan Bantul pada khususnya. Lahirnya pedesaan kuno,
kerajaan kuno, kerajaan Islam Mataram, Kasultanan Yogyakarta hingga munculnya pemerintahan
Gambar 2
Tangga Menuju Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri
Berakhirnya perang Diponegoro pada sekitar bulan Maret 1830 membawa perubahan
penting bagi peta kehidupan kerajaan kejawen (Vorstenlanden). Pihak Belanda mempunyai alasan
untuk memperluas jangkauan kekuasaan dan pengawasan pemerintahannya terhadap
pemerintahan kedua kerajaan Surakarta dan Yogyakarta beserta kawulanya di daerah pedesaan.
Selain itu pemerintah Belanda juga mempunyai alasan untuk mempersempit dan mengecilkan
daerah wilayah kedua kerajaan tersebut. Semuanya ini dapat dicapai oleh pemerintah Belanda
dengan jalan memaksakan kehendak melalui penandatanganan kontrak-kontrak perjanjian antara
kedua penguasa kerajaan Jawa, yaitu Sultan dan Sunan di satu pihak dan pemerintah Belanda yang
diwakili oleh residen setempat di lain pihak. Maka dari itu secara berturut-turut kontrak-kontrak
yang penting ditandatangani antara lain pada tanggal 22 Juni 1830, tanggal 27 September 1830,
tanggal 3 Nopember 1830 dan penetapan-penetapan lainnya pada tanggal 26 dan 31 Maret 1831.
secara singkat dapat disebutkan bahwa akibat dari penandatanganan kontrak-kontrak itu antara
lain ialah bahwa kedua kerajaan telah kehilangan wilayahnya di daerah Mancanegara, Pajang, dan
Sukawati dimasukkan wilayah Kasunanan, dan Gunung Kidul dimasukkan ke wilayah Kasultanan.
Selain itu juga ditetapkan perlunya dilakukan reorganisasi atau pembagian wilayah administratif
baru dengan kemauan pemerintah kolonial.
Diantaranya ialah tentang pembagian wilayah pemerintahan Kabupaten (Regentschap)
dengan pengangkatan Kepala Daerah yang baru (Inlandsche Rechtban). Di wilayah Kasultanan
penanganan keamanan dan pemerintahan, serta pembagian wilayah administrasi distrik dan
pengangkatan kepala distriknya, semuanya harus sepersetujuan pihak pemerintah Belanda.
Rentetan pelaksanaan perubahan penting di Kasultanan Yogyakarta dilakukan pada tahun 1831.
Dalam rangka melaksanakan tindak lanjut dari ketentuan-ketentuan tersebut, maka Sultan
Hamengkubuwana V melakukan usaha-usaha pembaharuan administrasi pemerintahan dan
perangkat-perangkatnya secara bertahap sejak awal tahun 1831, yaitu sesudah diselesaikannya
penandatanganan kontrak-kontrak dan pembahasannya dengan pihak penguasa kolonial, dan
setelah situasi dan kondisi istana tenang kembali sesudah perang selesai. Pada saat itulah maka
mulai dilakukan pembagian wilayah baru daerah Kasultanan Yogyakarta atas tiga wilayah
Kabupaten, yaitu: (1) Kabupaten Bantul Karang, dibagian selatan; (2) Kabupaten Denggung di
bagian utara; dan (3) Kabupaten Kalasan di bagian timur. Pembagian wilayah ini diikuti dengan
pengangkatan atau wisuda Bupati sebagai Kepala Daerah masing-masing. Kemudian juga
dilakukan pengangkatan Kepala Distrik di daerah masing-masing dengan gelar Mantri,
Tumenggung atau Rangga.
Menindaklanjuti pembagian wilayah baru Kasultanan Yogyakarta, pada tanggal 20 Juli 1831
atau Rabu Kliwon 10 Sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan
Kabupaten Bantul yang sebelumnya dikenal bernama Bantul Karang. Seorang Nayaka Kasultanan
Yogyakarta bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercayai Sri Sultan
Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul.
Tanggal 20 Juli inilah yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bantul.
Selain itu tanggal 20 Juli tersebut juga memiliki nilai simbol kepahlawanan dan kekeramatan bagi
masyarakat Bantul mengingat perang Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli 1825. Pada masa
pendudukan Jepang, pemerintahan berdasarkan pada Usamu Seirei Nomor 13 sedangkan
stadsgemente ordonantie dihapus. Kabupaten memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri
(otonom).
Kemudian setelah kemerdekaan, pemerintahan ditangani oleh Komite Nasional Daerah
untuk melaksanakan UU No. 1 tahun 1945. Tetapi di Yogyakarta dan Surakarta undang-undang
tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU Pokok Pemerintah Daerah No. 22 tahun
1948, dan selanjutnya mengacu UU Nomor 15 tahun 1950 yang isinya tentang Pembentukan
Pemerintahan Daerah Otonom di Seluruh Indonesia.
Beberapa waktu setelah Kabupaten Bantul berdiri yaitu setelah 1831, struktur administrasi
di bawah Bupati yang masih meneruskan pola kademangan ini diubah kedudukannya sebagai
kesatuan wilayah administrasi distrik, sesuai dengan reorganisasi pemerintah baru. Pola
kademangan yaitu pola administrasi Bupati yang diurus oleh seorang demang. Kedudukan demang
dipilih oleh seorang patuh. Tugasnya ialah mengurus penarikan pajak dan penyediaan tenaga kerja.
Dalam menjalankan tugasnya para demang dibantu oleh beberapa bekel. Bekel ini diangkat oleh
demang, yang mungkin mereka itu berasal dari kepala desa setempat. Kewajiban demang ialah
menyerahkan hasil produksi pertanian daerah kademangannya kepada pemegang patuh dua kali
setiap tahun. Para petani yang ada di tanah lungguh yang menggarap tanah itu mendapat dua
perlima bagian dari hasil panennya. Para bekel mendapat seperlima dan yang dua per lima
diserahkan ke atas lewat demang dan patuh, sampai ke kantor perbendaharaan kerajaan.
Dalam struktur semacam itu wilayah Bantul sebelumnya masuk dalam lingkup wilayah
Negara Agung. Dengan demikian selama pemerintahan kabupaten berdiri, daerah Bantul terbagi ke
dalam sejumlah daerah kademangan. Tiap-tiap kademangan memiliki sejumlah kabekelan yang
terdiri dari beberapa pedesaan. Setelah pola kademangan berubah menjadi wilayah distrik maka
pada waktu itu daerah Bantul terbagi menjadi 13 wilayah distrik, yang masing-masing distrik
membawahi sejumlah desa. Reorganisasi wilayah distrik terjadi lagi sekitar tahun 1878 dan 1900.
Pada tahun 1878 wilayah distrik diperkecil menjadi delapan dan pada tahun 1900 menjadi tujuh
wilayah distrik. Wilayah distrik dengan jumlah desanya disajikan pada Tabel 1.
Reorganisasi wilayah administrasi tingkat distrik itu terus menerus terjadi dengan
pembagian kecamatan pada masa kemudian. Demikian juga halnya dengan reorganisasi wilayah
pedesaan terjadi dengan jalan penggabungan-penggabungan wilayah desa-desa. Pada masa kini
wilayah kabupaten Bantul memiliki 17 kecamatan yaitu Bambanglipuro, Bantul, Dlingo, Imogiri,
Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sedayu, Sewon,
Srandakan, dan Banguntapan. Dengan demikian di antara 17 kecamatan itu ada beberapa
kecamatan yang telah lama ada pada abad ke-19, misalnya Lipuro, Kretek, Sewon, dan Srandakan.
Penduduk Kabupaten Bantul pada masa awalnya tentu masih kecil, misalnya pada tahun 1832, jadi
setahun sesudah berdiri, memiliki jumlah penghuni sebanyak 47.615 jiwa. Pada tahun 1840
tercatat sebanyak 51.602 jiwa dan pada tahun 1845 tercatat sebanyak 53.279 jiwa. Pada tahun
2008 tercatat sebanyak 909.812 jiwa dan pada tahun 2012 sebanyak 930.276 jiwa.
Tabel 1
Pembagian Wilayah Distrik Di Masa Lalu
1868
1878
1900
Distrik: 13
Desa
Distrik: 8
Desa
Distrik: 7
1. Celep
2. Samin
3. Dungkus
4. Pucangan
5. Panggang
6. Lipuro
7. Cepit
8. Soka
9. Pekoja
10. Kretek
11. Kuwarasan
12. Gabusan
13. Pandes
33
37
48
58
56
46
60
39
96
1. Pasar Gede
2. Kretek
3. Srandakan
4. Sewon
5. Cepit
6. Pandak
7. Panggang
8. Canden
60
101
126
118
117
226
137
120
1.Kretek
2.Srandakan
3.Sewon
4.Cepit
5.Pandak
6.Panggang
7.Canden
Desa
48
50
38
BAB III
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
Gambar 4
Lambang Daerah
Bentuk dasar lambang daerah Kabupaten Bantul adalah ellipse (bulat panjang) yang
merupakan gabungan Teratai Berkelopak Lima. Di bawah lukisan bentuk dasar terdapat gambar
pita bertuliskan KABUPATEN BANTUL. Di dalam bentuk ellipse berisi lukisan yang
menggambarkan:
a. Keadaan alam;
b. Kekayaan alam;
c. Latar belakang sejarah;
d. Semangat dan cita-cita;
e. Persatuan/kesatuan.
Ukuran lambang daerah Kabupaten Bantul adalah garis tengah horisontal sepanjang 30 unit
dan garis tengah vertikal sepanjang 40 unit.
III.2. ARTI DAN MAKNA LAMBANG DAERAH
Gambar 3
Bupati Bantul Sri Suryawidati
b.
Ijo Royo-Royo
Dalam arti tidak ada sejengkal tanah pun yang ditelantarkan sehingga baik di musim hujan
maupun di musim kemarau di manapun akan tampak suasana yang rindang, perlu diingatkan
kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai
kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka mendukung tumbuh berkembangnya sektor
industri yang kuat di masa mendatang.
c.
Tertib
Dalam arti bahwa setiap warga secara sadar menggunakan hak dan kewajibannya dengan
sebaik-baiknya sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
tertib semuanya secara pasti, berpedoman pada sistem ketentuan hukum/perundangundangan yang esensial untuk terciptanya disiplin nasional.
d.
Aman
Dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib kemasyarakatan akan sangat
membantu terwujudnya keamanan dan ketentraman masyarakat, kondisi aman ini perlu
ditunjang demi terpeliharanya stabilitas daerah.
e.
Sehat
Dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin kesehatan jasmani
dan rohani bagi masyarakat/manusia yang menghuninya.
f.
Asri
Dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat serasi, selaras, dan
seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya sehingga akan
menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak harus mewah tetapi lebih cenderung
pemanfaatan potensi lingkungan yang bersandar pada kreatifitas manusiawi.
10
Produktif-Profesional
Dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya alam maupun sumber daya
manusianya dapat berproduksi sehingga mampu memberikan andil terhadap pembangunan
daerah, juga harus profesional dalam arti kata penekanan kepada setiap warganya dari
berbagai profesi, agar mereka betul-betul matang dan ahli dibidangnya masing-masing.
Tolok ukur profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil kerjanya dihadapkan dengan
efisien penggunaan dana, sarana, tenaga serta waktu yang diperlukan.
a.
Visi
Visi pembangunan Kabupaten Bantul adalah Bantul Projotamansari Sejahtera,
Demokratis, dan Agamis. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten
Bantul yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang produktifprofesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera, dan demokratis, yang
semuanya itu akan diwujudkan melalui misi.
b.
Misi
Empat misi Kabupaten Bantul yang terdapat di dalam RPJMD Tahun 2011-2015 adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintah yang
empatik;
2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas,
berakhlak mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan
ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan
pemberdayaan masyarakat yang responsif gender;
4. Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko bencana dengan memperhatikan penataan
ruang dan pelestarian lingkungan.
11
c.
III.6.
Prioritas Pembangunan
Prioritas Pembangunan
1. Tata kelola pemerintahan yang
empatik dan bertanggung jawab
2. Pendidikan
3. Kesehatan
9. Pariwisata
MISI 1
Meningkatkan
kapasitas pemerintah
daerah menuju tata
kelola pemerintahan
yang empatik
MISI 2
Meningkatkan
kualitas hidup rakyat
menuju masyarakat
Bantul yang sehat,
cerdas, berakhlak
mulia, dan
berkepribadian
Indonesia dengan
memperhatikan
pengembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
MISI 3
Meningkatkan
kesejahteraan rakyat
melalui peningkatan
kualitas pertumbuhan
ekonomi, pemerataan
pendapatan berbasis
pengembangan
ekonomi lokal dan
pemberdayaan
masyarakat yang
responsive gender
a.
Pendahuluan
Dalam memasuki era pasar bebas, Kabupaten Bantul turut mengambil inisiatif dalam
mempromosikan potensi daerah dan keunggulan wilayahnya demi memajukan kehidupan
masyarakat. Usaha promosi ini merupakan usaha memasarkan Kabupaten Bantul dengan target
market yang meliputi (1) penduduk dan masyarakat daerah yang membutuhkan layanan publik
yang memadai: (2) TTI (trader, tourist dan investor) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
daerah; dan (3) TDO yang terdiri dari talent (SDM berkualitas), developer (pengembang), organizer.
Untuk mendukung upaya promosi dan pemasaran ini, Kabupaten Bantul membutuhkan sebuah
ikon grafis berupa City Brand yang dapat mencerminkan ciri-ciri, potensi, sejarah dan budaya
masyarakat Kabupaten Bantul. Tema dari City Brand ini adalah membangun citra Bantul yang
memiliki visi Bantul Projo Tamansari Sejahtera, Demokratis dan Agamis.
Untuk mewakili Kabupaten Bantul dalam makna yang seluas mungkin namun cukup spesifik
mengetengahkan ciri yang dominan maka City Brand Kabupaten Bantul ini diabstraksikan melalui
penterjemahan kondisi lingkungan Kabupaten Bantul. Konsep lingkungan merupakan konsep yang
luas yang terdiri dari gabungan konsep lingkungan abiotik (fisik), lingkungan biotik (makhluk
hidup) dan lingkungan budaya (manusia dan aktifitasnya). Abstraksi dari konsep lingkungan di
Kabupaten Bantul ini diharapkan mewakili citra Bantul dalam sebuah rancangan identitas visual
dalam bentuk City Brand.
b.
MISI 4
Meningkatkan
kewaspadaan
terhadap resiko
bencana dengan
memperhatikan
penataan ruang dan
pelestarian
lingkungan
Gambar 5
Hubungan Prioritas Pembangunan dengan Misi Kabupaten Bantul
12
13
c.
f.
2. Bentuk
Logo branding Kabupaten Bantul dirancang menggunakan bentuk-bentuk plastis, non-formal
dan dinamis. Pemilihan ini bertujuan, pertama: menggambarkan dinamika masyarakat Bantul
yang senantiasa bergerak menuju perbaikan; kedua: secara visual bentuk plastis yang dibangun
dari kurva-kurva yang halus memberikan kualitas estetika dan mempengaruhi persepsi ke arah
keindahan, keluhuran dan keagungan.
g.
14
d.
e.
15
BAB IV
DATA UMUM
IV.1.
LETAK GEOGRAFIS
Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terletak paling selatan di mana secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 0744'04"0800'27" Lintang Selatan dan 11012'34"-11031'08" Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara
:
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman;
?
Sebelah Selatan :
Samudera Indonesia;
?
Sebelah Barat
:
Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman;
?
Sebelah Timur
:
Kabupaten Gunungkidul.
?
IV.2.
PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km2 dan secara administratif terdiri dari 17
kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan (Tabel 2). Kecamatan Dlingo adalah
kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 km2 sementara Kecamatan
Srandakan adalah kecamatan dengan wilayah paling sempit, yaitu 18,32 Km2. Sedangkan jumlah
desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72
pedukuhan.
Tabel 2
Jumlah Desa, Dusun dan Luas Kecamatan Tahun 2013
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Pajangan
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Banguntapan
Pleret
Piyungan
Sewon
Kasihan
Sedayu
Jumlah
Jumlah Desa
Jumlah Dusun
Luas (Km2)
2
4
5
3
3
4
3
5
4
8
6
8
5
3
4
4
4
75
43
62
52
49
45
49
55
50
64
72
58
57
47
60
63
53
54
933
18,32
23,16
26,77
23,68
22,70
24,30
33,25
21,95
24,47
54,49
55,87
28.48
22,97
32,54
27,16
32,38
34,36
506,85
3,61
4,57
5,28
4,67
4,48
4,79
6,56
4,33
4,83
10,75
11,02
5,62
4,53
6,42
5,36
6,39
6,78
100,00
Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan
(rural area) dan desa perkotaan (urban area). Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam
wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam wilayah perdesaan
sebanyak 34 desa. Kabupaten Bantul masih mempunyai desa tertinggal sebanyak 15 desa dan
satu desa sangat tertinggal (Tabel 3 dan 4).
Tabel 3
Desa Tertinggal Tahun 2012
Gambar 6
Peta Batas Wilayah Kabupaten Bantul
Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran
yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan
barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur
dari utara ke selatan.
No.
Nama Desa
Status
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Seloharjo
Triharjo
Argosari
Jatimulyo
Poncosari
Gadingsari
Caturharjo
Selopamioro
Mangunan
Muntuk
Terong
Segoroyoso
Bawuran
Wonolelo
Triwidadi
Guwosari
Perkotaan
Perkotaan
Perkotaan
Pedesaan
Perkotaan
Perkotaan
Perkotaan
Pedesaan
Pedesaan
Pedesaan
Pedesaan
Perkotaan
Pedesaan
Pedesaan
Pedesaan
Perkotaan
31
35
36
36
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
Sangat tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
Tertinggal
16
17
Tabel 4
Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) dan Nama Dusun Tahun 2012
Status Desa/Kelurahan
No. Kecamatan
Pedesaan
Nama Dusun
Perkotaan
Nama Dusun
Status Desa/Kelurahan
No. Kecamatan
Pedesaan
1
18
Srandakan
Sanden
Kretek
Poncosari
Sri Gading
Nama Dusun
Singgelo; Talkondo;
Godekan; Wonotinggal;
Bayuran; Polosiyo;
Gunturgeni; Besole;
Sambeng I; Sambeng II;
Sambeng III; Jragan I;
Jragan II; Bibis; Kokap;
Koripan; Jopaten;
Bodowaluh; Karang;
Babagan; Krajan;
Ngentak; Kuwaru;
Cangkring .
Gedongan; Ceme; Celep;
Tinggen; Bonggalan;
Kalijurang; Ngunanunan;Wuluhadeg;
Wirosutan; Srabahan;
Gokerten; Sangkeh;
Malangan; Dengokan;
Dodogan; Ngemplak;
Ngepet; Tegalrejo; Cetan;
Sogesanden
Tirtohargo
Parangtritis
Perkotaan
Nama Dusun
Trimurti
Tirtosari
4
Gadingsari
Tirtomulyo
Seloharjo
Dukuh; Nambangan;
Pentung; Dermojurang;
Bobok tempel; Geger;
Soka; Karangasem;
Ngentak; Biro;
Kalipakem; Blali; Ngreco;
Poyahan; Jelapan;
Kalinampu .
Panjangrejo
Sumbermulyo
Gadingharjo
Murtigading
Donotirto
Pundong
Bambang
lipuro
Pandak
Caturharjo
Srihardono
Sidomulyo
Mulyodadi
Wijirejo
19
Status Desa/Kelurahan
Status Desa/Kelurahan
No. Kecamatan
Pedesaan
Triharjo
Bantul
Imogiri
Kadisoro; Jodog;
Karangasem; Daleman;
Jomboran; Kauman;
Bongsren; Kadekrowo;
Gunting; Depok;
Tegallurung; Banjarwaru;
Krekah.
Sabdodadi
Selopamiro
Perkotaan
Nama Dusun
Siangan; Juwono;
Ngabean; Gunturan;
Ciren; Jalakan; Jigudan;
Tirto; Jaten; Nglarang.
Gilangharjo
Sriharjo
20
Nama Dusun
No. Kecamatan
Palbapang
Ringin harjo
Bantul
Trirenggo
Kebonagung
Karangtalun
Dlingo
Pedesaan
Nama Dusun
Perkotaan
Karangteng
ah
Imogiri
Mangunan
Muntuk
Cempluk; Mangunan;
Sukorame; Lemahbang;
Kediwung; Kanigoro.
Nama Dusun
Dukuh; Kertan; Paduresan;
Imogiri.
Wukirsari
Girirejo
Dlingo
Temuwuh
Jatimulyo
Maladan; Tegallawas;
Gayam; Bandean;
Semuten; Banyuurip;
Loputih; Kedug ayak;
Rejosari; Dodongan
Karangtalun; Setran;
Bandungan; Sareyan; Salaman .
21
Status Desa/Kelurahan
Status Desa/Kelurahan
No. Kecamatan
10
Jetis
Pedesaan
Nama Dusun
Terong
Patalan
Canden
11
Pleret
Bawuran
Wonolelo
Segoroyoso
12
22
Piyungan
Sitimulyo
Kedungrejo; Cegokan;
Majasari; Depok;
Guyangan; Ploso;
Purworejo; Bojong
Srumbung; Jembangan;
Kloron; Segoroyoso I;
Segoroyoso II; Trukan;
Karanggayam; Dahromo I;
Dahromo II;
Babatan; Karanganom;
Karangtengah; Mojosari;
Karangplosos; Nglengis;
Madugondo; Somokaton;
Monggang; Karanggayam;
Kunden; Cepokojajar;
Padangan; Ngampon;
Pagergunung I;
Pagergunung II;
Nganyang; Banyakan I;
Banyakan II; Banyakan III;
Ngablak
Perkotaan
Trimulyo
Nama Dusun
No. Kecamatan
13
Banguntapan
Pedesaan
Tamanan
Jagalan
Sumberagung
Wonokromo
Pleret
Srimulyo
14
Sewon
Nama Dusun
Kragilan; Tamanan;
Kauman; Krobokan;
Nglebeng; Grojogan;
Glagah Lor; Glagah Kidul;
Sokowaten.
Sayangan; Bodon.
Singosaren
Singosaren I; Singosaren
II; Singosaren III
Wirokerten
Grojogan; Botokenceng;
Sampangan; Tobratan;
Kepuh Wetan; Kepuh
Kulon; Kertopaten;
Mutihan
Jambidan
Ponegaran; Bintaran;
Joho; Dhuku; Kretek;
Pamotan; Combongan.
Potorono
Potorono; Salakan;
Prangwedanan;
Condrowangsan; Nglaren;
Mertosanan Wetan;
Mertosanan Kulon;
Balong lor; Banjardadap .
Perkotaan
Nama Dusun
Srimartani
Baturetno
Banguntapan
Bangunharjo
Jotawang; Salakan;
Randubelang; Wojo; Tanjung;
Saman; Druwo; Tarudan;
Ngoto; Pandeyan; Bakung;
Semail; Mredo; Gatak; Widoro;
Jurug; Demangan .
23
Jarak kota-kota kecamatan terhadap desa terjauh, ibukota kabupaten, dan ibukota provinsi
adalah Kecamatan Dlingo, sedangkan jarak Kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah
Kecamatan Bantul dan jarak Kecamatan terdekat dengan ibukota provinsi adalah Kecamatan
Sewon dan Kasihan (Tabel 5).
Status Desa/Kelurahan
No. Kecamatan
15
Kasihan
Pedesaan
Nama Dusun
Perkotaan
Nama Dusun
Tamantirto
Tirtonirmolo
Ngestiharjo
Bangunjiwo
16
Pajangan
Guwosari
Tambak; Sumberan;
Soragan; Cungkuk;
Kadipiro; Sonosewu;
Jomegaten; Janten;
Senopakis Lor; Senopakis
Kidul; Onggobayan;
Sidorejo.
Gendeng; Ngentak;
Donotirto; Lemahdadi;
Salakan; Sambikerep;
Petung; Kenalan; Sribitan;
Kalirandu; Bangen; Bibis;
Jipangan; Kalangan;
Kalipucung; Gedongan;
Kasongan; Tirto;
Sembungan .
Kembang Putihan;
Kentholan Lor; Kentholan
Kidul; Gandekan; Dukuh;
Iroyudan; Kembang gede;
Kadisono; Karangber;
Santan; Kalakijo; Kedung;
Bungsing; Watu Gedog;
Pring Gading
Triwidadi
Sendangsari
17
Sedayu
Argodadi
Argomulyo
Dumpuh; Dingkikan;
Ngepak; Cawan Bakal;
Demangan; Bakal Dukuh;
Sukohardjo; Sumbera;
Selogedong; Sungapan
Dukuh; Sungapan;
Kadibeso; Brongkol
Puluhan; Kemusuk Lor;
Kemususk Kidul;
Srontakan; Samben;
Sengon karang; Watu;
Panggang; Karanglo;
Pedes; Plawonan;
Surobayan; Kaliurang;
Kaliberot.
Argosari
Argorejo
Tabel 5
Tinggi, Suhu dan Jarak Pusat Kota Kecamatan dengan Ibukota Kabupaten/Provinsi Tahun 2012
Suhu
No.
Kecamatan
Tinggi Pusat
Pemerintahan
maks
min
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bb. Lipuro
Pandak
Pajangan
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Banguntapan
Pleret
Piyungan
Sewon
Kasihan
Sedayu
8
10
15
20
23
27
100
45
45
25
320
100
60
80
59
70
87,5
37
35
32
30
32
20
32
32
30
36
32
37
34
32
30
34
32,5
22
25
28
24
23
32
23
23
25
23
24
24
22
23
25
22
24,5
Ibu kota
Kabupaten
13
15
15
10
10
5
9
0.4
6
8
23
15
7
25
8
9
20
Ibu kota
Provinsi
23
24
28
18
19
16,5
22
12
15
17
33
10
13
14
7
7
12
IV.3.
KETINGGIAN TEMPAT
Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi
dapat ditentukan di mana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian
tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas
sebarannya secara spasial ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6
Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Tahun 2012
No.
Luas (ha)
(%)
07
3.228
6,37
7 25
8.948
17,65
25 100
27.709
54,67
100 - 500
10.800
21,31
> 500
50.685
100
Jumlah
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul , 2013
Sumber: Bagian Tapem, Rekapitulasi Data Monografi Kota Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan se-Kabupaten Bantul, 2013
24
25
Kelas ketinggian tempat yang dimiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah
elevasi antara 25 -100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian
tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi
<7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan
Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera
Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter terdapat di sebagian
Kecamatan Dlingo, Imogiri, Piyungan, dan Pajangan.
Ketinggian wilayah per kecamatan di Kabupaten Bantul (Tabel 7), memperlihatkan bahwa
kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan-kecamatan
lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup
areal seluas 4.161 Ha (8,2% dari seluruh luas kabupaten).
Tabel 7
Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut Tahun 2012
Luas (Ha) dan Ketenggian tempat (dpl)
No.
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Pajangan
Bantul
Jetis
Dlingo
Banguntapan
Pleret
Piyungan
Sewon
Kasihan
Sedayu
Imogiri
Total
0-7m
7 - 25m
25 - 100m
100 - 500m
>500m
1.058
1.246
924
3.228
776
1.081
1.335
1.938
1.494
1.312
221
791
8.948
190
239
788
1.117
2.646
2.199
2.549
815
2.154
1.783
1.965
2.676
2.608
3.262
2.718
27.709
101
199
452
11
4.819
475
345
1.347
630
149
2.272
10.800
Jumlah
1.834
2.327
2.550
2.376
2.282
2.429
3.319
2.199
2.560
5.634
2.629
2.128
3.312
2.676
3.238
3.411
5.781
50.685
IV.4.
KEMIRINGAN LAHAN
Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi enam kelas dan hubungan
kelas kemiringan/lereng dengan luas sebarannya, ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8
Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Tanah Tahun 2012
No.
Kecamatan
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Pajangan
Bantul
Jetis
Dlingo
Banguntapan
Pleret
Piyungan
Sewon
Kasihan
Sedayu
Imogiri
Total
0-2%
2-8%
8-15%
15-25%
25-40%
>40%
815
2.184
2.305
1.768
72
2.629
704
2.187
2.668
2.312
2.513
31.421
661
81
585
1.993
431
702
227
5.898
990
279
268
365
598
300
2.800
162
15
144
900
572
55
8
182
138
2.293
394
954
1.433
547
423
161
233
4.264
247
30
1.295
1.296
26
35
4.009
Jumlah
3.269
2.199
2.560
5.781
5.634
2.629
2.128
3.312
2.676
3.288
3.411
50.685
Wilayah Kabupaten Bantul pada umumnya berupa daerah dataran (kemiringan kurang dari
2%) dengan penyebaran di wilayah selatan, tengah, dan utara dari Kabupaten Bantul dengan luas
sebesar 31,421 Ha (61,96%). Untuk wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah yang
mempunyai kemiringan 2,1 - 40,0% dengan luas sebesar 15.148 Ha (30%). Sebagian kecil wilayah
timur dan barat seluas 4.011 Ha (8%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Apabila
dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki lahan
miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang didominasi
oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.
IV.5.
JENIS TANAH
Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumosol,
Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang dominan
di wilayah Kabupaten Bantul. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon,
Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari
material gunung berapi, bertekstur kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan
memiliki tingkat kesuburan rendah. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batu gamping,
batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak.
Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir,
tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk
breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah
Grumosol berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di
Kecamatan Sedayu, Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan.
(Gambar 7)
26
No.
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
0-2%
2-8%
8-15%
15-25%
25-40%
>40%
1.680
2.100
1.756
1.395
2.210
2.123
154
227
288
171
72
306
27
90
-
11
108
-
468
612
-
Jumlah
1.834
2.327
2.550
2.376
2.282
2.429
27
IV.7.
Renzina
14%
2% 2%
15%
Aluvial
Grumusol
13%
Tabel 10
Data Curah Hujan 2008-2012 di Kabupaten Bantul
Latosol
Mediteran
3%
Regosol
Lithosol
51%
Gambar 7
Hubungan Jenis Tanah dengan Luas Penyebaran
Tahun 2012
IV.6.
GEOLOGI
Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang
nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau
lebih yang terletak di permukaan bumi atau dibawah permukaan. Geologi menunjukkan
kelompok-kelompok bantuan yang berguna sebagai indikator terdapatnya suatu bahan tambang.
Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan
yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Berdasarkan sifat-sifat batuannya dapat
diperinci menjadi tujuh formasi yaitu Formasi Yogyakarta (46%), Formasi Semilir-Nglanggran
(24%), Formasi Sentolo (18%), Formasi Wonosari (8%), Formasi Sambipitu (3%) dan gumuk
pasir (1%). Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis
yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan
atau lebih yang terletak di permukaan bumi atau di bawah permukaan (Tabel 9).
Tabel 9
Hubungan Formasi Geologi dengan Luas Penyebarannya
No.
Formasi Geologi
1
2
3
4
5
6
Jenis Batuan
F. Yogyakarta
Pasir vulkanik klastik, lanau, gravel
F. Semilir-Nglanggran
Breksi, batupasir, tuff
F. Sentolo
Batu gamping berlapis, napal, tuff
F. Wonosari
Batugamping karang lagoon
F. Sambipitu
Konglomerat, batupasir
F. Gumuk Pasir
Pasir tersortasi
Jumlah
Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul, 2013
Luas (Ha)
23.316
12.164
9.123
4.055
1.520
507
50.685
46
24
18
8
3
1
100
No.
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
2008
MM
649
365
350
163
20
4
0
0
0
162
372
276
2.361
197
HH
31
29
31
21
7
1
0
0
0
19
27
27
193
16
2009
MM
188
194
109
129
0
45
0
0
0
0
196
225
1.086
91
HH
17
12
10
10
0
16
2
0
0
0
8
10
85
7
2010
MM
181
193
136
143
39
41
1
0
0
0
167
211
1.111
93
HH
17
13
10
12
6
4
3
0
0
0
9
13
87
7
2011
MM
178
317
146
111
135
43
6
0
0
7
527
396
1.865
155
HH
15
8
15
13
4
4
2
0
0
2
16
14
91
8
2012
MM
182
128
153
127
21
31
4
0
0
0
233
211
1.090
91
HH
18
9
12
11
3
3
2
0
0
0
7
14
79
7
Untuk mengetahui pola curah hujan pada suatu wilayah tertentu diperlukan parameter data
minimal berupa banyaknya hari hujan dan intensitas curah hujan yang secara spasial tertuang
dalam Peta Intensitas Curah Hujan Tahunan.
V.8.
28
29
Tabel 11
Daerah Aliran Sungai Tahun 2012
No.
1
2
Nama Sub-DAS
Luas (Ha)
Oya
Kali Gawe
Kali Buntung
Kali Tepus
Kali Kuning
Kali Mruwe
Kali Kedung Semerengan
Kali Code
Kali Gajah Wong
Kali Winongo
Kali Bulus
Kali Belik
Kali Plilan
Kali Bedog
14 Sub Das
57,00
178,00
108,18
68,14
141,11
642,51
278,25
277,96
287,00
910,58
185,30
133,82
97,58
1.454,40
4.819,83
15,00
178,00
119,70
74,10
132,10
653,90
382,60
865,40
246,80
2.110,50
96,30
117,40
97,34
1.528,44
6.617,58
Nama Sub-DAS
Oya
Opak
Progo
JUMLAH
PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang
ada di Kabupaten Bantul. Berdasarkan kondisi lahan di Kabupaten Bantul terdapat luas lahan
506,85 Km2 yang terbagi dalam beberapa klasifikasi penggunaan lahan yang terdiri dari
pekarangan, sawah, tegal, dan kebun campur (Tabel 12).
Permukiman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bambanglipuro
Banguntapan
Bantul
Dlingo
Imogiri
Jetis
Kasihan
Kretek
Pajangan
Pandak
Piyungan
Pleret
Pundong
Sanden
Sedayu
Sewon
Srandakan
Jumlah
Persentase
175,09
456,35
174,20
121,57
239,06
407,34
565,19
39,23
118,40
90,10
336,57
235,63
82,81
51,64
275,41
483,74
75,32
3.927,61
7,75
Tegalan
Kebun
campuran
Hutan
Tanah
tandus
Tambak
Lain-lain
Jumlah
1.164,61
0
1.299,83
7,68
1.210,99
2,00
261,00 1.705,39
922,85 2.128,00
1.346,91
105,00
840,97
107,15
953,84
209,45
280,67
424,72
44,00
984,84
551,16
1.324,18
634,91
715,78
456,00
875,41
123,00
836,08
72,20
978,72
2,00
1.398,26
53,00
484,46
15.879,40 6.625,67
13,07
31,33
819,00
655,01
688,92
1.460,00
1.186,00
513,00
1.567,61
470,00
2.295,00
1.063,00
717,00
356,00
733,50
896,00
1.840,49
645,42
693,88
16.599,84
32,75
0
0
0
1.198
187
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1.385
2,73
0
0
0
0
23
0
0
302
0
0
0
0
0
119
0
0
99
543
1,07
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
30
0,06
123,31
210,13
122,90
888,04
1.095,09
187,76
157,08
575,48
200,21
247,07
383,09
185,68
228,28
301,28
244,18
146,59
398,34
5.694,48
11,24
2.282
2.629
2.199
5.634
5.781
2.560
3.238
2.550
3.319
2.429
3.312
2.128
2.376
2.327
3.411
2.676
1.834
50.685
100,00
Sawah
Luas (Ha)
1.041
1.001
2.805
123
1.578
11
Tabel 12
Penggunaan Lahan Tahun 2012 (Ha)
Kecamatan
Kawasan
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Resapan Air
Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan Sampedan Pantai
Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam
Keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul menempati lahan seluas 4.819,83 ha. DAS
yang menempati areal paling luas adalah DAS Opak dengan luas 3.308,43 ha. DAS Progo
menempati luas 1454,40 ha. Sungai-sungai tersebut merupakan sungai yang berair sepanjang
tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada musim kemarau debit airnya relatif
sedikit.
No.
Tabel 13
Luas Rencana Kawasan Lindung Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
IV.9.
Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2030 rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas:
1. Kawasan Lindung Kabupaten (Tabel 13)
No
1
2
3
4
5
Kawasan
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan Pertanian Lahan Basah
Kawasan Pertanian Lahan Kering
Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan
Kawasan Peruntukan Permukiman Perdesaan
Luas (Ha)
8.545
13.324
5.247
5.434
5.737
30
31
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Gambar 8
Peta Penggunaan Lahan
Pada peta penggunaan lahan diatas ditampilkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah
untuk kebun campur sebesar 32,75% dan sawah sebesar 31,33%, sedangkan yang terkecil adalah
tambak sebesar 0,06%. Terlihat bahwa pemanfaatan kebun campur terbesar ada di Kecamatan
Pajangan yaitu seluas 2.295,00 Ha. Adapun persawahan terluas terdapat di Kecamatan Sewon
dengan luas 1.398,26 Ha. Sementara itu, pemanfaatan tambak hanya berada di wilayah Kecamatan
Srandakan seluas 30 Ha.
32
33
Tabel 15
Kawasan Rawan Bencana Menurut Perda Nomor 4 Tahun 2011
tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030
No
Jenis Bencana
1.
Di seluruh kecamatan
2.
3.
4.
5.
BAB V
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PDRB
(Juta Rp)
Th
2010
PDRB
(Juta Rp)
Pertanian
Pertambangan &
Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas, dan
Air Bersih
933,259
23.52
920,457
22.03
955,730
21.72
36,525
0.92
38,782
0.92
39,568
0.90
647,939
16.33
690,977
16.54
692,762
15.74
36,289
0.91
37,969
0.91
40,373
0.92
Konstruksi
454,479
11.45
486,930
11.65
511,749
11.63
789,789
19.90
839,997
20.11
901,754
20.49
287,236
7.24
311,285
7.45
333,271
7.58
252,015
6.35
279,556
6.70
305,347
6.94
Lapangan
Usaha
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Perdagangan,
Hotel & Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan, Sewa,
& Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Jumlah
Th 2011*)
PDRB
(Juta Rp)
Th 2012**)
530,397
13.37
571,248
13.67
619,758
14.08
3,967,928
100.00
4,177,204
100.00
4,400,313
100.00
Tabel 17
Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-1012
Lapangan Usaha
No.
PDRB
(Juta Rp)
Th 2010
PDRB
(Juta Rp)
Th 2011*)
PDRB
(Juta Rp)
Th 2012**)
1.834.746
20.22
2.006.932
19.88
2.239.466
19.92
85.445
0.94
94.174
0.93
98.745
0.88
1.750.151
19.28
1.991.819
19.73
2.142.812
19.06
Pertanian
Industri Pengolahan
108.148
1.19
114.736
1.14
124.112
1,10
Konstruksi
1.104.073
12.16
1.206.859
11.95
1.333.501
11.86
1.602.662
17.66
1.799.008
17.82
2.055.059
18.28
623.940
6.87
691.451
6.85
770.174
6.85
615.172
6.78
698.763
6.92
787.194
7.01
Jasa-jasa
1.352.064
14.90
1.493.604
14.79
1.691.088
15.04
Jumlah
9.076.401
100.00
10.097.345
100.00
11.242.151
100.00
34
35
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa empat sektor yang memiliki kontribusi terbesar
adalah pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; industri pengolahan; dan jasa-jasa. Berdasarkan data perkembangan PDRB tahun 2010, 2011, dan 2012 dapat dilihat bahwa kondisi
perekonomian Kabupaten Bantul relatif stabil. Di sisi lain, laju pertumbuhan PDRB Kabupaten
Bantul pada tahun 2012 berdasarkan harga konstan adalah sebesar 5,34% sedangkan tahun
2011 sebesar 5,27% dan tahun 2010 sebesar 4,97% (Tabel 18).
Tabel 18
Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan
Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2010-2012
No.
Tahun
Pertumbuhan
ADHB (%)
Pertumbuhan
ADHK (%)
1
2
3
2010
2011
2012
11,40
11,25
11,54
4,97
5,27
5,34
Dinamika perkembangan perekonomian Kabupaten Bantul tersebut di atas mengakibatkan terjadinya transformasi struktural ekonomi Kabupaten Bantul yaitu dari sektor primer ke
sektor sekunder dan sektor tersier. Sektor primer terdiri dari lapangan usaha pertanian, pertambangan, dan penggalian. Sektor sekunder terdiri dari lapangan usaha industri pengolahan;
listrik, gas dan air bersih; dan bangunan. Sektor tersier terdiri dari lapangan usaha perdagangan,
hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, jasa perusahaan; dan
jasa-jasa. Sektor primer mempunyai peranan sebesar 21,02%, lebih kecil dari share sektor
sekunder yang memberikan kontribusi sebesar 31,97% dan sektor tersier sebesar 47,00%.
Kontribusi sektor primer yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun adalah dari sektor
pertanian. Hal ini diakibatkan karena tingginya alih fungsi lahan pertanian.
50
40
20
10
0
Th 2010
Th 2011
Th 2012
Struktur primer
21.15
20.81
21.02
Struktur sekunder
32.63
32.82
31.97
Struktur tersier
31.31
46.38
47
Tahun
1
2
3
4
5
6
2007
2008
2009
2010
2011*
2012**
Penduduk
pertengahan
tahun
872.866
886.061
899.312
911.503
921.263
930.276
Harga Berlaku
Nilai (Rp)
Pertumbuhan
Nilai (Rp)
Pertumbuhan
7.343.221
8.371.861
9.060.104
9.957.620
10.982.908
12.114.961
10,32
14,00
8,22
9,96
10,07
10,30
3.951.293
4.083.309
4.203.156
4.353.170
4.543.555
4.741.942
2,95
3,34
2,93
3,56
4,16
4,36
c. Tingkat Inflasi
Laju inflasi tahun 2012 di Kabupaten Bantul berada pada angka 4,13 persen meningkat
0,40 poin dari tahun 2011, namun lebih rendah apabila dibandingkan dengan laju inflasi
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 4,31 persen dan laju inflasi nasional sebesar 4,30 persen. Kondisi inflasi tersebut berada di level rendah dikarenakan kestabilan harga
bahan pangan yang didukung oleh kebijakan pemerintah dalam menjaga kecukupan pasokan
dan kelancaran distribusi. (Tabel 20)
Tabel 20
Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Bantul, DIY, dan Nasional Tahun 2008-2012
No.
Tahun
Laju Inflasi
Kab. Bantul
Laju Inflasi
Prov Yogyakarta
Inflasi
Nasional
1
2
3
4
5
2008
2009
2010
2011
2012
10,26
2,99
6,56
3,73
4,13
10,80
2,93
7,38
3,88
4,31
11,06
2,78
6,96
3,79
4,30
d. Distribusi Pendapatan
Koefisien Gini Ratio merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan
ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Bantul. Koefisien Gini Kabupaten Bantul
pada tahun 2011 sebesar 0,2488 dan pada tahun 2012 diprediksikan sebesar 0,239. Koefisien
Gini tahun 2012 merupakan prediksi yang didasarkan pada penurunan persentase angka
kemiskinan pada tahun 2012, peningkatan laju pertumbuhan PDRB tahun 2012, dan kondisi
perekonomian Kabupaten Bantul yang relatif stabil (Tabel 21).
Tabel 21
Perkembangan Indeks Gini Ratio Tahun 2008-2012
Gambar 9
Pergeseran Struktur Ekonomi Tahun 2010-2012
36
No.
30
Sumber : BPS,2013
Tabel 19
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Bantul Tahun 2007-2012
No.
1
2
3
4
5
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012)*
Gini Ratio
0,2536
0,2473
0,2469
0,2488
0,2390
37
Tabel 24
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2008-2012
2008
690.526
84,09
2009
720.624
87,44
2010
750.540
89,82
2011
760.000
90,91
2012
908.268
97,5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa presentase melek huruf di Kabupaten Bantul
pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 97,5%. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar masyarakat Kabupaten Bantul cukup tinggi.
Tabel 23
Angka Melek Huruf Tahun 2012 Menurut Kecamatan
No. Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bantul
Sewon
Kasihan
Sedayu
Pajangan
Pandak
Srandakan
Sanden
Kretek
Bambanglipuro
Pundong
Imogiri
Jetis
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Dlingo
Jumlah
Jumlah Penduduk
di atas 15 tahun
yang bisa membaca
dan menulis
Jumlah Penduduk
Usia 15 tahun keatas
Angka
Melek Huruf
Buta Huruf
41,406
71,373
75,433
30,078
21,789
32,860
19,840
20,785
20,610
26,030
22,286
38,220
35,629
27,628
31,029
80,812
23,532
619,340
41,751
72,851
76,956
30,624
22,578
33,822
20,422
21,309
21,172
26,556
22,692
39,803
36,393
28,815
32,293
82,398
24,785
635,220
99,17
97,97
98,02
98,22
96,51
97,16
97,15
97,54
97,35
98,02
98,21
96,02
97,90
95,88
96,09
98,08
94,94
97,50
345
1.478
1.523
546
789
962
582
524
562
526
406
1.583
764
1.187
1.264
1.586
1.253
15.880
38
No
Jenjang Pendidikan
2008
2009
2010
2011
2012
1.
APM SD/MI
91,27
92,12
89,03
81,76
80,24
2.
APM SMP/MTs
74,55
73,94
74,63
62,09
63,45
3.
APM SMA/MA/SMK
58,30
59,98
43,80
50,27
51,57
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Menengah dan NF, 2013
Realisasi APM SD/MI pada tahun 2012 adalah 80,24%, adapun APM SMP/MTs tahun 2012
adalah 63,45%. Capaian APM seperti di atas bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan anak
usia 13-15 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari kelompok umur tersebut ada
yang bersekolah di luar Kabupaten Bantul atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan untuk SMA/MA/SMK mencapai 51,57%. Angka ini lebih tinggi daripada tahun 2011
yang mencapai 50,27%.
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi
dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang
pendidikan di Kabupaten Bantul pada tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun 2008-2012
No
Jenjang Pendidikan
1.
APK SD/MI
2.
3.
2008
2009
2010
2011
2012
104,64
104,99
91,48
92,39
93,15
APK SMP/MTs
96,22
96,41
91,66
87,97
90,58
APK SMA/MA/SMK
78,13
80,53
65
69,88
71,04
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai APK SD/MI dan SMA/MA/SMK tahun 2012
mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah siswa yang bersekolah di jenjang
pendidikan tersebut pada tahun 2012 semakin banyak yang sesuai dengan usia sekolah (banyak
sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah), sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya
masih banyaknya siswa yang bersekolah tidak pada usia sekolah. Hal ini juga dikarenakan
adanya perbedaan jumlah penduduk antara proyeksi dan hasil sensus.
d. Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Angka Kematian Ibu
Upaya mempercepat penurunan kematian bayi memerlukan keterpaduan lintas program
antara lain program pencegahan penyakit melalui imunisasi pada bayi dan program perbaikan
gizi masyarakat. Angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar 8,6 per 1000 kelahiran
hidup lebih tinggi daripada tahun 2011 yaitu sebesar 8,5 per 1000 kelahiran hidup.
39
Tabel 26
Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Tahun 2009-2012
No
Uraian
1.
2.
AKB
4.
AKHB
2009
2010
2011
2012
142
120
114
116
11.984
12.185
13.446
13.464
11,8
9,8
8,5
8,64
988,2
990,2
991,5
991,36
Uraian
Jumlah balita gizi buruk (jiwa)
Jumlah balita (jiwa)
Tabel 27
Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2008-2012
2010
2011
2012
203
286
261
215
57.785
63.321
60.968
66.369
0,35
0,45
0,42
0,32
2008
2008
2009
2010
2011
2012
Bantul
140,13
158,29
82,07
111,2
52,2
g.
Kemiskinan
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula
100 angka kemiskinan. Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori
miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan.
Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi
standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan
oleh individu untuk hidup layak. Dari Tabel 28 dapat dilihat bahwa angka kemiskinan Kabupaten
Bantul pada tahun 2012 adalah 14,27% sehingga persentase penduduk diatas garis kemiskinan
sebesar 85,73%. Angka ini lebih baik daripada tahun 2011 dimana persentase jiwa miskin
terhadap jumlah jiwa total sebesar 15,02%.
Tabel 30
KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010-2012
Tahun
Jumlah KK
Total
Jumlah KK
Miskin
Jumlah Jiwa
Total
Jumlah Jiwa
Miskin
2010
256.463
41.480
16,17
842.928
129.614
15,37
2011
258.294
40.321
15,61
848.608
127.479
15,02
2012
273.563
40.551
14,82
889.647
126.980
14,27
Uraian
2008
2009
2010
2011
100
Kabupaten Bantul
73,38
73,75
74,53
75,05
60
Provinsi DIY
74,88
75,23
75,77
76,32
Nasional
71,17
71,76
72,27
72,77
No.
2009
84.63
84.98
85.73
80
40
20
15.37
15.02
14.27
Persentase kemiskinan
2010
2011
2012
Gambar 10
Prosentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Tahun 2010-2012
40
41
RT Miskin
31951
KK Gakin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Kretek
Sanden
Srandakan
Pandak
Bambanglipuro
Pundong
Imogiri
Dlingo
Jetis
Bantul
Pajangan
Sedayu
Kasihan
Sewon
Piyungan
Pleret
Banguntapan
Jumlah
9.659
10.054
9.150
15.621
12.381
10.367
20.571
12.062
17.552
17.958
9.741
16.152
30.403
26.375
14.521
12.993
28.003
273.563
1.542
1.322
1.267
2.641
1.604
1.968
3.278
2.405
3.100
2.010
1.528
2.497
3.777
3.744
2.248
1.837
3.783
40.551
15,96
13,15
3,85
16,91
12,96
18,98
15,94
19,94
17,66
11,19
15,69
15,46
12,42
14,20
15,48
14,14
13,51
14,82
Jiwa
Miskin
4.267
4.262
4.109
8.302
4.967
5.880
9.815
7.260
8.735
5.604
4.526
9.583
12.454
11.937
6.455
6.658
12.166
126.980
% Jiwa
Miskin
14,61
13,76
13,69
16,48
12,55
17,25
14,51
19,47
15,59
9,85
14,00
18,82
12,66
13,41
13,75
15,86
12,41
14,27
Gambar 11
Jiwa miskin di Kabupaten Bantul Tahun 2012
Berdasarkan data dari TNP2K kecamatan yang mempunyai angka kemiskinan tertinggi yaitu
kecamatan Kasihan, Sewon, Pandak dan Imogiri. Adanya perbedaan ini dikarenakan perbedaan
indikator yang berbeda dalam penentuan kriteria miskin.
20893
23251
20481
20757
da
ng
Se
ja
yu
5566
an
n
ha
si
6155
Pa
un
Se
an
ta
p
ng
yu
7999
Ba
ng
Pi
8640
on
7416
an
6085
er
et
6109
Pl
lin
go
6374
iri
tis
7849
Im
og
7307
Je
nt
ul
ak
Pa
nd
pu
Li
on
ng
6469
Ba
8836
ro
6803
Gambar 12
Jiwa miskin dan Rumah Tangga Miskin Tahun 2012
No.
1
2
3
Jumlah
2011
2012
311
4,668
149
297
4,658
120
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Anak Jalanan
Wanita Rawan Sosial Ekonomi
Korban Tindak Kekerasan
Lanjut Usia Terlantar
Penderita Cacat
Tuna Susila
Pengemis
Gelandangan
Korban Penyalahgunaan Napza
Rumah Tidak Layak Huni
78
2,752
650
6,083
7,836
41
76
33
449
2,924
107
2,893
527
8,025
5,981
46
68
29
376
14
671
677
15
16
17
359
6,474
20,646
202
112,300
18
Keluarga Rentan
19,438
19
20
21
22
n
pa
Ba
ng
un
ta
er
et
Pl
w
on
Pi
yu
ng
an
Se
Ka
da
si
ha
yu
n
Se
ga
ul
ja
n
nt
Pa
Ba
Je
t
is
iri
lin
g
og
Im
nd
on
ro
ng
ba
m
Pu
lip
u
ak
nd
Pa
Ba
Sr
an
da
ka
en
nd
Sa
Kr
et
ek
13000
12000
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
31074
27461
22649
Ba
Jiwa
Total
29.212
30.972
30.009
50.386
39.573
34.079
67.624
37.296
56.042
56.912
32.322
50.917
98.365
88.983
46.948
41.986
98.021
889.647
6155
4441
nd
Sa
nd
n
ka
da
KK Total
27674
m
ba
5180
en
4916
31875
25829
22502
14410
Pu
17232
Kr
et
ek
17117
Sr
an
Kecamatan
23146
21263
Tabel 31
Prosentase Jiwa dan Keluarga Miskin Tahun 2012
No.
Individu Miskin
Ka
Keterangan
272
196
865
412
0
312
945
74,971
137,975
42
43
Untuk tahun 2012, jumlah PMKS menjadi 25 jenis, dengan penambahan sebagaimana
disajikan pada Tabel 33.
Tabel 33
Jumlah PMKS Tahun 2012
No.
Jenis PMKS
Jumlah
940
Angkatan Kerja
No.
Tahun 2011
Kecamatan
Tahun 2012
Bekerja
Penganggur
Bekerja
Penganggur
11
Pleret
25.410
2.886
29.540
2.072
12
Piyungan
20.514
588
27.371
3.051
13
Banguntapan
51.992
1.432
55.192
958
14
Sewon
43.828
2.645
43.456
1.309
15
Kasihan
47.709
2.801
46.237
2.463
20.809
701
21.091
309
63
63
Kelompok Minoritas
Korban Trafficking
16
Pajangan
Pemulung
19
17
Sedayu
27.257
1.121
27.505
1.098
Jumlah
476.567
29.219
501.993
28.075
1,085
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, 2013
5,8%
Persentase
Tabel 34
Rasio Penduduk Yang Bekerja Dengan Angkatan Kerja Tahun 2008-2012
2008
2009
2010
2011
2012
Uraian
Jumlah Penduduk Yang Bekerja
430.771
440.259
451.281
476.467
501.993
466.136
471.112
481.420
505.786
530.068
0,92
0,93
0,94
0,94
0,947
No.
5,3%
Uraian
Jumlah tindak kriminal tertangani
2010
2012
1.560
2011
434
899.312
911.503
921.263
930.276
11,24
17,11
4,72
7,07
658
dalam 1 th (kasus)
Jumlah penduduk
Angka kriminalitas
2009
1.011
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Bantul pada Tabel 35 menunjukkan bahwa secara
proporsional, jumlah penganggur menurun dari 5,8% menjadi 5,3%.
Tabel 35
Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2011-2012
Angkatan Kerja
No.
Tahun 2011
Kecamatan
Bekerja
44
Tahun 2012
Penganggur
Bekerja
Penganggur
No.
2010
2011
2012
695
805
708
372
372
372
Srandakan
17.666
267
19.931
1.853
Sanden
16.192
2.497
18.805
2.415
Kretek
18.680
615
17.210
1.844
Pundong
15.748
386
15.772
362
52
52
52
Bambanglipuro
24.685
2.361
22.249
1.674
Pandak
29.471
1.984
32.500
870
39
39
39
Bantul
32.396
4.286
36.841
3.804
Organisasi kepemudaan
274
274
274
Jetis
25.064
2.007
25.090
1.793
Imogiri
36.198
1.466
34.444
1.335
10
Dlingo
22.948
1.176
28.759
865
45
Nama
Bentuk
Organisasi
Bidang
Nama
Alamat
Bentuk
Organisasi
Bidang
14
Lembaga Rumah
Dongeng
Indonesia
Saman RT 4 RW 15,
Bangunharjo
Telp 387292
Yayasan
15
Lembaga Studi
Kajian Desain
Jl Sonopakis Lor No 15
Telp 378276
Lembaga
Desain
16
Lembaga Studi
Pengembangan
Musik
Yayasan
17
Ngudya Wirama
Paguyuban
Gedongkuning RT 04 / 03
Kode Pos 55198
Organisasi
informal
musik tradisional
18
Orkes
Mahasiswa ISI
Yogyakarta
ISI Yogayakrta
Telp 3791333 fax 371233
JL Parangtritis km 6 PO BOX
1210
Organisasi
informal
19
Paguyuban Seni
Kasanggit
Organisasi
informal
Organisasi
informal
Teater kontemporer
Badan Seni
Mahasiswa
Indonesia (BSMI)
Organisasi
informal
Dagelan
Mataram Baru
(DMB)
Organisasi
informal
Teater tradisional
Forum Kesenian
Indonesia
Jotawang, Bangunharjo
Telp 385137
Yayasan
20
Organisasi
informal
seni kriya
Institut Seni
Indonesia
ISI Yogayakrta
Telp 3791333 fax 371233
JL Parangtritis km 6 PO BOx
1210
Organisasi
informal
PAKRIYO
(Paguyuban
Kriyawan
Indonesia)
21
Pardiman
Acapella
Organisasi
informal
Kelompok
Jendela
Kersan No 211 RT 08 / 05
Tirtonirmolo Telp08122965526
Organisasi
informal
22
Petak Umpet
Rancang Grafis
Sorowajan 316 RT 12 / 29
Panggungharjo
Organisasi
informal
Keroncong
Sinten Remen
Organisasi
informal
23
Pracabaan Ki
Pudjo
Gendeng RT 04 / 02
Bangunjiwo
Kode Pos 55181
Organisasi
informal
24
Sanggar Kereta
Komunitas
Angkringan
Jl Nitiprayan 50 Ngestiharjo
RT 01/RW 01 Kode pos 55182
Organisasi
informal
Jeblog Rt o1 / 06 Ds III
Tirtonirmolo Kode Pos 55181
Lembaga
Gentong Potters
Soboiman Gg Kemuning no
232
RT 06 / 29 Ngestiharjo 55182
Telp 418261 Fax 381217
Organisasi
informal
Keramik
25
Sanggar/Balai
Tari Wasana
Nugraha
Organisasi
informal
26
Komunitas
Kethoprak
Lesung
Yogyakarta
Organisasi
informal
Teater tradisional
Sekolah
Mengengah
Musik Negeri 2
(SMKN 2
Kasihan)
Jl PG Madukismo Bugisan
Telp 374627, 380720
Instansi
Pemerintah
musik universal
11
12
KUA Etnika
Komunitas Seni
Organisasi
informal
27
SENI : Jurnal
Pengetahuan dan
Pencipataan Seni
Jl Parangtritis km 6 PO BOX
1210
Instansi
Pemerintah
28
Jl PG Madukismo Bugisan
Telp 374947
Lembaga
Jl Parangtritis km 65 Telp
379935
Fax 371233
Lembaga
SMK Negeri 3
Kasihan (SMSR
Yogakarta
29
SMKN I Kasihan
(SMKIN YK)
Jl PG Madukismo Bugisan
Telp 374467
Instasi
Pemerintah
13
46
Bintang Mataram
Alamat
No.
Lembaga
Penelitian Institut
Seni Indonesia
Yogyakarta
47
No.
Nama
Alamat
Bentuk
Organisasi
Bidang
30
Studio ISI
Yayasan
31
Jotawang, Bangunharjo
Sewon Kode Pos 55187 Telp
387534
Lembaga
32
Teater Alam
Jl Sawo No 6 Perum
Wirokerten Indah Telp 377861
Organisasi
informal
teater kontemporer
33
Teater Gandrik
Organisasi
informal
teater kointemporer
34
Teater Garasi
Yogayakarta
Lembaga
35
Teater Gema
STIE Kerjasama
Jl Parangtritis km 35
Lemabaga
36
Teater Pelopor
Organisasi
informal
38
Yayasan
Padepokan Seni
Bagong
Kusudiharjo
Yayasan
Yayasan Peduli
Tekstil Tradisional
Indonesia
(PETTRII)
Karangnongko RT 10/42
Panggungharjo Telp/fax
415177
Yayasan
39
BAB VI
PELAYANAN UMUM
Tabel 39
Prestasi dan Penghargaan Bidang Pemuda dan Olahraga
No.
Uraian
Program
Kegiatan
Prestasi/Penghargaan
Pembinaan dan
pemasyarakatan OR
Penyelenggaraan
kompetisi OR
Peningkatan
peran serta
kepemudaan
Pendidikan dan
pelatihan dasar
kepemimpinan
Peningkatan
peran pemuda
Pembinaan
pemuda
pelopor
keamanan
dan nasional
Peningkatan
keimanan dan
ketaqwaan
pemuda
2009
2010
2011
2012
372
106
79
372
107
79
376
107
79
380
107
86
382
110
90
Sarana pendidikan yang memadai akan memacu peningkatan kualitas sumber daya
manusia terutama bagi generasi muda dalam menghadapi era globalisasi. Tabel di bawah ini
menunjukkan tabel ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah menurut Kecamatan
pada tahun 2012.
Tabel 41
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan
2008
SD/MI
No.
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Sewon
Pandak
Pundong
Bantul
Sanden
Kretek
Sedayu
Dlingo
Jetis
Pajangan
Bambanglipuro
Piyungan
Srandakan
Banguntapan
Imogiri
Kasihan
Pleret
Jumlah
jumlah
gedung
sekolah
28
24
20
25
16
16
23
27
22
16
17
20
16
31
25
36
20
382
SMP/MTs
SMA/MA/SMK
jumlah
jumlah
jumlah
jumlah
jumlah
penduduk gedung penduduk gedung penduduk
usia 7-12 th sekolah usia 13-15 th sekolah usia 16-19 th
8.429
4.595
2.883
4.998
2.773
2.585
3.815
3.716
4.943
3.289
3.380
4.769
2.608
9.795
5.293
9.472
4.365
81.708
10
6
4
13
6
3
4
9
5
3
7
7
3
9
6
9
6
110
4.317
2.353
1.476
2.560
1.420
1.324
1.954
1.903
2.532
1.684
1.731
2.442
1.336
5.017
2.711
4.851
2.235
41.849
10
3
2
16
3
3
7
3
2
2
5
8
3
7
5
7
4
90
5.456
2.229
1.438
2.763
1.309
1.295
2.077
1.579
2.390
1.502
1.631
2.462
1.348
6.227
2.514
5.869
2.188
44.277
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal, 2013
48
49
b. Kesehatan
1. Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan
memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pemeliharaan dan perawatan
kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di setiap posyandu. Pembentukan
Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu Posyandu melayani 100
balita (Permendagri 54 Tahun 2010).
2. Jumlah guru/murid
Jumlah ketersediaan tenaga pengajar seharusnya sesuai dengan jumlah murid. Tabel
dibawah ini menyajikan jumlah sekolah, murid dan guru (Tabel 42 dan 43).
Tabel 42
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru tahu 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jenis Sekolah
Sekolah
TK Negeri
TK Swasta
SD Negeri
MI Negeri
SD Swasta
MI Swasta
SLTP Negeri
MTs Negeri
SMPT
SLTP Swasta
MTs Swasta
SMA Negeri
MA Negeri
SMU Swasta
MA Swasta
SMK Negeri
SMK Swasta
Jumlah Total
1
523
279
3
76
24
47
9
2
41
13
19
4
16
7
13
31
1.106
Tabel 45
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2008-2012
No.
1
2
3
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah posyandu
Jumlah balita
Rasio (per 1000 balita)
1.113
59.097
18,83
1.123
57.785
19,43
1.123
63.321
17,73
1.123
74.275
15,12
1.127
64.853
17,38
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 rasio Posyandu per 1000 balita
sebesar 17,38. Hal ini dapat diartikan bahwa 1 posyandu melayani 57 balita. Rasio tersebut
menunjukan bahwa dari segi kuantitas jumlah Posyandu di Kabupaten Bantul sudah
mencukupi. Sesuai dengan tingkat penyebarannya jumlah Posyandu hampir merata di 17
kecamatan (Tabel 46).
Tabel 46
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2012
Tahun 2011
Tabel 43
Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Bantul Tahun 2008-2012
No.
Jenjang
Pndidikan
1
1.1.
1.2.
2
2.1.
2.2
3
3.1
3.2.
SD/MI
Jumlah Guru
Jumlah Murid
SMP/MTs
Jumlah Guru
Jumlah Murid
SMA/SMK
Jumlah Guru
Jumlah Murid
2008
2009
2010
2011
2012
5.439
70.264
5.549
73.382
5.219
74.057
5.500
74.324
5.450
74.656
3.224
29.155
3.359
35.020
3.198
32.678
3.187
34.206
3.196
35.119
3.062
24.081
3.215
24.769
3.189
27.778
3.334
29.478
3.358
30.437
Selain jumlah guru, kualitas guru juga harus ditingkatkan. Pada tabel berikut disajkan
jumlah guru menurut jenjang pendidikan dan yang telah bersertifikasi.
Tabel 44
Jumlah Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2012
No.
Jenjang
<S1
S1
S2
S3
Jumlah
Sertifikasi
1
2
3
SD/MI
SMP/Mts
SMA/SMK
1.325
376
216
4.068
2.668
2.895
57
152
246
0
0
1
5.450
3.196
3.358
2.472
1.992
1.753
No.
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Sewon
Pandak
Pundong
Bantul
Sanden
Kretek
Sedayu
Dlingo
Jetis
Pajangan
Bambanglipuro
Piyungan
Srandakan
Banguntapan
Imogiri
Kasihan
Pleret
Jumlah
Tahun 2012
Posyandu
Balita
Rasio
117
52
55
89
63
53
67
74
72
36
45
38
44
120
69
95
34
1123
8482
3569
2386
4692
2236
3013
3573
2726
4238
2727
2904
4159
2137
10629
4593
9173
4059
74275
13.79
14.57
23.05
18.97
28.17
17.59
18.75
27.15
16.99
13.20
15.49
9.14
20.59
11.29
15.02
10.36
8.38
15.12
Balita
dilayani/ Posyandu
Posyandu
72.49
68.63
43.38
52.72
35.49
56.85
53.33
36.84
58.86
75.75
64.53
109.45
48.57
88.57
66.56
96.56
119.38
66.14
95
51
55
62
63
53
67
62
75
60
45
74
44
105
78
86
52
1127
Balita
Rasio
Balita
dilayani/
Posyandu
6138
3459
2350
4485
2242
2231
3484
2587
4250
2488
2609
3650
2120
7781
4204
7832
2943
64853
15,48
14,74
23,40
13,82
28,10
23,76
19,23
23,97
17,65
24,12
17,25
20,27
20,75
13,49
18,55
10,98
17,67
17,38
64,61
67,82
42,73
72,34
35,59
42,09
52,00
41,73
56,67
41,47
57,98
49,32
48,18
74,10
53,90
91,07
56,60
57,54
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan Menengah dan NF, 2013
50
51
2009
(unit)
2010
(unit)
2011
(unit)
2012
(unit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
5
3
2
66
27
72
9
1.123
16
11
67
27
9
0
3
78
32
100
4
13
4
8
1.123
16
11
67
27
9
0
23
70
33
108
3
13
4
11
1.123
16
11
67
27
10
0
3
55
22
100
3
2
13
3
12
1.127
16
11
67
27
Jenis
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi Spesialis
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
Kefarmasian
Kesehatan Masyarakat
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Teknis Medis
Tenaga Non Medis
52
Tabel 49
Jumlah Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu Tahun 2012 Menurut Kecamatan
No. Kecamatan
No.
No.
Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Bantul Tahun 2012 meliputi Puskesmas
sebanyak 27 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 67 unit, 70 unit poliklinik dan 1 Rumah
Sakit Umum Daerah, yaitu Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul. Adapun
persebaran Puskesmas, poliklinik dan Pustu di masing-masing kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 49.
2011
2012
40
101
3
55
467
87
251
60
51
57
64
31
106
511
45
114
5
56
579
82
312
83
71
58
66
30
141
498
Tahun 2011
Puskesmas
1 Sewon
2
2 Pandak
2
3 Pundong
1
4 Bantul
2
5 Sanden
1
6 Kretek
1
7 Sedayu
2
8 Dlingo
2
9 Jetis
2
1
10 Pajangan
1
11 Bambanglipuro
1
12 Piyungan
1
13 Srandakan
3
14 Banguntapan
2
15 Imogiri
2
16 Kasihan
1
17 Pleret
27
Jumlah
Sumber: Dinas Kesehatan, 2013
Poliklinik
6
2
1
8
4
4
3
3
6
5
4
4
4
3
4
7
2
70
Tahun 2012
Pustu
4
3
3
5
3
4
5
5
3
4
3
3
2
7
7
2
4
67
Puskesmas
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
3
2
2
1
27
Poliklinik
6
2
1
8
4
4
3
3
6
5
4
4
4
3
4
7
2
70
Pustu
4
3
3
5
3
4
5
5
3
4
3
3
2
7
7
2
4
67
c. Lingkungan Hidup
1. Penanganan sampah
Pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan prinsip mengurangi,
memanfaatkan, dan mendaur ulang sampah. dengan cara setempat, cara komunal dan
pengolahan sampah mandiri. Pengelolaan sampah pada tempat penampungan sampah
sementara ditetapkan tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan tingkat pelayanannya.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di desa Sitimulyo kecamatan Piyungan seluas
kurang lebih 12 hektar, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu akhir.
Jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Bantul pada Tahun 2012 sebesar 2.190,43
m3/hari dengan jumlah sampah yang ditangani sebesar 131,37 m3/hari (UPTD KP3 DPU,
2013). Hal ini menunjukkan bahwa masalah sampah di Kabupaten Bantul masih harus
ditangani dengan lebih baik agar tidak menyebabkan penumpukan volume sampah dan
pencemaran lingkungan. Sebagian sampah yang tidak terlayani dilakukan pengelolaan oleh
masyarakat, antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Tabel 50
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2011-2012
Uraian
No.
1
Jumlah sampah yang ditangani (m3/hari)
2
Jumlah volume produksi sampah (m3/hari)
Sumber: DPU, 2013
2011
2012
113,33
2.142,04
131,37
2.190,43
53
Layanan sampah terpusat yang cukup besar berdasarkan data pada tabel di bawah ini
adalah kecamatan-kecamatan yang termasuk kawasan perkotaan yaitu Kecamatan Bantul,
Banguntapan, Sewon, dan Kasihan. Sedangkan Kecamatan Dlingo sepenuhnya belum
terlayani oleh layanan sampah terpusat. Berdasarkan jumlah volume terangkut, volume
terkecil yaitu sampah dari TPS di pasar.
Dengan semakin meningkatnya jumlah jejaring sampah dan bank sampah menjadi icon
nasional dan program-program penanganan persampahan diharapkan pada tahun
mendatang volume persampahan akan semakin tertangani dengan baik.
Tabel 51
Data Bank Sampah dan Kelompok Pengelola Sampah Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Tabel 52
Volume Sampah dan Sampah Terangkut per Hari Tahun 2012
Kelompok
KPS "Mekar Abadi" Metes, Argorejo, Sedayu
KPS & Bank Sampah "Gemah Ripah" Badegan, Bantul
KPS "Uwuh Muter" Sedayu
Bank Sampah "sri Asih" Sribitan, Bangunjiwo, Kasihan
KPS "Sampah Berkah" Argosari, Sedayu
KPS " Sumber Rejeki", Bulus Wetan, Jetis. Bantul
KPS "Bersih Membuat Indah" Salakan, Potorono, Banguntapan
KPS "Soragan bersih" Soragan, Ngestiharjo, Kasihan
KPS "Sehat Ceria" Dusun Gatak II, Tamantirto, Kasihan, Bantul
Bank Sampah "Sehat Ceria" Dusun Gatak, Tamantirto, Kasihan, Bantul
Bank Sampah "Standart" Pleret
KPS "Azola" Serut, Palbapang, Bantul
KPS "Ngundi Mandiri" Serut, Palbapang, Bantul
KPS & Bank Sampah "Milah Rejeki" Sabrang, Sumbermulyo, Bambanglipuro
Bank Sampah "Kembang Kenanga" Gunungan. Bambanglipuro
Bank Sampah "Puspa" Cempoko, Bambanglipuro
Bank Sampah "Gresik" Gresik, Bambanglipuro
Bank Sampah "mandiri" Terong, Dlingo
Bank Sampah "Dadi Arto" Semoyan, Singsaren, Banguntapan
Bank Sampah "Resik" Saman, Sewon
KPS "Insan Madani: Pleret
KPS "Janten" Kasihan
Bank Sampah "Kenalan" Tamantirto, Kasihan
KPS "Radite" Metes, Argorejo, Sedayu
Bank Kredit Sampah "Mekar Abadi" Metes, Argorejo, Sedayu
KPS "Semoyan" Singosaren, Banguntapan
KPS & Bank Sampah "Sri Mulyo" Piyungan
KPS & bank Sampah "Onggopatran" Srimulyo, Piyungan
KPS DusunNgijo, Srimulyo, Piyungan
KPS " Timbul Berseri" Dobalan, Timbulharjo, Sewon
Bank Sampah "Kauman Berseri" Kauman, Pleret
KPS BMT "Saka Mandiri" Kweni, Panggungharjo, Sewon
KPS "Asri Setiti" Pokoh I, Dlingo
KPS "Ngudi Asri" Pedukuhan, Ngestiharjo, Sewon
Bank Sampah "Salim Sari" Ngijo, Srimulyo, Piyungan
Bank Sampah "Giat Barokah" Wonolelo, Pleret
Bank Sampah "Kuncup Mekar" Dusun Dayu, Gading Sari, Sanden
Bank Sampah "Kukun Agawe Santoso" Dusun Dayu, Gading Sari, Sanden
No.
Kecamatan
Jml TPS
dan
Kontainer
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah
1
2
3
2
5
3
27
4
2
3
4
8
26
14
5
6
111
Jumlah
Ritasi Truk
Sampah
Volume
Sampah
perhari (m3)
Volume
Sampah
Terangkut
perhari (m3)
Volume
Sampah Tidak
Terangkut
perhari (m3)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
78,59
91,14
80,69
82,36
111,97
128,66
155,51
130,09
154,17
105,67
105,2
103,46
227,33
203,92
230,58
83,10
117,43
2.190,43
1,00
2,05
5,35
1,35
3,71
1,60
33,09
1,48
6,25
1,20
4,50
30,06
17,70
14,88
3,34
3,79
131,37
77,59
89,08
75,34
81,01
108,26
127,06
122,42
129,08
147,92
105,67
104,12
98,96
197,26
186,22
215,69
79,76
113,64
2.059,06
1
1
1
1
1
1
1
16
54
55
Tabel 53
Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2012
d. Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan untuk menyediakan dan memenuhi pelayanan yang
mendasar dan mutlak yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan
pemerintahan seperti sumberdaya air, jalan, air minum, dan sanitasi lingkungan (air limbah,
drainase, dan persampahan) yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Fecal Coli
Total Coli
BOD
COD
DO
Phospat
Sulfida
Minyak
lemak
Fenol
1.Gumuk-Kasihan
100
100
100
76
100
2.Kweni-Panggungharjo
100
100
100
82
100
100
3.Manding-Sabdodadi
100
100
86
100
100
100
4.Gadingdaton-Donotirto
100
100
100
98
100
100
5.Nyemengan-Tirtonirmolo
100
100
100
100
66
100
6.Bodon-Jagalan
100
100
100
50
100
7.Wonokromo-Pleret
100
100
100
100
8.Ngoto-Bangunharjo
100
100
100
38
100
100
9.Kembangsongo-Trimulyo
100
100
100
100
100
10.Klenggotan-Sitimulyo
100
100
100
42
100
100
100
11.Kloron-Segoroyoso
100
100
100
100
100
12.Putat-Selopamioro
100
100
100
13.Menayu-Kasihan
100
100
84
100
100
14.Iroyudan-Guwosari
100
100
86
100
100
100
15.Siyangan-Triharjo
100
100
82
100
100
Sungai Winongo
Sungai Code
Sungai Opak
Kondisi Baik
Kondisi Sedang
Kondisi Rusak
Kondisi Rusak Berat
Jalan Kabupaten
Jalan Propinsi
Jalan Nasional
Jumlah Jalan secara
keseluruhan
2009
365,560
295,070
195,200
44,000
899,830
146,000
42,240
1.088,070
2010
386,250
285,580
180,900
43,000
895,730
136,050
30,580
1.062,36
2011
407,250
285,580
159,900
43,000
895,7250
136,050
30,580
1.062,360
2012
417,405
244,020
171,900
40,000
873,325
122,975
74,465
1.070,770
Sungai Bedog
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka jalan
dikelompokkan menurut fungsi, status, dan kelas. Berdasarkan statusnya, jalan yang ada di
Kabupaten Bantul terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa.
Total panjang jalan di Kabupaten Bantul pada Tahun 2012 lebih kurang 1.070,77 km. Di
Kabupaten Bantul terdapat 11 ruas jalan yang berstatus sebagai jalan provinsi. Kondisi jalan
provinsi di Kabupaten Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap. Adapun jalan
provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang-Samas, Jalan
Sedayu-Pandak, dan lainnya.
4. IPAL Biogas
Pengembangan produksi ramah lingkungan (pembuatan teknologi IPAL Biogas) untuk
sepulih unit/sepuluh kelompok ternak sapi. Daftar lokasi IPAL Biogas TA 2012 disajikan pada
Tabel 54.
Tabel 54
Daftar Lokasi IPAL Biogas Tahun 2012
No.
Kelompok Ternak
Alamat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ngudi Lestari
Andini Lestari
Andini Mekar
Andini Rejo
Lembu Suro
Danu Mulyo
Sido Maju
Ngudi Mulyo
Guyup Rukun
Pandan Mulyo
2. Jaringan Irigasi
Pemenuhan air irigasi pada lahan daerah irigasi meningkat pada tahun 2012 dengan
target 82% (13.229,10 ha) dapat tercapai 84% (13.551,76 ha), melebihi 2% dari target. Data
series pemenuhan air irigasi meningkat selama lima tahun terakhir.
Tabel 56
Target dan Capaian DI yang Terlayani Air Irigasi Tahun 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
%
74
75
77,5
79
82
Realisasi (Ha)
12.074,81
12.401,16
12.727,50
13.380,19
13.551,76
%
74
76
78
82
84
56
57
Mayoritas penduduk Bantul beragama Islam, karena itu persebaran tempat ibadah masjid
di masing-masing kecamatan hampir merata. Tempat ibadah gereja juga tersebar di masingmasing kecamatan. Di samping itu sudah terdapat pura 33 unit dan vihara 2 unit, namun
untuk fasilitas klenteng masih belum ada.
Pada tahun 2012, kondisi jaringan irigasi primer dan sekunder yang berfungsi baik
tercapai 85,5% (353.550,97 m) dari target 82,5% (341.145,68 m) atau melebihi dari target
sebesar 3%. Pelaksanaan pola dan tata tanam berjalan dengan baik, dan tidak ada
kekurangan air yang tidak terselesaikan. Secara series data kondisi saluran selalu meningkat.
Tabel 57
Target dan Capaian Saluran Irigasi dalam Kondisi Baik Tahun 2008-2012
Tabel 60
Jumlah Tempat Ibadah Per Kecamatan Tahun 2012
Tahun
Target*) (m)
304.382,65
308.495,93
329.062,33
335.232,25
341.145,68
2008
2009
2010
2011
2012
%
74
75
80
81,5
82,5
No.
Capaian (m)
304.382,65
312.609,21
339.345,53
341.402,17
353.550,97
%
74
76
82,5
83
85,5
Uraian
2009
2010
2011
2012
143.678
181.754
184,568
185,270
899.312
15,97
911.503
19,94
921.263
20,03
930.276
19,92
Bangunan
Tempat
Ibadah
1
2
3
4
5
6
Masjid
Gereja
Pura
Vihara
Kelenteng
Lain-Lain
2010
Jumlah Jumlah
(unit) pemeluk
1.715
44
2
-
2011
Rasio
846.850 1 :493
37.462 1 : 851
667 1 : 333
-
Jumlah Jumlah
(unit) pemeluk
1.719
46
2
-
846.850
37.999
677
370
-
2012
Rasio
1:493
1:826
1:339
-
Jumlah Jumlah
(unit) pemeluk
1.853
13
33
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
111
36.289
Sanden
1
57
34.275
Srandakan
70
49.927
Pandak
67
32.755
Pajangan
2
90
43.654
Sedayu
206
79.765
Kasihan
1
112
59.296
Bantul
1
74
30.777
Kretek
3
84
42.107
Bb.lipuro
75
32.380
Pundong
166
51.118
Jetis
1
105
80.698
Sewon
2
112
61.590
Imogiri
2
219
86.477
Bg.tapan
97
42.533
Dlingo
64
42.591
Pleret
144
41.363
Piyungan
13
1.853 847.595
JUMLAH
Sumber : Kementerian Agama Bantul, 2013
255
216
1.101
457
3.227
4.751
2.587
1.060
1.091
502
470
1.495
697
2.804
31
62
847
21.653
Kristen
1
3
2
2
7
2
1
1
2
3
1
7
1
33
Pemeluk
138
105
431
475
1.547
4.642
859
769
1.622
364
1.324
1.120
230
2.095
22
10
771
16.524
Pura
Pemeluk
Vihara
15
10
22
277
255
43
75
39
243
88
30
20
2
695
401
Uraian
2011
2012
109.224
213.532
51,15
143.687
217.296
66,13
Sumber: Dinkes,2013
Rasio
847.595 1 : 457
21.653 1 : 1.666
16.524 1 : 501
695 1 : 348
401
32
58
59
Tabel 62
Tempat Pemakaman Umum Menurut Kecamatan Tahun 2012
No.
Kecamatan
Tempat
Pemakaman
Umum (TPU)
Jmh
Luas
(m2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tempat
Pemakaman
Bukan Umum
(TPBU)
Jmh
Sewon
189 255.270
Pandak
144 170.815
Pundong
112
64.665 7
Bantul
180 184.180 14
Sanden
81
28.931
Kretek
120 288.000
Sedayu
119 340.650 7
Dlingo
27 143.530
Jetis
169 129.812 1
Pajangan
83 899.460
Bbnglipuro
140 178.500
Piyungan
60 980.550 2
Srandakan
81
75.200
Banguntapan
163 148.037 6
Imogiri
121 179.450 6
Kasihan
115 362.460 13
Pleret
53 141.371 9
Jumlah
1.957 4.570.881 65
Sumber: Kecamatan, 2013
Tempat
Pemakaman
Khusus (TP)
Tabel 64
Rusunawa yang telah dibangun di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Jumlah
Total
Lain-lain
Luas
(m2)
Jmh
Luas
(m2)
Jmh
Luas
(m2)
Tempat
Pemakaman
Luas
(m2)
700
7.325
4.500
1.000
15.000
1.620
54.800
17.135
1.917
103.997
1
1
6
2
1
1
1
3
3
3
22
210
100
1.500
450
1.500
950
2.500
4.700
1.200
835
13.945
2
1
5
8
250
40
7.650
7.940
190
144
120
196
81
126
126
27
173
88
141
62
82
170
130
131
65
2.052
255.480
170.815
65.465
191.755
28.931
289.500
345.150
143.530
131.302
907.110
180.000
995.550
76.150
152.157
238.950
380.795
144.123
4.696.763
Jenis Rumah
Tahun 2011
Tahun 2012
1
2
3
192.300
921.263
0,2087
199.335
930.276
0,2143
No.
1
2
3
60
Jumlah
Panggungharjo (2009)
Dusun Tambak Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan (2011)
Dusun Pringgolayan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan
(2012)
Tahun
1
2
3
4
5
2008
2009
2010
2011
2012
3.093,33
2.685,42
1.071,66
1.025,99
907,40
e. Penataan Ruang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Permasalahan penataan ruang di Kabupaten Bantul saat ini
adalah meningkatnya alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bantul merupakan
bagian pengembangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang mendorong masuknya
kegiatan investasi di berbagai sektor.
1. Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Produk perencanaan
tata ruang yang telah dimiliki Kabupaten Bantul sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat
pada Tabel 66.
Tabel 66
Produk Perencanaan Tata Ruang
Lokasi
No.
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Kabupaten Bantul tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2008 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Sewon
Peraturan Bupati Bantul Nomor 34 Tahun 2011 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Peraturan Bupati Bantul Nomor 35 Tahun 2011 tentang Garis Sempadan
2
3
4
5
61
No.
Peraturan Bupati Bantul Nomor 36 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan di
Kabupaten Bantul
Peraturan Bupati Bantul Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pengaturan Bangunan Bukan Gedung
Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), 17 Kecamatan
Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Paseban Bantul
Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Strategis Gabusan-Manding-Tembi
(GMT)
Dokumen Rencana Tindak Kawasan GMT
Studi Rencana Pengembangan dan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
DED Kawasan Paseban Bantul
DED Kawasan Pantai Kuwaru
DED Kawasan Kotagede
7
8
9
10
11
12
13
14
15
62
Tabel 67
Persentase Penduduk Berakses Air Bersih
Uraian
No.
1 Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air bersih
2 Jumlah penduduk
3 Persentase penduduk berakses air bersih (%)
2009
2010
2011
2012
667.209
899.312
74,19
686.449
911.503
75,31
690.947
921.263
75
725.615
930.276
78
Sumber : DPU,2013
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Total
3. Permukiman Kumuh
Kebutuhan rumah yang terus meningkat tiap tahun khususnya di wilayah perkotaan yang
jumlah penduduknya relatif banyak dan padat, sempitnya lahan dan mahalnya harga tanah di
wilayah perkotaan mendorong munculnya permukiman kumuh. Permukiman kumuh di
Kabupaten Bantul teridentifikasi berada di Kawasan kumuh tepi sungai yaitu di Desa Jagalan
dan Desa Potorono (Kecamatan Banguntapan) dan Desa Pendowoharjo (Kecamatan Sewon);
kawasan kumuh sekitar pusat kegiatan yaitu di Desa Bantul (Kecamatan Bantul), Desa
Tirtonirmolo (Kecamatan Kasihan), dan Desa Singosaren (Kecamatan Banguntapan); serta
Kawasan kumuh pinggiran kota yaitu di Desa Ringinharjo dan Desa Trirenggo (Kecamatan
Bantul).
63
Tahun 2011
Tahun 2012
192.300
213.532
90,06
199.335
217.296
91,73
Kecamatan
Sewon
Pandak
Pundong
Bantul
Sanden
Kretek
Sedayu
Dlingo
Jetis
Pajangan
Bambanglipuro
Piyungan
Srandakan
Banguntapan
Imogiri
Kasihan
Pleret
Jumlah
2011*)
2012*)
16
15
16
20
15
15
14
14
17
16
15
16
16
15
17
17
16
270
14
13
14
20
13
13
13
11
15
15
13
12
13
13
14
15
15
221
Tabel 71
Jumlah Kegiatan Olahraga Tahun 2010 s.d 2012
No.
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
2010*)
2011*)
2012*)
8
7
5
10
8
11
7
7
8
6
8
8
6
10
9
8
8
134
11
8
8
12
10
12
8
9
10
8
11
12
8
13
11
12
12
175
15
13
12
16
13
14
11
10
12
9
12
14
10
16
14
15
15
221
h. Penanaman Modal
Penanaman modal di Kabupaten Bantul difokuskan pada peningkatan iklim investasi dan
promosi investasi. Pada tahun 2012 investasi di Kabupaten Bantul lebih didominasi oleh
investor asing sejumlah 28 unit usaha, dibandingkan dengan investor dalam negeri yang
sejumlah lima unit usaha. Nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2012
sebesar Rp22.564.051.772,- dan $17,106,488.- dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 8.013
orang yang terdiri dari 58 warga negara asing dan 7.955 warga negara Indonesia. Sementara
nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp246.782.863.739,23 dengan
jumlah unit usaha sebanyak lima unit usaha, dan penyerapan tenaga kerja sejumlah 3.418 orang
Warga Negara Indonesia (WNI) (Tabel 72-73).
Bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2011, maka terjadi penurunan jumlah unit usaha
baik untuk PMA maupun PMDN. Namun demikian dari sisi nilai investasi dan jumlah
penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan.
Tabel 72
Nilai Investasi Tahun 2012
Investasi
Pemerintah
Masyarakat
PMDN
PMA
Total Investasi
Tahun2012
153.262.752.810,00
49.000.000.000,00
246.782.863.739,23,00
188.496.985.372,00
637.542.601.921,00
64
65
Tabel 73
Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) & Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) Tahun 2005-2012
JENIS
NO TAHUN
INVESTASI
1
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
41
PMDN
13
PMA
43
PMDN
13
PMA
48
PMDN
14
PMA
53
PMDN
14
PMA
54
PMDN
14
PMA
51
PMDN
13
PMA
2012
PMA
PMDN
TENAGA
KERJA
PMA
PMDN
8
JUMLAH INVESTOR
30
23
53
15
27/28
26
54
10
15
80 4.763 23.165.328
4 3.714
85 4.903 24.045.328
5 3.851
112 8.333 27.525.328
5 3.890
121 9.451 29.575.328
5 4.190
123 9.615 30.625.328
5 4.390
117 9.513 29.730.328
5 3.510
56 6.913 17.719.988
3.260
Rp
266.278.885.773,00
Rencana &
102.909.476.000,00
Realisasi
266.278.885.773,00
Rencana &
103.130.101.000,00
Realisasi
266.278.885.773,00
Rencana &
117.130.101.000,00
Realisasi
266.278.885.773,00
Rencana &
121.130.101.000,00
Realisasi
266.278.885.773,00
Rencana &
181.630.101.000,00
Realisasi
266.278.885.773,00
Rencana &
173.438.101.000,00
Realisasi
10.863.379.840,00
200.172.644.150,71
58 7.955 17.106.488
3.418
22.564.051.772,00
246.782.863.739,23
Uraian
Jumlah seluruh UKM
Jumlah BPR/LKM
Jumlah UKM non BPR/LKM
2009
2010
2011
2012
278
100
378
73%
322
85
407
79%
358
85
443
81%
380
78
458
83%
393
70
463
85%
2012
44.778
15
44.763
44.778
15
44.763
44.778
15
44.763
Tabel 76
Koperasi Berbadan Hukum Tahun 2010-2012
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2008
2011
Upaya yang telah dilakukan antara lain fasilitasi UMKM; pelatihan manajemen ekspor, impor,
pelatihan TI; kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, serta mengadakan pendataan secara
langsung ke eksportir maupun importir.
Rencana &
Realisasi
2010
No.
Tabel 74
Persentase Koperasi Aktif Tahun 2008 sd 2012
Koperasi aktif
Koperasi kurang aktif
Jumlah koperasi
Persentase koperasi aktif
No.
1
2
3
Realisasi
Uraian
Rencana &
No.
1
2
3
4
Tabel di atas menunjukkan persentase koperasi aktif semakin meningkat, upaya yang telah
dilakukan antara lain melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi dengan
lebih intensif, penguatan permodalan koperasi baik melalui perbankan maupun non perbankan
serta keterpaduan program melalui bantuan permodalan baik dari APBD kabupaten, provinsi
maupun dari pemerintah pusat serta memfasilitasi pertemuan antara pengusaha besar dan
koperasi.
Kecamatan
Kasihan
Sewon
Banguntapan
Pundong
Dlingo
Piyungan
Pajangan
Bantul
Srandakan
Pandak
Imogiri
Sanden
Kretek
Sedayu
Jetis
Pleret
Bambanglipuro
Jumlah
2010
2011
2012
36
57
40
11
16
20
8
85
16
13
30
21
9
13
29
21
18
443
36
60
41
11
16
20
9
87
17
13
31
24
9
14
29
22
19
458
37
60
41
11
16
20
9
87
18
14
31
25
9
14
29
22
20
463
66
67
Tabel 77
Jumlah Koperasi Menurut Jenis Tahun 2010-2012
No.
1
2
3
Tabel 79
Estimasi Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2012 per Kelompok Umur
Tahun
Uraian
2010
3
423
17
443
Koperasi Sekunder
Koperasi Primer
KUD
Jumlah
2011
3
438
17
458
No.
2012
3
443
17
463
Tabel 78
Perkembangan Industri Kecil Menengah Tahun 2010-2012
Tahun
Uraian
2010
18.119
81.705
799.540.000
509.261.000
488.675.000
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Nilai Produksi (Rp ribuan)
Nilai Tambah (Rp ribuan)
Nilai Investasi (Rp ribuan)
2011
18.158
81.805
800.105.000
509.266.780
488.715.800
2012
18.235
81.938
800.295.400
509.495.600
488.862.200
Jumlah Penduduk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
KELOMPOK
UMUR
Laki-laki
Perempuan
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75 +
Jumlah
38.089
35.685
34.550
37.221
37.024
39.463
37.918
35.323
36.928
33.338
29.062
20.368
12.649
12.370
10.139
13.922
464.049
35.835
33.477
33.258
35.942
35.346
38.182
36.997
35.381
38.193
34.790
28.446
18.560
15.086
14.333
13.050
19.351
466.227
Laki +
Perem
73.924
69.162
67.808
73.163
72.370
77.645
74.915
70.704
75.121
68.128
57.508
38.928
27.735
26.703
23.189
33.273
930.276
%
7,946
7,435
7,289
7,865
7,779
8,346
8,053
7,600
8,075
7,323
6,182
4,185
2,981
2,870
2,493
3,577
100
2008
2009
2010
2011
2012
886.061 899.312 911.503 921.263 930.276
Gambar 13
Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2008-2012
2. Pengelompokan penduduk
Pengelompokan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain
berdasarkan persebaran penduduk/geografis, berdasarkan kelompok umur dan
berdasarkan jenis kelamin. kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk daerah
terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah
Kepadatan Penduduk
Luas (Km2)
18,32
23,16
26,77
23,68
22,70
24,30
21,95
24,47
54,49
55,87
22,97
32,54
28,48
27,16
32,38
33,25
34,36
506,85
Jlm Penduduk
28.755
29.814
29.470
31.881
37.617
48.104
60.192
52.667
56.823
35.817
44.155
50.137
124.838
106.929
114.412
33.549
45.116
930.276
Kepadatan/Km2
1.570
1.287
1.101
1.346
1.657
1.980
2.742
2.152
1.043
641
1.922
1.541
4.383
3.937
3.533
1.009
1.313
1.835
68
69
Tabel 81
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP dan KK Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kabupaten/Kota
Kec. Sewon
Kec. Pandak
Kec. Pundong
Kec. Bantul
Kec. Sanden
Kec. Kretek
Kec. Sedayu
Kec. Dlingo
Kec. Jetis
Kec. Pajangan
Kec. Bambanglipuro
Kec. Piyungan
Kec. Srandakan
Kec. Banguntapan
Kec. Imogiri
Kec. Kasihan
Kec. Pleret
Jumlah
Tabel 83
Perkembangan Pelayanan Administrasi Kependudukan Tahun 2010-2012
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jenis Pelayanan
Akta Kelahiran
-Umum
-Terlambat
Akta Perkawinan
-Umum
-Terlambat
Akta Perceraian
-Umum
-Terlambat
Akta Kematian
-Umum
-Terlambat
Pengakuan Anak
Pengesahan Anak
Pengangkatan Anak
Perubahan Nama
Salinan Akta (Kelahiran,Perkawinan,
Perceraian,Kematian)
Surat Keterangan
-Srt ket perset Pcttn terlambat
Surat tanda bukti pelaporan
-Belum Nikah
-Pencatatan Kelahiran di LN
-Pencatatan kematian di LN
-Pencatatan Perkawinan di LN
Pembatalan akta lahir
Pembatalan akta kematian
- Kutipan II
- Legalisasi
Jumlah
2010
2011
2012
10.036
11.232
10.018
5.999
7.993
3.629
250
6
229
2
181
2
19
6
22
4
30
5
650
3.301
4
14
69
6
488
3.386
1
1
15
42
4
647
3.595
1
10
28
546
32.132
3.342
3
77
2
2.670
5
1
332
25.555
453
22.326
123
k. Ketenagakerjaan
1. Angkatan Kerja
Secara struktural, angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja, sehingga
jumlah angkatan kerja sangat tergantung pada jumlah penduduk usia kerja yang masuk ke
dalam angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja setiap tahunnya mengalami peningkatan
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk usia kerja. Pada tahun 2011 angkatan kerja di
Bantul sebanyak 505.786 orang menjadi 530.068 orang pada tahun 2012 atau naik sekitar
4,8%. Jumlah penduduk angkatan kerja Kabupaten Bantul tahun 2012 dapat dilihat pada
Gambar 14.
70
71
JUMLAH PENDUDUK
947,878
L:
465,739
P:
482,139
ANGKATAN KERJA
530,068
L:
276,307
P:
253,761
PENGANGGUR
28,075
L:
13,572
P:
14,503
STGH PENGANGGUR
70,034
L:
32,781
P:
37,253
sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Jumlah pengangguran di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2012 sebesar 28.075 orang atau sebesar 5,3% dari jumlah penduduk
angkatan kerja (501.993 orang). Prosentase pengangguran tahun 2012 ini mengalami
penurunan dari tahun 2011 yang mencapai 5,8%. Upaya yang telah dilakukan untuk
mengurangi pengangguran ini di antaranya melalui program kerja sama penempatan tenaga
kerja di Malaysia, inkubasi bisnis, uji coba wirausaha, subsidi program, padat karya produktif
dan infrastruktur serta perluasan lapangan kerja.
BEKERJA
431,959
L:
229,954
P:
202,005
SEKOLAH
115,003
L:
57,421
P:
57,582
MENGURUS RT
52,010
L:
9,542
P:
42,468
Sumber : Disnakertrans,2013
Gambar 14
Angkatan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012
2. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan.
Jumlah penduduk yang ada dalam suatu wilayah kemudian dikelompokkan berdasarkan
lapangan usaha yang ada. Komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih
cukup mendominasi dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya.
Meskipun komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha menunjukkan jumlah
penduduk yang bekerja di sektor angkutan, perdagangan, jasa mengalami peningkatan,
namun karakter Negara Indonesia masih tergolong agraris. Keadaan tersebut dapat terlihat
bahwa komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih cukup mendominasi
dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor yang lain, meskipun jumlahnya
cenderung menurun sekitar 6,5%. Menurunnya proporsi jumlah penduduk yang bekerja di
sektor pertanian diduga karena para pencari kerja lebih memilih untuk bekerja di sektor non
pertanian.
Tabel 84
Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2012
Sumber : Disnakertrans,2013
Lapangan Usaha
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan Persewaan dan jasa Perusahaan
Jasa Lainnya
Jumlah
179.040
7.419
35.979
5.526
50.446
52.398
11.504
16.761
41.215
400.289
167.192
5.213
38.232
5.771
55.021
58.600
15.540
16.986
45.135
407.691
156.932
9.109
35.590
5.762
55.247
61.739
19.975
23.961
63.644
431.959
3. Pengangguran
Penganggur di Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun bersifat fluktuatif. Penganggur
terbuka terdiri atas mereka yang mencari pekerjaan, mereka yang mempersiapkan usaha,
mereka yang tidak bekerja karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang
72
Gambar 15
Peta Penganggur Tahun 2012
Aspek ketenagakerjaan merupakan salah satu potensi pembangunan yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan proses pembangunan itu sendiri. Permasalahan yang
ditimbulkan dalam aspek ketenagakerjaan adalah apabila ternyata SDM di usia produktif
menjadi pengangguran. Hal ini tentunya dapat menimbulkan terbentuknya permasalahan
sosial yang memerlukan perhatian tersediri. Sementara itu, untuk menangani masalah
pengangguran yang muncul akibat krisis yang mengenai semua lini kehidupan, dibutuhkan
suatu pendekatan multidimensional pada semua sektor. Data mengenai aspek
ketenagakerjaan di Kabupaten Bantul disajikan pada Tabel 85.
Tabel 85
Rasio Penduduk yang Bekerja dengan Angkatan Kerja Tahun 2012
Uraian
Tahun 2012
431.959
530.068
73
Tabel 86
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas dirinci Menurut Angkatan Kerja
dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin Tahun 2012
No.
I
II
III
IV
Uraian
Angkatan Kerja
Bekerja
Penganggur
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja (I)
Bukan Angkatan Kerja
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Jumlah Penduduk Bukan Angkatan Kerja (II)
Jumlah Penduduk Usia Kerja (I) + (II)
TPAK
Tingkat Pengangguran Terbuka
Tabel 89
Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2010-2012
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
262.735
13.572
276.307
239.258
14.503
253.761
501.993
28.075
530.068
57.421
9.542
19.307
86.270
362.577
57.582
42.468
18.242
118.292
372.053
115.003
52.010
37.549
204.562
734.630
76 %
13.572
68 %
14.503
72 %
28.075
Golongan
Umur
15 - 19
20 - 24
25 - 34
35 +
Total
Tabel 87
Penduduk Angkatan Kerja Tahun 2012
Angkatan Kerja
Setengah
Bekerja
Penganggur
Penganggur
14.081
45.936
5.674
14.271
70.464
5.766
15.948
122.011
6.429
25.734
193.548
10.206
70.034
431.959
28.075
Jumlah
Tabel 90
Jumlah Penganggur Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2012
530.068
Tabel 88
Penduduk Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 per Kecamatan Kabupaten Bantul
LAPANGAN USAHA
NO
KECAMATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
KASIHAN
SEWON
BANGUNTAPAN
BANTUL
PAJANGAN
SEDAYU
PANDAK
SRANDAKAN
SANDEN
BAMBANGLIPURO
PUNDONG
KRETEK
JETIS
IMOGIRI
DLINGO
PLERET
PIYUNGAN
JUMLAH
SEKTOR
SEKTOR
SEKTOR
SEKTOR
PERDAGANGAN
SEKTOR
SEKTOR
PERTAMBANGAN
INDUSTRI
LISTRIK, GAS
HOTEL DAN
BANGUNAN
PERTANIAN
& PENGGALIAN PENGOLAHAN
DAN AIR
RESTORAN
6.896
9.914
12.605
8.131
6.261
11.710
12.489
3.747
7.105
9.858
8.039
5.308
5.047
16.561
13.063
7.675
12.523
156.932
528
61
4.273
111
1.295
52
813
284
111
32
501
8
105
209
18
410
298
9.109
4.290
1.895
8.321
2.534
1.513
1.087
2.008
1.149
256
289
1.674
1.069
676
2.085
2.896
3.256
592
35.590
1.249
283
1.572
330
336
434
376
152
140
32
205
27
51
233
81
171
90
5.762
6.258
9.484
5.786
5.494
2.271
2.723
2.434
1.433
1.048
1.458
1.172
869
5.633
2.585
1.171
2.799
2.629
55.247
5.436
6.292
7.825
3.074
1.592
4.890
3.372
4.441
1.812
2.176
1.123
1.114
2.892
4.641
3.181
5.594
2.284
61.739
SEKTOR
PENGANGKUTAN
DAN
KOMUNIKASI
3.901
1.506
1.807
2.165
860
1.441
1.747
1.409
399
131
342
842
904
794
684
534
509
19.975
SEKTOR
KEUANGAN
JASA
PERSEWAAN DAN
LAINNYA
JASA
PERUSAHAAN
1.709
9.640
3.883
6.777
1.768
8.771
2.550
2.672
1.800
4.373
1.714
626
4.343
2.678
1.525
1.028
1.290
422
2.517
1.451
1.322
460
2.367
875
4.012
1.172
2.435
1.474
4.389
1,084
3.130
647
2.367
334
63.644
23.961
JUMLAH
39.907
40.095
52.728
27.061
20.301
24.677
30.260
15.168
12.583
17.944
14.838
12.479
20.492
31.017
26.567
24.216
21.626
431.959
74
75
Tabel 93
Daftar Gapoktan Pelaksana LDPM Tahun 2012
l. Ketahanan Pangan
Peran pemerintah kabupaten dalam mewujudkan ketahanan pangan diamanatkan dalam
Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 bahwa pemerintah bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan di wilayah masing-masing dan mendorong
keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan.
1. Ketersediaan pangan dan Cadangan Pangan
Ketersediaan pangan dapat dilihat dari ketersediaan energi protein per kapita dan dari
cadangan pangan masyarakat dan pemerintah. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan
pangan masyarakat, Bupati Bantul telah mengeluarkan Instruksi Bupati Nomor 03 Tahun
2012 tentang Optimasi Pemanfaatan Pekarangan. Ketersediaan energi protein pada tahun
2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 masing-masing sebesar 34,99%
dan 20,15%. Ketersediaan pangan dalam bentuk energi dan protein pada tahun 2011-2012
seperti terlihat pada Tabel 91.
Tabel 91
Ketersediaan Energi dan Protein (KEP) untuk dikonsumsi Tahun 2011-2012
Ketersediaan pangan juga dapat dilihat dari cadangan pangan masyarakat dan
pemerintah. Cadangan pangan merupakan salah satu komponen penting dalam ketersediaan
pangan, karena cadangan pangan merupakan sumber pasokan untuk mengisi kesenjangan
antara produksi dan kebutuhan pangan dari waktu ke waktu. Cadangan pangan masyarakat
pada rahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2% dibandingkan tahun 2011. Data
perkembangan ketersediaan beras disajikan pada Tabel 92.
Tabel 92
Perkembangan Ketersediaan Beras Tahun 2011-2012
76
77
4. Lumbung Pangan
Lumbung pangan berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan pangan. Tahun 2012
terjadi peningkatan jumlah lumbung pangan sebanyak 14% dibandingkan tahun 2011.
Bertambahnya jumlah lumbung pangan merupakan implementasi dari program
peningkatan Ketahanan Pangan salah satunya adalah digalakkannya lumbung-lumbung
pangan masyarakat dan pemerintah terutama di daerah rawan bencana.
5. Desa Mandiri Pangan
Dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan di daerah rawan pangan, dilakukan
intervensi dengan kegiatan desa mandiri pangan untuk meningkatkan usaha produktif yang
dikelola kelompok afinitas dan masyarakat. Lokasi desa rawan pada tahun 2012 mengalami
perubahan, sedangkan jumlahnya tetap. Adapun desa yang berkategori desa rawan pangan
dapat dilihat pada Tabel 95.
Tabel 95
Desa Rawan Pangan Tahun 2011-2012
Tabel 97
Rasio KDRT Tahun 2010-2012
No.
Uraian
2010
47
2011
2012
59
120
Jumlah KDRT
256.463
258.294
273.563
Rasio KDRT
0,0183
0,0228
0,0439
Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesetaraan gender masih kurang. Hal
ini dapat dilihat dari Indeks Kesetaraan Gender (IKG) dan Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) serta Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang masih relatif cukup rendah. Solusi yang
dilakukan di antaranya yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya Pokja PUG di Kabupaten
Bantul serta melaksanakan sosialisasi dan diklat tentang PUG bagi stakeholder.
Tabel 98
Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender dan Indeks Pembangunan Gender l Tahun 2010 2011
Uraian
2009
2010
2011
2012*)
1
2
3
4
5
6
7
2
36
161
0
6.161
6.360
50
2
43
189
0
6.330
6.564
52
2
43
217
0
6.224
6.486
53
3
40
221
5
6.004
6.273
53
Indeks pemberdayaan gender dan indeks pembangunan gender setiap tahun semakin
meningkat, hal ini disebabkan berkurangnya kesenjangan pembangunan manusia antara
laki-laki dan perempuan.
n. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1. Rasio akseptor KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak
serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. KB bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Pada
tabel di bawah ini menyajikan data mengenai Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di
Kabupaten Bantul
78
79
Tabel 102
Jumlah Penumpang Angkutan Umum Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kabupaten Bantul
Tabel 99
Hubungan Pasangan Usia Subur dan Kepesertaan Aktif Dalam Program KB Terhadap Angka Kelahiran
Jumlah Penumpang
No.
Bis
Tabel 100
Akseptor KB Tahun 2009 s.d 2012
No.
Uraian
2010
2011
2012*)
1
2
3
16.192
120.583
151.654
15.493
120.697
151.998
17.016
122.697
152.277
o. Perhubungan
1. Jumlah Penumpang Angkutan Umum
Angkutan umum yang ada di Kabupaten Bantul berupa armada bis. Angkutan umum yang
lain seperti kereta api, kapal laut, dan pesawat udara tidak terdapat di Kabupaten Bantul.
Adapun jumlah penumpang angkutan umum bis di Kabupaten Bantul dari tahun 2008-2012
cenderung mengalami penurunan.
Tabel 101
Jumlah Penumpang Angkutan Umum di Bantul
No.
Uraian
1 Jumlah penumpang Bus
2 Jumlah penumpang
Kereta api
3 Jumlah penumpang
Kapal laut
4 Jumlah penumpang
Pesawat udara
5 Total Jumlah Penumpang
2008
3.150.908
2009
3.054.892
2010
2.963.296
2011
1.531.094
2012
1.068.480
3.150.908
3.054.892
2.963.296
1.531.094
1.068.480
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bantul
Sewon
Kasihan
Sedayu
Pajangan
Srandakan
Pandak
Sanden
Bambanglipuro
Pundong
Kretek
Imogiri
Jetis
Dlingo
Pleret
Banguntapan
Piyungan
Jumlah
80
Kapal Laut
Pesawat Udara
9.000
146.520
3.600
340.920
68.400
321.840
43.920
89.280
45.000
1.068.480
9.000
146.520
3.600
340.920
68.400
321.840
43.920
89.280
45.000
1.068.480
Kereta Api
Jumlah
Total
Kecamatan
Tabel 104
Jumlah Ijin Trayek Menurut Kecamatan Tahun 2012
Jumlah Ijin Trayek
No.
1
2
3
4
5
6
Jumlah
Kecamatan
Bantul
Sewon
Kasihan
Sedayu
Pajangan
Srandakan
Perkotaan
Perdesaan
1
1
1
-
1
1
1
-
81
Jumlah
Kecamatan
Pandak
Sanden
Bambanglipuro
Pundong
Kretek
Imogiri
Jetis
Dlingo
Pleret
Banguntapan
Piyungan
Jumlah
Perkotaan
Perdesaan
2
1
6
2
1
6
2. Penyiaran radio/TV
Penyiaran adalah pancaran melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal
yang mampu diterima di telinga atau didengar dan dilihat oleh publik. Media penyiaran
sebagai salah satu bentuk media massa yaitu radio dan televisi. Jumlah penyiaran radio/TV
lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV nasional maupun radio/TV lokal yang masuk ke
daerah. Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional di
daerah maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi
massa berupa media elektronik sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah.
Tabel 107
Jumlah Penyiaran Radio/TV Tahun 2009-2012
Sistem transportasi darat (sebagaimana dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor
4 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 Pasal 13 ayat 2) untuk
pergerakan lokal maupun regional didukung oleh pengembangan fasilitas angkutan darat di
Kabupaten yang meliputi:
a. terminal penumpang tipe B di Desa Imogiri (Kecamatan Imogiri) dan di Desa Palbapang
(Kecamatan Bantul);
b. terminal angkutan barang di Desa Argosari (Kecamatan Sedayu);
c. stasiun penumpang dan stasiun barang serta pergudangan di Stasiun Sedayu; dan
d. terminal angkutan barang di Desa Srimulyo (Kecamatan Piyungan).
p. Komunikasi dan Informatika
Penyebarluasan informasi kepada masyarakat umum dapat dilakukan dengan menggunakan
media cetak maupun elektronik, selain itu dapat memanfaatkan media informasi internet.
82
Berdasar tabel di atas sampai dengan tahun 2011 penyiaran radio dan televisi nasional
belum terdata dan pada tahun 2012 mulai tercatat masuk ke kabupaten Bantul. Hal ini
diharapkan dengan adanya penyiaran radio dan televisi nasional jangkauan informasi bagi
masyarakat akan lebih luas. Di samping itu penyiaran radio dan televisi lokal harus
ditingkatkan kualitasnya agar tidak kalah bersaing dengan penyiaran radio dan televisi
nasional.
83
Peran masyarakat dalam pengembangan inovasi dan penerapan IPTEK cukup besar.
Banyak ide kreatif muncul dari masyarakat hingga menjadi sebuah industri kreatif dengan
sentuhan inovasi dan IPTEK. Industri kreatif yang berkembang di masyarakat berupa wisata
kuliner, produk kerajinan, seni pertunjukan, desain produk, pasar barang dan seni (Pasar
Seni Gabusan), hingga berkembang sampai pengembangan bersama kawasan GMT
84
85
Tabel 111
Teknologi Tepat Guna dan Penemu
Tabel 112
Persentase Jumlah Izin lokasi tahun 2010-2012
q. Pertanahan
1. Penggunaan Tanah
Urusan wajib pertanahan masih menjadi kewenangan pemerintah pusat dan sampai
tahun 2012 belum diserahkan untuk menjadi kewenangan daerah, sehingga program dan
kegiatan anggaran masih bersumber dari APBN dan dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Bantul. Sedangkan fungsi kabupaten dalam urusan pertanahan bersifat
koordinasi.
Terkait penerbitan ijin penggunaan tanah, pada tahun 2012 telah diterbitkan ijin
pertimbangan teknis pertanahan sebanyak 477 buah dengan total luasan tanah 656.836 m2
berupa:
a) Ijin klarifikasi tanah sebanyak 275 ijin dengan total luas tanah 355.167 m2;
b) Ijin Perubahan Penggunaan Tanah (IPPT) sebanyak 180 ijin dengan total luas tanah
57.213 m2;
c) Ijin lokasi sebanyak 11 ijin dengan total luas tanah 165.279 m2; dan
d) Ijin penetapan lokasi sebanyak 11 ijin dengan total luas tanah 79.177 m2.
Penerbitan ijin penggunaan tanah di Kabupaten Bantul setiap tahun mengalami
peningkatan. Kondisi ini dipengaruhi antara lain dengan adanya pertumbuhan penduduk
dan perkembangan wilayah sehingga masyarakat membutuhkan suatu area untuk
bermukim atau melaksanakan kegiatan usahanya
86
1
2
3
Uraian
Jumlah polisi pamong praja
Jumlah penduduk
Rasio jumlah polisi pamong praja per
10.000 penduduk
2009
2010
2011
2012
75
899.312
0,834
81
911.503
0,889
79
921.263
0,858
74
930.276
0,795
Berdasarkan tabel rasio di atas menunjukkan bahwa jumlah ketersediaan polisi pamong
praja di kabupaten Bantul masih kurang memadai.
Selain polisi pamong praja dalam memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
ada petugas Linmas. Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang
memiliki tugas umum pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam upaya
mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan
strata sosial yang interaktif. Ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan
masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban
masyarakat serta keamanan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 114.
87
Tabel 114
Jumlah Petugas Linmas Tahun 2009-2012
Tabel 115
Kelompok Binaan LPM Tahun 2009-2012
2. Legislatif
DPRD merupakan lembaga yang memegang kekuasaan legislatif pada tingkat daerah dan
juga merupakan mitra kerja pemerintah yang bertuas mengawasi jalannya pemerintahan.
Anggota DPRD merupakan perwakilan dari partai politik yang dipiih melalui pemilihan
umum. Berikut adalah Struktur dan karakteristik DPRD Kabupaten Bantul :
a. Supra Struktur dan Infrastruktur Politik
1. Supra Struktur Politik
a). Jumlah Anggota DPRD 45 orang
b). Jumlah Fraksi DPRD
7 fraksi
c). Jumlah anggota per fraksi
1. PDIP
14 orang
2. Golkar
5 orang
3. PPP
4 orang
4. PAN
7 orang
5. PKS
5 orang
6. Karya Bangsa
5 orang
7. Partai Demokrat 5 orang
d). Jumlah anggota berdasarkan partai politik
1. PDIP
11 orang
2. Golkar
5 orang
3. PPP
4 orang
4. PAN
7 orang
5. PKS
5 orang
6. Partai Demokrat 5 orang
7. PKB
3 orang
8. PKPB
2 orang
9. Gerindra
3 orang
88
89
Tabel 116
Kelompok Binaan PKK Tahun 2009-2012
2009
No
Kecamatan
Jmlh
PKK
Jmlh
Kelom
pok
Binaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Sewon
Pandak
Pundong
Bantul
Sanden
Kretek
Sedayu
Dlingo
Jetis
Pajangan
Bambanglipuro
Piyungan
Srandakan
Banguntapan
Imogiri
Kasihan
Pleret
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
83
54
50
48
60
86
66
121
77
98
98
131
67
70
159
87
47
1.402
2010
Jmlh
PKK
Jmlh
Kelom
pok
Binaan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
103
142
86
88
101
78
102
99
127
112
116
166
124
133
160
94
95
1.926
2011
Jmlh
Kelom
Jmlh
pok
PKK
Binaa
n
1
103
1
142
1
86
1
88
1
101
1
78
1
102
1
99
1
127
1
112
1
116
1
166
1
124
1
133
1
160
1
94
1
95
17
1.926
Tabel 117
Jumlah Perpustakaan Tahun 2010-2012
2012
Jmlh
PKK
Jmlh
Kelom
pok
Binaan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
103
142
86
88
101
78
102
99
127
112
116
166
124
133
160
94
95
1.926
t. Perpustakaan
Peningkatan pelayanan perpustakaan dilakukan dengan pelayanan perpustakaan di
Kantor Perpustakaan dan layanan perpustakaan keliling. Layanan perpustakaan keliling
mencakup 17 kecamatan dan 75 desa yang ada di Kabupaten Bantul. Ada 102 titik lokasi
layanan keliling yang terdiri dari 18 titik lokasi layanan peminjaman di tempat dan ada 84
titik lokasi layanan peminjaman paket buku. Pelayanan perpustakaan keliling didukung oleh
12 unit armada, terdiri dari tujuh unit mobil roda empat dan lima unit sepeda motor roda tiga.
Pelaksanaan perpustakaan keliling setiap hari Senin sampai dengan Kamis, dengan sasaran
keliling meliputi perpustakaan masjid, perpustakaan pondok pesantren, perpustakaan
komunitas masayarakat, perpustakaan desa dan perpustakaan khusus (dinas/instansi). Dari
semua unit armada yang ada, tiga unit armada di antaranya sudah menerapkan IT dengan
sistem automasi perpustakaan.
Koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul yang
ada saat ini sebanyak 47.707 buku dengan jumlah judul bahan koleksi yang tersedia
sebanyak 22.781 judul. Pada tahun 2012 jumlah pengunjung perpustakaan daerah
berjumlah 108.432 orang. Adapun pengunjung tersebut terdiri dari pelajar/mahasiswa,
pegawai negeri sipil/karyawan, maupun masyarakat umum. Dengan adanya peningkatan
pelayanan perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan pula minat baca masyarakat.
Pada tabel berikut disajikan data mengenai jumlah perpustakaan dan jumlah pengunjung
di perpustakaan Tahun 2012 (Tabel 117-118).
90
Tabel 118
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009-2012
Jenis ikan yang dominan dibudidayakan adalah lele, nila dan gurami. Lele paling banyak
dibudidayakan karena memiliki umur panen relatif lebih cepat, padat tebarnya lebih banyak,
dan lebih tahan terhadap penyakit.
Pengembangan budidaya perikanan juga didukung dengan pengembangan benih ikan
melalui empat Balai Benih Ikan (BBI) yakni BBI Barongan, Sanden, Gesikan, dan Krapyak, dan
91
melalui Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Produksi benih yang dihasilkan pada tahun 2011 dan
2012 disajikan pada Tabel 120.
Tabel 120
Produksi Benih Ikan dari UPR dan BBI Tahun 2010-2012
No.
Komoditas
Tahun
2011
2012
Ket.
Produksi perikanan tangkap juga dikembangkan di Kabupaten Bantul, pada tahun 2012
meningkat sebesar 15,92% dibanding tahun 2011. Peningkatan juga terjadi pada jumlah
nelayan sebesar 17,66%, jumlah KUB sebesar 45%, jumlah perahu motor tempel sebesar 2,25%
dan jumlah kapal motor 28,57%. (Tabel 118). Peningkatan produksi tersebut didukung dengan
adanya fasilitasi berupa bantuan kapal 30 GT kepada nelayan, pelatihan operasional kapal,
termasuk pemetaan fishing ground berupa informasi titik-titik lokasi yang berpotensi untuk
penangkapan ikan sebanyak 70 titik untuk memudahkan nelayan dalam mencari ikan.
Tabel 121
Perkembangan Sarpras Perikanan pada Tahun 2010-2012
Tabel 123
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah,
Cabai Merah, Cabai Rawit, Kacang Panjang dan Jamur Tahun 2011-2012
No.
1
2
3
4
92
Komoditas
Luas Panen
Produktivitas (GKG)
Produksi (GKG )
Produksi beras
Tahun
2011
Padi Sawah
31.047
63,53
197.241,59
124.656,68
2012
30.064
68,17
204.959
128.591,28
Ket.
ha
ku/ha
ton
ton
93
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah, Cabai Merah, Cabai Rawit, Kacang
Panjang dan Jamur Tahun 2011-2012 .Beberapa komoditas perkebunan juga menjadi andalan di
Kabupaten Bantul. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terjadi kenaikan
produksi komoditas tembakau rakyat (15,45%), kelapa (18,55%), mete (17,72%), dan tebu
(20,42%) dibandingkan tahun 2011. Peningkatan produksi komoditas perkebunan, sangat
didukung kondisi cuaca. Curah hujan yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan produksi hasil
perkebunan. Penurunan produksi terjadi pada komoditas tembakau virgina sebesar 314,58%
yang disebabkan bergesernya minat masyarakat dalam budidaya tembakau.
Tabel 124
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tembakau, Mete, Tebu, dan Kelapa Tahun 2011-2012
Pada tahun 2012 terjadi kenaikan produksi daging, telur, dan susu dibanding tahun 2011,
masing-masing sebesar 8,90% untuk daging, 7,78% untuk telur, dan 16,06% untuk produksi
susu. Peningkatan produksi hasil peternakan dilakukan antara lain melalui: pembibitan dan
perawatan ternak, pengawasan mutu pakan ternak, bimbingan dan pemberdayaan kelompok,
dan peningkatan mutu genetic sapi.
c. Kehutanan
1. Lahan Kritis
Pada tahun 2012 lahan sangat kritis telah meningkat menjadi lahan potensial kritis
sebesar 100%. Untuk lahan kritis turun sebesar 3,48%, sedangkan lahan potensial kritis
mengalami kenaikan sebesar 158,52% dibanding tahun 2011.
Tabel 126
Luas Lahan Kritis Tahun 2011-2012
2. Penghijauan
Pengadaan bibit untuk penghijauan lingkungan tahun 2012 sebanyak 6.678 batang yang
terdiri dari beberapa jenis tanaman, antara lain bibit glodogan tiang, mangga, rambutan,
klengkeng, jati, karet, sengon, durian, kepel, nyamplung, trembesi, ketapang, keben, tanjung,
jati APB, kenari, cemara, kaliandra, sawo, dan mahoni. Bibit-bibit tersebut diberikan kepada
masyarakat dan kelompok masyarakat yang memerlukan untuk ditanam.
Tabel 127
Pengadaan Bibit Jati dan Buah Tahun 2012
2.085
2.610
2.340
2.865
2.150
2.675
4.175
4.700
1.050
2.625
Sumber: Dipertahut, 2013
Produksi komoditas peternakan daging terdiri dari daging sapi, kuda, kambing/domba,
ayam, dan itik. Produksi telur terdiri dari telur ayam buras, ayam ras petelur, dan itik, sedangkan
produksi susu berasal dari sapi perah seperti terlihat pada Tabel 125.
Tabel 125
Produksi Daging, Telur, dan Susu Tahun 2011-2012
94
3.150
95
Tabel 131
Prasarana Wisata Tahun 2010-2012
Berkaitan dengan energi baru terbarukan (EBT), peranan sumber energi ini makin tinggi
seiring disahkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang
menempatkan sumber EBT sebagai energi prioritas. Menurut pengelompokannya, EBT terdiri
dari panas bumi, bioenergi, hidro, sinar matahari, angin, dan samudra. Pemerintah Kabupaten
Bantul dalam RPJMD Tahun 2011-2015 telah menetapkan salah satu strategi pengembangan
Iptek adalah pengembangan teknologi EBT. Adapun jenis potensi EBT dan lokasinya bisa dilihat
pada Tabel 129.
Tabel 129
Potensi Energi Baru Terbarukan
f. Industri
Secara umum industri yang terdapat di Kabupaten Bantul merupakan industri kecil,
sedangkan untuk industri besar jumlahnya tidak banyak. Perkembangan Industri Kecil
Menengah di Kabupaten Bantul tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 132.
Tabel 132
Perkembangan Industri Kecil Menengah Tahun 2011-2012
Sumber: Bappeda dan BLH, 2013
e. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis di Kabupaten Bantul. Selain sebagai
lokomotif penggerak peningkatan perekonomian masyarakat, sektor ini juga memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten
Bantul pada tahun 2012 mencapai 2.356.578 orang, meningkat 35,40% dari tahun 2011
sebanyak 1.740.417 orang.
Sedangkan dari sisi kontribusi PAD mencapai Rp8.306.795.116,00, meningkat 57,05% dari
perolehan tahun 2011 sebesar Rp5.289.407.718,00. Peningkatan tersebut di atas selain
didukung oleh keanekaragaman obyek wisata yang meliputi obyek wisata alam,
budaya/religius, dan minat khusus/buatan, juga didukung oleh pengembangan desa-desa
wisata sebagai alternative tourism di Kabupaten Bantul, sehingga dapat memberikan pilihanpilihan destinasi wisata bagi wisatawan.
Tabel 130
Potensi Pariwisata Tahun 2010-2012
Tahun
No.
Uraian
1
2
3
4
5
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Nilai Produksi (Rp 000000ribuan)
Nilai Tambah (Rp ribuan)
Nilai Investasi (Rp ribuan)
2011
18.158
81.805
800.105.100
509.266.780
488.715.800
2012
18.235
81.938
800.295.400
509.495.600
488.862.200
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa unit usaha, tenaga kerja nilai produksi dan nilai
investasi pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding pada tahun 2011.
g. Perdagangan
Potensi perdagangan di Kabupaten Bantul diprioritaskan pada pengembangan pasar
tradisional. Pada tahun 2012 terdapat 29 pasar desa, 27 pasar kabupaten, dan satu pasar seni.
Potensi pasar kabupaten yang cukup memadai untuk menuju pasar tradisional yang modern ada
empat yaitu pasar Bantul, pasar Imogiri, pasar Niten, dan pasar Piyungan.
Perdagangan diarahkan untuk mengembangkan negara tujuan ekspor, meningkatkan
keuntungan, dan agar dapat langsung berhubungan dengan buyer. Pada tahun 2012, nilai ekspor
mencapai US$44.582.627,05 dibanding tahun 2011 yang mencapai US$41.570.984,00
sebagaimana terlihat dalam Tabel 133.
Tabel 133
Perkembangan Ekspor Tahun 2011-2012
96
97
h. Transmigrasi
Penyelenggaraan urusan Transmigrasi sebagai suatu pendekatan untuk mencapai tujuan
kesejahteraan, pemerataan pembangunan daerah, serta perekat persatuan dan kesatuan
bangsa. Pelaksanaan transmigrasi di Kabupaten Bantul sampai saat ini masih tergantung pada
kuota dari Pusat.
Untuk penempatan transmigran tahun 2012 ditargetkan sebanyak 100 KK. Dalam
realisasinya menempatkan sebanyak 80 KK, lebih banyak lima KK dibandingkan tahun 2011
sebanyak 75 KK. Hal itu disebabkan karena Pemerintah Pusat hanya memberikan quota
sebanyak 90 KK. Selanjutnya karena lokasi tujuan/lahan sampai dengan akhir Desember belum
siap untuk ditempati maka penempatan di Sumatera Barat yang direncanakan untuk 10 KK batal
dilaksanakan.
Tabel 134
Penempatan Transmigran Tahun 2012
BAB VII
DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai
dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah
satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan
daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
VII.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Produktivitas Total Daerah
Produktifitas daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per
angkatan kerja yang menunjukkan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam mendorong
ekonomi daerah per sektor. Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing
daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi
pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiplier
effect bagi peningkatan daya saing daerah.
Tabel 135
Produktivitas Per Sektor
2010
No.
Sektor
PDRB
Jumlah Angkatan Kerja
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel &
Restoran
9 Pengangkutan & Komunikasi
10 Keuangan, Sewa, & Jasa
Perusahaan
11 Jasa-jasa
1
2
3
4
5
6
7
8
(Rp)
2011
%
3.967.928
481.420
93.3260
36.525
647.939
36.289
454.480
789.789
100
(Rp)
23,52
0,92
16,33
0,91
11,45
19,90
4.177.204
505.786
920.457
38.782
690.977
37.969
486.930
839.997
287.236
252.015
7,24
6,35
530.397
13,37
2012
%
100
(Rp)
22,04
0,93
16,54
0,91
11,66
20,11
4.400.313
581.785
957.730
39.568
701.762
40.373
511.749
893.854
100
21,77
0,90
15,95
0,92
11,63
20,32
311.285
279.556
7,45
6,69
333.688
305.347
7,59
6,94
571.248
13,68
614.888
13,98
Produktifitas total daerah dapat diketahui dengan menghitung produktifitas daerah per
sektor (9 sektor) yang merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah angkatan
kerja dalam sektor yang bersangkutan.
b.
98
99
1.395.722.560.577,00
1.337.731.870.963,00
1.337.566.093.259,00
Tabel 137
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2010 s.d Tahun 2014
JUMLAH
No
1.180.547.112.432,41
8.840.427.930,00
27.889.027.930,00
15.437.520.000,00
2.1.
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
986.866.902.363,07
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
18.395.631.000,00
15.437.520.000,00
205.719.691.000,00
141.403.889.400,00
205.719.691.000,00
138.429.422.694,00
243.734.530.400,00
64.463.325.000,00
12.144.280.000,00
62.705.636.000,00
64.463.325.000,00
17.169.480.000,00
42.558.702.674,00
53.144.140.000,00
854.810.634,00
53.306.341.974,00
279.023.443.930,00
854.810.634.000,00
47.196.880.000,00
244.142.833.330,00
768.034.584.000,00
63.281.450.000,00
285.620.536.000,00
573.512.337.000,00
60.565.500.000,00
216.553.236.368,00
625.060.827.000,00
45.919.200.000,00
334.527.406.400,00
929.692.329.208,00
21.575.353.234,00
923.582.867.234,00
21.575.353.234,00
885.352.411.354,00
54.036.377.354,00
1.2
Dana Perimbangan
1.2.1 Bagi Hasil Pajak & Bukan
Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
1.3
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
1.3.1 Pendapatan Hibah
1.3.2 Bagi Hasil Pajak dr Propinsi
atau Pemda Lainnya
1.3.3 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
1.3.4 Bantuan Keuangan dr
Propinsi atau Pemda Lainnya
PENDAPATAN DAERAH
(1.1 +1.2+1.3)
688.676.566.702,00
54.598.729.702,00
717.123.249.859,00
46.143.222.859,00
85.098.271.500,00
77.362.065.000,00
86.045.431.820,99
41.692.495.183,49
68.738.330.385,16
187.006.787.438,90
64.946.200.000,00
27.044.860.392,00
9.917.455.546,90
170.006.170.399,00
59.042.000.000,00
24.586.236.720,00
9.015.868.679,00
166.593.145.905,00
51.768.352.231,00
20.595.098.751,00
8.184.263.102,01
81.637.099.293,07
16.541.249.955,00
15.978.422.097,00
7.424.932.057,58
128.896.456.173,41
35.068.591.776,50
17.798.603.458,00
7.290.930.553,75
Proyeksi
Tahun 2014***
Target
Tahun 2013**
Realisasi
Tahun 2012*
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
No
Uraian
Realisasi
Tahun 2010
Realisasi
Tahun 2011
JUMLAH
Tabel 136
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2010 s.d tahun 2014
100
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2012, bahwa belanja daerah dibagi menurut kelompok belanja yang terdiri dari :
1. Belanja tidak langsung, yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait dengan pelaksanaan
program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
2. Belanja langsung, yaitu belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dengan arah peningkatan proporsi belanja publik yang didukung oleh
efektivitas dan efisiensi belanja aparatur, yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang
dan jasa, belanja modal.
Selama kurun waktu tahun 2010-2014 porsi terbesar dari alokasi belanja daerah masih
didominasi belanja gaji pegawai, yaitu 60%-70% dari total belanja daerah. Hal ini tidak terlepas
dari adanya kenaikan gaji pegawai di mana kebutuhan gaji pegawai selalu mengalami kenaikan
akibat adanya kebijakan kenaikan gaji PNS, sementara kenaikan kebutuhan tersebut tidak
seimbang atau tidak signifikan dengan penambahan jumlah DAU yang diterima oleh daerah.
Uraian
Realisasi
Tahun 2010
Realisasi
Tahun 2011
Realisasi
Tahun 2012*
Anggaran
Tahun 2013**
Proyeksi
Tahun 2014***
725.484.515.717,49
640.523.590.297,00
65.234.566,49
17.408.153.945,00
32.612.761.782,00
1.776.309.327,00
817.126.901.965,97
723.599.430.041,00
51.506.911,97
23.888.751.500,00
36.168.122.552,00
1.906.274.600,00
885.971.127.287,48
818.671.801.730,00
37.873.282,48
14.952.495.000,00
6.895.326.112,00
1.949.182.600,00
920.524.996.390,00
816.967.660.335,00
51.506.900,00
28.468.250.000,00
24.651.500.000,00
1.949.182.600,00
944.225.953.445,00
869.224.729.935,00
10.500.000,00
29.751.529.000,00
30.446.501.000,00
43.254.230.563,00
39.335.571.500,00
43.269.128.650,00
3.346.936.800,00
1.066.315.361,00
210.218.000,00
9.101.325.055,00
3.000.000.000,00
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Belanja RSUD
TOTAL BELANJA
SURPLUS/DEFISIT
286.872.331.518,00
49.299.564.106,00
114.323.486.938,00
123.249.280.474,00
334.759.050.362,00
63.518.010.058,00
151.824.010.095,00
119.417.030.209,00
396.907.256.009,00
75.488.327.565,00
181.312.175.634,00
140.106.752.810,00
434.649.643.573,00
84.866.328.670,00
202.986.345.551,00
146.796.969.352,00
533.469.069.132,00
1.012.356.847.235,49
1.151.885.952.327,97
18.720.194.000,00
7.857.300.000,00
2.144.100.860,00
503.469.069.132,00
30.000.000.000,00
1.282.878.383.296,48 1.355.174.639.963,00 1.477.695.022.577,00
( 81.972.462.000,00)
101
a.
c.
d.
Penataan wilayah
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Permasalahan penataan ruang di Kabupaten Bantul
saat ini adalah meningkatnya alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bantul
merupakan bagian pengembangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang mendorong
masuknya kegiatan investasi di berbagai sektor.
e.
Fasilitas Ibadah
Sarana tempat ibadah di Kabupaten Bantul meliputi: masjid, gereja, danpura. Mayoritas
penduduk Bantul beragama Islam, karena itu persebaran tempat ibadah masjid di masingmasing kecamatan hampir merata. Tempat ibadah gereja juga tersebar di masing-masing
kecamatan. Di samping itu sudah terdapat pura 33 unit dan vihara 2 unit, namun untuk
fasilitas klenteng masih belum ada.
f.
g.
Fasilitas Listrik
Berdasarkan data berbasis dusun, semua dusun (933 dusun) telah terlayani listrik.
Namun, belum seluruh rumah dalam satu dusun terjangkau oleh pelayanan listrik, hal ini
disebabkan oleh letak geografis rumah tersebut jauh dari jaringan listrik. Di samping itu,
perhitungan berdasarkan jumlah kepala keluarga (KK) belum mencerminkan jangkauan
pelayanan listrik, hal ini dikarenakan dalam satu rumah/pelanggan bisa dihuni oleh lebih
dari satu KK.
Tabel 138
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Jumlah orang yang terangkut angkutan umum semakin berkurang karena sebagian besar
telah memiliki kendaraan pribadi sebagai akibat adanya kemudahan fasilitas kredit
kepemilikan kendaraan.
b.
Uraian
Usaha restoran golongan tertinggi
Usaha restoran golongan menengah
Usaha restoran golongan terendah
Usaha rumah makan kelas A
Usaha rumah makan kelas B
Usaha rumah makan kelas C
Usaha rumah makan kelas D
Usaha rumah makan kelas
Jenis Usaha Restoran
Jenis Usaha Rumah Makan
JUMLAH
2011
Jmlh
kursi
820
312
181
12
-
Jmlh
usaha
5
1
2
-
Jmlh
kursi
108
16
23
-
Jmlh
usaha
4
10
8
4
-
Jmlh
kursi
445
418
210
-
21
1.325
147
26
1.073
Tabel 140
Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel
Sumber: Disbudpar,2013
102
2012
Jmlh
usaha
5
8
7
1
-
103
difokuskan pada peningkatan iklim investasi dan promosi investasi. Jika proses investasi
berlangsung baik maka perekonomian akan tumbuh dengan baik selama proses investasi
tersebut menghasilkan output yang efisien.
Selain investasi dari pihak ketiga, peningkatan investasi masyarakat dalam bentuk
swadaya ikut berperan dalam membangun daerahnya masing-masing yang secara langsung
maupun tidak langsung memberikan pengaruh terhadap perkembangan perekonomian
daerah. Dengan melihat kecenderungan perkembangan ekonomi masyarakat yang terkait
dengan kemampuan masyarakat dalam berinvestasi, maka diperkirakan laju pertumbuhan
investasi masyarakat akan setara dengan laju pertumbuhan PDRB.
b.
x 10.000
4,71
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa angka kriminalitas di Kabupaten Bantul tahun
2012 cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2011. Peningkatan
angka kriminalitas ini disebabkan meningkatnya jenis kriminal Narkoba, kejahatan
seksual, pencurian dan penipuan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pencegahan untuk
meminimalisir tindak kriminal.
2. Jumlah Demonstrasi
Salah satu yang harus dikendalikan dalam mendukung iklim investasi yang
kondusif adalah demonstrasi/unjuk rasa. Demonstrasi atau unjuk rasa adalah sebuah
gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya
dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut.
104
Tabel 142
Jumlah Demonstrasi
105
Tabel 143
Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2008-2012
Tabel 145
Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Pegawai
106
107
BAB VIII
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
Fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini semakin memperburuk kondisi kehidupan
masyarakat, keadaan ini menjadi perhatian serius pemerintah. Berdasarkan pengalaman dan data
yang ada serta hasil monitoring oleh instansi terkait, potensi bencana yang diperkirakan terjadi di
wilayah Kabupaten Bantul seperti pada Tabel berikut
Tabel 148
Potensi Bencana
Tabel 146
Kejadian Bencana Alam Tahun 2012
Tabel 147
Jumlah Kejadian Bencana Yang Terjadi Menurut Jenis Bencana Tahun 2012
108
109
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Pada tahun 2010 telah dilakukan kajian resiko tanah longsor di tiga desa rintisan yakni
Desa Wukirsari (Kecamatan Imogiri), Desa Srimartani (Kecamatan Piyungan), dan Desa
Wonolelo (Kecamatan Pleret), dilanjutkan dengan kegiatan relokasi dengan sumber dana
dari Java Reconstruction Fund (JRF). Sedangkan pada tahun 2011, Pemerintah Kabupaten
Bantul bekerjasama dengan Global Facility Disaster Reduction Recovery (GFDRR) dari
Bank Dunia melakukan kajian risiko tanah longsor di delapan lokasi di wilayah Kabupaten
Bantul, yaitu di Desa Seloharjo (Kecamatan Pundong), Desa Selopamioro (Kecamatan
Imogiri), Desa Karangtengah (Kecamatan Imogiri), Desa Girirejo (Kecamatan Imogiri),
Desa Sriharjo (Kecamatan Imogiri), Desa Mangunan (Kecamatan Dlingo), Desa Muntuk
(Kecamatan Dlingo), dan Desa Srimulyo (Kecamatan Piyungan) untuk rencana tindak
lanjut mitigasi tanah longsor.
Di tahun 2012 mengadakan pelatihan bagi anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana
(FPRB) se Kabupaten Bantul yang diikuti oleh perwakilan masing masing desa/
kelurahan.
Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menjadi desa tangguh dan desa siaga bencana
(desa Wonolelo di Kecamatan Pleret, desa Mulyodadi di Kecamatan Bambanglipuro, desa
Gadingsari di Kecamatan Sanden, dan Desa Poncosari di Kecamatan Srandakan).
Sosialisasi tentang peraturan perundangan kebencanaan dan daerah rawan bencana di 17
kecamatan.
Penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana yang dibiayai oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berisikan tentang kajian potensi
bencana di wilayah Kabupaten Bantul beserta potensi-potensi yang dimiliki, dan rencanarencana strategis yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan.
Penambahan sarana dan prasarana pendukung kegiatan penanggulangan bencana.
Di tahun 2012 juga telah diselenggarakan gladi Posko penanggulangan bencana banjir
dan angin ribut yang diikuti oleh SKPD terkait, rumah sakit, TNI/POLRI, LSM/NGO,
Kecamatan Imogiri, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan
Kasihan.
b. Saat Bencana
Saat bencana kegiatan yang dilaksanakan yaitu tanggap darurat yang menitikberatkan
pada upaya pengerahan seluruh potensi penanggulangan bencana alam guna mencari,
menolong, dan menyelamatkan korban bencana serta melakukan assessment atau kaji cepat
sebagai acuan dalam memberikan pelayanan bantuan darurat secara cepat, tepat, dan
terkoordinir.
c. Pasca Bencana
Pasca bencana kegiatan yang dilaksanakan mencakup rehabilitasi fisik, sosial, dan
pemberdayaan. Rehabilitasi fisik dititikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan fisik
(seperti tempat tinggal). Rehabilitasi sosial dititikberatkan pada upaya pemulihan kembali
kondisi korban seperti semula atau lebih baik lagi dibanding sebelum bencana. Langkah
pemberdayaan dititikberatkan pada upaya peningkatan kemampuan atau keterampilan dalam
bidang usaha ekonomi produktif agar fungsi ekonomi keluarga korban dapat dipulihkan
kembali.
d. Rehabilitasi
Dalam fase pasca bencana di tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Bantul telah
melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam bentuk pembangunan fisik
110
111
BAB IX
PENUTUP
Penyusunan Database Profil Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013 merupakan sumber data/bank
data yang dapat digunakan untuk kebutuhan perencanaan dan penyusunan kebijakan serta
memudahkan koordinasi pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program pembangunan di Kabupaten
Bantul secara terpadu.
Dalam proses pembuatan buku ini tim penyusun telah berusaha dengan sebaik-baiknya namun
disadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan masukan saran dan kritikan dalam
upaya penyempurnaan penyusunan Database Profil Daerah Kabupaten Bantul untuk tahun-tahun
berikutnya dan dapat mengembangkan sistem informasi pengelolaan database profil daerah yang lebih
baik dan akurat.
Dokumen ini diharapkan menjadi media komunikasi secara berkelanjutan antar semua pelaku
pembangunan dan sebagai media informasi mengenai Database Profil Daerah mencakup seluruh wilayah
Kabupaten Bantul.
LAMPIRAN
112
1. PENDIDIKAN
Tabel 149
Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2012
Tabel 153
Persentase Kelulusan Ujian Nasional Tahun 2008 - 2012 (dalam %)
SD
SMP
SMA
2008
99,57
91,21
95,88
2009
99,98
93,14
97,18
2010
99,98
93,62
98,70
2011
99,99
99,16
99,70
2012
99,99
99,66
99,75
115
116
Database Profil Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013
Database Profil Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013
117
KASIHAN
PAJANGAN
SEDAYU
15
16
17
3,90
SEWON
14
44
PLERET
PIYUNGAN
BANGUNTAPAN
11
12
13
Sumber: Dinkes,2013
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
DLINGO
10
13,88
IMOGIRI
JETIS
8
9
BANTUL
7
32,00
2,43
14,70
13,88
12,12
j
3,44
13,20
0
0
7
0
0
0
0
1
0
0
5
4
0
0
5
0
0
1
0
0
0
0
16
0
0
0
5
3
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak I
Pandak II
Bantul I
Bantul II
Jetis I
Jetis II
Imogiri I
Imogiri II
Dlingo I
Dlingo II
Pleret
Piyungan
Banguntapan I
Banguntapan II
Banguntapan III
Sewon I
Sewon II
Kasihan I
Kasihan II
Pajangan
Sedayu I
Sedayu II
%
SRANDAKAN
SANDEN
KRETEK
PUNDONG
BAMBANGLIPURO
PANDAK
JUMLAH
PRATAMA
1
2
3
4
5
6
PUSKESMAS
1
KECAMATAN
NO
0
13
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
356
JUMLAH
14
44
63
53
55
45
26
25
29
33
39
36
33
45
28
34
52
74
41
40
24
43
52
50
36
60
31
31,59
MADYA
27
15
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
JUMLAH
61,36
13
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
36
PURNAMA
POSYANDU
38,63
33,33
20,75
34,00
6,66
15,30
60,00
13,79
15,15
25,64
19,44
72,72
6,66
10,71
0,00
25,00
39,18
9,75
15,00
37,50
0,00
11,53
8,00
36,11
31,66
12,90
0,00
100,00
100
11
%
17
21
11
17
3
4
15
4
5
10
7
24
3
3
0
14
29
4
6
9
0
6
4
13
19
4
0
10
JUMLAH
MANDIRI
1.127
44
63
53
55
45
26
25
29
33
39
36
33
45
28
34
52
74
41
40
24
43
52
50
36
60
31
36
12
JUMLAH
1.127
100,00
14
JUMLAH
44
63
53
55
45
26
25
29
33
39
36
33
45
28
34
52
74
41
40
24
43
52
50
36
60
31
36
13
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
15
POSYANDU
AKTIF
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
JUMLAH
Tabel 155
Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun 2012
118
119
Tabel 162
Data 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2012
19.643
12.063
7.845
6.018
4.773
4.096
3.885
3.873
3.482
2.835
120
121
122
123
124
125
126
127
12.907
17.515
15.869
15.743
9.334
7. STATISTIK
12.292
12.180
12.036
13.935
15.689
14.164
12.403
17.944
17.835
15.644
15.373
13.561
13.322
10.664
9.828
9.806
9.248
6.424
6.055
8.591
7.543
6.943
7.895
11.340
12.583
9.878
8.066
10.107
11.113
6.958
5.625
11.224
10.560
7.898
7.270
16.059
17.311
14.270
14.333
14.394
15.866
12.397
12.280
10.284
11.116
10.639
9.662
19.141
21.504
15.381
11.680
27.874
28.276
26.661
26.067
18.085
26.680
15.766
24.329
25.936
18.271
21.636
Tabel 170
Jumlah Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012
22.764
Tabel 171
Program PNMD-MPd Tahun 2012
Tabel 172
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 - 2012
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000
2008
No
Sektor
Pertanian
Pertambangan &
2009
2010
2011
2012*
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
21,40
24,33
20,94
24,32
20,21
23,52
19,88
22,04
20,15
21,77
0,97
0,99
0,93
0,95
0,94
0,92
0,93
0,93
0,87
0,90
Penggalian
3
Industri Pengolahan
18,75
16,48
18,75
16,16
19,28
16,33
19,73
16,54
19,61
15,95
1,13
0,88
1,21
0,91
1,19
0,91
1,14
0,91
1,10
0,92
Bersih
5
Konstruksi
12,83
12,08
12,13
11,49
12,16
11,45
11,95
11,66
11,26
11,63
19,41
17,85
19,76
17,66
19,90
17,82
20,11
18,25
20,32
Pengangkutan &
6,87
6,88
6,88
7,09
6,87
7,24
6,85
7,45
6,85
7,59
6,19
5,88
6,47
6,11
6,78
6,35
6,92
6,69
6,99
6,94
14,48
13,07
14,86
13,21
14,90
13,37
14,79
13,68
14,91
13,98
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Restoran
Komunikasi
Jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa
PDRB
5.
Tabel 173
Desa Pesisir Tahun 2012
128
129
Tabel 174
Kegiatan Restocking dan Bantuan Benih 2012
9. PERTANIAN
Tabel 177
Sekolah Lapangan dan SRI Tahun 2010-2012
Tabel 178
Populasi Ternak Tahun 2010-2012
Tabel 175
Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Usaha
Tahun 2010-2012
Tabel 179
Kejadian Penyakit Avian Influenza Tahun 2010-2012
Tabel 176
Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2010-2012
Tabel 180
Data Pengguna Straw dan Kelahiran Inseminasi Buatan Tahun 2010-2012
130
131
Tabel 181
Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2012
Tabel 183
Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Seed Center Tahun 2010-2012
Tabel 184
Stimulasi Pestisida kepada Masyarakat Tahun 2010-2012
Tabel 185
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pisang,
Rambutan dan Mangga Tahun 2010-2012
Tabel 182
Daftar Kelompok Penangkaran Benih Bawang Merah Tahun 2012
Tabel 186
Bantuan Benih ke Masyarakat Tahun 2010-2012
132
133
10. KEHUTANAN
12. PARIWISATA
Tabel 189
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tahun 2012
Tabel 187
Hasil Produksi Hutan tahun 2010-2012
m3
428,000
24,200
550,000
60,000
340,800
80,400
134
135
51.768.352.231,50
823.428.554,00
2.855.070.517,40
440.593.360,00
2.718.571.111,00
16.460.816.329,00
70.833.088,40
446.594.700,00
2.100.000,00
27.746.383.080,70
203.961.491,00
20.595.098.751,00
8.294.966.776,00
4.391.334.450,00
461.312.970,00
8.270.000,00
17.970.000,00
1.898.948.930,00
563.184.280,00
14.785.000,00
939.161.146,00
10.118.380.850,00
1.815.668.300,00
35.171.450,00
69.840.000,00
117.023.100,00
8.080.678.000,00
2.181.751.125,00
1.233.771.839,00
893.385.536,00
1.700.000,00
52.893.750,00
-
136