Anda di halaman 1dari 20

Bicara sepak bola, orang lebih banyak membahas soal pemain.

Padahal ada satu hal yang


amat penting, tapi jarang diperhatikan
membuat lapangan sepak bola adalah suatu sarana olah raga yang identik dengan rumput
yang mengampar luas, tetapi sejenak marilah sedikit kita lihat lebih dekat mengenai lapangan
sepak bola
Dan berikut adalah hal hal yang berkaitan dengan lapangan sepak bola:
A.

Ukuran lapangan sepak bola

1.

Ukuran lapangan standar aturan internasional

2.

Ukuran lapangan tidak standar,

3.

Ukuran lapangan berdasarkan usia

C. Material Rumput lapangan sepak bola

1. Rumput golf/ bermuda/ jepang (Cynodon dactylon)


2. Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach)
3. Rumput gajah paitan (oxonopus compresius)
4. Rumput embun (polytrias amaura)
5. Rumput Zoysiajaponica

C. Drainase lapangan sepak bola

1. Adalah sistim pengaturan peresapan air dengan tujuan agar lapangan sebagai sarana
olah raga sepak bola tetap berfungsi
2. Perhitungan volume penyerapan air dengan baik dan cepat adalah kunci agar lapangan
tidak becek saat digunakan untuk bermain
3. Drainase perlu mempertimbangkan media agar dapat tetap berfungsi dengan baik
supaya tanaman rumput bisa tumbuh dengan baik
Syarat Membangun Lapangan Sepak bola
Syarat syarat standar lapangan sepak bola sebenarnya banyak sekali, tetapi syarat utama
lapangan sepak bola dapat digunakan adalah kerataannya, kerataan berkaitan dengan bola
yang menggelinding dengan baik
Prasarana lapangan sepak bola
Adalah perlengkapan lapangan sepak bola untuk dapat dipergunakan untuk pertandingan
1. Gawang
2. Garis pembatas
3. Titik tengah
4. Titik pinalti
Instalasi air

1. Adalah hal vital dalam pembangunan lapangan sepak bola, dapat dibuat secara
manual dan automaticly

2.

Diperlukan pemasangan instalasi air yang materialnya adalah paralon air khusus
untuk menyalurkan air bertekanan

3. Sumber air yang volumenya harus diperhitungkan dengan cermat


4. Pompa air khusus yang sesuai spesifikasi tekanannya dengan keperluan air untuk
penyiraman lapangan sepak bola
5. Valve, springkle, nozle adalah peralatan yang diperukan untuk penyiraman agar
rumput yang sudah terpasang di lapangan bola dapat tersirami dengan cepat merata
6. Terminal pengoperasian penyiraman, baik yang manual maupun otomatis
RUMPUT SEBAGAI MATERIAL UTAMA MEMBANGUN LAPANGAN SEPAK
BOLA
sepak bola yang datang ke stadion ataupun yang menyaksikan melalui televisi kerap kecewa
dengan kualitas lapangan. Warna rumput yang kekuningan dan tidak merata menyebabkan
permainan para pesepak bola tak maksimal, bahkan tak jarang rumput di beberapa sudut mati
dan menjadikan lapangan gundul. Akibatnya, laga indah yang didambakan tak terlihat.
Pemilik stadion, pemerintah daerah, atau klub bisa saja menggantinya dengan jenis rumput
yang sesuai. Bukan dengan jenis Kentucky Bluegrass dan Tall Fescue yang digunakan
stadion-stadion sepak bola Eropa, karena hanya cocok di wilayah dingin, melainkan bisa
menggunakan jenis Kikuyu grass seperti yang digunakan di Piala Dunia Afrika Selatan. Jenis
itu bisa tumbuh di daerah panas
PERAWATAN LAPANGAN SEPAK BOLA

Perawatan stadion pun menjadi sorotan. Padahal, bukan itu permasalahan sebenarnya.
Pemilihan rumput yang salah adalah penyebabnya. Hampir semua stadion sepak bola di
Indonesia menggunakan jenis rumput bermuda (Cynodon dactylon), lantaran jenis itu hanya
cocok digunakan untuk lapangan golf. Pertumbuhannya yang cepat pada musim penghujan
memang menguntungkan
Salah satu kunci utama lapangan sepak bola dapat berfungsi dengan baik adalah perawatan,
adapun perawatan sepak bola diantaranya:

Pemangkasan rumput secara rutin


Diperlukan teknis pemangkasan khusus dan dilakukan dengan peralatan khusus, dan juga
oleh tenaga yang khusus juga
1. Pengendalian hama penyakit dan tanaman gulma,Terdapat hama dan penyakit
yang menyerang tanaman rumput, dan juga tumbuhnya rumput liar yang dapat
menyebabkan kontaminasi apabila tidak segera dilakukan pembasmian
2. Penyiraman rutin lapangan, Penyiraman lapangan dilakukan dengan serentak
menggunakan sistim instalasi air yang telah disiapkan
3. Airator, Adalah tindakan menormalkan sistim drainase lapangan sepak bola agar
dapat tetap berfungsi dengan baik, diperlukan mesin khusus untuk melakukan ini

DRAINASE
1 LATAR BELAKANG
Tatanan atau perencanaan suatu kawasan atau kota memerlukan perencanaan yang
matang, terutama dalam bidang penataan system drainase. Factor drainase dalam suatu
kawasan atau wilayah atau kota merupakan harga mati yang harus dikaji dengan serius.
Buruknya system drainase suatu wilayah atau kota merupakan atau bisa dikatakan
sebagai tabungan bencana dimasa yang akan dating, kasus genangan air, banjir adalah
beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan.
Oleh karena itu perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu
wilayah atau kawasan dengan sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau kota yang ideal
dapat terwujudkan.
Drainase sangatlah diperlukan dan sangat penting untuk kita ketahui. Dalam
perhitungan luas dan volum juga tidak kalah pentingnya karena dengan mengukur luas
drainase tersebut maka dapat memanfaatkan saluran drainase secara efesien dan tidak ada

yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebih kecil dari volume curah hujan maka akan
terjadi banjir dan jika saluran irigasi lebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi
pemborosan.
Fungsi dari drainase sangat berbeda dengan fungsi dari irigasi. Jika irigasi
menyalurkan air kemedia tanam maka drainase membuang air berlebih dari suatu media atau
lahan pertanian.
2 TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
a.

Mengetahui kegunaan drainase

b. Mencari besar debit air di suatu drainase


c.

Menghitung laju drainse

d. Menentukan ketetapan pengaliran subsurface flow.


3 MANFAAT
Manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan
mengerti fungsi drainase di bidang pertanian. Selain itu praktikan juga akan mengetahui
jenis-jenis drainase yang cocok untuk pertanian.
4 TINJAUAN PUSTAKA
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (flood protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai
air pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan
kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah tanah, sehingga dengan demikian drainase
dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.

Drainase permukaan
Suatu sistem pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air dipermukaan tanah hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.

2. Drainase bawah tanah.


Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Hal ini
dibuat untuk mengendalikan ketinggian muka air tanah. Drainase diperlukan untuk
mengalirkan air, baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang

sesingkat - singkatnya, sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan
kondisi tanah yaitu menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada
jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan persyaratan hidupnya.
Tingkat sistem drainase, yaitu :
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage
Desain kriteria harus sesuai dengan :
a.

Kebutuhan

b. Pertimbangan ekonomis
c.

Kondisi alam, meliputi :


1. Segi hidrologis.
2. Segi topografis.
3. Segi geologis.

1. Segi hidrologis.
Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas 3 5 hari berturut
turut dan harus habis mengalirkan air.
2. Segi Topografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis yang mempunyai
ketinggian yang berbeda. Sehingga selalu memungkinkan adanya beda tinggi yang akan
menyebabkan air tetap mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa
galian semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang
dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.
Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus
diusahakan kecil.
Rumus :
Q=F.V
V = K . R2/3 . I 1/2

I=
Jika I kecil maka V = kecil dan F = besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil tetapi lebar. Tetapi
dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi
sebagai berikut :
I = Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10-4
V= [0,5 0,6] m/s
Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi ada batas batas tertentu
untuk menghindari gesekan/keausan saluran.
3. Segi geologis.
Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase besar perlu
diadakan peninjauan geologi misalnya pada bidang mekanika tanah, terutama untuk
mendapatkan konstruksi pelengkap dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan hal
hal itu maka dalam merencanakan kita harus memperhatikan halhal sebagai berikut :
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam tanah dan besarnya
kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran drainase makin curam maka air yang mengalir
makin deras, sehingga makin cepat dinding saluran aus karena terkikis.
b. Kecepatan aliran air.
c.Drainase Modul.
Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan
menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan
per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari didrainase 3 hari dengan genangan,
menggunakan rumus:
Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan
Dimana :

Dn = R( n )T + n( IR ET P ) S

Dimana :
R = Jumlah hujan dari n hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay

P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module
Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air
pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
a) Jenis jenis drainase :
Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.
Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur.
Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. tersier drainage
2. secondary drainage

3. main drainage
4. sea drainage
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen

sampah

yang

kurang

baik

memberi

kontribusi

percepatan

pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase
menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan
terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh
penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti
oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa
bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampah dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke

drainase dapat dibuang

dengan cepat agar tidak mengendap


3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama

pembuangan sampah

sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.


4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki

konservasi

lingkungn.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan,
menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
a. Drainase Jalan Raya

Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan
dan luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface
drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar.
Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak
tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat
masuk dengan bebas. Drainase jalan raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari
sisi atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet
tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada
sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan
terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan
kea rah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak
lurus ,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus.
Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi
jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak
tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk
mengalirkan air dari saluran.
b. Drainase Lapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way
dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis
kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan
1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA.
Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera
dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran
terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.
c. Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi
genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan

0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara
keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
5 BAHAN DAN METODA
5.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Meteran

Penggaris 1 meter

Tali Plastik

Rambu ukur

5.2 METODA
Cara kerja adalah :

Ukur saluran drainase perbagian- bagian yang lurus

Catat hasil pengamatan

Jumlahkan data kesmua volume saluran yang telah diukur

Bandingkan dengan data curah hujan setempat


6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 HASIL
DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN
VOLUME PARIT

0,013069092
6.072272

6.2 PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilaksankan didapatkan hasil voloume saluran sebesar 6.072272
dan berdasarkan data curah hujan 10 tahun terakhir yang diperoleh dari
stasiun klimatologi Gunung Nago didapatkan volume curah hujan sebesar
0.013069092 . Dari hasil yang didapatkan tersebut terlihat jelas bahwa volume saluran lebih
besar dari pada volume curah hujan, dan bisa dikatakan bahwa saluran drainase tersebut
mampu untuk menampung curah hujan tersebut.

Jika pada suatu daerah memiliki kondisi perbandingan seperti ini, maka tidak akan
terjadi banjir pada daerah tersebut. Namun apabila untuk saluran pembuangan air berlebih
pada suatu lahan pertanian, pembuatan saluran tersebut bisa dikatakan boros. Karena jumlah
air yang dialirkan keluar dari saluran tersebut terlalu sedikit untuk ukuran saluran yang
kapasitasnya sebesar itu.
7 PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah saluran drainase ini
masik layak untuk digunakan karena tidak terjadi limpasan apabila terjjadi hujan dan
keadaannya secara keseluruhan cuukup baik.
7.2 SARAN
Saran pada praktikum pengukuran drainase ini adalah :
1. Pengukuran dilakukan dengan sebaik baiknya agar data lebih akurat
2. Pada jaringan drainase disarankan perawatannya lebih baik lagi,agar saluran tersebut dapat
berfungsi dengan optimal
3. untuk praktikum selanjutnya bisa di hitung juga debit agar dapat dilihat hubungannya dengan
debit.

DRAINASE
1 LATAR BELAKANG
Tatanan atau perencanaan suatu kawasan atau kota memerlukan perencanaan yang
matang, terutama dalam bidang penataan system drainase. Factor drainase dalam suatu
kawasan atau wilayah atau kota merupakan harga mati yang harus dikaji dengan serius.
Buruknya system drainase suatu wilayah atau kota merupakan atau bisa dikatakan
sebagai tabungan bencana dimasa yang akan dating, kasus genangan air, banjir adalah
beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan.
Oleh karena itu perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu
wilayah atau kawasan dengan sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau kota yang ideal
dapat terwujudkan.

Drainase sangatlah diperlukan dan sangat penting untuk kita ketahui. Dalam
perhitungan luas dan volum juga tidak kalah pentingnya karena dengan mengukur luas
drainase tersebut maka dapat memanfaatkan saluran drainase secara efesien dan tidak ada
yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebih kecil dari volume curah hujan maka akan
terjadi banjir dan jika saluran irigasi lebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi
pemborosan.
Fungsi dari drainase sangat berbeda dengan fungsi dari irigasi. Jika irigasi
menyalurkan air kemedia tanam maka drainase membuang air berlebih dari suatu media atau
lahan pertanian.
2 TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
a.

Mengetahui kegunaan drainase

b. Mencari besar debit air di suatu drainase


c.

Menghitung laju drainse

d. Menentukan ketetapan pengaliran subsurface flow.


3 MANFAAT
Manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan
mengerti fungsi drainase di bidang pertanian. Selain itu praktikan juga akan mengetahui
jenis-jenis drainase yang cocok untuk pertanian.
4 TINJAUAN PUSTAKA
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (flood protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai
air pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan
kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah tanah, sehingga dengan demikian drainase
dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.

Drainase permukaan
Suatu sistem pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air dipermukaan tanah hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.

2. Drainase bawah tanah.

Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Hal ini
dibuat untuk mengendalikan ketinggian muka air tanah. Drainase diperlukan untuk
mengalirkan air, baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang
sesingkat - singkatnya, sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan
kondisi tanah yaitu menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada
jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan persyaratan hidupnya.
Tingkat sistem drainase, yaitu :
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage
Desain kriteria harus sesuai dengan :
a.

Kebutuhan

b. Pertimbangan ekonomis
c.

Kondisi alam, meliputi :


1. Segi hidrologis.
2. Segi topografis.
3. Segi geologis.

1. Segi hidrologis.
Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas 3 5 hari berturut
turut dan harus habis mengalirkan air.
2. Segi Topografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis yang mempunyai
ketinggian yang berbeda. Sehingga selalu memungkinkan adanya beda tinggi yang akan
menyebabkan air tetap mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa
galian semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang
dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.

Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus
diusahakan kecil.
Rumus :
Q=F.V
V = K . R2/3 . I 1/2
I=
Jika I kecil maka V = kecil dan F = besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil tetapi lebar. Tetapi
dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi
sebagai berikut :
I = Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10-4
V= [0,5 0,6] m/s
Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi ada batas batas tertentu
untuk menghindari gesekan/keausan saluran.
3. Segi geologis.
Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase besar perlu
diadakan peninjauan geologi misalnya pada bidang mekanika tanah, terutama untuk
mendapatkan konstruksi pelengkap dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan hal
hal itu maka dalam merencanakan kita harus memperhatikan halhal sebagai berikut :
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam tanah dan besarnya
kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran drainase makin curam maka air yang mengalir
makin deras, sehingga makin cepat dinding saluran aus karena terkikis.
b. Kecepatan aliran air.
c.Drainase Modul.
Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan
menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan
per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari didrainase 3 hari dengan genangan,
menggunakan rumus:
Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan
Dimana :

Dn = R( n )T + n( IR ET P ) S

Dimana :
R = Jumlah hujan dari n hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay
P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module
Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air
pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
a) Jenis jenis drainase :
Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.
Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur.
Menurut kontruksi :

1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. tersier drainage
2. secondary drainage
3. main drainage
4. sea drainage
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen

sampah

yang

kurang

baik

memberi

kontribusi

percepatan

pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase
menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan
terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh
penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti
oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa
bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampah dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke

drainase dapat dibuang

dengan cepat agar tidak mengendap


3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama

pembuangan sampah

sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.

4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki

konservasi

lingkungn.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan,
menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
a. Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan
dan luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface
drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar.
Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak
tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat
masuk dengan bebas. Drainase jalan raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari
sisi atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet
tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada
sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan
terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan
kea rah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak
lurus ,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus.
Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi
jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak
tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk
mengalirkan air dari saluran.
b. Drainase Lapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way
dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis
kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan
1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA.
Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera
dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran
terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.

c. Drainase Lapangan Olahraga


Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi
genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan
0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara
keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
5 BAHAN DAN METODA
5.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Meteran

Penggaris 1 meter

Tali Plastik

Rambu ukur

5.2 METODA
Cara kerja adalah :

Ukur saluran drainase perbagian- bagian yang lurus

Catat hasil pengamatan

Jumlahkan data kesmua volume saluran yang telah diukur

Bandingkan dengan data curah hujan setempat


6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 HASIL
DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN
VOLUME PARIT

0,013069092
6.072272

6.2 PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilaksankan didapatkan hasil voloume saluran sebesar 6.072272
dan berdasarkan data curah hujan 10 tahun terakhir yang diperoleh dari
stasiun klimatologi Gunung Nago didapatkan volume curah hujan sebesar

0.013069092 . Dari hasil yang didapatkan tersebut terlihat jelas bahwa volume saluran lebih
besar dari pada volume curah hujan, dan bisa dikatakan bahwa saluran drainase tersebut
mampu untuk menampung curah hujan tersebut.
Jika pada suatu daerah memiliki kondisi perbandingan seperti ini, maka tidak akan
terjadi banjir pada daerah tersebut. Namun apabila untuk saluran pembuangan air berlebih
pada suatu lahan pertanian, pembuatan saluran tersebut bisa dikatakan boros. Karena jumlah
air yang dialirkan keluar dari saluran tersebut terlalu sedikit untuk ukuran saluran yang
kapasitasnya sebesar itu.
7 PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah saluran drainase ini
masik layak untuk digunakan karena tidak terjadi limpasan apabila terjjadi hujan dan
keadaannya secara keseluruhan cuukup baik.
7.2 SARAN
Saran pada praktikum pengukuran drainase ini adalah :
1. Pengukuran dilakukan dengan sebaik baiknya agar data lebih akurat
2. Pada jaringan drainase disarankan perawatannya lebih baik lagi,agar saluran tersebut dapat
berfungsi dengan optimal
3. untuk praktikum selanjutnya bisa di hitung juga debit agar dapat dilihat hubungannya dengan
debit.

Anda mungkin juga menyukai