Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ALAT PENUKAR KALOR

TGP 446
TUGAS TENGAH SEMESTER

Oleh:

Ivan Yakobus

2007 041 022

JURUSAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA
JAKARTA
2010

TUGAS I
1.

Definisikan koefisien perpindahan-kalor menyeluruh.


Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (overall heat tranfsrer ceffecient) adalah
nilai nilai yang menyatakan suatu bidang mengantarkan kalor dari satu sisi ke sisi
lainnya.

2.

Apa yang dimaksud dengan faktor pengotoran?


Faktor pengotoran (fouling factor) adalah pengaruh akibat adanya korosi sebagai
interaksi antara fluida dengan bahan yang digunakan dalam konstruksi penukar kalor.
Lapisan tersebut memberikan tahanan tambahan terhadap aliran kalor dan
menyebabkan menurunnya kemampuan kerja penukar kalor.

3.

Mengapa susunan fluida campur atau tak-campur mempengaruhi kemampuan


kerja penukar kalor?
Susunan fluida campur atau tak campur mempengaruhi bentuk aliran sehingga pada
pertukaran kalor bisa terjadi pada antar bagian atau hanya pada per bagian (disekat).

4.

Bilakah metode LMTD paling tepat diterapkan dalam perhitungan penukar-kalor?


Metode LMTD digunakan berdasarkan beda suhu rata-rata log (Log Mean
Temperature Difference). Penurunan LMTD menyangkut dua pengandaian:
(1) kalor spesifik tiap fluida tidak berubah menurut suhu, dan
(2) koef perpindahan kalor konveksi tetap untuk seluruh perpindahan kalor.
Kedua pengandaian ini sangatlah penting.

5.

Definisikan efektivitas
Efektifitas ialah perbandingan nilai yang terjadi dengan nilai maksimum yang
mungkin terjadi.

e=
6.

perpindahankalor nyata
perpindahan kalor maksimum yang mungkin

Apakah keuntungan dari metode NTU-efektivitas dibandingkan dengan metode


LMTD)?

Keuntungannya adalah menganalisis soal-soal dimana kita harus membandingkan


berbagai jenis penukar kalor guna memilih jenis terbaik untuk pelaksanaan
pemindahan kalor tertentu.
7.

Apakah yang dimaksud dengan fluida minimum


Fluida minimum adalah fluida yang mungkin untuk mengalami beda suhu maksimum.

8.

Mengapa alat penukar kalor aliran lawan arah lebih efektif daripada alat penukar kalor
aliran sejajar?
Hal ini disebabkan penukar kalor aliran lawan arah mempertemukan aliran fluida
yang ingin dipanaskan/didinginkan dengan aliran yang berlawanan. Hal ini
menyebabkan penukaran kalora yang terjadi sepanjang alat penukar kalor tetap
konstan dan menghasilkan nilai yang lebih efektif dibandingkan aliran sejajar Dapat
dilihat pada gambar 1.1 dan 1.2 di bawah ini.

Soal Hitungan:
Sebuah pipa baja yang panjang, dengan diameter-dalam 5 cm dan tebal dinding 3,2 mm
berada di dalam suatu ruang besar pada suhu 30C dan tekanan atmosfer; 0,6 kg/s masuk
pada salah satu ujug pipa pada 82C. Jika panjang pipa iala 15 m, hitunglah suhu air keluar,
dengan memperhitungkan baik konveksi-bebas maupun rugi kalor radiasi dari luar pipa.

Dipermisalkan baja mempunyai kondiktivitas thermal sebesar 54 W/m.C.

Dik:

Dit:

di

= 0,05m

= 30C

T1

= 82C

= 3,2 x 10-3m

kpipa

= 54 W/m.C

=15m
m

do

= 0,6 kg/s
= 0,0564m

T air keluar = ?

Jawab:
sifat air (water) masuk pada temperature 82C dapat dilihat dari table property dan nilai yang
diinterpolasikan.
= 970,32 kg/m3

Pr = 2,164

kair= 0,6712 W/m.C

= 0,346 x 10-3 kg/m.s

kecepatan linier aliran air dalam pipa adalah


v=

m/

A
v = (0,6) / (970,32 x . 0,0252) = 0,1 m/s

Angka Reynolds
Re = v di = (970,32)(0,1)(0,05) = 14022

(0,345 x 10-3)

Angka Reynolds sebesar 14022 menyatakan bahwa aliran dalam pipa adalah turbulen.

Karena aliran turbulen maka digunakan Nusselt number dengan rumus:


Nu = 0,023 . Re0,8 . Pr0,4
= (0,023)(14022)0,8(2,164)0,4
= 65,05
hi = Nu.kair/di = (65,05)(0,68)/(0,05) = 884,68 W/m2.C
Tahanan termal pipa untuk setiap saat panjang pipa adalah
Rs = ln (do/di) / (2.kpipa) = ln (0,0564/0,05) / (2.54) = 3,55 x 10-4C/W
Tahanan termal pada bagian dalam per satuan panjang pipa ialah
Ri = 1/(hi.Ai) = 1/(884,68 . .0,005) = 7,196 x 10-3C/W
ho = 1,32 {(To - T)/d}1/4 |
Ro = 1/ (ho .Ao)

To - T = 2 .ro .1,32 (To - T)5/4


|

Ro

d1/4

(82 Ti) / (7,196 x 10-3) = (Ti To) / (3,55 x 10-4)


(Ti To) / (3,55 x 10-4) = (0,0564)(1,32)(To 30)5/4 / (0,0564)1/4
dari hasil iterasi didapatkan nilai:
Ti = 81,7C

dan

To = 81,676C

ho = 1,32 (81.676 30)1/4 / (0,0564)1/4 = 7,26 W/m2.C


Ro = 1 / (7,26 .0,0564) = 2,44 W/ m2.C
Koef. perpindahan kalor menyeluruh, Rtotal

= Ri + Rs + Ro
= 7,196 x 10-3 + 3,55 x 10-4 + 2,44
= 2,45C/W

T T 1
Q=
Rtotal

= (30 - 82) / 2,45 = -21,224 watt

lama air melewati pipa adalah t = L/v = 150 sekon.


Total kalor yang terbuang selama 150 sekon adalah 3183,6 Joule.
m
cT
Q=
21,224 = 0,6 .4180 (82 T2)

T2 = 81,99 C.

TUGAS II
Larutan garam dari suatu sistem refrigerasi besar digunakan untuk menyediakan air dingin
untuk penyejuk-udara dalam suatu bangunan. Larutan garam itu tersedia pada -15C dan
pendingin yang diperlukan ialah 105 kW. Air dingin dari pendingin penyejuk-udara itu masuk
ke dalam penukar kalor selongsong-dan-tabung pada 10C, dan penukar-kalor itu dirancang
sedemikian rupa sehingga suhu air-dingin keluar tidak lebih rendah dari 5C. Koefisien
perpindahan kalor menyeluruh penukar kalor tersebut adalah 850 W/m2.C. Jika air dingin
digunakan pada sisi tabung dengan dua lintas tabung, gambarkanlah grafik luas penukar kalor
sebagai fungsi suhu larutan garam.
T air garam adalah -15C dengan laju kalor 105kW
TaTag
Qhe =
R

Q
= Qhe .A

= (10 (-15))/850 = 0,0294 W/m2.

A = Q / Qhe = 3 571 428,6 m2.

Maka nilai luas permukaan berdasarkan fungsi suhu air garam adalah sebagai berikut:
R
Q.
A=
( TaTag)

Q
= 105kW
R= 850 W/m2.C
Ta = 10C

A vs Tag
4600000
4400000
4200000
4000000
3800000
3600000
3400000
3200000
3000000
-20

-18

-16

-14

-12

2800000
-10
-8

A vs Tag

TUGAS III
Sebuah penukar-kalor selongsong-dan-tabung dirancang untuk kondensasi uap pada 200 oC
dalam selongsong dengan satu lintas-selongsong; 50 kg/s air dipanaskan dari 60 oc menjadi
90oC. Koefisien perpindahan-kalor menyeluruh ialah 4500 W/m2.oC. Sebuah alat pengendali
dipasang pada pemasuk uap untuk mengubah-ubah suhu dengan jalan mengendalikan
tekanan, dan pengaruh yang diinginkan pada suhu air-keluar. Itungah efektivitas dan suhu airkeluar untuk suhu uap-masuk 180, 160, 140 dan 120oC. Gunakan persamaan analitis untuk
menurunkan hubungan suhu air-keluara sebagai fungsi suhu uap-masuk.
Diketahui:
m
= 50 kg/s
T1 = 60C saat masuk
dengan uap masuk Tin= 200C
T2 = 90C saat air keluar
R = 4500 W/m2.C
Ditanya:
a) Efektivitas
b) suhu air keluar jika suhu uap panas masuk
b.1. 180C
b.2. 160C
b.3. 140C
b.4. 120C
Jawab:
a) Efektivitas: (T2 - T1)/(Tin - T1) = (90 - 60)/(200 - 60) = 0,241
b) Kemampuan pengantaran kalor pada penukar-kalor adalah
Qhe = (Tin - T1)/R = (200 - 60)/4500 = 0,031 watt/m2.
perpindahan kalor yang terjadi untuk menaikkan air 60C menjadi 90C adalah sebesar

.c .T = 50 .4200 . (90-60) = 6 300 000 watt


Q
= m

sehingga didapatkan luas permukaan A = Q / Qhe = 203 225 806.5 m2.


bila rumus diubah dan disubtitusikan maka kita dapat menghitung nilai keluaran dari air yang
dipanaskan dengan suhu yang berbeda.
Maka akan didapatkan rumus:
( T 60 )A
T 2=
+ 60
m
.c.R
b.1. Tin = 180C
( 8060 )203225806.5
T 2=
+60 = 85, 81C
50.4200 .4500
b.2. 160C T2 = 81,5C

b.3. 140C T2 = 77,2C


b.4. 120C T2 = 72,9C

Anda mungkin juga menyukai