Kata-kata Sumber Hukum Islam merupakan terjemahan dari lafal Mashdir al-Ahkm. Katakata tersebut tidak ditemukan dalam literatur hukum Islam klasik maupun ushul fikih klasik. Untuk
menjelaskan arti sumber hukum Islam, periode klasik menggunakan istilah al-adillah alSyar'iyyah, sedangkan yang dikehendaki dengan mashdir al-Ahkm yang digunakan oleh
ulama kontemporer sekarang ini juga sesuai dengan istilah al-Adillah al-Syariyyah[1]. Kemudian,
yang dimaksud dengan Masdir al-Ahkm adalah dalil-dalil hukum syariat yang diambil
(diistimbathkan) daripadanya untuk menentukan sebuah hukum [2].
[sunting]Sumber
Mekanisme penentuan hukum dalam Islam harus berlandaskan pada sumber-sumber hukum
yang telah dipaparkan ulama. Dalam penentuannya, di sana banyak terjadi perbedaan
disebabkan banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah sumber-sumber yang dijadikan
landasan hukum tidak disepakati bersama, semisal yang terjadi antara Sunni dan Syi'ah. Oleh
kalangan internal Sunni sendiri sumber-sumber ini ada yang disepakati dan ada yang masih
diperdebatkan.
Ada dua sumber hukum yang disepakati ulama Sunni; Alquran dan Sunnah (Hadis nabi).
Sedangkan perdebatan terjadi pada 11 sumber hukum;
Sunnah,Ijmak, Qiyas, Ijtihad, Istihsan, Urf, Istishhab, Maslahah al-Mursalah, Syadd alDzara`i', Syar'u Man Qablana dan Qaul al-Shahabi. oalah
[sunting]Sumber
Ada empat sumber untuk dijadikan landasan dalam penentuan sebuah hukum menurut Syi'ah;
Alquran, Sunnah, Ijmak, dan qiyas.
Baca juga:
Defenisi Hadits dan Klasifikasinya
Al-Quran Sebagai Petunjuk dan Pedoman bagi Manusia
Bagikan: