Anda di halaman 1dari 20

EKOSISTEM PESISIR

Oleh : Dr. Ir. Subiyanto, M.Sc


PENGELOLAAN EKOSISTEM PESISIR dan PULAU-PULAU KECIL
DEFINISI WILAYAH PESISIR
1 Batasan wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia didefinisikan sebagai daerah
pertemuan antara darat dan laut, dimana kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian
daratan baik kering maupun terendam air, yang masih mendapat pengaruh sifat -sifat
laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut
wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami
yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan
oleh kegiatan manusia di darat, seperti pengundulan hutan dan pencemaran. (Soegiarto,
1976)
2 Menurut kesepakatan Internasional, Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah
peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena
pengaruh percikan air laut atau pasang surut dan ke arah darat meliputi daerah paparan
benua atau continental shelf ( Beatley et al. 1994 dalam Dahuri et al. 1996 ).
DEFINISI PULAU - PULAU KECIL
PULAU KECIL adalah Pulau berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dari pulau
induknya dan memiliki batas yang pasti, terisolasi dari habitat lain, sehingga mempunyai
sifat insular. Dahuri, R. 1998; Bengen J.G., 2001)
PPK atau Gugusan PPK adalah Kumpulan pulau-pulau yg secara fungsional saling
berinteraksi dari sisi ekologis, ekonomi, sosial dan budaya, baik secara individual maupun
secara sinergis dapat meningkatkan skala ekonomi dan pengelolaan sumberdayanya.
PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR.
Kegiatan manusia baik pemerintah maupun masyarakat di wilayah tersebut di dalam
mengelola sumberdaya, ruang di wilayah pesisir dan sekaligus cara pemanfatannya. Di
dalam pengelolan ini perlu dipertimbangkan hubungan antara setiap sumberdaya di setiap
ekosistem dan diarahkan kepada pemanfaatan yang berkesinambungan (sustainable)
(Bappenas, 1999).
MENGAPA PESISIR PENTING
1. PRODUKTIF
2. KAYA AKAN POTENSI EKONOMIS
3. OPEN ACCESS
4. COMMON PROPERTY
5. MULTI USAGE
6. SUMBER KONFLIK
o
o

Open access dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya


Umum dijumpai di komunitas masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, jumlah
penduduk masih sedikit, dengan teknologi pemanfaatan sumberdaya yang masih
sederhana

Budaya dan hukum adat sangat mempengaruhi status wilayah (pemilikan dan
pengelolaan
TUJUAN PENGELOLAAN PESISIR DAN LAUT TERPADU

1
2

Menciptakan suatu kondisi yang dapat memfasilitasi kegiatan pembangunan oleh


masyarakat dan peningkatan kinerja pemerintah.
Meningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian
Sumberdaya pesisir dan kelangsungannya

MANAJEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA PESISIR


Oleh : Prof.Dr.Ir Supriharyono, M.Sc
APA ITU PESISIR?

1.
2.

Daerah pertemuan antara darat dan laut


Ke arah darat, bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, e.g.
pasut, angin laut, intrusi air laut
3.
Ke arah laut, bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di
darat, seperti sedimentasi
BATAS PESISIR
Lalu dimana batas daratan wilayah pesisir?

Batas wilayah pesisir tidak nyata, dipengaruhi oleh topografi pantai

Pantai landai dgn sungai besar, batas jauh

Pantai curam, wilayah pesisir sempit


MENGAPA WILAYAH PESISIR PERLU DIKONSERVASI?
Sangat subur, Produk. Primer mencapai > 10 kg C/m2/th, produktivitas perikanan
tinggi; lepas pantai (offshore) hanya 50-100 g C/m2/th

Potensi perikanan laut Indonesia, 6,0-6,7 juta ton ikan/th, hanya dipanen 65-75%nya

Sumbangan devisa negara (terhadap nilai GDP) dari sumberdaya wilayah pesisir
cukup tinggi

PERUSAKAN LINGKUNGAN PESISIR DAN LAUTAN


Pantai sebagai pemusatan industri;
Laut "tempat sampah" yang ideal;
Penangkapan ikan tidak ramah lingkungan;
Aktivitas pariwisata, mass-tourism;
Penambangan karang, untuk akuarium dan bahan bangunan;
Penambangan pasir laut, untuk reklamasi?
Kondisi karang 7% sangat baik, 33 baik, 45% telah rusak, dan 15% tergolong kritis
Perlu upaya pengelolaan atau pemanfaatan SDA yang berasaskan kesinambungan
Perlu rehabilitasi bagi yang telah rusak dan konservasi untuk pencegahan kerusaan SDA

PANTAI SEBAGAI TEMPAT PEMUSATAN INDUSTRI


Dampak pemusatan aktivitas manusia terjadi-nya eksploitasi yang tidak terkendali di wilayah
pesisir, saling overlapping
Aktivitas manusia dalam memanfaatkan potensi sumberdaya kurang ramah thd lingkungan,
merusakkan sumberdaya pesisir

LAUT TEMPAT SAMPAH IDEAL


Seluruh sampah baik alam maupun man made, bermuara ke laut
Masih banyak anggapan bahwa laut mampu menguraikan seluruh sampah
Tidak semua sampah bisa/mudah diuraikan, sehingga terjadi penumpukan atau
pencemaran

USAHA PERIKANAN TIDAK RAMAH LINGKUNGAN


Banyak praktik penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, e.g. Bom, racun (KCN),
jaring Muroammi

Banyak pembukaan hutan manggrove untuk tambak, fungsi mangrove hilang

Sedimentasi di ekosistem terumbu karang, karang mati atau pertumbuhan karang


terhambat

EKOSISTEM ESTUARIA
Apa itu Estuaria ?

Merupakan perairan yang semi tertutup


Merupakan daerah pertemuan sungai dan laut
Apa Keunikan Estuaria ?
Adanya perbedaan salinitas
Hyperhaline > 40
Euhaline
40 - 30
Mixohaline 30 - 0,5
Limnetik (Tawar) < 0,5
KEUNIKAN ESTUARIA
Pengaruh Salinitas Thd Org
Konsumsi oksigen organisme air, S - KO2
Perubahan mendadak, rusakan jaringan insang
Variasi jenis organisme tahan terhadap salinitas
Stenohaline Euryhaline
Oligohaline Polyhaline
Jalan Ikan Peruaya
Anadromus, laut sungai
Catadromus, sungai laut
KESUBURAN VS PENCEMARAN
Nutrient trapped
Partikel sedimen mampu mengikat nutrien, subur
Produktivitas primer mencapai 500 g C/m2/th, Produksi perikanan tinggi
Pollutant trapped
Partikel sedimen mampu mengikat bahan pencemar
Adsorpsi naik dengan kenaikkan suhu dan sebaliknya
Perairan limnetik subur, peka pencemaran

PELAKSANAAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR


Hutan Mangrove

Upaya pelestarian hutan bakau, penebangan sampai sekitar 10-20 % dari luas
mangrove

Keppres 32 tahun 1990, lebar jalur hijau 130 kali nilai rata-rata beda pasang tertinggi
dan terendah tahunan
Terumbu Karang

Terumbu karang dilindungi melalui kawasan konservasi laut


SISTEM ZONASI
Kawasan konservasi dibagi kedalam zonasi, yang meliputi :
(a) Inti, sangat ketat hanya untuk penelitian
(b) Lindung, aktivitas manusia minim, studi
(c) Pemanfaatan, utk wisata bahari, dan
(d) Penyangga, utk perikanan

Pelaksanaan sering menyimpangan dari sasaran konservasi

Sering terjadi pelanggaran batas-batas zonasi kawasan

KENDALA KONSERVASI
Jumlah dan keterampilan petugas lapangan kurang
Sarana dan prasarana kurang
Koordinasi antar instansi terkait pusat maupun daerah kurang
Kesadaran dan peran masyarakat terhadap konservasi kurang
Belum terlaksananya hukum dan peraturan yang berlaku

Kurangnya data potensi sda laut, khusus-nya terumbu karang dalam rangka
pene-tapan kawasan konservasi laut
Kurangnya peran serta LSM dalam program konservasi terumbu karang
Belum adanya pengelolaan terumbu karang
Kurangnya pemantauan dan evaluasi terha-dap kawasan yang telah ditetapkan;
dan
Belum adanya penataan batasan ter-hadap kawasan konservasi yang telah
ditetapkan
Adakah Cara/Teknik Konservasi Lainnya ?
Penutupan daerah konservasi secara tem-porer untuk waktu-waktu tertentu, seperti
ketika musim kawin
Menutup dan membuka kawasan selama beberapa waktu tertentu, misalnya utuk
tujuan pemulihan karang terumbu yang rusak dan/atau sedang direhabilitasi;
Menutup permanen suatu kawasan tertentu untuk tujuan suaka laut/perikanan;
Menentukan level atau tingkat pemanfaatan terumbu karang yang diperbolehkan;
Pelarangan atau pembatasan alat-alat tangkap yang kurang ramah lingkungan,
misalnya bahan peledak, racun, jaring dengan mesh size kecil, muroami; dan
Pembatasan ukuran penangkapan ikan, termasuk jenis dan ukuran ikan, yang
diperbolehkan untuk ditangkap.
PRINSIP-PRINSIP KETERPADUAN DALAM PPT

Keterpaduan
Antar
Lembaga/Sekto
r
Pengakuan
terhadap Hak
Masyarakat

Keterpaduan
Antar
Pemerintahan/
Kewenangan

Keterpaduan
Antar
Ekosistem
Darat dengan
Laut

Keterpaduan
Antar Disiplin
Ilmu
Desentralisasi
Pengelolaan

Pengelo
laan
Konsistensi
Pembiayaan
Pranata dan
Pesisir
Penegakan
Konsistensi
Pranata
hukum
Perencanaan
Kelembagaan
Terpad
BENTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DALAM PPT
Mengembangkan pemahaman yang menyeluruh akan sistem sumberdaya pesisir
u
dan laut yang bersifat unik beserta keberlanjutan pemanfaatannya dalam konteks
aktivitas manusia yang begitu luas;
Optimalisasi pemanfaatan beragam sumberdaya pesisir melalui integrasi ekologi,
sosial, dan ekonomi
Meningkatkan pendekatan interdisiplin dan kerjasama intersektor untuk mengatasi
permasalahan pembangunan yang kompleks serta memformulasikan strategi
terpadu bagi pengembangan dan peningkatan keragaman aktivitas perekonomian
pesisir,
Membantu pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas investasi modal
dan sumberdaya manusia dalam rangka mencapai tujuan ekonomi, social, dan
lingkungan

MANAJEMEN PARIWISATA BAHARI


Prof. Dr. Lachmuddin Syarani

Indivi
du
Tujuan
Tujuan

Kesehatan
Kesehatan

Biaya
Biaya

Waktu
Waktu

Biro
Biro Pariwisata
Pariwisata

Biro
Biro Perjalanan
Perjalanan

Pariwisata
Pariwisata Bahari
Bahari

Ekosistem
Ekosistem

Sighseeing
Sighseeing

Sport
Sport

Biro
Biro Perjalanan
Perjalanan

Biaya

Objek
Objek Wisata
Wisata

Nasional
Nasional

Local
Local

Perjalanan
Perjalanan

Internasional
Internasional

Local
Local (Rp)
(Rp)

International
International ($)
($)

Specialist
Specialist

Udara

Laut

Darat

Maskapai
Penerbangan

Klas
Klas

Bus,
Bus, Pswt
Pswt

JASA WISATA
DEPHUB

DEPHUT

DEPTAN

KEHAKIMAN

DEP P&K

PARIWISATA
DEPDAGRI

KEUANGAN

HANKAM

KESEHATAN

PROMOSI

TENAGA KERJA
MENPORA
INDUSTRI
PERDAG.

DEPLU
PARIWISATA
PENERANGAN
POSTEL

P.U
DEPSOS

PENGANTAR GIS
Oleh : Dr.Ir. A.Hartoko,MSc & M. Helmi SSi
JENIS JENIS SATELIT
1. Landsat Satellite System : Monitoring the Earths Changing Surface
2. Landsat TM :
ORBIT AND COVERAGE: Orbital Altitude: 705 km (438 mi) Type: Circular, SunSynchronous Equatorial crossing time: 9:45 am One rotation every 98.9 minutes, 14
orbits per day Repeat Coverage: 16 days at Equator Inclination: 98.22 degrees
Ground track separation at Equator: 172.0 km
SPACECRAFT DIMENSIONS:
Weight: 2200 kg (4800 lbs) Length: 4 meters (14 ft) Width: 2 meters (7 ft) Height-high
gain antenna:
3.7 meters (12.5 ft)
Landsat Characteristics

LANDSAT APPLICATIONS
Exploration
Water
Oil
Mineral
Agriculture
Forestry
Crop Monitoring
Temporal Analysis
Water Management
Environmental Monitoring
Cloud Analysis
Desertification
Deforestation
Pollution
Cataclysmic Volcanic Activity
3. IKONOS Options
11-bit imagery allows greater information extraction from bright or dark areas
High Resolution 1m Stereo
Applications
Build: DEMs

3D Buildings

3D Vectors
Volume estimates
Wireless tower location
Elevation determination
3D flight simulation
Enhanced feature
extraction in 3D

Pixel Size Comparison


HighResolu
tion

IKONOS: 1-Meter Pan


IKONOS: 4-Meter,
4-Band MS
IRS-1C/1D: 5-Meter Pan

IRS-1C/1D: 20 Meter, 4-Band MS


Mediu
mLandsat TM: 30-Meter, 7-Band
Resolu
tion
MS

LowResolu
tion

PENGANTAR MANAJEMEN BUDIDAYA PANTAI DAN KEMITRAAN BAHARI


Oleh : Prof.Dr.Ir. Johannes Hutabarat, MSc

URGENSI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN SECARA TERPADU


1. Kawasan Pesisir memiliki produktifitas hayati tertinggi.
85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada ekosistem pesisir (Odum and Teal,
1976; Berwick, 1982)
Coastal Zone (6% the worlds surface) comprising the nearshore marine
environments (i.e estuaries, coastal wetlands, mangroves, coral reefs, continental
shelves) provides 43% of the worlds ecosystem goods and services (Constanza,
et.al, 1997
90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal / pesisir (FAO, 1998)
Lumbung pangan pada umumnya terdapat di tanah pesisir (coastal lands), seperti
pantai timur Sumatera, Pantura, dan Susel.
2. Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone :
Kemudahan akses transportasi
Lahan darat dan perairan yang subur
Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah
Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk industri
Keindahan Panorama
Oleh karena itu :
50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar) tinggal di kawasan pesisir
(Edgren, 1993)
2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah pesisir (Cincin-Sain dan Knecht, 1998)

Space Imaging
Constellation

3. Kawasan Pesisir menerima dampak negatif berupa pencemaran, sedimentasi, dan


perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia & pembangunan di daratan.
4. Pengalaman empiris di berbagai negara menunjukan bahwa pengelolaan pesisir
secara sektoral cenderung mengarah pada pembangunan yang tidak berkelanjutan
(usustainable development) / gagal yang dicirikan oleh : pencemaran overeksploitasi
SDA, degradasi fisik habitat, abrasi, dll.
KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN DI WILAYAH PESISIR

Manajemen Bioteknis Budidaya Pantai :

Prinsip-prinsip Dasar

Aplikasi Manajemen Pakan lingkungan, kebutuhan kultivan


keberhasilan
Budidaya Pantai
Prinsip-prinsip Dasar :
Budidaya Pantai : Suatu usaha untuk meningkatkan hasil produksi organisme akuatik
perairan pantai yang bermanfaat bagi manusia melalui input teknologi (labour and
energy) dengan cara melakukan manipulasi Bioteknologis terhadap laju pertumbuhan
(growth efficiency), mortalitas, reproduksi dalam waktu yang relatif singkat
Persamaan dalam semua tipe budidaya :
Utilization of Natural Resources
Manipulation of Biological Systems
Budidaya perairan adalah :
Suatu Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tata cara dan aktivitas manusia
dalam upaya untuk meningkatkan hasil produksi sumberdaya hayati perairan
(aquatic organisms) yang bermanfaat bagi manusia dengan masukan teknologi dan
energi melalui upaya-upaya manipulasi bioteknologis pada : laju pertumbuhan
(growth rate), kelangsungan hidup (survival rate), sistem reproduksi (reproduction
systems) dan pengelolaan kualitas media lingkungan hidup (water quality
management)
Mengapa Pengelolaan Bioteknis dalam Budidaya Pantai penting untuk dilaksanakan ?
Pada dasarnya meningkatnya level intensitas technology (manipulasi bioteknis)
dalam proses produksi budidaya akan mengakibatkan penurunan mutu lingkungan.
(environmental degradation)

Semakin intensive kegiatan budidaya dilakukan yang dicirikan dengan manipulasi


terhadap kondisi alami system budidaya yang ada : pemberian pakan ,aerasi,
instalasi dari peralatan pengatur kualitas air : sehingga keadaan menjadi tidak
seimbang (unbalances) yaitu ketidak seimbangan di dalam ecosystem proces dari
energy flow dan nutrient cycling.
Mis : penggunaan bahan-bahan kimia untuk mengatasi penyakit

Rekayasa Teknologi Untuk Peningkatan Produksi dalam Budidaya Perairan

Manipulasi
Laju
Pertumbuh
Peningkatan
an
kualitas benih
(Growth
(beniih unggul)
rate)
*seleksi
induk

Manipulasi
Padat
Penebaran
(Stocking
Ukuran
Maniipulasi
Ukuran
Stok
Density)

* Sama
* Berbeda
*Pola ganda
*Aerasi :
* Kincir air
* Jet air O2
* Pemupukan dan
Makanan Tambahan

Manipulasi
Kelangsun
gan Hidup
(Survival
Manajemen
Teknik
Rate)
Produksi

Tepat seleksi Bibit


Tepat Penebaran
*Pemuliaan
Tepat Tatacara
dan genetik
-Pemberian
manipulasi
Pakan
:
*Hybrididasi
- Kualitas &
*Gynogenesis
Kuantitas
dan Polyploidy

*Strategis dan
TepatPengelolaan
manajemen
kualitas air
pemberian

Tepat
: YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA BUDIDAYA
FAKTOR pakan
FAKTOR
Pemberantasan
-Kualitas
PERAIRAN
Hama
dan
pakan(kebutuh
Penyakit
an sehari-hari)
Tepat Eradikasi
- Jumlah dan
predator
dan
Frekuensi
kompentitas
- Metoda
/
PENING
PENING
PENEKA Tepat
Teknik KATAN
KATAN
NAN
Pemupukan
Optimasi
PRODU
HARGA
BIAYA
Media KSI
PADAT
Budidaya
PENEBARAN
Pengelolaan
PUPUK DAN
Kualitas
air
MAKANAN
KELANGSUNGAN
Air deras
TAMBAHAN
HIDUP
Resvikulasi
AERASI,
POLA
TEPAT PADAT
Biofilter
GANDA
STOK
PENEBARAN
Kontruksi
MANIPULASI
TEPAT PAKAN
LAJU
Desain (KUALITAS
DAN

PERTUMBUHAN
KUANTITAS TEPAT
BIBIT / BENUR
KUALITAS AIR
UNGGUL PAKAN
TEPAT CEGAH
LINGKUNGAN
PENYAKIT DAN
HIDUP (T , 5% ,
HAMA
Ph dll)
(PREDATOR)

KUALITAS
PRODUK
(PASKA
PANEN)
UKURAN
WAKTU
PANEN
TEPAT
KESUKAAN
KONSUMEN
PASAR
( DN / LN )

PRODUK
SI DAN

PEMASA
KONTRU
RAN
KSI
TANAH

PENGAD
AAN AIR
PAKAN
PUPUK
BENIH
TENAGA
KERJA
PASKA
PANEN

PENGOLA
HAN
PENGAW
AETAN

JENIS USAHA PERIKANAN BUDIDAYA


1. BUDIDAYA LAUT (MARICULTURE)
2. BUDIDAYA DI PERAIRAN PAYAU ATAU TAMBAK (COASTAL AQUACULTURE)
3. BUDIDAYA DI PERAIRAN UMUM (DANAU, WADUK, SUNGAI, DAN RAWA)
4. BUDIDAYA DI KOLAM, SALURAN IRIGASI, DAN SAWAH (MINA PADI

Types of Aquaculture
Pond culture
Raceways
Cage culture
Recirculating systems
Land-based culture systems in coastal area
Coastal culture system without pumping seawater Exchanging seawater though tidal
change
Land-based olive flounder farms
Pumping seawater and flow-through culture system

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN


Keterbatasan induk dan benih unggul (SPF dan SPR).
Penyakit.
Keterbatasan pasok pakan dengan harga relatif murah.
Pencemaran perairan.
Ketiadaan atau ketidak-pastian tata ruang untuk usaha akuakultur.
Minimnya laboratorium pengujian untuk sertifikasi produk-produk perikanan yang
credible.
7. Harga jual produk fluktuatif/tidak menentu.
8. Ancaman negara-negara importir (AS, Uni Eropa, dan Jepang) untuk tidak
mengimpor produk perikanan Indonesia, karena tidak memenuhi persyaratan mutu
dan lainnya.
9. Keterbatasan sumber modal.
10. Keterbatasan prasarana dan sarana
11. Keterbatasan informasi mengenai akuakultur.
12. Kurangnya SDM berkualitas (teknis dan moral).
13. Rendahnya keamanan berusaha dan kepastian hukum di beberapa daerah.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.

3.
4.

KOMODITAS UNGGULAN AQUACULTURE DI INDONESIA


Komoditas untuk dalam negeri: bandeng, nila, patin, baung, lele, mas, gurame,
nilem, udang galah, udang vaname, udang windu, ikan hias dll.
Komoditas untuk ekspor: udang vaname, udang windu, udang galah, lobster air
tawar, kepiting, rajungan, kerapu, baronang, kakap, nila, teripang, abalone, ikan hias,
mutiara, rumput laut, dll.
Komoditas untuk bio-energi: micro algae (fitoplankton), macro algae (lamun dan
rumput laut), dll.
Komoditas untuk industri farmasi,kosmetik, dan industri lainya: rumput laut,
invertebrates (bryozoa, echinoderm, sea urchins, sea cucumbers, sea squirts), dll.

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN ILMIAH (S2)


Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir.Sutrisno Anggoro,MS

PENELITIAN
USAHA ATAU TINDAKAN UNTUK:
MENEMUKAN (ONTOLOGIS,
NOVELTIS)
MENGEMBANGKAN
(EPISTEMOLOGIS)
MENGUJI KEBENARAN & PENERAPAN
(AKSIOLOGIS)
SUATU PENGETAHUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILMIAH
PENGERTIAN
MENEMUKAN: Berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau
kekurangan IPTEK
MENGEMBANGKAN: Memperluas cakupan & menggali lebih dalam dari apa yang
sudah ada
MENGUJI KEBENARAN: dilakukan bila apa yang sudah ada/diketahui masih
diragukan kebenarannya
Perbedaan S1, S2, S3
S1(SKRIPSI) : RANAH AKSIOLOGIS(PENERAPAN)
S2 (THESIS) : RANAH EPISTEMOLOGI (PENGEMBANGAN)
S3 (DISERTASI): RANAH ONTOLOGIS(PENEMUAN/NOVELTIES)
NOVELTIES S3 (TEMUAN BARU)
TEORI / KONSEP BARU
METODE BARU
MODEL BARU
PRODUK BARU
KEBIJAKAN BARU
STRATEGI BARU
METODOLOGI PENELITIAN : ILMU PENGETAHUAN YANG MEMBAHAS
METODE-METODE ILMIAH UNTUK PENELITIAN (SKRIPSI, THESIS, DISERTASI)

PROSES/TAHAP PENELITIAN
Telaah pustaka & observasi lapangan awal
Pemilihan Tema/Topik/Judul
Identifikasi, Pembatasan & Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan/Sasaran
Pendalaman Kerangka Teori & Perumusan Hipotesis
Studi Referensi/Pustaka
Identifikasi & Operasionalisasi Variabel
Penetapan Rancangan Penelitian
Penentuan Cara Penarikan Sampel
Pemilihan Cara & Alat Pengambil /Pengumpul Data
Penetapan Cara Pengolahan & Analisis Data
Interpretasi & Pembahasan Hasil Analisis
Penyusunan Laporan Tesis/disertasi, Seminar & Publikasi Ilmiah

PILIH TEMA/TOPIK/JUDUL HARUS PERHATIKAN


DAYA TARIK & AKTUALITAS & BARU (NOVELTIES)
ORISINILITAS & RELEVANSI ILMU
KEMAMPUAN SUMBERDAYA/PENELITI
MANFAAT BAGI PENGEMBANGAN IPTEK, PEMBANGUNAN & MASYARAKAT

KEMUDAHAN KOLEKSI DATA


REFERENSI & INFORMASI CUKUP MEMADAI
TIDAK DUPLIKASI DENGAN PENELITI LAIN
JUDUL PENELITIAN
DIJABARKAN DARI TEMA & TOPIK (MASALAH)
SYARAT:
SINGKAT & LOGIS
TAMPAK RUANG LINGKUP POPULASI, FOCUS
& LOCUS
DAPAT DIIDENTIFIKASI:
VARIABEL PENELITIAN (V.BEBAS,
V. TAK BEBAS, V.ANTARA, V. PENGIRING)
MASALAH PENELITIAN
MASALAH: PERNYATAAN/PERTANYAAN TENTANG SITUASI PROBLEM YANG
TIMBUL AKIBAT ADANYA KESENJANGAN ANTARA:
FAKTA DENGAN TEORI (DAS SOLENS VS DAS SAINS)
HARAPAN DENGAN KENYATAAN
APA YANG DIINGINKAN DENGAN APA YANG TERJADI (FAKTA)
IDENTIFIKASI: MEMBURU TEORI YANG RELEVAN & BANDINGKAN DENGAN
FAKTA LAPANG + TEMUAN SEBELUMNYA
RUMUSAN MASALAH YANG BAIK: HARUS MEMENUHI KRITERIA SUBSTANSI,
FORMULASI & TEKNIS
SUBSTANSI MASALAH
HARUS DIPERHATIKAN:
BOBOT MASALAH & AKTUALITAS
Masalah Berbobot bila memenuhi kriteria:
Merupakan Temuan Baru yang bermakna bagi:
perkembangan IPTEK (kegunaan Teoritik)
perkembangan Metodologi (kegunaan Metodik)
kepentingan masyarakat, lingkungan & pembangunan
(kegunaan praktis)
ORISINILITAS: merupakan pemikiran asli (orisinil) &
belum terjawab oleh Teori/Fakta empiric

TAHAPAN PERUMUSAN MASALAH


PELAJARI/KAJI PUSTAKA & INFORMASI /HASIL PENELITIAN/TEMUAN YANG
RELEVAN & TERKINI
IDENTIFIKASI KESENJANGAN ANTARA TEORI/KONSEP DENGAN
FAKTA/KENYATAAN DI LAPANG
BATASI & PILIH INTI MASALAH UTAMA, DIPERTAJAM & DIFORMULASIKAN
DALAM RUMUSAN MASALAH YANG GAYUT DENGAN TOPIK/JUDUL
PENELITIAN
PERHATIKAN: FOKUS, LOKUS (SPASIAL), TITUS (TEMPORAL), MODUS, FULUS
LATAR BELAKANG MASALAH
Berisi: Fakta-fakta, Pengalaman peneliti, Hasil-hasil penelitian terdahulu (Diri sendiri
& Orang lain), kerangka teori yang melatarbelakangi masalah, penjelasan arti judul,
serta justifikasi pentingnya masalah/topik/judul itu diteliti

Harus diuraikan dengan jelas:


Mengapa masalah & judul/topik tersebut dipilih? Apa justifikasinya?
Tunjukkan di mana letak ORISINILITAS & AKTUALITASNYA? Tunjukkan STATE of
THE ARTS dengan merunut temuan sebelumnya. Tonjolkan TEMUAN BARU
(NOVELTIS) apa yang akan dihasilkan kalau masalah tersebut dikaji/diteliti?
Agar masalah dapat dianggap justified maka uraian latar belakang harus didukung
dengan DATA dan/atau FAKTA EMPIRIS (EVIDENSI: BUKTI PENGUAT) yang
memadai/akurat (dari sumber yang valid & dapat dipertanggungjawabkan)
TUJUAN PENELITIAN
SESUATU YANG INGIN DICAPAI LEWAT PENELITIAN
INDIKASI KE ARAH MANA, ATAU DATA (INFORMASI) APA YANG AKAN
DICARI/DIKAJI MELALUI PENELITIAN ITU
TUJUAN PENELITIAN DIRUMUSKAN DALAM BENTUK PERNYATAAN YANG
KONKRET DAPAT DIAMATI (OBSERVABLE) & DAPAT DIUKUR (MEASURABLE)
HARUS SEJALAN DENGAN RUMUSAN MASALAH (ADA ALUR BENANG MERAH)

TIPE/MACAM TUJUAN PENELITIAN


MENGEKSPLORASI SUATU OBYEK
MENJELASKAN KEADAAN SUATU OBYEK
MENGEVALUASI SUATU OBYEK
MEMVALIDASI SUATU TEORI/KONSEP
MENEMUKAN SUATU MODEL/KONSEP/TEORI/PRODUK/
KEBIJAKAN BARU

MANFAAT PENELITIAN
Kegunaan Teoritik: Noveltis berupa KONSEP/TEORI BARU
Kegunaan Metodologis: Noveltis berupa: METODE/MODEL BARU
Kegunaan Praktis (bermakna bagi pembangunan, lingkungan dan
masyarakat)Noveltis berupa STRATEGI/KEBIJAKAN/PRODUK BARU

HIPOTESIS
Pernyataan sebagai JAWABAN SEMENTARA/PRAKESIMPULAN terhadap
PERMASALAHAN PENELITIAN
Penelitian yang sifatnya eksploratif tidak wajib/perlu Hipotesis
Hipotesis harus bersumber & DIBANGUN dari KERANGKA TEORI yang BAKU atau
KONSEP YANG MAPAN
Substansi Hipotesis harus mencakup semua variabel utama yang tercantum pada
Judul, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Alur benang merah JUDUL-RUMUSAN MASALAH-TUJUAN-HIPOTESIS-METODE
perlu DIPERHATIKAN
CIRI-CIRI HIPOTESIS
Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan dalam bentuk kalimat tanya
Harus tumbuh dari teori/konsep/IPTEK yang dikaji. Artinya hipotesis hendaknya
berkaitan atau dilandasi ilmu pengetahuan yang dikembangkan/ditekuni sesuai
disiplin ilmu peneliti
Harus dapat diuji secara empirik
Harus sederhana dan terbatas cakupannya (sesuai Variabel pada Rumusan Masalah
& Tujuan Penelitian)

PENILAIAN METODE PENELITIAN


DIDASARKAN PADA KETEPATAN PEMILIHAN METODE/CARA, TERMASUK:
BAHAN, ALAT, CARA PENDEKATAN, CARA MENDAPATKAN DATA, CARA
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA), DENGAN TOLOK UKUR HARUS SESUAI
DENGAN:
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN & HIPOTESIS PENELITIAN
SUMBERDAYA PENDUKUNG
PENGUMPULAN DATA
HARUS ADA BATASAN OPERASIONAL YANG JELAS TENTANG JENIS/MACAM
DATA
KOLEKSI DATA DIFOKUSKAN PADA TUJUAN & HIPOTESIS PENELITIAN
HARUS DIPERHATIKAN:
RELEVANSI DGN VARIABEL YANG DITELITI
RELIABILITAS (KETERANDALAN)
ALAT/INSTRUMEN PENELITIAN
KETEPATAN METODE SAMPLING &
PENGAMATAN/PENGUKURAN
VALIDITAS DATA/INFORMASI
PROSES ANALISIS DATA ALUR :
MENGGOLONGKAN (KLASIFIKASI)
MENGURUTKAN
MENENTUKAN TINGKAT VARIASI & SIFAT/POLA SEBARAN DATA (NORMALITAS
& RAGAM DATA)
MENYEDERHANAKAN
MENGUJI
MELAKUKAN INTERPRETASI & INFERENSI
FOKUS ANALISIS DATA
MENYEDERHANAKAN DATA KE DALAM BENTUK YANG LEBIH MUDAH DIBACA,
DI-INTERPRETASI & DI-INFERENSI
INTERPRETASI LEWAT CARA KUALITATIF (LOGIKA) DAN KUANTITATIF
(STATISTIK / PENDEKATAN EMPIRIK)
INFERENSI DENGAN CARA MEMANFAATKAN UJI STATISTIK (HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL) SERTA PUSTAKA (REFERENSI) & PENDAPAT PAKAR YANG
KOMPETEN SEBAGAI PEMBANDING DAN PENDUKUNG INTERPRETASI
INTERPRETASI & INFERENSI DILAKUKAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENCARI
MAKNA DAN IMPLIKASI YANG LEBIH MENDALAM & LEBIH LUAS DARI TEMUAN
PENELITIAN
RANCANGAN PENGOLAHAN & ANALISIS DATA (RPA) HARUS
MEMPERHATIKAN:
RUMUSAN MASALAH & TUJUAN
KEBERLAKUAN HASIL PENELITIAN (PADA ARAS POPULASI ATAU CONTOH)
MODEL/POLA SEBARAN DATAYG AKAN MENENTUKAN STATISTIK UJI
(PARAMETRIK / NON PARAMETRIK)
ADA/TIDAKNYA CONCOMITTANT VARIABLE (VAR PENGIRING)
ADA/TIDAKNYA INTERAKSI ANTAR VARIABEL

1.
2.
3.

4.
5.

TARAF KEPERCAYAAN (SIGNIFIKANSI) YANG AKAN DIPAKAI DALAM PROSES


PENGAMBILAN KEPUTUSAN (KESIMPULAN)
CATATAN: JANGAN MENGHUBUNGKAN ATAU MENGUJI INTERAKSI SESUATU
VARIABEL BILA TIDAK DIDUKUNG LANDASAN TEORI YANG KUAT /
TERPERCAYA
PANDUAN MEMILIH UJI STATISTIK
ANALISIS STATISTIK COCOK UNTUK DATA KUANTITATIF ATAU DATA YANG
DIKUANTITATIFKAN
ANALISIS NON STATISTIK BIASANYA DIAPLIKASIKAN UNTUK DATA KUALITATIF,
DESKRIPTIF ATAU TEKSTULAR
KHUSUS UNTUK ANALISIS STATISTIK: MODEL YANG DIGUNAKAN HARUS
SESUAI DENGAN RANCANGAN PENELITIANNYA (DIBATASI OLEH: RUMUSAN
MASALAH, TUJUAN & HIPOTESIS)
AGAR MODEL ATAU RANCANGAN UJI ITU SAHIH MAKA ASUMSI-ASUMSI YANG
MENDASARI HARUS TERPENUHI
UJI STATISTIK PARAMETRIK DAPAT DIAPLIKASIKAN BILA:
PEUBAH ACAK/POPULASI MENYEBAR NORMAL DENGAN RAGAM
HOMOGEN
DATA YANG DIANALISIS MRPK HASIL PENGUKURAN DENGAN SKALA
INTERVAL ATAU RATIO
ANALISIS VARIANS (ANOVA) BERLAKU BILA ASUMSI2 DASAR MODEL
ADITIF LINIER TERPENUHI
ANALISIS KOVARIANS BERLAKU BILA ADA VARIABEL PENGIRING
(CONCOMITTANT VARIABEL)

RESUME MATRIKULASI

Tugas Matrikulasi
Disusun Oleh :
Kurniawan, S.Pi

MEGISTER MANAJEMEN SUMBERDAYA PANTAI


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010

Anda mungkin juga menyukai