Anda di halaman 1dari 3

3.

Persilangan rfZF dengan native ZF dan pewarisan sifat red-fluorescence


Untuk melihat adanya persilangan dari rfZF dengan native ZF dan pewarisan sifat
red-fluorescence, dengan cara setiap 5 rfZF disilangkan dengan ZF dari garis AB.
Ketika telah mendapatkan keturunan dari segala jenis kombinasi. Pada setiap keturunan
memiliki stip yang berwarna hitam, yang mengalami mutasi pigmen yang resesif.
Sebagian dari keturunan ID1, 4, dan 5 berwarna merah, dan hampir setiap keturunan
ID2 dan 3 berwarna merah. Berdasarkan dari fenotipnya yang berwarna redfluorescence, hal itu mengindikasi bahwa induknya merupakan hemizygot dan
homozygot. Ketika jantan yang hemizygot disilangkan dengan betina yang heterozygot
disilangkan, sekitar 75% keturunanya akan menghasilkan warna yang berwarna merah.
Red-fluorescence merupakan fenotip yang dapat diturunakan berdasarkan hukum
mendel.

Beberapa

ketutunan

yang

dihasilkan

dari

setiap

kombinasi

dapat

ditentukanapakah mereka dapat membawa DsRed trasgen dengan PCR. Ikan yang
memiliki tubuh berwarna merah konsisten dengan adanya DsRed trasgen, sedangakan
ikan yang tidak meghasilkan warna mereka tidak ditemukan adanya DsRed trasgen.
Penemuan inimengindikasi bahwa DsRed trasgen diintergrasi stabil didalam kromosom
vfZF.

4.

Eksperimen toleransi temperatur


Pada setiap empat jenis ikan dilakukan eksperimen untuk melihat
perbandingan pada toleransi suhu rendah pada ikan yang mengalami genetic modified
(GM) dan ikan yang tidak mengalami genetic modified (non-GM). Terdapat tiga jenis
ikan yang konsisten dengan induk ikan yang terdapat dari rfZF, dan terdapat tiga jenis
ikan yaitu ikan yang berwarna merah (rfZF), warna orange (rfZF), dan ikan yang
berwarna kuning (non-GM). Pada tipe AB line, temperaturnya menurun 1oC setiap hari.
Ketika temperaturnya mencapai 10oC semua tipe ikan mulai tidak aktif berenang dan
mulai berkurang nafsu makannya. Pada suhu 7oC, semua tipe ikan tidak bergerak pada
dasar tangki. Pada suhu 5,5oC, 5 dari 7 ikan dari tipe AB line mati, sedangkan tipe yang
lainnya masih hidup. Sensitifitas pada suhu mungkin dapat menjelaskan bahwa AB line
adalah inbred starin, sedangkan yang lainnya tidak. Pada suhu 4,5oC semua ikan mati,
tidak terdapat perbedaan toleransi pada suhu disetiap ikan yang berwarna merah (rfZF),
warna orange (rfZF), dan ikan yang berwarna kuning (non-GM). Bila dibandingkan
dengan ikan yang dewasa, rfZF dan AB line lebih sensitif pada temperatur yang rendah.

Untuk menguji kemampuan reproduksi dari ikan yang pernah berada diinkubator
dingin, dan dikembalikan lagi kesuhu yang normaldan dipelihara sampai dewasa. Pada

betina yang terekspos disilangkan dengan native male (AB line) dan pada jantan yang
terekspos dingin disilangkan dengan native betina. Keduanya sukses menghasilkan
telur yang fertil, dan telrnya dapat berkembang secara normal.

Anda mungkin juga menyukai