b) Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana
ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C
C
pada
polimer
polietilena
c) Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang
tumbuh dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R) CH2 CH2 +
R CH2 CH2- R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal
polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R(CH2)n-CH2 + CH2-(CH2)n-R R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R Beberapa contoh
polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
Polivinil klorida
n CH2 = CHCl [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN [ - CH2 - CHCN - ]n
2.
Polistirena
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer
yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadangkadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer
bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru
yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil
biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer
harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap
ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
b.
Sifat Sifat
Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi.
Karena itu sifat sifatnya serupa dengan sifat parafin. Terbakar kalau dinyalakan
dan menjadi cair, menjadi rata kalau dijatuhkan di atas air.
(1) Hubungan dengan massa jenis
Dengan cara polimerisasi etilen yang berbeda didapat struktur molekul yang
berbeda pula. Pada polietilen massa jenis rendah, molekul molekulnya tidak
mengkristal secara baik tetapi mempunyai banyak cabang. Di pihak lain, polietilen
tekanan rendah kurang bercabang dan merupakan rantai lurus, karena itu massa
jenisnya lebih besar sebab mengkristal secara baik sehingga mempunyai
kristalinitas tinggi. Karena kristal yang terbentuk baik itu mempunyai gaya antar
molekul kuat, maka bahan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan titik lunak
yang tinggi pula.
Tabel di bawah menunjukkan hubungan antara massa jenis dan sifat sifat lain
dan mencap. Perlu perlakuan tambahan tertentu seperti oksidasi pada permukaan
atau pengubahan struktur permukaannya oleh sinar elektron yang kuat. Kalau
dipanaskan tanpa berhubungan dengan oksigen, hanya mencair sampai 300C,
kemudian terurai karena termal jika melampaui suhu tersebut. Tetapi jika dipanaskan
dengan disertai adanya oksigen akan teroksidasi walaupun baru 50C. Karena
polietilen lemah terhadap sinar UV, bahan anti oksida seperti turunan naftilamin atau
bahan pengabsorb UV seperti serbuk karbon, bensofenon, ester asam salisil,
dicampurkan untuk memperbaiki ketahanan UV, perlu menjadi perhatian karena
polietilen akan retak di bawah pengaruh tegangan apabila berhubungan dengan
berbagai surfaktan, minyak mineral, alkali, alcohol, dsb.
(5) Permeabilitas gas
Film polietilen sangat sukar ditembus air, tetapi mempunyai permeabilitas
cukup tinggi terhadap CO2, pelarut organic, parfum, dsb. Polietilen massa jenis tinggi
kurang permeabel daripada polietilen dengan massa jenis rendah.
c.
Polietilen Keperluan Khusus
(1) Polietilen berat molekul rendah (1.000 12.000)
Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas pada suhu sampai bahan
dengan titik cair 100C tergantung pada massa jenis dan berat molekulnya.
Dipergunakan untuk memperbaiki mampu cetak dengan mencampur atau dipakai
untuk membuat kertas tahan air, kain tanpa tenunan, pelapis, dan seterusnya
dengan jalan pelapisan. Dipakai juga untuk membebaskan cetakan, permolisan, dsb.
(2) Polietilen berat molekul sangat tinggi (1 4 juta)
Bahan ini sukar untuk diolah karena kecairannya yang buruk, walaupun agak
lunak dengan meningkatnya suhu. Tetapi bahan ini mempunyai ketahanan impak
yang baik, ketahanan abrasi sangat baik, mempunyai sifat mekanik yang baik dan
pemelaran yang kecil pada suhu sekitar 100C.
(3) Polietilen berikatan silang
Jika secara antar molekul diikat silangkan oleh penyinaran sinar radioaktif,
energy tinggi seperti dengan sinar elektron, sinar beta, sinar gama, dan seterusnya,
kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik dan titik lunaknya
meningkat (250C).
(4) Polietilen busa
Jika polietilen diikat silangkan dan dibusakan, massa jenisnya bervariasi dari
daerah yang cukup lebar. Maka bahan ini dapat dipergunakan untuk isolasi dan
bahan akustik. Bahan busa rendah dipakai sebagai pengganti bahan kayu.
d.
Mampu Olah
Polietilen mudah diolah, maka dari itu sering dicetak dengan penekanan, injeksi,
ekstruksi peniupan dan dengan hampa udara. Perlu diperhatikan bahwa
penyusutannya tinggi.
e.
Penggunaan
Pada suhu rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan bahan kimia. Karena
itu dipakai untuk berbagai keperluan termasuk untuk permbuatan berbagai wadah,
alat dapur, berbagai barang kecil, botol botol, tempat minyak tanah, film, pipa,
isolator kabel listrik, serat, kantong tempat sampah dan sebagainya.
f.
Masalah lingkungan