Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata, 2010), hal. 225
Muhammad Abdullah Enan dalam Abdul Fatah, Konsep uang, stabilisasi moneter dan teori pembangunan dalam
pemikiran ekonomi ibnu khaldun, hal. 4
3
Zainab al-Khudari, Filsafat Sejarah Ibn Khaldun, Pent. Ahmad Rafi Usmani, Pustaka,Bandung, hal.9
2
pusat ilmu pengetahuan dan literature di Afrika Utara selain Mesir 4. Ia juga mempelajari ilmuilmu aqliyah seperti filsafat, tasawuf dan metafisika serta ilmu-ilmu bahasa seperi nahwu, sharaf,
balaghah. Disamping itu, ia juga tertarik pada ilmu politik, sejarah, ekonomi, geografi, fisika dan
matematika. Dalam semua bidang studinya, ia mendapat nilai yang sangat memuaskan dari gurugurunya5.
Akan tetapi, studinya secara tiba-tiba terhenti akibat terjangkitnya penyakit pes pada
tahun 749 H di sebagian besar belahan dunia bagian timur. Wabah itu merenggut ribuan nyawa.
Akibatnya lebih jauh, penguasa bersama ulama hijrah ke Maghrib Jauh (Maroko) pada 750 H.
Oleh karena itu, ia berusaha mendapatkan pekerjaan dan mencoba mengikuti jejak kakekkakeknya di dunia politik. Komunikasi yang dijualnya dengan ulama dan tokoh-tokoh terkenal
banyak membantunya dalam mencapai jabatan-jabatan tinggi6.
Setelah kurang lebih dua dekade aktif di bidang politik, Ibnu Khaldun kembali ke Afrika
Utara. Sehingga, kemudian lahirlah magnum opusnya Kitab al-Ibar tersebut. Karya yang
dihasilkan dari proses melakukan studi dan menulis secara intensif selama 5 (lima) tahun
tersebut dan semakin meningkat kemasyhurannya dan menyebabkan ia diangkat menjadi guru di
pusat studi Islam Universitas Al-Azhar di Kairo. Dalam mengajarkan tentang masyarakat dan
sosiologi, Ibnu khaldun menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi dengan
observasi sejarah. Menjelang kematiannya tahun 1406, Ibnu Khaldun telah menghasilkan
sekumpulan karya yang mengandung berbagai pemikiran yang mirip dengan sosiologi zaman
sekarang. Ia melakukan studi ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti sebab-sebab
fenomena sosial. Ia memusatkan perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga
politik dan ekonomi) dan hubungan antara lembaga sosial tersebut. Ia juga tertarik untuk untuk
melakukan studi perbandingan antara masyarakat primitif dan modern. Ibnu Khaldun tidak
berpengaruh secara dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi setelah sarjana pada umumnya dan
sarjana Muslim khususnya meneliti ulang karyanya, ia mulai diakui sebagai sejarawan yang
mempunyai signifikansi historis7.
Ibnu Khaldun adalah ilmuwan muslim yang memiliki banyak pemikiran dalam berbagai
bidang, seperti ekonomi, politik dan kebudayaan. Salah satu pemikiran Ibnu Khaldun yang
sangat menonjol dan amat penting untuk dibahas adalah pemikirannya tentang ekonomi.
Pentingnya pembahasan pemikiran Ibnu Khaldun tentang ekonomi karena pemikirannya
memiliki signifikansi yang besar bagi pengembangan ekonomi Islam ke depan. Selain itu, tulisan
ini juga ingin menunjukkan bahwa Ibnu Khaldun adalah Bapak dan ahli ekonomi yang
mendahului Adam Smith, Ricardo dan para ekonom Eropa lainnya 8.
Dari tahun 1375 M sampai 1378 M, ia menjalani pensiunnya di Galat ,sebuah puri di
Provinsi Oran, dan mulai menulis sejarah dunia dengan Muqaddimah sebagai volume
pertamanya9. Kemudian sisa hidupnya dihabiskan di Kairo hingga ia wafat pada tanggal 26
Ramadhan 808 H/16 Maret 1406 M dalam usia 74 tahun menurut hitungan tahun masehi dan 76
tahun menurut hitungan tahun hijriyah10.
Karya terbesar Ibn khaldun adalah Al-Ibar (Sejarah Dunia). Karya ini terdiri dari tiga
buah buku yang terbagi ke dalam tujuh volume, yakni Muqaddimah (satu volume), Al ibar (4
volume) dan Al Tarif bi ibn Khaldun (2 volume). Secara garis besar ,karya ini merupakan
sejarah umum tentang kehidupan bangsa Arab ,Yahudi, Yunani, Romawi, Bizantium, Persia,
Gorth,dan semua bangsa yang di kenal masa itu. Ibn khaldun mencampur pertimbanganpertimbangan filosofis, sosiologis, etis dan ekonomis dalam tulisan-tulisannya. Selain itu ia juga
menulis banyak buku, antara lain: Syarh Al Burdah, sejumlah ringkasan atas buku-buku karya
Ibnu Rasyd, Sebuah catatan atas buku Matiq, Mukhtasar kitab Al- Mahsul karya Fakhr al-Din
alRazi (Usul Fiqh), sebuah buku tentang matematika 11. Ibnu Khaldun juga menulis Wa Diwan alMubtada wal Khabar, Fi Ayyam al-arabi wal ajami wal barbar, wa man asarahum min zawi alSultan al-akbar12.
Agustianto, Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun, Sekjend DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI)
Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Rajawali, Jakarta 2006, hal. 39
10
Euis Amalia, Op. Cit, hal. 230
11
Euis Amalia, Op. Cit hal. 230-233
12
Muhammad Abdullah Enan dalam Abdul Fatah, Op. Cit, hal. 5
9
Menurut Ibnu Khaldun, alat untuk mencapai kesejahteraan dan pembangunan sebuah
bangsa dipengaruhi oleh adanya pembangunan yang adil. Perwujudannya juga dipengaruhi oleh
peranan negara dan masyarakat, serta tingkat pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai syariah
dalam sebuah bangsa. Ibnu Khaldun menegaskan bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan
oleh banyaknya uang di negara tersebut. Menurutnya, kekayaan negara ditentukan oleh dua hal:
(1) Tingkat produksi domestik; dan (2) Neraca pembayaran yang positif dari negara tersebut13.
Pertama, tingkat produksi domestik. Suatu negara boleh saja mencetak uang sebanyakbanyaknya, tetapi bila hal ini tidak merefleksikan pesatnya pertumbuhan sektor produksi (baik
barang maupun jasa), maka uang yang melimpah itu tidak ada nilainya. Sektor produksilah yang
menjadi motor pembangunan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan
menimbulkan permintaan atas faktor produksi lainnya.
Kedua, neraca pembayaran yang positif. Ibnu Khaldun juga menegaskan bahwa neraca
pembayaran yang positif akan meningkatkan kekayaan Negara tersebut. Hal ini disebabkan
neraca pembayaran yang positif menggambarkan dua hal:
1) Tingkat produksi negara tersebut untuk suatu jenis komoditi lebih tinggi daripada tingkat
permintaan domestik negara tersebut, atau supply lebih besar dibanding demand,
sehingga memungkinkan negara tersebut melakukan ekspor.
2) Tingkat efisiensi produksi negara tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi maka komoditi suatu negara mampu masuk ke
negara lain dengan harga yang lebih kompetitif.
C. Mekanisme Harga
Bagi Ibnu Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran.
Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga emas dan perak, yang merupakan standar
moneter. Semua barang-barang lainnya terkena fluktuasi harga yang tergantung pada pasar. Bila
suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah,
maka harganya rendah14.
13
14
Adiwarman Karim, Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami. Edisi Kedua. Jakarta: IIIT, 2003 hal. 189-192.
Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Rajawali, Jakarta, 2006
Tingkat Permintaan
b.
c.
d.
e.
Pendapatan
b.
Jumlah penduduk
c.
d.
Tingkat pembangunan
e.
17
Aswad, Kontribusi pemikiran ekonomi islam Ibnu Khaldun terhadap pemikiran ekonomi modern, AL-FIKR
Volume 16 Nomor 2 Tahun 2012
18
Karnaen A Perwataatmadja. Jejak Rekam Ekonomi Islam; Refleksi Peristiwa Ekonomi dan Pemikiran Para Ahli
Sepanjang Sejarah Kekhalifahan. Cicero Publishing. Jakarta.2008 hal. 169
Daftar pustaka
Aswad, Kontribusi pemikiran ekonomi islam Ibnu Khaldun terhadap pemikiran ekonomi
modern, AL-FIKR Volume 16 Nomor 2 Tahun 2012, diakses dari http://www.uinalauddin.ac.id/download-04%20Aswad.pdf pada tanggal 8 Desember 2014.
Agustianto, Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun, Sekjend DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam
Indonesia (IAEI), diakses dari https://shariaeconomics.wordpress.com/tag/pemikiranekonomi-ibnu-khaldun/ pada tanggal 8 Desember 2014.
Abdul Fatah, Konsep uang, stabilisasi moneter dan teori pembangunan dalam pemikiran
ekonomi Ibnu Khaldun, Materi Magister Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Dan Hukum
Uin
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
2013,
diakses
dari
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami. Edisi Kedua. Jakarta: IIIT, 2003
Zainab al-Khudari, Filsafat Sejarah Ibn Khaldun, Pent. Ahmad Rafi Usmani,
Pustaka,Bandung, 1995
Perwataatmadja, Karnaen A dan Anis Byarwati. 2008. Jejak Rekam Ekonomi Islam;
Refleksi Peristiwa Ekonomi dan Pemikiran Para Ahli Sepanjang Sejarah Kekhalifahan.
Cicero Publishing. Jakarta